Revisi Semprop Fix
Revisi Semprop Fix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sakit. Persaingan layanan jasa kesehatan yang semakin ketat menuntut sebuah
(Kotler, 2005). Kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidak tergantung pada
peralatan, mesin-mesin maupun materi lain, tetapi pada sumber daya manusianya
RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto pada bulan Juni diketahui jumlah
pasien setiap tahun cenderung meningkat. Pada tahun 2009 jumlah pasien rawat
jalan mencapai 20.285 orang dan tahun 2010 meningkat menjadi 21.850 orang.
petugas. Petugas di Instalasi Farmasi Rawat Jalan berjumlah 7 orang terdiri dari 1
obat dan pemberian informasi. Seperti terlihat pada kotak kritik dan saran yang
yang diberikan oleh Instalasi Farmasi Rawat Jalan seperti pasien terlalu lama
menunggu akibat antrian yang panjang dan petugas terlalu sedikit sehingga
kecepatan dalam proses dispensing obat bagi pasien. Ruang kerja yang sempit
membutuhkan waktu sekitar 20 - 30 menit ( 15 menit untuk resep non racikan dan
30 menit untuk resep racikan), dan jumlah resep yang harus dikerjakan setiap
kepuasan pasien rawat jalan di instalasi farmasi rawat jalan Rumah Sakit Margono
Soekardjo.
B. Perumusan masalah
C. Tujuan penelitian
(emphaty) dan wujud fisik (tangible) dengan kepuasan pasien rawat jalan serta
faktor yang paling berhubungan dominan dengan kepuasan pasien rawat jalan di
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
kualitas pelayanan.
4
kualitas pelayanan obat dengan kepuasan pasien rawat jalan di instalasi farmasi
rumah sakit.
4. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
secara bersama-sama.
uji statistik product moment. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
semua dipadukan untuk mencapai tujuan perawatan kesehatan yang baik (Siregar,
2004). Menurut WHO rumah sakit adalah suatu badan usaha yang menyediakan
pemondokan, jasa pelayanan medik jangka pendek dan jangka panjang yang
terdiri atas tindakan observasi, diagnostik, terapetik dan untuk mereka yang mau
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu
dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
pelayanan kesehatan berupa pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat
yang mencakup pelayanan medis maupun penunjang. Disamping itu rumah sakit
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
2004).
kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas
yang mengelola semua aspek obat mulai dari produk, pengembangan, pelayanan
farmasi untuk semua individu pasien, professional kesehatan dan program rumah
sakit. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dikomando atau dipimpin oleh
fungsi organisasi pelayanan/jasa yang saling mendukung dan tidak terpisah satu
individu), bertanggung jawab, obat, hasil pasti dari obat, dan mutu kehidupan
(Siregar, 2004).
klinik bersifat tidak nyata (intangible) bagi konsumen (penderita, dokter, perawat,
terhadap kesehatan orang lain. Pelayanan kesehatan bagi seorang pasien terdiri
memiliki keahlian serta wajib bekerja sama dalam pelayanan meyeluruh pasien.
ketrampilan khas, guna memastikan hasil terapi optimal dari penggunaan obat.
melalui pencapaian hasil terapi yang pasti berkaitan dengan obat (Siregar, 2004).
C. Kepuasan
setelah membandingkan antara persepsi dan kesan terhadap kinerja (hasil) suatu
produk dengan harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi kesan atas
kinerja dan harapan. Jika kinerja berada di bawah harapan, artinya pelanggan
tidak puas. Jika kinerja melebihi, berarti harapan pelanggan amat puas dan senang
(Lupiyoadi, 2001).
pelanggan.
jasa. Para personil mungkin kurang terlatih atau tidak mampu atau tidak mau
memenuhi standar.
Kesenjangan ini terjadi bila memiliki persepsi yang keliru tentang kualitas jasa
tersebut.
pulsa).
11
yang kurang baik atau tidak seperti yang diharapkan akan menimbulkan sikap
(Lupiyoadi, 2001).
setelah terjadi proses pelayanan jasa. Apabila pelanggan merasa puas, maka dia
rumah sakit tersebut. Pelanggan yang puas juga cenderung akan memberikan
referensi yang baik terhadap jasa pelayanan kepada orang lain (Kotler, 1997).
para pengguna.
