Disusun oleh :
Kelompok 3
M. Yori Hidayatullah
Linda Novitasari
Baiq Lela Nadia Furkhoni
PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur tak lupa kita haturkan kehadirat ALLAH swt dengan rahmat dan nikmat
iman, kesehatan dan kesempatan-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Penulis juga dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang
berjudul “Otoritas Jasa Keuangan” disusun sebagai materi untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Bank Dan Lembaga Keuangan.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih dari beberapa sumber yang tersedia diinternet
maupun buku yang mempermudah membandingkan materi agar lebih falid. Tak lupa juga kami
ucapakan kepada yang ikut andil dalam pembuatan makalah ini serta membantu penyusunan
makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Besar harapan kami makalah ini dapat mempermudah dan menambah pemahaman kita
tentang Menyusun Rencana Usaha dan dapat mensosialisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Walaupun makalah ini telah diupayakan dengan sebaik-baiknya namun tak tentu tak luput
dari kekurangan baik dalam menyusun makalah ini dari segi kosa kata, bahasa, etika, maupun isi
makalah ini. oleh karena itu, penulis mengharapkan bantuan para pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai bahan evaluasi.
Dengan demikian semoga dalam penyusunan makalah ini dapat memberikan mamfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN………...…………………………….…………………………1
A. LATAR BELAKANG………..……………………………………………...1
B. RUMUSAN MASALAH…………..………………………………………...3
C. TUJUAN …………..……………….………………………………………...3
A. KESIMPULAN…………………………………………….……………….15
B. SARAN…………………………………………………….………….....…16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….........................17
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara historis, ide untuk membentuk lembaga khusus untuk melakukan
pengawasan perbankan telah dimunculkan semenjak diundangkannya UU No.23/1999
tentang Bank Indonesia. Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa tugas pengawasan terhadap
bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang independen, dan
dibentuk dengan undang-undang.Dengan melihat ketentuan tersebut, maka telah jelas
tentang pembentukkan lembaga pengawasan sektor jasa keuangan independen harus
dibentuk. Dan bahkan pada ketentuan selanjutnya dinyatakan bahwa pembentukkan
lembaga pengawasan akan dilaksanakan selambatnya 31 Desember 2002. Dan hal
tersebutlah, yang dijadikan landasan dasar bagi pembentukkan suatu lembaga independen
untuk mengawasi sector jasa keuangan.
Akan tetapi dalam prosesnya, sampai dengan tahun 2010. Perintah untuk
pembentukkan lembaga pengawasan ini, yang kemudian dikenall dengan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), masih belum terealisasi. Kondisi tersebut menyebabkan dalam kurun
waktu hampir satu decade, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidah dapat menjadi pengawas
perkembangan perbankan yang belakangan ada banyak fenomena-fenomena negative.
Seperti Kasus Bank Century yang melakukan penyimpangan tanpa ada ketakutan bertindak
dan dikarenakan memang tidak ada lembaga tertentu yang menjadi pengawas. Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) kini bisa menjadi penting, apabila dalam perkembangan praktek
perbankan dan pengawasan perlu dilakukan dengan cara yang tepat dan sesuai dengan
kepentingan.
Disisi yang lain, para pakar ekonomi mengemukakan pendapat mengenai OJK ini,
bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mutlak dibentuk guna mengantisipasi kompleksitas
sistem keuangan global. Namun, RUU OJK harus dibahas simultan dengan paket RUU
Keuangan lain, sperti RUU Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK), RUU Pasar Modal
serta amandemen UU Bank Indonesia, Perasuransian dan Dana Pensiun. Hal tersebut
terungkap dalam seminar Reformasi. Sektor Keuangan memperkuat Fondasi, Daya Saing
dan Stabilitas Perekonomian Nasional. Pembentukan OJK diperlukan guna mengatasi
kompleksitas keuangan reformasi sektor keuangan di Indonesia. Pemerintah mempunyai
komitmen tinggi dan menjalankan mandat untuk melakukan reformasi di sektor keuangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Otoritas Jasa Keuangan ?
2. Apa Fungsi dan Cakupan Otoritas Jasa Keuangan ?
3. Apa Peranan Otoritas Jasa Keuangan ?
4. Bagaimana Sejarah Otoritas Jasa Keuangan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Otoritas Jasa Keuangan
2. Untuk mengetahui Fungsi dan Cakupan Otoritas Jasa Keuangan
3. Untuk mengetahui Peranan Otoritas Jasa Keuangan
4. Untuk mengetahui Bagaimana Sejarah Otoritas Jasa Keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
Tugas pokok Otoritas Jasa Keuangan pada sektor pasar modal antara
lain:
Setiap lembaga atau perusahaan yag didirikan tentu telah memiliki visi, misi
dan tujuan yang ingin dicapai. Visi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah menjadi
lembaga pengawas industry jasa keuangan yang terpercaya,melindugi kepentinga
konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industry jas keuangan menjadi
pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan
kesejahteraan umum. Artinya cita- cita OJK utamanya adalah menginginkan jasa
keuangan yang dijalankan oleh lembaga keuangan mampu memberikan mamfaat
yang sebesar besarnya untuk kepentinga masyarakat.
