Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi

a. Pengertian

Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam Arteri. Secara umum,

hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi

didalam arteri menyebabkan peningkatannya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal

jantung, serangan jantung dan kerusakann ginjal. Sedangkan menurut (Triyanto,2014)

b. Etiologi

Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi atas hipertensi esensial dan hipertensi sekunder

(Widyanto & Triwibowo, 2013).

1) Hipertensi esensial, juga disebut hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi

yang tidak jelas penyebabnya. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam

kelompok ini. Kelainan hemodinamik utama pada hipertensi esensial adalah

peningkatan resistensi perifer. Penyebab hipertensi esensial adalah multifactor,

terdiri dari faktor genetic dan lingkungan. Faktor keturunan bersifat poligenik dan

terlihat dari adanya riwayat penyakit kardiovaskuler dari keluarga. Faktor

predisposisi genetic ini berupa sensitivitas pada natrium, kepekaan terhadap stress,

peningkatan reaktivitas vaskuler (terhadap vasokonstriktor), dan resitensi insulin.

Paling sedikit ada tiga faktor lingkungan yang dapat menyababkan hipertensi yakni,

makan garam (natrium) berlebih, stress psikis dan obesitas.

2) Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang menyebabnya dapat diketahui.

Prevalensi hanya sekitar 5-8 % dari seluruh penderita hipertensi. Hipertensi ini
dapat disebabkan oleh penyakit ginjal (hipertensi renal, penyakit endokrin, obat dan

lain-lain.

c. Patofisiologi

Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara jantung

memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri

besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat

mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri. Dapat dipaksa melewati

pembuluh darah yang sempit dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah. Ini yang

terjadi pada lansia, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena aterosklerosis.

Tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil

(arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon

dalam darah. Kelainan fungsi pada ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah

garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan

darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri

mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan

menurun.

Penyesuaian terhadap faktorfaktor tersebut dilaksanankan oleh perubahan fungsi

ginjal dan sistem saraf otonom. Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan

darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah

pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan

mengembalikan tekanan darah ke normal. Jika takanan darah menurun, ginjal akan

mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan

darah akan kembali normal. Ginjal juga akan meningkatkan tekanan darah dengan
menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pelepasan hormon aldosteron.

Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, oleh karena itu

berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah

tinggi. Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang untuk

sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon figh-or-fligh (reaksi

fisik tubuh terhadap ancaman dari luar) ; meningkatkan kecepatan dab kekuatan denyut

jantung; dan juga mempersempit sebagai besar arteriola di daerah tertentu; mengurangi

pembuangan air dan garam oleh ginjal; sehingga akan meningkatkan volume darah dalam

tubuh;

B. Konsep Tekanan Darah

C. Konsep Infused Water Mentimun

Anda mungkin juga menyukai