Anda di halaman 1dari 14

A.

Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan


a. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Tujuan program adalah untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa sehingga dapat
dilakukan upaya pencegahan baik mencegah agar tidak terjadi maupun mencegah agar
tidak berkembang menjadi lebih buruk.
Kegiatan yang dilaksanakan :
1) Penyuluhan pada masyarakat umum melalui posyandu, safari kesehatan,
perorangan dan keluarga pasien, pertemuan lintas sektoral penemuan pasien
2) Pengobatan dan rujukan pasien
3) Kunjungan rumah Pencatatan dan pelaporan
Kegiatan Yang Dilakukan:
1) Kegiatan Dalam Gedung
Kegiatan dalam gedung dalam upaya kesehatan jiwa antara lain penyuluhan,
penemuan, pengobatan dan rujukan pasien.
2) Kegiatan Luar Gedung
Melakukan penyuluhan saat posyandu, Puskesmas keliling, Safari kesehatan dan
pertemuan lintas sektoral. Mendata dan kunjungan rumah pada kasus kelainan jiwa
atau yang di pasung. Di puskesmas Selemadeg Barat memiliki 76 orang dengan
gangguan jiwa
Berikit ini adalah capaian kegiatan pelayanan kesehatan jiwa di wilayah kerja
Puskesmas Selemadeg Barat

Tabel 4.54 Indikator Kinerja Pelayanan Kesehatan Jiwa


di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2018

CAPAIAN 2018
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Tidak
85 100%
76 95% Mencapai
Kunjungan rumah pasien jiwa Target
Sumber : Laporan PKP Tahun 2018
Tabel 4.55 Jenis Kunjungan Jiwa di Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2018
JENIS PENYAKIT JUMLAH PENDERITA

2016 2017 2018


Scizoprenia hebefrenik 4 4 4
Scizoprenia paranoid 21 34 34
Gangguan Mental Organik 0 0 0
Gangguan Cemas 2 2 2
Epilepsi 25 25 40
Depresi 1 1 0
Retradasi mental 4 4 4
Dimensia 1 1 1
Insomnia 0 1 1
Sumber : Laporan SP2TP

b. Pelayanan Kesehatan Olahraga


Upaya kesehatan olah raga adalah salah satu upaya kesehatan yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui aktivitas fisik dan
atau olah raga. Dalam rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010,
program kesehatan olahraga merupakan salah satu program dari pokok program prilaku
hidup sehat dan pemberdayaan masyarakat. Kesehatan olahraga telah ditetapkan
sebagai salah satu indikator keberhasilan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kesehatan Olahraga (Kesorga) merupakan program pengembangan yang memiliki
kegiatan cukup banyak, dan dilaksanakan di masing-masing wilayah desa di wilayah kerja
Puskesmas Selemadeg Barat.

JUMLAH Capaian 2019


NO INDIKATOR KINERJA TARGET Ket
SASARAN ABS %
100
Pembinaan Kelompok Mencapai
1 Kelompok 100% 100 100,00%
Olahraga Target
Olahraga
10
Penyuluhan Kesehatan Mencapai
2 Kelompok 100% 10 100,00%
Olahraga Target
Olahraga
c. Pelayanan Kesehatan Indra
Tujuan program : Meningkatkan kesehatan mata, upaya pencegahan agar tidak
terjadi berkembang menjadi lebih buruk. Kegiatan yang dilaksanakan adalah:
1. Penyuluhan kesehatan mata, katarak dan penyakit mata lainnya di posyandu, puskel,
safari kesehatan.
2. Pemeriksaan /penjaringan pada TK dan SD.
3. Pemeriksaan dan pengobatan pada pasien di Puskesmas dan Posyandu.
4. Merujuk pasien dengan kelainan refrasi, katarak, hordeulum dan lainnya.
5. Mengadakan pemeriksaan kelaianan refraksi gratis dan pembagian kaca mata plus
gratis pada saat Safari Kesehatan dengan bekerja sama dengan Yayasan kemanusiaan
Indonesia (YKI).
6. Mendata pasien katarak yang siap dioperasi gratis.
Selaian kegiatan diluar gedung pelayanan kesehatan Indra juga dilakukan di Ruang
Pemeriksaan Umum, Data kunjungan Penyakit Mata yang datang pelayanan pemeriksaan
umum pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 2.56 sebagai berikut :
Tabel 4.56 Jenis Penyakit Mata Yang datang di Ruang Pemeriksaan Umum
Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2018
No Jenis Penyakit Mata Jumlah Kasus
1 Konjuntivitis 32
2 Hordeolum 6
3 Pterigium 14
4 Kelainan Refraksi 20
5 Katarak 165
6 Katarak Yang dirujuk 7
Sumber : Laporan SP2TP Tahun 2018

