Anda di halaman 1dari 3

Program kesehatan jiwa berbasis masyarakat, berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan seperti:

1. Meningkatkannya kualitas hidup ODGJ


2. Tewujudnya masyarakat yang berkontribusi secara pro-aktif kepada berbaga usaha
kesehatan jiwa berbasis masyarakat yang menyeluruh dan berbasis hak asasi

Secara umum, pendampingan ODGJ dan keluarga, masyarakat dan pemerintah terkait melalui :

 Kunjungan rumah
 Terapi Aktivitas Kelompok bagi ODGJ
 Support Help Group atau kelompok swabantu bagi keluarga atau pendamping
 Pendampingan kepada ODGJ untuk mengakses layanan kesehatan, meningkatkan
keterampilan dan aktivitas produktif
 Edukasi kepada keluarga atau pendampingan ODGJ mengenai kesehatan jiwa
 Sosialsasi isu kesehatan jiwa kepada masyarakat
 Peningkatan kapasitas kader kesehatan jiwa dan petugas kesehatan di
Puskesmas’pembentukan system untuk pemberian layanan kepada ODGJ dari beberapa
stakeholder terkait

Program ini berpedoman pada Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CPRD) Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB).

Melalui program ini membantu penyandang disabilitas melalui pendampngan individu kepada
ODGJ agar dapat mengakses fasilitas medis secara mandiri, memiliki kepatuhan minum obat dan
memiliki kegiatan produktif. Pendampingan ini dapat membantu pemulihan ODGJ dan
meningkatkan kualitas hidup mereka. Dapat juga membantu dalam peningkatan kapasitas
keluarga kader dan petugas Puskesmas di dalam mendampingi ODGJ. Melalui koordinasi antar
stakeholder terkait, juga membantu dalam menyediakan layanan-layanan terintegrasi ODGJ.

Program ini juga memiliki peran dan fungsi masing0masing sektor :

1. Kasie Kesmas
Peran dan tanggung jawab :
 Advokasi
 Koordinasi dan sinkronisasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
 Pembinaan kerjasama antar lintas sektor dalam pelaksanaan kebijakan dan
strategi program kesehatan jiwa masyarakat
2. Puskesmas
 Peningkatan program pencegahan gangguan jiwa dimasyarakat
 Peningkatan Sistem Pelayanan, Perawatan dan pengobatan gangguan jiwa
 Pembinaan ODS dan keluarga serta masyarakat melalui promosi kesehatan
 Koordinasi pengurangan dampak buruk napza dan gangguan jiwa
 Penyediaan dan pengawasan obat-obatan kesehatan jiwa
3. Polsek
 Kebijakan penanggulangan masalah Psikososial dan Napza
 Mewujudkan keamanan dan ketertiban dalam penangan pasien yang
membahayakan diri sendiri maupun orang lain
 Mempromosikan kesehatan jiwa pada masyarakat melalui kegiatan
Babinkamtibma
4. TKSK
 Fasilitas bantuan kesejahteraan sosial bagi pasien dan keluarga dengan
gangguan jiwa
 Pengembangan program pelatihan keterampilan pasien dengan gangguan jiwa
yang telah mandiri sesuai criteria puskesmas
 Promosi tentang penyandangan Masalah Kesehatan dan Sosial

5. Penyuluhan Agama KUA


 Mendukung peran serta dalam membantu menangan stigma dan diskriminasi
terhadap penderita gangguan jiwa melalui berbagai dakwah
 Mempromosikan pencegahan dan deteksi dini gangguan jiwa, penyalahgunaan
narkotika, penyimpangan perilaku seksual
 Penanggulangan NAPZA, penanggulangan kesehatan jiwa dan psikososial
dalam bimbingan dan penyuluhan
 Konseling untuk menciptakan keluarga yang harmonis dan sakinah
 Peningkatan kualitas hidup melalui penngkatan hidup beragama
6. Pendidikan
 Kurikulum pendidikan kesehatan (Lifeskill Edukation) memasukkan materi
kesehatan jiwa
 Program pencegahan terhadap gangguan jiwa pada peserta didik
 Program pencegahan penyalahgunaan NAPZA
 Pengenalan dan pelatihan pencegahan gangguan jiwa dini dan deteksi dini
bagi tenaga pendidik dan kader

Anda mungkin juga menyukai