Contoh SATUAN ACARA PENYULUHAN Keganasan Penyakit
Contoh SATUAN ACARA PENYULUHAN Keganasan Penyakit
7. Tujuan
a. Tujuan Umum : Memberikan informasi mengenai kista ovarium
b. Tujuan Khusus :
Peserta dapat memahami pengertian kista ovarium
Peserta dapat mengetahui tentang angka kejadian kista ovarium di Indonesia
Peserta dapat memahami tentang tanda gejala kista ovarium
Peserta dapat memahami proses terjadinya kista ovarium
Peserta dapat memahami faktor resiko kista ovarium
Peserta dapat memahami cara pencegahan atau deteki dini kista ovarium
Peserta dapat memahami penanganan kista ovarium
8. Materi (Terlampir)
a. Pengertian kista ovarium
b. Angka kejadian kista ovarium di Indonesia
c. Tanda gejala kista ovarium
d. Proses terjadinya kista ovarium
e. Faktor resiko kista ovarium
f. Pencegahan atau deteksi dini kista ovarium
g. Penanganan kista ovarium
9. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
1
10. Media :
a. Leaflet
b. Poster
c. Materi dalam Power Point
11. Metode Evaluasi
a. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian kista ovarium
b. Peserta dapat mengetahui angak kejadian kista ovarium
c. Peserta dapat menyebutkan tentang tanda gejala kista ovarium
d. Peserta dapat menjelaskan tentang proses terjadinya kista ovarium
e. Peserta dapat menyebutkan tentang faktor resiko kista ovarium
h. Peserta dapat menyebutkan cara pencegahan atau deteksi dini kista ovarium
i. Peserta dapat mengetahui Penanganan kista ovarium
12. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Pese
Pembukaan :
Pelaksanaan :
2
6. Pencegahan atau skrining kista ovarium
5. Memperhatikan
6. Memperhatikan
7. Memperhatikan
Evaluasi :
3
deteksi dini
Penutup :
4
MATERI
Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
Nyeri panggul yang menetap atau kambuh yang dapat menyebar kepunggung bawah dan
paha
Nyeri senggama
5
Pengerasan payudara mirip pada saat hamil
6
1. pemeriksaan klinis ginekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium
lainnya
2. pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran
darah
3. pemeriksaan petanda tumor (tumor marker)
4. pemeriksaan CT-Scan/MRI bila dianggap perlu (Chyntia, 2010),.
G. Penanganan Kista Ovarium
Menurut Prawirohardjo (2002), menyatakan bahwa dapat dipakai prinsip bahwa kista
ovarium ganas memerlukan operasi dan kista jinak tidak. Jika menghadapi kista yang tidak
memberi gejala atau keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi jeruk
nipis dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut adalah kista jinak
sehingga tidak membahayakan. Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami pengecilan
secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa
minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal.
Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara
mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika selama waktu pengamatan dilihat
peningkatan dalam pertumbuhan kista tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa
kemungkinan besar kista itu bersifat ganas, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan
operatif. Tindakan operasi kista ovarium ganas ialah pengangkatan kista dengan
mengadakan sayatan pada bagian ovarium yang mengandung kista. Akan tetapi jika kistanya
besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan
pengangkatan tuba. Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui
apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. Pada operasi kista ovarium yang
diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakan ada keganasan atau tidak. Jika
keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang
dibekukan (frozen section) untuk mendapatkan kepastian apkah kista ganas atau tidak. Jika
terdapat keganasan, operasi yang tepat adalah histerktomi dan pengangkatan kedua tuba.
Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista
yang rendah (misalnya kista sel granulosa), dapat dilakukan operasi dengan pengambilan
kistanya saja.
7
Daftar Pustaka
Chyntia, E. 2010. Pahami Kista Anda Akan Terbebaskan. Yogyakarta: Maximus
Moore, J.G (2001). Essensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates.
Prawirohardjo, S. 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Hanifa W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.