Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR

TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR


KENDARI

BAB I
LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi
keberlangsungan keberadaan mahluk hidup. Bagi manusia hampir
sebesar 60-70 % berat tubuh manusia terdiri dari air. Dalam
setiap aktivitas yang dilakukan manusia hampir seluruhnya
membutuhkan air, seperti kegiatan sehari-hari (mencuci, mandi,
berkebun), pertanian, perindustrian dll. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan air adalah semua air yang terdapat
diatas dan dibawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Air
yang berada di atas lapisan tanah (dalam bentuk cair) dinamakan air
permukaan dan air yang berada di bawah lapisan tanah dinamakan
air tanah (Chin, 2006).
Keberadaan air bersih pada daerah urban menjadi sebuah
permasalahan baru yang muncul. Dimana penduduk yang tinggal
pada kawasan tersebut merasa sangat sulit untuk mendapatkan akses
air bersih. Hal ini terjadi akibat proses urbanisasi penduduk dari
daerah rural menuju daerah urban terjadi secara tidak wajar. Pada
daerah rural, masih terdapat pandangan akan mudahnya
mendapatkan pekerjaan ketika bekerja pada daerah urban.
Permasalahan ini menyebabkan semakin meningkatnya jumlah
penduduk yang menetap di daerah urban. Peningkatan jumlah
penduduk ini akan sebanding dengan peningkatan penggunaan air
bersih. Penduduk akan berusaha mendapatkan air dengan kualitas
yang baik. Dahulu penduduk masih menggunakan air sungai sebagai
sumber air baku. Namun ketika sungai mengalami pencemaran
akibat perbuatan manusia, maka mereka akan mencari alternatif
air bersih lainya yang mudah didapat. Penduduk pun tidak dapat
menggunakan air permukaan dan air hujan yang mudah untuk

Hal - 1
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

dijangkau sebab keberadaan air tersebut sudah mengalami


pencemaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Alternatif
yang akan dipilih oleh para penduduk adalah air tanah. Pada
beberapa bagian daerah urban, para penduduk melakukan penggalian
tanah atau membuat sumur bor untuk mendapatkan air tanah.
Pengambilan air tanah yang berlebihan akan menimbulkan
permasalahan baru dalam mengakses air bersih yaitu penurunan
muka air tanah. Sehingga untuk mendapatkan air bersih harus
melakukan penggalian yang lebih dalam dari pada sebelumnya.
Permasalahan lain yang akan timbul ialah intrusi air laut pada bagian
pesisir. Intrusi air laut menyebabkan air tanah yang berada di bagian
pesisir akan terasa payau. Hal ini merupakan bagian dari penurunan
kualitas lingkungan hidup yang harus menjadi perhatian akibat dari
pemanfaatan air tanah dengan menggunakan sumur bor.
Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air bersih dirasakan
sangat terbatas, karena minimnya potensi air permukaan.
Pemanfaatan potensi air tanah merupakan salah satu harapan, guna
memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Kendari. Air tanah berperan
sebagai cadangan air permukaan. Air tanah berasal dari hujan dan air
sungai yang masuk ke dalam tanah tertampung, lalu mengalir pada
suatu sistem air tanah dan pada akhirnya dapat keluar sebagai mata
air, aliran sungai di permukaan tanah, danau dan di laut. Dengan
demikian maka air tanah merupakan salah satu sumber daya air dan
dapat berperan sebagai cadangan air permukaan. Air bawah tanah
banyak dimanfaatkan tidak sesuai dengan peruntukannya.
Kebanyakan sumur-sumur air bawah tanah justru dimanfaatkan
untuk kepentingan industri. Kecenderungan yang terjadi adalah
potensi kerusakan lingkungan sebagai akibat dari eksploitasi air
bawah tanah untuk kepentingan industri. Ancaman kerusakan
lingkungan dan kelangkaan air bawah tanah akibat eksploitasi air
bawah tanah tersebut dapat diidentifikasi dari adanya gejala

