Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai
membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit.
keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang
telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar
serumen.
mengumpulkan dan melokalisasi suara. Telinga luar terdiri dari pinna dan
kanalis eksterna. Pinna terbentuk dari kartilago elastis yang dibalut dengan
kulit. Kulit ini melekat baik dengan perikondrium yang ada pada
permukaan luar dari pinna. Kadang terdapat hematom yang dapat
membantu penyebaran infeksi dan malignansi dari parotis dan basis kranii
2. Fisiologi Telinga
a. Fungsi Akustik
fase dari gelombang akustik berganti saat menjalar dari sebuah ruang
dalam hal frekuensi suara maupun setiap arah dari gelombang suara
b. Fungsi Non-akustik
Otitis eksterna adalah salah satu jenis dari infeksi telinga yang
(herniawati, 2008)
Otitis eksterna adalah radang liang telinga, baik akut maupun kronis
disebabkan oleh bakteri dapat terlogalisir atau difus, telinga rasa sakit.
(Alfarisi, 2011)
b. Etiologi Otitis Eksterna Benigna
psedomonas aeruginosa.
c.. Predisposisi
Akustikus Eksternus).
menyebabkan maserasi.
e) Bentuk MAE yang tidak lurus menyulitkan penguapan dan
d. Klasifikasi
terjadi furunkel
7) d). Otomitosis
Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga
dari kulit canalis auricularis tapi juga dapat disebabkan adanya infeksi
berenang dan mandi. Otitis eksterna ini sering terjadi jika suasana panas
adanya trauma pada liang telinga yang diikuti invasi bakteri kedalam
kulit yang rusak trauma ini sering terjadi akibat dari pembersihan liang
teling dengan cotton bud ataupun alat lain yang dimasukkan ke dalam
telinga. Selain itu masuknya air atau bahan iritan atau hair spray atau
telinga. Pada keadaan yang berat, infeksi dapat meluas pada wajah dan
(Waitzman, 2004).
Hal ini terjadi karena adanya penimbunan sel-sel kulit yang
mandi atau berenang sehingga kulit pada liang telinga basah dan lembut
(Anonim, 2003)
f. Manifestasi Klinis
1) gatal-gatal
3) Jika saluran telinga membengkak atau terisi oleh nanah dan sel-sel
5) Biasanya jika daun telinga ditarik atau kulit didepan saluran telinga
merah,
eritema positif
g. Pemeriksaan Diagnostik
h. Penatalaksanaan
oleh tungau telinga atau ekto parasit lain. Pemberian obat-obatan ini
abnormal.
disembuhkan.
cara yaitu :
ulcerasi
dengan adanya jaringan granulasi pada liang telinga dan nekrosis kartilago
dan tulang liang telinga hingga meluas ke dasar tengkorak. (Ghofar, 2006)
Otitis eksterna maligna adalah suatu tipe khusus dari infeksi akut
c). AIDS
d). Irigasi telinga, dilaporkan sebanyak 50% kasus otitis eksterna
2008)
c. Patofisiologi
Infeksi telinga ini di mulai dari liang telinga luar dan meluas ke
didapati pada pasien usia lanjut dan menderita penyakit diabetes serta
pasien dengan disfungsi imun selular. OEM juga dapat terjadi pada
yang meluas ke dasar tengkorak yang mengenai nervus kranial yang lebih
trombosis sinus lateral, sakit kepala yang berat, meningitis dan kematian.
(Ghofar, 2006)
d. Manifestasi Klinis
yang dengan cepat diikuti oleh nyeri yang hebat dan sekret yang banyak
dan pembengkakan liang telinga. Rasa nyeri tersebut semakin meningkat
bersama-sama dengan kadar gula darah yang tinggi yang diakibatkan oleh
adekuat.
Tanda khas yang dijumpai dari otoskopi pada penyakit ini adalah
neuropathies (N. VII, IX, X, XI) yang biasanya juga disertai dengan nyeri
pada daerah yang dikenai (otalgia). Eksudat pada liang telinga dan
e. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Laboratorium
diagnosis klinik dari otitis eksternal akut atau keganasan pada telinga
f. Pemeriksaan Radiologi
g. Penatalaksanaan
pembedahan.
IM, 3-5 perkilogram berat badan harus diberikan dalam dosisi terbagi
bersifat nefrotoksik dan ototoksik, maka kadar kreatinin dan urin harus
tetes gentamisin setiap 4-6 jam. Setelah terapi diberikan dan infeksi
Tumor pada telinga bisa bersifat bukan kanker (benign) atau bersifat
berkurang.
yang berisi kulit yang menonjol (kista sebaceous), osteomas (tumor tulang),
1. Keloid
seperti kulit bentuk bulat, keras, warna seperti kulit. Isi jaringannya
injeksi kortikosteroid.
2. Kista aterom
menggunakan : extirpasi.
3. Hemangioma
muka bisa di daun telinga serta warna merah kebiruan. Tumbuh pada
dewasa.Ada 3 jenis :
Sering timbul papiloma pada orifisium liang telinga. Ini merupakan kutil
b. Maligna (ganas)
1). Karsinoma dapat timbul setelah adanya ulkus roden atau pada
dijumpai pada daun telinga adalah karsinoma sel basal lebih sering
dibawah terik matahari. Bentuk ulkus khas, dengan tepi yang rata
c. Penatalaksanaan
a. Benigna (jinak)
biasanya tidak bertangkai dan berbentuk dari tulang yang padat. Sering
terjadi pada orang yang gemar berenang dan biasanya didapati dua atau
tumor diangkat.
b. Maligna (ganas)
Karsinoma dapat tumbuh dalam liang telinga luar atau akibat invasi
tumor yang berasal dari telinga tengah. Penderita akan merasakan nyeri
yang hebat pada telinga. Cairan yang keluar dari liang telinga adalah
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
hebat, apalagi jika daun telinga disentuh, perasaan tidak enak pada
seperti klien saat ini dan apakah keluarga pernah menderita penyakit
DM.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
meningkat.
b. Palpasi
Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri
sirkumskripta
Data subjektif
yang berbau.
berolahraga, dll).
berbicara.
Adanya benjolan atau furunkel pada telinga atau filamen jamur yang
berwarna keputih-putihan.
yang jelas.
B. Diagnosa Keperawatan
pendengarannya berkurang.
Rencana Intervensi
Ajarkan teknik ditraksi dan relaksasi Mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
pasien
Berikan kompres dingin bila demam Mengurangi rasa nyeri dan menurunkan
panas pasien
Kolaborasi pemberian analgesik dan Mengurangi rasa sakit yang dirasakan
antibiotik sesuai indikasi pasien
Kaji skala nyeri Mengetahui skala nyeri pasien
Pantau TTV pasien Untuk mengetahui status kesehatan
pasien
Sosialisman & Helmi. 2001. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu
Suardana, W. dkk. 1992. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga,
EGC,Jakarta
Soepardi, Efiaty Arsyah, 1995, Buku Ajar Telinga hidung Tenggorok, FKUI,
Jakarta.