D. Kualitas Pelayanan
perhatian dari organisasi penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.
Pengemasan kualitas jasa yang akan diproduksi harus menjadi salah satu strategi
pemasaran rumah sakit yang akan menjual jasa pelayanan kepada pengguna
jasanya (pasien dan keluarganya). Pihak manajemen rumah sakit harus selalu
berusaha agar produk jasa yang ditawarkan tetap dapat bertahan atau
Keunggulan suatu produk jasa kesehatan akan sangat tergantung dari keunikan
kualitas jasa yang diperlihatkan dan apakah sesuai dengan harapan atau keinginan
Kualitas adalah keseluruhan ciri dan sifat dari suatu produk atau pelayanan
terhadap standar yang telah ditetapkan atau sesuai dengan persyaratan ( Azwar,
yang ditetapkan serta sesuai dengan kode etik profesi farmasi (Anonim, 2004).
penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar yang telah
ditetapkan. Mutu pelayanan farmasi rumah sakit adalah pelayanan farmasi yang
yang diperlukan untuk mencapai kepuasan konsumen. Ciri tersebut dapat berupa
psikologis, orientasi waktu, etika dan teknologi (Siregar, 2004). Dalam usaha
komitmen dan kesadaran serta kemampuan para pekerja, terutama mereka yang
sudah bagus tetapi jika orang yang melaksanakan dan alat-alat yang digunakan
14
tidak dengan cara yang benar maka kualitas pelayanan yang diharapkan tidak akan
terwujud.
yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah
1. Aksesibilitas Pelayanan
2. Kualitas
dan tehnik paling mutahir dengan tujuan untuk memperoleh efek yang paling
provider.
3. Kesinambungan
15
4. Efisiensi
Elemen pokok lain dari pelayanan kesehatan yang bermutu adalah efesiensi
pelayanan.
kefarmasian yang bermutu tinggi, melalui cara pelayanan farmasi rumah sakit
yang baik. Standar pelayanan farmasi di rumah sakit mencakup hal- hal berikut
(Anonim, 2004) :
staf.
16
yang khas (Arasli dkk., 2005). Sifatnya yang khas tersebut, beberapa peneliti dan
pelayanan perlu diukur setidaknya karena tiga alasan (Brysland dan Curry, 2001):
dengan kualitas.
kualitas.
memenuhi syarat validitas secara statistik (Brysland dan Curry, 2001). Metode
servqual terdiri atas lima dimensi kualitas pelayanan, sebagai berikut (Juwaheer,
2004):
para pengguna.
F. Apoteker (Farmasis)
farmasis semacam otoritas dalam berbagai aspek obat atau proses kefarmasian
yang tidak dimiliki oleh tenaga kesehatan lainnya (Pudjaningsih dkk, 2004).
dari penyediaan bahan baku dalam arti luas, membuat sediaan jadinya, sampai
merupakan Rumah Sakit Daerah milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang
yang telah ditetapkan sebagai unit swadana sejak tahun 1999 dan pada tahun 2001
18
barat selatan.
paket gedung rumah sakit yang terdiri dari 2 lantai yang berlokasi di Jalan Dr.
penyediaan, peracikan dan penyaluran obat, alat kedokteran, alat kesehatan, gas
medik dan bahan kimia bagi pasien rawat jalan, gawat darurat dan rawat inap,
intern maupun dengan instalasi lainnya dan institusi pelayanan farmasi di luar
Rumah Sakit Umum Daerah. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Margono Soekardjo
terdiri dari 3 satelit, yaitu instalasi farmasi rawat jalan, instalasi farmasi rawat inap
dan instalasi farmasi IGD 24 jam. Instalasi farmasi rawat jalan terbagi menjadi 2
sub bagian yaitu instalasi farmasi rawat jalan umum dan instalasi rawat jalan
askes. Petugas di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Umum berjumlah 7 orang terdiri
dari 1 orang Apoteker, 5 Asisten Apoteker dan 1 orang sebagai kasir keuangan.
19
Alur pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Prof. Dr.
