Makalah Hidroswfalus Kel 8
Makalah Hidroswfalus Kel 8
HIDROSEFALUS
DISUSUN OLEH :
ANI PURWASI
NOVI WULANDARI
RIZKI AMELIA
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayahnya dan inayah-Nya kepada kami,sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah hidrosefalus makalah hidrosefalus Ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini .
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang hidrosefalus ini
idapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian ..................................................................................................... 5
B.Penyebab ....................................................................................................... 6
C.Patofisiologi .................................................................................................. 6
D.Gejala ............................................................................................................ 8
E.Klasifikasi ..................................................................................................... 9
F.Manifestasi Klinis ......................................................................................... 9
G. Terapi ........................................................................................................... 11
H.Asuhan keperawatan ..................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ................................................................................................... 18
B.Saran ............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kasus Hidrosefalus merupakan salah satu masalah yang sering ditemui di
bidang bedah saraf yaitu sekitar 40 – 50 % . Hidrosefalus adalah suatu
gangguan pembentukan, aliran atau penyerapan dari aliran serebrospinal yang
menyebabkan peningkatan dari volume cairan cerebrospinal yang
menyebabkan peningkatan dari volume cairan cerebrospinal pada susunan
saraf pusat. Jumlah kasus hidrosefalus di dunia cukup tinggi. Di Amerika
Serikat, angka kejadian hidrosefalus mencapai 0,5 – 4 per 1000 kelahiran.
Di Indonesia sendiri, pravelensi hidrosefalus 10 permil pertahun, sumber lain
menyebutkan bahwa insiden hidrosefalus di Indonesia mencapai 0,2 – 4
setiap 1000 kelahiran. Hidrosefalus dapat disebabkan oleh kelebihan atau
tidak cukupnya penyerapan cairan serebrospinal pada otak atau obstruksi
yang muncul menganggu sirkulasi cairan serebrospinal di sistem ventrikuler.
Penyebab Hidrosefalus pada secara umum dapat dibagi menjadi dua, prenatal
dan postnatal, baik saat prenatal maupun postnatal secara teoritis patofisiologi
hidrosefalus terjadi karena disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan
maupun gangguan absorbsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial
yang meninggi sehingga terjadi lebaran ruangan-ruangan tempat aliran-aliran
serebrospinalis (Darto Suharso, 2009).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Hidrosefalus
2. Penyebab Hidrosefalus
3. Patofisiologi Hidrosefalus
4. Gejala Hidrosefalus
5. Klasifikasi Hidrosefalus
6. Manifestasi Klinis Hidrosefalus
7. Terapi Hidrosefalus
8. Asuhan keperawatan Hidrosefalus
9.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Hidrosefalus adalah berasal dari bahasa Yunani “hydro” berarti air, dan
“cephalus” berarti kepala. Hidrosefalus merupakan penyakit akibat gangguan
aliran cairan dlam otak disekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf. Hidrosefalus
merupakan suatu keadaa patoogis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun
gangguan absorbsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang
meninggi sehingga terjadi lebaran ruangan-ruangan tempat aliran-aliran
serebrospinalis (Darto Suharso, 2009). Hidrosepalus adalah suatu kondisi yang
disebabkan oleh produksi yang tidak seimbang dan penyerapan dari cairan
cerebrospinalis (CSS) di alam system venrikular,. Ketika produksi CSS lebih
besar dari penyerapan, cairan cerebrospinalis mengakumulasi di dalam system
ventricular (Nining, 2008). Pelebaran ventricular ini akibat ketidakseimbangan
antara antara produksi dan absorbsi cairan sebrospinalis. Hidrosefalus selalu
bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. Adaknya
kelainan-kelainan tersebut menyebabkan kepala menjadi besar serta terjadinya
pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun (DeVito EE et al, 2007:328).