d. Pelayanan Kesehatana Lansia


Puskesmas Selemadeg Barat adalah “Puskesmas Santun Lansia” artinya
memberikan prioritas pada pasien dari pralansia mulai dari loket yang terpisah dari
pasien umum sampai ruangan tersendiri dan dilengkapi dengan kamar mandi dan
perlengkapannya seperti realling, bel dan keset anti selip.
Puskesmas Santun Lansia, merupakan strategi pelayanan kesehatan bagi usia
lanjut sebagai bentuk penghargaan dan kepedulian terhadap usia lanjut dengan segala
kondisinya baik fisik, mental dan psiko-sosial. Jumlah usia lanjut yang semakin
meningkat, harus menjadikan perhatian kita untuk dapat melakukan pembinaan sedini
mungkin agar mereka tetap terpelihara kesehatan dan kemandiriannya.
Tujuan Puskesmas “Santun Lansia adalah :
1) Melakukan perencanaan terarah dalam pelayanan lansia sesuai kebutuhan
2) Pelayanan proaktif,berkualitas
3) Kemudahan pelayanan
4) Menurunkan jumlah kesakitan
5) Mewujudkan lansia produktif dan bahagia
6) Mengembalikan kemampuan dan kepercayaan diri lansia

Grafik 4.57 Laporan Jumlah Kunjungan Pasien Usia 45-59 Tahun


Di Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2018
No Nama Desa Sasaran Jumlah Kunjungan

L P L P

1 Lalanglinggah 367 378 134 216

2 Antosari 191 209 80 144

3 Lumbung Kauh 144 121 64 110

4 Lumbung 210 219 68 134

5 Bengkel Sari 172 173 68 126

6 Mundeh 150 170 96 119

7 Mundeh Kangin 205 182 87 140

8 Tiying Gading 232 222 80 148

9 Angkah 247 269 115 197


10 Selabih 164 134 79 103

11 Mundeh Kauh 117 128 56 97

Total 2199 2205 927 1534

Sumber : Laporan Lansia Tahun 2018

Grafik 4.57 Laporan Jumlah Kunjungan Pasien Usia >60 Tahun


Di Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2018
No Nama Desa Sasaran Jumlah Kunjungan

L P L P

1 Lalanglinggah 261 294 141 230

2 Antosari 220 306 122 216

3 Lumbung Kauh 94 136 66 112

4 Lumbung 140 184 97 142

5 Bengkel Sari 75 78 49 77

6 Mundeh 141 186 95 148

7 Mundeh Kangin 150 156 103 145

8 Tiying Gading 197 200 119 160

9 Angkah 209 249 143 180

10 Selabih 115 136 68 104

11 Mundeh Kauh 163 171 92 146

Total 1765 2096 1095 1660

Sumber : Laporan Lansia Tahun 2018

Grafik 4.58 Laporan Gambaran Penyakit Terbanyak Yang di Derita Lansia


Di Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2018
No Nama Penyakit Umur Lansia

