PENDAHULUAN
1.2.1 Berapa Kecepatan bergerak untuk kendaraan pribadi pada ruas Jalan Cak Doko ?
1.2.2 Berapa Kapasitas dan nilai tingkat derajat kejenuhan pada ruas Jalan Cak Doko ?
1.2.3 Bagaimana kondisi tingkat pelayanan pada ruas Jalan Cak Doko ?
1.2.4 Bagaimana upaya perbaikan pada ruas Jalan Cak Doko ?
TINJAUAN PUSTAKA
Perbedaan pada studi kasus yang kami lakukan pada ruas jalan Cak Doko
dengan kedua tulisan di atas yakni:
1. Tempat, studi kasus yang dilakukan oleh kedua penulis di atas berbeda,yakni
Di Kota Manado dan Kota Semarang.
2. Keeatan yang ambil dalam studi kasus Di Jalan Cak Doko adalah hanya
kecepatan pada kendraan pribadi saja.
Pada kedua tulisan di atas tidak menjelaskan bagaimana solusi yang harus
dilakukan sedangkan pada laporan kami, kami mencantumkan solusi yang harus
dilakukan berupa perluasan jalan atau pelebaran jalan dengan mengacu pada
analisis dan perhitungan.
a. Tipe jalan : berbagai tipe jalan akan menunjukkan kinerja berbeda pada pembebananlalu
lintas tertentu, misalnya jalan terbagi dan terbagi (jalan satu arah)
b. Lebar jalur lalu lintas : Kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan
pertambahan lebar jalur lalu lintas
c. Kerb : kerb sebagai batas antara jalur lalu lintas dan trotoar berpengaruh terhadap
dampak hambatan samping pada kapsitas dan kecepatan. Kapasitas jalan dengan kerb
lebih kecil dari jalan dengan bahu. Selanjutnya kapasitas berkurang jika terhadap
penghalang tetap dekat tepi jalur lalu lintas, tergantung apakah jalan mempunyai kerb
atau bahu.
d. Bahu : jalan perkotaan tanpa kerb pada umumnya mempunyai bahu pada kedua sisi jalur
lalu lintasnya. Lebar dan kondisi permukaannya mempengaruhi penggunaan bahu,
berupa penambahan kapasitas, kecepatan pada arus tertentu, akibat pertambahan lebar
bahu, terutama karena pengurangan hambatan sampng yang disebabkan kejadian disisi
jalan seperti kendaraan angkutan umum berhenti, pejalan kaki dan sebagainya.
a. Pemisah arah lalu lintas : kapsitas jalan dua arah paling tinggi pada pemisahan arah 50 –
50, yaitu jika arus pada kedua arah adalah sama pada periode waktu yang dianalisa
(umumnya satu jam)
b. Komposisi lalu lintas : komposisi lalu lintas mempengaruhi hubungan kecepatan arus jika
arus dan kapasitas dinyatakan dalam kend/jam, yaitu tergantung pada rasio sepeda
motor atau kendaraan berat dalam arus lalu lintas. Jika arus dan kapasitas dinyatakan
dalam satuan mobil penumpang (smp), maka kecepatan kendaraan ringan dan
kapasitas (smp/jam) tidak dipengaruhi komposisi lalu lintas
d. Alinyemen jalan : Lengkung horizontal dengn jari – jari kecil mengurangi kecepatan arus
bebas. Tanjakan curam juga mengurangi kecepatan arus bebas. Karena secara umum
kecepatan arus bebas di daerah perkotaan adalah rendah maka pengaruh ini di abaikan.
C : Kapasitas (smp/jam)
FCsp : Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
6 0,87
7 1,00
8 1,14
9 1,25
10 1,29
Sumber : MKJI (1997)
Menentukan kapasitas dengan menggunakan tabel sebagai berikut :
Tabel c-3:1 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk pemisah Arah (FCsp)
0,1-0,5 0,90
0,5-1,0 0,94
1,0-3,0 1,00
>3,0 1,04
Sumber : MKJI 1997
2.4. Tingkat Pelayanan
DS = Q/C