Patogenesis gangguan aliran cairan otak berdasarkan riset dari lembaga
National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) ada tiga jenis
(1) gangguan aliran cairan karena adanya hambatan sirkulasi. Contoh tumor
otak yang terdapat di dalam ventrikel akan menyumbat cairan otak. (2) Aliran
cairan otak tersumbat, sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan, akibatnya
cairan otak bertambah banyak. Contoh, tumor ganas di sel-sel yang
memproduksi cairan otak. (3) Cairan otak yang mengalir jumlahnya normal
dan tidak ada sumbatan, tetapi ada proses penyerapan cairan ke pembuluh
darah balik. Sehingga jumlah cairan akan meningkat. Contoh, ada cairan nanah
(meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah (akibat trauma) disekitar
tempat penyerapan. Ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan, dapat
perlahan atau progresif, menyebabkan ventrikel-ventrikel melebar, kemudian
menekan jaringan otak sekitarnya
5
B. PENYEBAB HIDROSEFALUS
CSS yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus khoroidalis kembali ke
dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piamater dan arakhnoid yang
meliputi seluruh susunan saraf pusat (SSP). Cairan likuor serebrospinalis
terdapat dalam suatu sistem, yakni sistem internal dan sistem eksternal. Pada
6
orang dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-10 tahun 100-140
ml, bayi 40-60 ml, neonatus 20-30 ml dan prematur kecil 10-20 ml. Cairan
yang tertimbun dalam ventrikel 500-1500 ml (Darsono, 2005). Aliran CSS
normal ialah dari ventrikel lateralis melalui foramen monroe ke ventrikel III,
dari tempat ini melalui saluran yang sempit akuaduktus Sylvii ke ventrikel IV
dan melalui foramen Luschka dan Magendie ke dalam ruang subarakhnoid
melalui sisterna magna. Penutupan sisterna basalis menyebabkan gangguan
kecepatan resorbsi CSS oleh sistem kapiler. (DeVito EE et al, 2007:328)
Hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu :
7
resistensi yang disebabkan gangguan aliran akan meningkatkan tekanan likuor
secara proporsional dalam upaya mempertahankan resorbsi yang seimbang.
D. GEJALA HIDROSEFALUS
8
E. KLASIFIKASI
F. MANIFESTASI KLINIS
Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat
ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS (Darsono, 2005).
Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial.
Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu :
9
Meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital
dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan
pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama
kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah
frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa. Fontanella terbuka dan
tegang, sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis.
Vena-vena di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok. (Peter Paul
Rickham, 2003)
Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar
dibandingkan dengan bayi. Gejalanya mencakup: nyeri kepala, muntah,
gangguan kesadaran, gangguan okulomotor, dan pada kasus yang telah lanjut
ada gejala gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler (bradikardia, aritmia
respirasi). (Darsono, 2005:213)
10
G. TERAPI
1. Penanganan Sementara
Operasi pintas bertujuan membuat saluran baru antara aliran likuor dengan
kavitas drainase. Pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga
peritoneum. Biasanya cairan serebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun
kadang pada hidrosefalus komunikans ada yang didrain ke rongga
subarakhnoid lumbar. Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca
operasi, yaitu: pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan
pemantauan kelancaran dan fungsi alat shunt yang dipasang. Infeksi pada shunt
meningatkan resiko akan kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan
kematian. (Allan H. Ropper, 2005:360)
11
H. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN.
A. Anamnesa.
1. Insiden : kelaliran denga hidrosefalus terjadi pada 5,8 bayi dai 10.000 kelahiran
hidup
· Neonatal meningitis
· Perdarahan subaracnoid
B. Pemeriksaan Fisik
12
b. Sakit kepala
c. Lekas marah
d. Lesu
e. Menangis jika digendong dan diam bila berbaring
f. Mual dan muntah yang proyektil
g. Melihat kembar
h. Ataksia
i. Perkembangan yang berlangsung lambat
j. Pupil oedema
k. Respon pupil terhadap cahaya lambat dan tidak sama
l. Biasanya diikuti : perubahan tingkat kesadaran, opistotonus dan spastik
pada ekstremitas bawah
m. Kesulitan dalam pemberian makanan dan menelan
n. Gangguan cardio pulmoner
Tanda-tanda selanjutnya :
13
C. Pemeriksaan Penunjang.
C. Penatalaksanaan Medis.
14
kepala akibata bersih dan tiap 2 jam sirkulasi kulit.
peningkatan kering. dapat
Linen dapat
ukuran dan dipertimban
Keluarga menyerap
berat kepala gkan untuk
menerima keringat
mengubaha
Perubahan keadaan sehingga kulit
kepala tiap
fungsi keluarga anaknya, tetap kering
jam.
