INTERPRETASI HASIL KIMIA KLINIK

Rafi Nabil Hanifi (165130100111037)

Rr. Lintan Ayu Kisya (165130101111038)
Falyudhanto Aryo Wibisono(165130107111036)
Maria Theresia (165130107111040)
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Malang
Puncak Dieng Eksklusif, Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang 65151
Telp. +62341-5029152, Fax. +62341-5029152
Email : pskh_ub@ub.ac.id http://www.fkh.ub.ac.id

Signalement dan Anamnesa Umur : 1 Tahun

Nama Hewan : Flamingo Anamnesa : Mau kateterisasi, cek up fungsi
organ
Jenis Kelamin : Jantan
Hasil Pemeriksaan Hematologi dan
Jenis/Ras Hewan : Kucing
Kimia Darah
KISARAN NORMAL
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN INTERPRETASI
ANJING KUCING
Hematologi:
Sel Darah Putih (WBC) 20,9 10^ 3/µL 6,0 - 17,0 5,5 - 19,5 Leukositosis
Sel Darah Merah (RBC) 8,61 10^ 6/µL 5,5 - 8,5 5,0 - 10,0
Hemoglobin (Hb) 11,8 g/dL 12,0 - 18,0 8,0 - 15,0
Eritrositopenia,
14,7 % 37,0 - 55,0 24,0 - 45,0
Hematokrit (Hct) Anemia
MCV 39,5 fL 60,0 - 77,0 39,0 - 55,0 Normositik
MCH 13,7 pg 19,5 - 24,5 12,5 - 17,5
MCHC 34,7 g/dL 32,0 - 36,0 30,0 - 36,0 Normokromik
Trombosit 101 10^ 3/µL 200 - 500 300 - 800 Trombositopenia
Limfosit 17,5 % 12,0 - 30,0 20,0 - 55,0 Limfopenia
Monosit 5 % 3,0 - 10,0 1,0 - 4,0 Monositosis
Granulosit 77,5 % 60,0 - 80,0 35,0 - 78,0
RDW-CV 22 % 12,0 - 16,0 13,0 - 17,0 -
RDW-SD 43,5 fL 35 - 56 35 - 56
PCT 0,094 % 0,0 - 2,9 0,0 - 2,9
MPV 9,2 fL 6,7 - 11,0 12,0 - 17,0 Trombositopenia
Kimia Darah:
ALT/SGPT 89 U/- 8,2 - 57,3 8,3 - 52,5 -
Ureum (BUN) 19 mg/dL 10,0 - 20,0 20 - 30 Hipouremia
Kreatinin 1,2 mg/dL 1,0 - 2,0 1,0 - 2,0
Total Protein 3,5 g/dL 5,4 - 7,5 5,7 - 8,0 Hipoproteinemia
Albumin 3,3 g/dL 2,6 - 4,0 2,4 - 3,7
Globulin 5,2 g/dL 2,7 - 4,4 2,6 - 5,1 Hiperglobulinemia

Ratio A/G 0,63 0,6 - 1,1 0,6 - 1,1

Total Bilirubin 0,38 mg/dL 0,07 - 0,61 0,15 - 0,20 Hiperbilirubunemia
ALP 24 U/- 10,6 - 100,7 12 - 65,1
Glukosa 88 mg/dL 60 - 100 60 - 100
Amilase 712 U/- 269,5 - 1462,4 700 - 1200
 Elektrolit :
Natrium/Sodium 144 mmol/L 140 - 153 145 - 155 Hiponatremia
Kalium/Potasium 4,1 mmol/L 3,8 - 5,6 3,7 - 5,2
Kalsium 10,4 mg/dL 8,7 - 11,8 7,2 - 11,4
Phospor 5,4 mg/dL 2,6 - 6,8 2,7 - 7,6