Umur 45-59 Umur ≥60 tahun

1 Hipertensi 179 250

2 Arthritis 104 73

3 PPOK 1 19

4 Diabetes Mellitus 5 12

5 Kanker 2 0

6 ISPA 188 136

7 Rematik 207 143

8 Gastritis 144 92

Sumber : Laporan Lansia Tahun 2018

Tabel 4.59 Indikator Kinerja Pelayanan Kesehatan Lansia


di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2018

CAPAIAN 2018
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Cakupan Pra Lansia ( umur 45- 4404 2219 50,4% Mencapai
59tahun) 46% Target

2 Cakupan Lansia diatas umur 60 tahun 3861 66,4% Mencapai


menurut renstra dinas 64% 2565 Target

3 Cakupan Lansia umur 60 tahun keatas / 3861 363 9,4% Mencapai


skrining lansia ( menurut SPM) 100% Target

Sumber : Laporan PKP Tahun 2018

Pada tabel diatas dapat dilihat semua indikator Kinerja Pelayanan Kesehatan Lansia
telah mencapai target yang diharapkan. Ini tak lepas dari peran aktif lansia dalam megikuti
kegiatan pelayanan kesehatan lansia di wilayah Puskesmas Selemadeg Barat.
e. Pelayanan Kesehatan Kerja
Upaya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pekerja secara minimal dan
paripurna meliputi upaya peningkatan kesehatan kerja, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan PAK, PAHK, KAK oleh institusi pelayanan kesehatan kerja dasar.
Tujuan UKK adalah: Terselenggaranya pelayanan kesehatan kerja dasar oleh
Puskesmas di kawasan industri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat pekerja. Bagi Puskesmas yang berada di wilayah kerja di kawasan industri,
wajib mengembangkan Upaya Kes Kerja yang merupakan kebutuhan dan masalah pada
wilayah kerjanya. Untuk melaksanakan UKK pada Puskesmas perlu kerja sama dengan
pengusaha, serikat pekerja, Dinas tenaga kerja, Dinas Perindustrian.
Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan Kesehatan Kerja dasar yaitu upaya yang diberikan kepada masyarakat pekerja
secara minimal oleh institusi pelayanan kesehatan kerja dasar meliputi Pos UKK, Poliklinik
Perusahaan dan Puskesmas. Pos UKK sebagai suatu wadah pelayanan kesehatan kerja
yang berada di tempat kerja dan dikelola oleh pekerja itu sendiri (kader) yang
berkoordinasi dengan Puskesmas sebagai Pembina dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.
Adapun pada Pos UKK kelompok kader mempunyai peranan sebagai :
1) Pembina dan penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja
2) Pelaksana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Pertolongan Pertama
Pada Penyakit (P3P)
3) Koordinator penyediaan fasilitas alat keselamatan kerja
4) Koordinator kegiatan pencatatan dan pelaporan

Adapun capaian kinerja UKK dapat dilihat pada Tabel 4.60 dibawah ini :
Tabel 4.60 Indikator Kinerja UKK di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2018
CAPAIAN 2018
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 1.Kunjungan pemeriksaan tempat kerja 51 100% 2.538
dan pekerja org

2 2. Pembinaan dan pemantauan 25 100% Mencapai


kesehatan kerja serta penyuluhan Target
kesehatan 51 204,00%

3 3. Pembentukan dan pembinaan Pos 51 2% Mencapai


UKK 25 49,02% Target

Sumber : Laporan UKK Tahun 2018

Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program yaitu :


 Kesulitan mengumpulkan para pekerja
 Waktu yang diberikan perusahaan terutama dalam memberikan penyuluhan dan
pemeriksaan kesehatan terbatas
 Pemeriksaan yang sudah dijadwalkan terkadang tidak terlaksana karena kesibukan
dari perusahaan tersebut
 Keterbatasan SDM yang dimiliki

f. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer (YANKESTRADKOM)