Hal - 2
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

penurunan permukaan tanah dan intrusi air laut ke daratan. Dampak


dari ketidakseimbangan antara air tanah yang diambil/dimanfaatkan
dengan air tanah yang dapat terserap mulai terlihat dengan adanya
intrusi air laut pada beberapa daerah yang ditandai denagn adanya
perubahan rasa pada beberapa sumur bor.
Kondisi tersebut menyebabkan pemanfaatan air bawah tanah
semakin tidak terkendali. Untuk menjaga ketersediaan debit air bawah
tanah tersebut perlu diadakan upaya dalam rangka menjaga
kelestariannya. Sedemikian pentingnya ketersediaan air bawah tanah,
maka sudah seharusnya ada pengendalian pemanfaatan air bawah
tanah. Salah satu bentuk pengendalian atas pemanfaatan air bawah
tanah adalah perizinan pengeboran air bawah tanah. Pengelolaan
sumber daya air bawah tanah harus dilaksanakan sesuai dengan
prioritas yang telah ditetapkan, mengingat kecenderungan
pemanfaatan air bawah tanah meningkat lebih cepat dibandingkan
pemakaian air permukaan. Kecenderungan pengambilan air secara
besar-besaran berakibat pada munculnya permasalahan lingkungan
dan ancaman kelangkaan air.
Dewasa ini, Kota Kendari terus mengalami peningkatan
penduduk pada tahun 2016 meningkat mejadi 359.371 jiwa. Tingginya
peningkatan jumlah penduduk Kota Kendari diperkirakan terus
bertambah dan menuntut besarnya kebutuhan air bersih sehingga
akan menyebabkan peningkatan penggunaan air tanah. Peningkatan
jumlah penduduk tersebut diikuti oleh perkembangan struktur ruang
kota yang sangat pesat. Perkembangan tersebut menyebabkan daerah
tersebut mengalami perubahan penggunaan lahan dari non
permukiman menjadi lahan permukiman, selain itu, kegiatan
infrastruktur seperti; pembangunan jalan raya dan Bypass (jalan
negara, jalan provinsi, kabupaten/kota dan jalan desa) dengan cara
penimbunan, pusat pelayanan kesehatan, pelabuhan
PELNI/Pelabuhan Rakyat, perhotelan, dan perkantoran secara

Hal - 3
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

ekonomi kelihatan rasional dengan nilai dan manfaat langsung yang


diperoleh dalam jangka pendek, akan tetapi secara tidak langsung
berpengaruhi terhadap kondisi hidrologi seperti meningkatnya run off,
menurunya muka air tanah, dan penurunan kualitas airtanah.
Disisi lain, pesatnya jumlah penduduk Kota Kendari tidak lepas
dari keberadaan sebagai pusat Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara
sehingga terjadi peningkatan kebutuhan akan permukiman dan
fasilitas umum. Pemanfaatan air tanah di Kota Kendari selain
digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (non-komersil)
juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas produksi
perusahaan-perusahaan swasta (komersil). Pemanfaatan air tanah
memiliki dampak positif dan negatif. Pemanfaatan air tanah oleh
perusahaan pada satu sisi memberikan dampak positif terhadap
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Kendari, namun pada
sisi lain pemanfaatan yang dilakukan terus-menerus dan dalam
jumlah besar dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Kerusakan lingkungan yang terjadi pada akhirnya dapat
menyebabkan kerugian ekonomi bagi masyarakat Kota Kendari.
Air tanah yang digunakan oleh mayarakat pada dasarnya
menggunakan air tanah dangkal yang diperoleh melalui pembuatan
sumur gali/dangkal (dug wells) tetapi saat ini kondisi dilapangan
banyak ditemukan masyarakat yang menggunakan sumur bor
terutama pada wilayah-wilayah permukiman baru. Namun, ketika
pengambilan air tanah melalui sumur bor/sumur dalam (deep wells)
lebih besar dari pengisiannya akan menyebabkan lengkung-lengkung
penurunan muka air tanah (depression cone) antara sumur satu
dengan sumur lainnya. Selanjutnya hal tersebut akan menyebabkan
terjadinya penurunan muka air tanah secara permanen (Suripin
2002).
Melihat dampak kerusakan lingkungan dan potensi kerugian
ekonomi yang dialami masyarakat, kebijakan pemerintah menjadi