Keterangan : Menurun atau pembentukan limfosit. Hormon ini

Meningkat
Dilihat dari pemeriksaan
hematologi terjadi berbagai kelainan seperti
leukositosis, eritrositopenia, anemia,
trombositopenia, limfopenia, dan
monositosis.
Leukositosis merupakan kondisi
diman jumlah leukosit di dalam darah
meningkat. Leukosit dibentuk di sumsum
tulang dan sebagian lagi dibentuk di
jaringan limfe. Leukosit merupakan sel
yang berperan dalam respon kekebalan
tubuh, dan bertugas untuk memusnahkan
benda-benda yang dianggap asing dan
berbahaya oleh tubuh seperti virus atau
bakteri (Sumita, 2012).
Nilai Hematokrit yang rendah
menunjukan kondisi anemia. Hematokrit
merupakan persentase eritrosit dari total
volume darah. Selain dehidrasi, luka
terbuka dan infeksi parasit merupakan
faktor yang bersifat patologis yang dapat
mempengaruhi nilai hematokrit dalam
darah. Jumlah eritrosit pada kasus tersebut
berkurang secara cepat, sehingga
konsentrasi hematokrit dalam darah
berkurang, dan hewan akan mengalami
anemia (Siska, 2012).
Keadaan dimana jumlah limfosit
yang bersirkulasi dalam darah berada
dibawah nilai interval normal disebut
limfopenia. Limfopenia dapat disebabkan
oleh faktor stres. Kondisi stres akan
menyebabkan kadar kortisol dalam darah
meningkat. Kortisol dapat menyebabkan
limfopenia dengan cara mengurangi mitosis
juga berpengaruh terhadap berkurangnya
limfosit dalam sirkulasi darah karena terjadi
redistribusi limfosit ke sumsum tulang
(Sumita, 2012).
Nilai platelet yang rendah
menunjukan kondisi trombositopenia.
Trombosit merupakan sel darah yang
berfungsi dalam hemostasis. Sel ini tidak
memiliki nukleus dan dihasilkan oleh
megakariosit dalam sumsum tulang.
Penyebabnya antara lain adalah (Hidayat
dkk., 2017) :
1. Disseminated Intravascular
Coagulation (DIC), atau
penggunaan platelet lebih banyak
dibandingkan produksi platelet
dalam tubuh. DIC menyebabkan
penggumpalan darah, memblokade
sistem vaskular dan menggunakan
platelet sekitar sebelum platelet
baru bisa diproduksi lagi, sehingga
menyebabkan kadar platelet yang
rendah.
2. Splenomegaly atau pembesaran
limpa.
3. Immune-Mediated
Thrombocytopenia, sistem imun
kucing menargetkan platelet.
4. Leukemia, yang menyebabkan sel
kanker lebih banyak diproduksi
dibandingkan megakariosit.
5. Viral Infection Feline leukemia
virus (FeLV), feline panleukopenia
(FPV), feline infectious peritonitis
 (FIP), dan feline immunodeficiency
virus (FIV).
Monositosis merupakan kondisi
dimana produksi monosit meningkat
daripada kondisi normalnya. Monosit
merupakan fagosit aktif, dimobilisasi
sebagai bagian dari respon peradangan dan
membentuk garis pertahanan setelah
neutrofil (Sumita, 2012).
Pada pemeriksaan kimia darah
lengkap, ditemukan kelainan seperti kadar
ALT dalam darah naik, hipouremia,
hipoproteinemia, hiperglobulinemia,
hiperbilirubinemia, dan hiponatremia.
Meningkatknya kadar ALT sering
dihubungkan dengan kerusakan sel hati.
Hiperglobulinemia adalah kondisi dimana
globulin dalam darah meningkat. Globulin
yang meningkat kadarnya sering dikaitkan
dengan sintesis antibodi. Hiponatremia
dapat terjadi bersamaan dengan terjadinya
hipovolemia. Hiperbilirubinemia terjadi
biasanya akibat kerusakan pada fungsi
hepar sehingga bilirubin tidak dapat
dimetabolisme di dalam hepar.
Diagnosa Sementara
Diagnosa sementara dari kasus ini
adalah Leptospirosis pada kucing.
Leptospirosis pada kucing sendiri
merupakan kasus yang jarang terjadi.
Penularannya dapat melalui air atau melalui
hewan yang terinfeksi. Kucing merupakan
incidental host yang dapat tertular
leptospirosis dari memakan hewan pengerat
yang terinfeksi oleh leptospira. Gejala
klinisnya hampir sama dengan leptospirosis
pada anjing, hanya saja lebih tidak terlihat
sehingga sering tidak diketahui (Azocar-
Aedo et al, 2014).
Pada anjing yang mengalami
leptospirosis akan mengalami gejala klinis
seperti icterus, trombositopenia,
peningkatan bilirubin, ALP tinggi, dan
ALT tinggi (Loftis et al, 2014).
Untuk menentukan diagnosa definitif
dari kasus ini dapat dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut menggunakan qPCR pada
sampel darah, urin, dan jaringan agar
diagnosa dari Leptospira lebih akurat
(Loftis et al, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Azocar-Aedo, L., Smits, HL., Monti, G.
2014. Leptospirosis in Dogs and
Cats: Epidemiology, Clinical
Disease, Zoonotic Implications and
Prevention. Arch Med Vet. 46: 337-
348
Hidayat, W.A., R, Yaswir., dan A. Widya
Murni. 2017. Hubungan Jumlah
Trombosit dengan Nilai Hematokrit
Pada Penderita Demam Berdarah
Dengue dengan Manifestasi
Perdarahan Spontan di RSUP Dr.
M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas
Loftis, A., Castillo-Alcala, F., Bogdanovic,
L., Verma, A. 2014. Case Report
Fatal Canine Leptospirosis on St.
Kitts. Veterinary Science.
Siska, Widya. 2012. Penetapan Status
Kesehatan Kucing Kampung (Felis
domestica) Melalui Pemeriksaan
Eritrosit. Fakultas Kedokteran
Hewan, Institut Pertanian
Bogor
Sumita, Cupu N. 2012. Penetapan Status
Kesehatan Kucing Kampung (Felis
domestica) Melalui Pemeriksaan
Leukosit. Fakultas Kedokteran
Hewan, Institut Pertanian Bogor