Pengembangan kesehatan tradisional di pukesmas ditekankan pada upaya
promotif dan preventif dengan pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan TOGA
dan akupresur. hal ini sejalan dengan indikator rencana strategis (RENSTRA) Kementerian
Kesehatan di bidang Pelayanan Kesehatan Tradisional, alternatif dan komplementerer
tahun 2015-2019.Capain Program Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.61 Indikator Kinerja UKK di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2018
CAPAIAN 2018
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Pembinaan Toga dan Pemanfaatannya 6534 KK 20% 5500 Mencap
84%
pada sasaran masyarakat KK ai Target

2 Pembinaan Hattra ( Penyehat tradisional) 21 100% 21 100% Mencap


ai Target
1. TOGA
Tanaman obat keluarga merupakan beberapa jenis tanaman obat pilihan yang ditanam di
pekarangan rumah atau lingkungan sekitar rumah. Tanaman obat yang dipilih biasanya
tanaman obat yang dapat digunakan untuk pertolongan pertama atau obat – obat ringan
seperti deman dan batuk. Tanaman obat yang sering ditanam di pekarangan rumah
antara lain sirih, kunyit, temulawak, kumis kucing, sambiloto, dan lain – lain. Tanaman
obat keluarga selain digunakan sebagai obat juga memiliki beberapa manfaat lain yaitu :
a) Dapat dimanfaatkan sebagai penambah gizi keluarga seperti Tomat, pepaya, timun,
dan bayam.
b) Dapat dimemanfaatkan sebagai bumbu atau rempah – rempah masakan seperti
Cabai, kunyit, kuncur, jahe, serai, dan daun salam.
c) Dapat menambah keindahan (estetis)/menambah keasrian pekarangan karena
ditaman di pekarangan rumah seperti mawar, melati, bunga matahari, kembang
sepatu, tapak dara dan kumis kucing.
d) Tanaman obat – obatan dapat ditanam dalam pot – pot atau dilain sekitar rumah.
Apabila lahan yang dapat ditanami cukup luas, maka sebagaian hasil panen dapat
dijual dan untuk menambah penghasilan keluarga.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membudiyakan
tanaman obat keluarga akan terus dilaksanakan penyuluhan dan pembinaan kepada
keluarga dalam wilayah Puskesmas Selemadeg Barat.
Kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai berikut :
a) Pengumpulan Data Dan Penjaringan Masyarakat Yang Memiliki. Tujuan adalah ntuk
mengetahui sudah berapa banyak kepada keluarga di masing – masing banjar yang
mempunyai TOGA. Sasaran dalam kegiatan ini Kepala keluarga di masing – masing
banjar.

Tabel 4.62 Hasil pendataan dan penjaringan masyakat yang memiliki TOGA
di wilayah Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2018
No Nama Desa Jumlah KK Yang Ada TOGA Persentase
1 Mundeh 848 683 80,54%

2 Lalanglinggah 1.027 832 81,01%

3 Lumbung 612 496 81,04%

4 Tiyinggading 607 472 77,75%

5 Mundeh Kangin 531 441 83,05%

6 Lumbung Kauh 378 289 76,45%

7 Antosari 586 446 75,10%

8 Mundeh Kauh 484 398 82,23%

9 Angkah 694 556 80,11%

10 Selabih 465 389 83,65%

11 Bengkel Sari 302 236 78,14%

JUMLAH 5238

Sumber : Data Yankestradkom Tahun 2018

b) Penyuluhan TOGA. Tujuan adalah Memberikan informasi kepada masyarakat dan


institusi tentang manfaat TOGA. Sasarannya Masyarakat & Anak sekolah.
c) Pembinaan Dan Bimbingan Terhadap Masyarakat. Tujuannya Membina dan
membimbing masyarakat yang sudah memiliki TOGA agar dapat memanfaatkannya
dengan baik. Sasarannya Masyarakat yang sudah memiliki TOGA. Hasil pembinaan
dan bimbingan sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan jadwal.