Hal - 4
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

sangat penting untuk mengatur pengelolaan dan pemanfaatan air


tanah di Kota Kendari. Kebijakan berfungsi untuk mengendalikan
pemanfaatan air tanah yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
maupun masyarakat. Pengelolaan air tanah penting dilakukan
mengingat sifat air tanah pada kondisi geologi tertentu proses
hidrologi air tanah membutuhkan waktu ribuan tahun, sehingga bila
pengambilan air tanah dilakukan secara berlebihan maka air tanah
akan habis (Kodoatie dan Sjarief 2010b). Penelitian ini penting
dilakukan untuk menganalisis dampak penggunaan sumur bor
terhadap kualitas lingkungan hidup di Kota Kendari. Harapannya air
tanah di Kota Kendari dapat dikelola dan dimanfaatkan berdasarkan
prinsip berkeadilan dan berkelanjutan.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang dalam mengkaji suatu
penerepan air tanah yang berada di bawah permukaan diatas maka
permasalahan pokok dalam penelitian didasari sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi umum penggunaan sumur bor di Kota
Kendari?
2. Bagaimana pengaruh sumur bor terhadap kualitas lingkungan di
Kota Kendari berdasarkan sebaran pola intrusi air laut dan potensi
penurunah air tanah yang terjadi di Kota Kendari?

1.3 Maksud dan Tujuan


Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan masukan
kepada pemerintah daerah dalam upaya pengelolaan air tanah,
sehingga penurunan kualitas lingkungan akibat pemanfaatan sumur
bor dapat diantisipasi dan diminimalisir. Adapun tujuan penelitian ini
yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memetakan secara spasial penggunaan
sumur bor di Kota Kendari

Hal - 5
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

2. Untuk menganalisis kualitas lingkungan dari penggunaan sumur


bor di Kota Kendari yaitu:
a. Penurunan muka air tanah
b. Intrusi air laut
3. Untuk memberikan rekomendasi penggunaan sumur bor di Kota
Kendari berdasarkan prinsip berkeadilan dan berkelanjutan

1.4 Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan penelitian ini antara lain:
1. Perumusan kerangka awal penelitian
2. Penyusunan rencana kerja
3. Penyusunan draf penelitian
4. Penyusunan instrumen penelitian berupa kuesioner
5. Pengumpulan data lapangan dan data dari instansi terkait
6. Pemetaan sebaran penggunaan sumur bor di Kota Kendari
7. Pengkajian penggunaan air domestik oleh masyarakat Kota
Kendari
8. Penentuan ketinggian muka air tanah
9. Penentuan terjadinya intrusi air laut
10. Pembahasan, review, revisi dan finalisasi hasil penelitian
11. Perumusan saran sebagai pertimbangan pembuatan kebijakan
penggunaan sumur bor di Kota Kendari

Hal - 6
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Airtanah
Airtanah mencakup 96% air tawar yang terdapat di permukaan
bumi. Empat persen dari air tawar tersebut dapat ditemui dalam
waduk, danau, sunagi dan uap air di udara. Airtanah adalah air yang
berada pada di bawah permukaan tanah pada zona jenuh air, dengan
tekanan hidrostatis sama atau lebih besar daripada tekanan atmosfer.
Sumber utama airtanah adalah air hujan yang meresap ke dalam
tanah mengikuti suatu proses yang disebut siklus hidrologi (Purnama,
2010).
Airtanah dan air permukaan merupakan sumber air yang
mempunyai ketergantungan satu sama lain. Banyak sungai di
permukaan tanah yang sebagian besar alirannya berasal dari
airtanah, sebaliknya aliran airtanah merupakan sumber utama untuk
imbuhan airtanah. Pembentukannya mengikuti siklus peredaran air di
bumi yang disebut daur atau siklus hidrologi.