Margono Soekardjo :
Resep Pasien
Pembayaran Obat
Penyiapan Obat
Cek Akhir
Penyerahan Obat
Gambar 1.1. Alur Pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Prof.
Dr. Margono Soekardjo
20
H. Kerangka Konsep
1. Kehandalan (realiability
) Kepuasan
2. Daya tanggap Pasien
(responsiveness)
3. Jaminan (assurance)
4. Empati (emphaty)
5. Wujud Fisik (tangible)
I. Hipotesis
Soekarjo
BAB III
METODE PENELITIAN
bagian Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto.
B. Instrumen Penelitian
1. Alat Penelitian
pelayanan obat dan kepuasan pasien. Kuesioner dibuat dalam pernyataan tertutup
terhadap kuesioner digunakan sistem skor skala Likert dengan ketentuan sebagai
berikut:
Margono Soekarjo
Skala data yang diperoleh adalah data ordinal. Data ordinal adalah data yang
berbentuk ranking atau peringkat. Data ini bila dinyatakan dalam skala, maka jarak
satu data dengan data yang lain tidak sama (Sugiyono, 2003).
(Arikunto, 2002). Objek tersebut dapat berupa manusia atau yang lain termasuk
gejala yang ada di masyarakat (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan populasi adalah seluruh pasien rawat jalan di IFRS RSUD Prof.
Sampel adalah sebagian atau wakil yang akan diteliti dari suatu populasi,
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien atau keluarga pasien atau orang yang
24
karena jumlah populasi lebih dari 10.000 (Umar, 1999 : 108) dengan rumus
sebagai berikut.
N
n =
1 Ne 2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
N = 21.850
e = 10 %
21.850
n =
1 21.850(0,1) 2
teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-
1. Kriteria Inklusi:
consent.
2. Kriteria eksklusi:
3. Definisi Operasional
farmasi RSUD Margono Soekarjo. Alat ukur menggunakan kuesioner yang terdiri
C. Rancangan Penelitian
survei dengan pendekatan cross sectional, dimana seluruh variabel yang diteliti
2003).
2. Variabel penelitian
a. Variabel bebas
Kepuasan pasien rawat jalan.
b. Variabel terikat
Kualitas pelayanan yang meliputi kehandalan (realiability), daya tanggap
(tangible).
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung. Pada penelitian ini
kuisioner yang dibuat oleh peneliti tentang variabel kepuasan pasien dan
a. Data Sekunder
28
Data sekunder yaitu data yang digunakan untuk mencari landasan teori,
data populasi pasien, dan data yang digunakan untuk mendukung latar
D. Jalannya Penelitian
Persiapan
3.
Proposal Perizinan Pembuatan Kuisioner
Analisis Data
1. Distribusi frekuensi
2. Rank Spearman
3. Regresi
Selanjutnya akan dijelaskan uji coba instrumen yang dilakukan dengan menyebar
kuesioner kepada 30 orang pasien rawat jalan. Menurut Azwar (1997) pengujian
a. Uji Validitas
atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen yang valid / sahih mempunyai
validitas rendah. Cara menghitung validitas pada penelitian ini yaitu dengan
Keterangan :
n : jumlah sampel
X : skor pernyataan
Y : skor total
Kriteria pengujian :
Nilai r tabel dengan derajat bebas (N-2) = 30-2 = 28, untuk taraf
angka kritik yang diperoleh adalah 0,463. Jika angka korelasi yang diperoleh dari
pernyataan no.1 sampai dengan no.20 adalah diatas nilai kritik taraf 5% maka
b. Uji Reliabilitas
merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner
(Arikunto, 2006).
apabila hasil pengukuran terhadap alat tersebut mampu memberikan hasil yang
yang sama. Uji reliabilitas yang digunakan dengan teknik Cronbach Alpha,
Keterangan :
Kriteria pengujian :
Nilai r tabel dengan derajat bebas (N-2) = 30-2 = 28, untuk taraf
1% angka kritik yang diperoleh adalah 0,463. Bila angka korelasi yang
diperoleh melebihi angka kritik dalam tabel nilai r, maka korelasi tersebut
E. Analisis Data
1. Analisis univariat
dari hasil penelitian, dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi presentase
dari tiap variabel. Analisis ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan
P = x 100 %
Keterangan:
P = Prosentase
2. Analisis Bivariate
Analisis bivariat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji Korelasi
Spearman Rank yaitu untuk mengetahui dua variabel dengan skala data ordinal.
