Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anggrah Rezka Alifa

NIM : 1402198333
Kelas : AK-41-01
Konsep Risiko
Pengertian Risiko
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan
return harapan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko
investasi tersebut.
Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko yang bisa
mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain:
risiko suku bunga, risiko pasar, risiko inflasi, risiko bisnis, risiko finansial, risiko likuiditas,
risiko nilai tukar mata uang, dan risiko negara (country risk).
a. Risiko suku bunga.
Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, ceteris
paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun,
ceteris paribus. Demikian pula sebaliknya, jika suku bunga turun, harga saham
naik. Jika suku bunga naik, maka return investasi yan terkait dengan suku bunga
(misalnya deposito) juga akan naik.
b. Risiko pasar.
Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu
investasi disebut sebagai risiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh
berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan,
ataupun perubahan politik.
c. Risiko inflasi.
Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah
diinvestasikan. Oleh karenanya, risiko inflasi juga bisa disebut sebagai risiko daya
beli. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut tambahan
premium inflasi untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang dialaminya.
d. Risiko bisnis.
Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri disebut sebagai risiko
bisnis. Misalnya, perusahaan pakaian jadi yang bergerak pada industri tekstil akan
sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil itu sendiri.
e. Risiko finansial.
Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan hutang
dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan
perusahaan, semakin besar risiko finansial yang dihadapi perusahaan.
f. Risiko likuiditas.
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan
perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu
sekuritas diperdagangkan, semakin likuid sekuritas tersebut, demikian
sebaliknya. Semakin tidak likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko
likuiditas yang dihadapi perusahaan.
g. Risiko nilai tukar mata uang.
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik (negara
perusahan tersebut) dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini juga dikenal
sebagai risiko mata uang (currency risk) atau risiko nilai tukar (exchange rate risk).
h. Risiko negara (country risk).
Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan
kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri,
stabilitas politik dan ekonomi negara bersangkutan sangat penting diperhatikan
untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.
Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis
Risiko sistematis atau dikenal dengan risiko pasar merupakan risiko yang berkaitan
dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut
akan mempengaruhi variabilitas returm suatu investasi. Dengan kata lain, risiko sistematis
merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasi. Sedangkan risiko tidak sistematis atau
dikenal dengan risiko spesifik (risiko perusahaan), adalah risiko yang tidak terkait dengan
perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada perubahan
kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen portofolio disebutkan
bahwa risiko perusahaan bisa diminimalkan dengan diversifikasi aset dalam suatu
portofolio.
Analisis Risiko Portofolio
Dalam manajemen portofolio dikenal adanya konsep pengurangan risiko sebagai akibat
penambahan sekuritas ke dalam portofolio. Konsep ini merupakan konsep yang sangat
penting dalam pemahaman risiko portofolio. Konsep ini menyatakan bahwa jika kita
menmbahkan secara terus-menerus jenis sekuritas ke dalam portofolio kita, maka
manfaat penguranagn risiko yang kita peroleh akan semakin besar sampai mencapai titik
tertentu di mana manfaat pengurangan tersebut mulai berkurang.
Konsep ini sejalan dengan law of large number dalam statistik, yang menyatakan bahwa
semakin besar ukuran sampel, semakin besar kemungkinan rata-rata sampel mendekati
nilai yang diharapkan dari populasi. Pengurangan risiko dalam portofolio juga hampir
sama dengan prinsip asuransi, di mana dalam prinsip ini perusahaan asuraasni akan
mengurangi riisko dengan membuat sebanyak mungkin polis asuransi.
Konsep penurunan risiko portofolio didasari asumsi bahwa return-return sekuritas
bersifat independen. Dengan asumsi bahwa return sekuritas yang ada dalam portofolio
tidak saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, riisko portofolio bisa diestimasi
dengan nilai deviasi standar populasi dibagi dengan akar dari n (jumlah sekuritas dalam
portofolio).

Anda mungkin juga menyukai