2.2 Akuifer
Airtanah dapat ditemukan dalam berbagai formasi geologi
terutama pada akuifer. Akuifer merupakan suatu lapisan atau formasi
geologi yang dapat menyimpan dan melalukan air. Material yang dapat
berfungsi sebagai akuifer antara lain pasir dan kerikil (Purnama,
2010).
Menurut Kodoatie (2012), akuifer adalah suatu lapisan, formasi
atau kelompok formasi satuan geologi yang permeable baik yang
terkonsolidasi seperti lempung maupun yang tidak terkonsolidasi
seperti pasir dengan kondisi jenuh air. Formasi tersebut memiliki
konduktivitas hidraulik (K) sehingga dapat membawa air dalam
jumlah yang ekonomis.

Hal - 7
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

Formasi batuan yang memiliki sifat yang berkebalikan dengan


sifat akuifer disebut akuiklud. Akuifug merupakan formasi batuan
yang tidak dapat menyimpan dan melalukan air. Dikenal juga formasi
batuan yang dapat menyimpan air tetapi hanya dapat melalukannya
dalam jumlah yang terbatas, yang disebut akuiktard. Selain itu, ada
pula formasi batuan akuiklud yaitu formasi batuan yang sulit
menyimpan air dan sulit melalukannya.
A. Tipe akuifer
Secara umum akuifer dapat meliputi wilayah yang luas dan
dapat digambarkan sebagai reservoir air di bawah tanah (underground
storage reservoirs). Air tersebut masuk ke dalam reservoir sebagai
imbuhan alami ataupun buatan. Air pada reservoir tersebut mengalir
keluar secara gravitatif ataupun melalui sumur-sumur buatan. Akuifer
airtanah secara umum dapat dikelompokkan menjadi akuifer bebas
(unconfined aquifer), akuifer tertekan (confined aquifer) dan akuifer
bocor (leaky aquifer) atau akuifer semi tertekan (Todd dan Mays,
2005).
Akuifer bebas atau akuifer tidak tertekan memiliki muka air
yang disebut muka air freatik atau water table. Airtanah pada akuifer
bebas umunya ditemukan pada kedalaman yangrelatif dangkal yaitu
kurang dari 40 meter. Tinggi muka airtanah dan kemiringannya
(gradient hydraulic) bervariasi tergantung pada luas daerah imbuh
(recharge) dan daerah pelepasnnya (discharge), laju pemompaan
sumur dangkal dan permeabilitas akuifer. Pada akuifer bebas juga
kadang ditemui akuifer menggantung atau melayang (perched aquifer).
Hal ini disebabkan karena adanya lensa-lensa lempung yang
memisahkan airtanah pada akuifer ini dengan tubuh airtanah utama
(Purnama, 2010).
Pada akuifer tertekan, airtanahnya terletak di bawah lapisan
kedap air dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfir.
Muka airtanahnya disebut muka piezometrik. Bagian atas dari akuifer

Hal - 8
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

ini ditekan oleh lapisan batuan kedap air, sehingga tekanannya


menjadi lebih besar daripada tekanan atmosfir. Bila sumur menembus
lapisan akuifer ini dan mengalir di permukaan tanah disebut sumur
artesis (flowing well) dan bila airtanah di sumur kenaikannya tidak
mencapai permukaan tanah disebut sumur tidak mengalir (non
flowing well).