Untuk melihat suatu variabel berhubungan atau tidak bisa juga dilihat dengan
hubungan yang lemah atau tidak ada hubungan. Atau dapat dikatakan hubungan
akan sempurna jika nila X=Y dengan kata lain deviasi (penyimpangan)= 0. Uji ini
3. Analisis Multivariate
menggunakan uji statistik lanjutan dengan regresi logistik (Dahlan, 2008). Nilai
hubungan yang paling besar itulah variabel independen yang paling dominan
i = Koefisien regresi variabel independen ke-i
Dengan tingkat kepercayaan 95 %, maka jika nilai p kurang dari 0,05 berarti
F. Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Pembuatan proposal
2 Pelaksanaan
a. Pembuatan kuesioner
b. Uji Validitas
c. Uji Reliabilitas
d. Pengisian Kuesioner
3 Analisis Data
4 Laporan Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
34
Brysland, A.; dan Curry, A. 2001. ‘Service improvements in public services using
SERVQUAL’. Managing Service Quality, Vol. 11 No. 6, pp. 389 – 401.
INFORMED CONSENT
Penulis menyampaikan rasa terima kasih atas kesediaan dan kerjasama responden.
Semoga penelitian ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Peneliti
Aprilia Anggraini
Lampiran 2.
manfaat dari penelitian ini, maka saya bersedia berpartisipasi menjadi responden
pada penelitian yang akan dilakukan oleh Aprilia Anggraini, mahasiswa Jurusan
Soedirman.
Tertanda
( ...................................... )
INSTRUMEN PENELITIAN
Petunjuk
1. Pilihlah pernyataan yang sesuai dengan keadaan saudara, dengan memberi
tanda silang (X) pada jawaban yang telah disediakan.
2. Semua pernyataan bernilai benar, dijamin kerahasiaannya dan akan digunakan
untuk kepentingan penelitian.
No Resp : ……………………………….
Berilah tanda ceck list (v) pada kolom jawaban yang Bapak/Ibu/saudara pilih
menurut penilaian atau persepsi Bapak/Ibu/Saudara terhadap pertanyaan berikut
ini :
A. Kepuasan Pasien
No Pertanyaan SS S CS KS TS
No Pertanyaan SS S CS KS TS
Aspek Reliability
1 Ketepatan petugas dalam hal memberikan
pelayanan kepada pasien
2 Kemampuan petugas dalam memecahkan
masalah yang dihadapi pasien
3 Kecepatan karyawan waktu melayani pasien
Aspek Responsiveness
4 Ketepatan petugas dalam melakukan
pencatatan biaya obat
5 Kemampuan petugas dalam hal melakukan
komunikasi dengan pasien
6 Lamanya waktu mengantri sebelum
mendapatkan pelayanan
Aspek Assurance
7 Kemampuan petugas menjawab pertanyaan
pasien
8 Kemampuan petugas menerangkan obat
yang diberikan kepada pasien
9 Ketepatan informasi yang diberikan petugas
kepada pasien
Aspek Empathy
10 Kemauan petugas menjawab pertanyaan
pasien
11 Keramahan petugas dalam melayani pasien
12 Kemampuan petugas memberikan
penjelasan kepada pasien
Aspek Tangibility
13 Luas ruang tunggu pasien
14 Fasilitas ruang tunggu pasien
15 Penampilan petugas
16 Kebersihan lingkungan pelayanan
17 Kenyamanan lingkungan pelayanan
Diajukan Oleh :
APRILIA ANGGRAINI
NIM 01A006033
Kepada :
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2011
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Obat Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Instalasi Farmasi RSUD Prof. DR.
1. dr. Hj. Retno Widiastuti, M.S., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-
2. Tuti Sri Suhesti, M.Sc., Apt., selaku Ketua Jurusan Farmasi Fakultas
dijumpai kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik membangun sangat