Kemudian Misi yang diemban oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam
rangka mencapai visinya adalah:
Disamping memiliki visi, misi, dan tujuan OJK juga memiliki fungsi, tugas
dan wewenang yang telah ditentukan menurut UU. Adapun fungsi, tugas, dan
wewenang OJK adalah:
b. Tugas Pengawasan.
Setelah itu, pada 15 Agustus 2012 dibentuklah Tim Transisi Otoritas Jasa
Keuangan Tahap I, untuk membantu Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
melaksanakan tugas selama masa transisi.Mulai 31 Desember 2012, Otoritas Jasa
Keuangan secara efektif beroperasi dengan cakupan tugas Pengawasan Pasar
Modal dan Industri Keuangan Non-Bank.Setelah itu, pada 18 Maret 2013
dibentuk Tim Transisi Otoritas Jasa Keuangan Tahap II untuk membantu Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan dalam pelaksanaan pengalihan fungsi, tugas
dan wewenang Pengaturan dan Pengawasan Perbankan dari Bank Indonesia.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk memahami definisi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini dapat kita
lihat pada Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas,
dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Undang- Undang ini.
Pada 15 Agustus 2012 dibentuklah Tim Transisi Otoritas Jasa Keuangan Tahap I,
untuk membantu Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas selama
masa transisi.Mulai 31 Desember 2012, Otoritas Jasa Keuangan secara efektif beroperasi
dengan cakupan tugas Pengawasan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-
Bank.Setelah itu, pada 18 Maret 2013 dibentuk Tim Transisi Otoritas Jasa Keuangan
Tahap II untuk membantu Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan dalam
pelaksanaan pengalihan fungsi, tugas dan wewenang Pengaturan dan Pengawasan
Perbankan dari Bank Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, pembaca dapat
mencari reverensi lan berbagai pelengkap dari makalah ini. Oleh karena itu, kami berharap
saran dan krtik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan agar kedepannya penulisan
makalah dapat lebih baik lagi. Semoga makala ini dapat bermanfaat bagi kita semua,kami
ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi Irham.2016. Bank dan Lemabaga Keuangan Lainnya Teori dan Aplikasi. Bandung :
Alfabeta.
Ho Vicky dkk. 2014. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Dalam Penanganan Kejahatan Manipulasi
Pasar Di Pasar Moda. Vol.3 hal 41-43.
LAMPIRAN
STUDI KASUS
JAKARTA - Investasi bodong dengan skala cukup besar kembali terkuak. Sebuah
perusahaan bernama PT Kampung Kurma didatangi ratusan pembeli yang menagih janji
manajemen perusahaan itu mengenai status lahan kavling dan pengembalian dana
mereka.
Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L. Tobing menegaskan Kampung Kurma masuk
dalam inevstasi ilegal.Hal ini telah masuk dalam daftar fintech ilegal di Otoritas OJK.
"Satgas Waspada Investasi telah menghentikan kegiatan tersebut pada bulan April 2019.
Dalam lampiran siaran pers pada nomor 72," ujar Tongam saat dihubungi SINDOnews di
Jakarta, Rabu (13/11/2019). Dia pun akan segera memblokir situs PT Kampung Kurma
karena sudah meresahkan banyak konsumen yang mengalami kerugian.
"Kami juga sudah minta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk blokir situs dan
aplikasinya. Kami sudah sampaikan juga laporan informasi ke Bareskrim Polri," jelasnya.
Sebagai informasi, dalam situs resminya Kampung Kurma Group menjual kavling seluas
400-500 meter persegi yang ditanami pohon kurma sebanyak lima pohon dan ada juga
kavling lain yang terdapat kolam berisi bibit ikan lele 10.000 ekor.
Kampung Kurma menjanjikan hasil yang besar dengan pengelolaan dan perawatan pohon
oleh Kampung Kurma selama lima tahun dan pembeli akan dapat bagi hasil secara
syariah.Sayangnya, kavling yang dijanjikan tidak kunjung ada. Bahkan banyak pembeli
yang kavlingnya dipindah-pindah. Selain itu Akad Jual Beli (AJB) yang dijanjikan
setelah Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) tidak terealisasi.
Di platform YouTube, video pemasaran kavling di Kampung Kurma 'menjual' nama
pemuka agama terkenal seperti Syekh Ali Jaber untuk menarik perhatian membeli.
Perusahaan pun menjanjikan tiga hal kepada calon investor yang membeli lahan di bawah
proyek-proyek mereka. Pertama, investasi properti mereka dijanjikan akan mendapatkan
selisih keuntungan atau capital gain dari kenaikan harga tanah di kavling tersebut.
Kedua, investasi perkebunan berupa tanaman kurma yang buahnya memiliki harga jual
tinggi sehingga para investor berpotensi mendapatkan keuntungan Rp30 juta per pohon
setiap tahunnya.
Ketiga, investasi akhirat, dengan berinvestasi di Kampung Kurma berupa pembelian
kavling maka para investor diklaim turut menciptakan nilai-nilai kehidupan islami di
lingkungan.