B. Hidrostratigrafi akuifer
Hidrostratigrafi merupakan salah satu cara atau metode untuk
menggambarkan atau mengilustrasikan tentang susunan dan sistem
perlapisan batuan di bawah permukaan tanah sampai pada
kedalaman tertentu. Model hidrostratigrafi dapat menggambarkan
susunan geologis penyusun akuifer yang juga dapat memberikan
informasi mengenai karakteristik airtanah. Metode ini menekankan
pada upaya untuk menunjukkan sistem dan kedudukan akuifer
dalam perlapisan atau stratum tersebut. Di samping itu, metode ini
juga mampu mengilustrasikan kondisi atau keterdapatan airtanah
pada setiap stratum akuifer yang ada (Santosa 2010).
Dijelaskan oleh Todd (1980, dalam Santosa, 2000) penyusunan
model hidrostratigrafi tersebut didasarkan pada prinsip bahwa setiap
lapisan batuan mempunyai nilai tahanan jenis yang berbeda-beda
tergantung pada jenis material penyusunnya, kandungan air dalam
batuan, sifat kimia air yang ada pada batuan, juga porositas batuan.
Dari hasil pendugaan geolistrik, maka dapat dilakukan rekonstruksi
susunan perlapisan batuan secara vertikal sehingga nantinya dapat
diketahui karakteristik akuifernya.
Gambaran hidrostratigrafi didasarkan pada kondisi
hidrogeologi suatu daerah. Penyusunan penampang hidrostratigrafi
dilakukan dengan merekonstruksi perlapisan batuan berdasarkan
pada nilai resistivitas semu material sehingga nantinya dapat
menggambarkan sistem dan tipe akuifer.

Hal - 9
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

2.3 Ketersediaan airtanah


Menurut Santosa dan Adji (2014), penentuan jumlah dan ketersediaan
airtanah dilakukan berdasarkan perhitungan parameter-parameter
sebagai berikut:
1. Imbuhan airtanah ke dalam akuifer diperkirakan secara kuantitatif
berdasarkan persentase curah hujan
2. Aliran airtanah yang masuk ke dalam cekungan airtanah atau
yang keluar dari cekungan yang dihitung berdasarkan jarring
aliran airtanah dan menerapkan hokum Darcy dalam
perhitungannya.
3. Debit optimum yang dihasilkan dari setiap sistem akuifer di suatu
cekungan airtanah yang dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu:
a. Uji pompa untuk menentukan parameter sumur, yang meliputi
debit optimum dan debit jenis
b. Estimasi kuantitatif dilakukan untuk menentukan debit
optimum area pada cekungan airtanah yang dilakukan melalui
tahapan berikut:
1) Penentuan ketebalan (D) setiap sistem akuifer
2) Penentuan koefisien kelulusan (k) setiap sistem akuifer
3) Penentuan debir jenis (Qs) setiap sistem akuifer,
4) Penentuan debit optimum setiap sumur pada setiap sistem
akuifer dengan menurunkan muka airtanah sampai
kedudukan kritis.
4. Penentuan jarak minimum antarsumur, agar jarak optimum pada
setiap sumur yang dibuat dapat dicapai. Hal ini ditentukan
berdasarkan uji pemompaan yang dilengkapi dengan sumur-
sumur pengamat.
Perhitungan ketersediaan airtanah dapat dilakukan
berdasarkan metode statis dan metode dinamis. Metode statis

Hal - 10
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

digunakan jika dianggap bahwa airtanah diam dan tidak mengalir.


Perhitungan dengan metode statis ini dilakukan berdasarkan
beberapa parameter penentu, yaitu tebal akuifer, specific yield
berdasarkan komposisi material penyusun akuifer, dan luas masing-
masing zona potensi airtanah. Pada kenyataannya, airtanah dalam
akuifer tidak bersifat statis namun mengalir dengan kecepatan
tertentu, yang berarti bahwa airtanah bersifat dinamis.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Air Bawah