b/d situasi mampu Untuk
Hindari
krisis ( anak menjelaska mengurangi
tidak
dalam catat n keadaan tekanan yang
adanya
fisik ) penderita menyebabkan
linen pada
dengan stess
temap[t
Resiko tinggi
kriteria : mekanik.
tidur
terjadi cidera
Baringkan
b/d – Keluarga Jaringan akan
kepala pada
peningkatan berpartis mudah
bantal karet
tekanan intra ipasi nekrosis bila
busa atau
kranial dalam kalori dan
menggunak
merawat protein
an tempat
anaknya kurang.
tidur air jika
dan
mungkin. Pengetahuan
secra
Berikan dapat
verbal
nutrisi mempersiapk
keluarga
sesuai an keluarga
dapat
kebutuhan. dalam
mengerti
merawat
tentang
Jelaskan
penderita.
penyakit
secara rinci
anaknya.
tentang Keluarga
kondisi dapat
Tidak
penderita, menerima
terjadi
prosedur, seluruh
peningkatan
15
TIK dengan terapi dan informasi agar
kriteria : prognosany tidak
a. menimbulkan
– Tanda
Ulangi salah persepsi
vital norma,
penjelasan
pola nafas Untuk
tersebut bila
efektif, menghindari
perlu
reflek salah persepsi
dengan
cahaya
contoh bila
Keluarga
positif,tidak
keluarga
dapat
tejadi
belum
mengemukak
gangguan
mengerti
an
kesadaran,
Klarifikasi
perasaannya.
tidak
kesalahan
muntah dan
asumsi dan Untuk
tidak
misskonsep mengetahui
kejang.
si secara dini
Berikan peningkatan
kesempatan TIK
keluarga
Penurunan
untuk
keasadaran
bertanya.
menandakaka
Observasi
n adanya
ketat tanda-
peningkatan
tanda
TIK
peningkatan
Mencegah
TIK
terjadi infeksi
Tentukan
sistemik
skala coma
Karena
Hindari
tingkat
pemasangan
kesadaran
16
infus merupakan
dikepala indikator
Hindari peningkatan
sedasi TIK
Dapat
Jangan
mengakibatan
sekali-kali
sumbatan
memijat
sehingga
atau
terjdi nyeri
memopa
kepala karena
shunt untuk
peningkatan
memeriksa
CSS atau
fungsinya
obtruksi pada
ujung kateter
Ajari
diperitonial
keluarga
Keluarga
mengenai
dapat
tanda-tanda
berpatisipasi
peningkatan
dalam
TIK
perawatan
anak dengan
hidrosefalus.
17
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Hidrosefalus adalah suatu gangguan pembentukan, aliran atau penyerapan dari
aliran serebrospinal yang menyebabkan peningkatan dari volume cairan
cerebrospinal yang menyebabkan peningkatan dari volume cairan
cerebrospinal pada susunan saraf pusat. Hidrosefalus congenital (hadir semasa
lahir) kemingkinan disebabkan oleh interaksi secara kompleks faktor
persekitaran dan genetic. Hidrosefalus perolehan berlaku setelah lahir, berlaku
disebabkan oleh pendarahan intraventrikular, meningitis, kecederaan kepala,
ensefalitis, tumor atau sist.Kadang-kadang para doctor tidak dapat menentukan
sebab hidrosefalus itu berlaku. Dalam keadaan ini, hidrosefalus tersebut akan
dikatakan sebagai idiopatik (idiopathy) atau tanpa sebab. Penyebab
hidrosefalus pada semua peringkat umur, termasuklah proses yang menyekat
dan menghalang ventrikel seperti sist atau tumor, serta proses yang
mengganggu pengaliran cecair spinal melalui ruang subarachnoid seperti
meningitis, ensefalitis, gegaran, kecederaan kepala atau sesetengah jenis strok
dan pendarahan otak. Pada hidrosefalus, diagnosa biasanya mudah dibuat
secara klinis. Dokter memilih alat diagnostic berdasarkan pada umur individu,
rekam jejak medis atau adakah kejanggalan atau abnormalistas pada otak atau
sumsum tulang belakang.Pengobatan utama hidrosefalus adalah melalui
operasi. Tujuannya adalah untuk membuang kelebihan cairan serebrospinal di
dalam otak
B.SARAN
Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa
mendatang.
18
DAFTAR PUSTAKA
19