Tanah
Secara teoritis, meningkatnya jumlah dan aktivitas penduduk
akan meningkatkan jumlah kebutuhan air bersih (demand).
Kebutuhan air bersih tersebut harus diimbangi dengan persediaan
(supplai) yang cukup. Ditinjau dari sisi kualitas, kuantitas dan biaya
air bawah tanah merupakan alternatif yang banyak dipilih. Mengingat
air bawah tanah memiliki karakteristik yang baik serta mudah
diperoleh dan murah biaya memanfaatkannya, maka masyarakat lebih
cenderung memanfaatkan air bawah tanah untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya (Soemarwoto, 2001).
Menurut Pratowo (2001) pemakaian air tanah yang melebihi
potensi akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan yang
berakibat pada berkurangnya cadangan bagi generasi mendatang serta
terjadinya kerusakan lingkungan yang akan sangat berpengaruh pada
perkembangan kota dan penduduk kota itu sendiri. Untuk itu
diperlukan peran pemerintah di dalam pemanfaatan air bawah tanah,
khususnya untuk keperluan rumah tangga, utamanya dalam
melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemanfaatan air bawah tanah adalah:
(1)Pemanfaatan air bersih; (2) Ketersediaan air bawah tanah yang
meliputi kuantitas, kualitas, biaya pemanfaatan serta cara
memperoleh air bawah tanah; (3) Kebijakan pemerintah tentang
pemanfaatan air bawah tanah.

Hal - 11
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

Hal - 12
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

BAB III
METODE PENELITIAN

Rencana pelaksanaan pekerjaan memuat penetapan masing-


masing item pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan yang tertera
di dalam Kerangka Acuan Kerja. Rencana kerja yang dimaksud dibuat
agar tahapan-tahapan pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa ada yang
terlewatkan sehingga sasaran pekerjaan ini dapat dicapai dengan
waktu yang juga telah direncanakan.

3.1 Pendekatan Penelitian/Kelitbangan


3.1.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah
pendekatan gabungan antara pendekatan kualitatif dan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk analisis
hidrostratigrafi akuifer, sedang analisis karakteristik air tanah,
karakteristik sumur bor, dan pemanfaatan air tanah dianalisis
menggunakan pendekatan kuantitatif.

3.1.2 Data yang Digunakan Pada Penelitian


Data yang dibutuhkan pada penelitian ini disesuaikan dengan
tujuan penelitian yang dijabarkan melalui variabel penelitian,
parameter yang digunakan, dan jenis data. Data yang dibutuhkan
pada penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Data yang dibutuhkan dalam Penelitian
Jenis
No Variabel Parameter Data yang dibutuhkan
data
1. Hidrostratigrafi 1. Tipe akuifer 1. Peta geologi Sekunder
akuifer 2. Kedalaman akuifer 2. Data bor lapisan
3. Jenis material material
penyusun

2 Karakteristik 1. Karakteristik fisik dan 1. Peta geologi Sekunder


Airtanah kimia air tanah 2. Data lapisan material Primer
2. Ketinggian muka air 3. Data curah hujan
tanah 4. Hasil pengukuran
3. Kandungan DHL DHL

Hal - 12
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

3 Karakteristik 1. Persebaran 1. Kedalaman sumur Primer


sumur bor penggunaan sumur bor
bor 2. Persebaran Primer
2. Kedalaman sumur pengguaan sumur
bor bor pada
3. Kecepatan permukiman dan
penyedotan air tanah unit usaha
3. Hasil pengukuran Primer
kecepatan
penyedotan air pada
sumur bor
4 Pemanfaatan Besar pemanfaatan Hasil wawancara Primer
airtanah airtanah oleh pengguna pemanfaatan air tanah
menggunakan sumur bor
sumur bor

3.1.3 Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sumur bor yang ada
di Kota Kendari
2. Sampel
Penentuan jumlah sampel sumur bor menggunakan metode
accidental sampling. Metode accidental sampling dilakukan karena
belum diketahui secara pasti jumlah populasi penelitian. Sampel
sumur bor diambil pada tiap kecamatan di Kota Kendari.

3.2 Pengumpulan Data


1. Hidrostratigrafi Akuifer
Pengumpulan data hidrostarigrafi akuifer dilakukan dengan
menganalisis jenis material pada lokasi penelitian menggunakan
peta geologi dan menganalisis lapisan material penyusun
menggunakan data stratigrafi dan data bor sehingga dapat
diketahui tingkat permeabilitas material.

2. Karakteristik air tanah

Hal - 13
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

Data karakteristik air tanah didapatkan dengan cara menganalisis


stratigrafi batuan pada lokasi penelitian sehingga diketahui
ketinggian muka air tanah.

3. Karakteristik Sumur Bor


Pengumpulan data karakteristik sumur bor didapatkan dengan
cara:
a. Persebaran lokasi penggunaan sumur bor diketahui dengan
cara survei lapangan
b. Kedalaman sumur bor diketahui dengan cara wawancara
kepada pemilik sumur bor
c. Kecepatan aliran sumur bor diketahui dengan pengukuran
lapangan dan perhitungan dengan menggunakan Metode
volumetrik. Prinsip metode ini adalah mengukur perbandingan
tertampungnya air pada volume tertentu dalam satuan waktu:

Q = …………………… (1)

Q adalah debit dengan satuan m3/dt, V adalah volume air (m 3)


dan t adalah waktu (dt).

4. Pemanfaatan air tanah


Pengumpulan data pemanfaatan air tanah dilakukan dengan cara
wawancara kebutuhan air oleh pengguna sumur bor selama 1
tahun. Data sumur yang diambil berupa titik koordinat, elevasi
sumur, pengambilan data tinggi muka air tanah, Daya hantar
listrik, pH, suhu serta sampel air sumur.

3.3 Metode Analisis Data


Metode analisis data dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan
variabel penelitian, antara lain:

Hal - 14
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

1. Hidrostratigrafi akuifer
Analisis ini didasarkan pada hasil analisis peta geologi dan data
bor lapisan material yang kemudian akan menghasilkan
penampang geologi berupa perlapisan batuan secara vertikal. Hasil
dari analisis ini akan menunjukkan jumlah perlapisan akuifer,
material penyusun setiap lapisan dan kedalaman setiap lapisan.
2. Karakteristik air tanah
Data karakteristik air tanah berupa ketinggian muka air tanah
dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Selain itu, karakteristik kadungan DHL pada air tanah dianalisis
menggunakan metode konduktometri. Konduktometri adalah salah
satu metode analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar
listrik suatu larutan. Daya hantar listrik adalah kemampuan air
untuk menghantarkan arus listrik yang dinyatakan dalam
micromhos/cm (µS/cm). Nilai Daya hantar listrik tinggi mencirikan
air banyak mengandung garam (Suharyadi, 1984). Nilai Daya
hantar listrik dimasukan ke dalam klasifikasi daya hantar listrik
untuk menentukan tingkat intrusi berdasarkan konduktivitasnya
(Davis dan Wiest, 1996).
Tabel 3.2. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan DHL
Batas Konduktivitas (µS/cm,
No Klasifikasi Intrusi
25oC)
1. ≤200,00 Tidak terintrusi
2. 200,01-229,24 Terintrusi sedikit
3. 229,25-387,43 Terintrusi sedang
4. 387,44-534,67 Terintrusi agak tinggi
5. ≥534,68 Terintrusi tinggi

3. Karakteristik sumur bor


Hasil pengumpulan data dari survei lapangan dan wawancara
berupa persebaran lokasi sumur bor, kedalaman sumur bor, dan
kecepatan aliran sumur bor dianalisis dengan menggunakan
metode deskriptif kuantitatif. Bedasarkan data kedalaman sumur
bor dapat diketahui jenis akuifer yang dimanfaakan dalam
mengambil air tanah. Selain itu persebaran lokasi sumur bor
menentukan lokasi yang paling intensif mengambil air tanah.

Hal - 15
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SUMUR BOR
TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA LAPORAN AKHIR
KENDARI

4. Pemanfaatan air tanah


Data Pemanfaatan air tanah dianalisis hingga mendapatkan pola
penggunaan air tanah oleh pemilik sumur bor. Data yang
dianalisis antara lain jenis dan besar penggunaan air tanah dalam
waktu satu tahun. Berdasarkan data pemanfaatan air tanah dapat
diketahui apabila besar penggunaan air tanah lebih besar dari
input air tanah, maka air tanah kota kendari (pada sistem airtanah
dalam akuifer tertentu) berpotensi mengalami penurunan.

Hal - 16

Anda mungkin juga menyukai