Tabel 4.63 Kegiatan Penyuluhan Luar Gedung Taman obat keluarga (TOGA) Tahun 2018
No Nama Desa Frekuensi
Penyuluhan
1 Mundeh 9

2 Lalanglinggah 11

3 Lumbung 8

4 Tiyinggading 14

5 Mundeh Kangin 13
6 Lumbung Kauh 12

7 Antosari 16

8 Mundeh Kauh 11

9 Angkah 10

10 Selabih 10

11 Bengkel Sari 10

JUMLAH 124
Sumber : Data Yankestradkom Tahun 2018

2. Akupressure
Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional. Sesuai PERMENKES nomor
1186/MENKES/PER/XI/1996 tentang pemanfaatan akupuntur di fasilitas pelayanan
kesehatan, maka metode pelayanan kesehatan tradisional yang dapat diselenggarakan di
fasilitas pelayanan kesehatan adalah akupuntur. akupuntur yang diselenggarakan di
puskesmas tidak menggunakan jarum dan dikenal sebagai AKUPRESUR. Akupresur adalah
upaya terapi fisik berupa rangsangan pijatan atau tekanan pada titik
akupuntur/akupresur dengan tujuan perawatan kesehatan (peningkatan kondisi tubuh,
pencegahan penyakit, penyembuhan, serta pemulihan kondisi setelah sakit) yang telah
digunakan oleh masyarakat sejak dulu kala sebagai bagian dan upaya untuk memenuhi
kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
Tujuan :
a) Tujuan Umum:
Meningkatnya pendayagunaan pengobatan tradisional (akupresur) dalam rangka
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
b) Tujuan Khusus:
 Puskesmas dapat melaksanakan pelayanan pengobatan tradisional akupresur
untuk memelihara kesehatan, meningkatkan kesehatan, mencegah dan
mengatasi gangguan kesehatan ringan secara mandiri oleh individu, keluarga,
kelompok/masyarakat.
 Puskesmas dapat menjadi fasilitator asuhan mandiri pemanfaatan akupresur
dalam rangka memelihara kesehatan, meningkatkan kesehatan, mencegah
dan mengatasi gangguan kesehatan ringan secara mandiri oleh individu,
keluarga, kelompok/masyarakat.
Alur pelaksanaan dimulai dari pasien datang dan langsung dilakukan pemeriksaan
dan penegakaan diagnosa oleh dokter. Penegakkan diagnosa oleh dokter tetap secara
konvensional. Selanjutnya dilakukan pengisian surat persetujuan pasien atas tindakan
alternatif komplementerer (inform consent), pengsisian surat permintaan pasien atas
pelayanan kesehatan alternatif dan komplementerer (request consent) serta memilih
pilihan terapi yang diberikan dokter seperti konvensional saja, konvensional + pelayanan
kesehatan tradisional (komplementer) atau murni pelayanan kesehatan tradisional
(alternatif). Hal yang harus diperhatikan ketika memberikan pelayanan kesehatan
tradisional dan kompelementer yaitu pemberi tindakan diberikan oleh tenaga kesehatan
yang mendapat pelatihan khusus di bidang tradisional, alternatif dan komplementerer
(dalam pengawasan dokter).
Jadwal Pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer di ruang
pelayanan Yankestradkom dilaksanakan pada Hari Rabu kerja setiap hari kerja.

g. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat


Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas ini pada dasarnya di bagi dalam beberapa
kegiatan sebagai berikut :
1. Pembinaan / Pengembangan
2. Pelayanan Asuhan pada kelompok Rawan
3. Pelayanan Medik Gigi Dasar
4. Pencatatan dan Pelaporan
Tujuan Umum : Tercapainya derajat Kesehatan Gigi masyarakat yang optimal
Tujuan Khusus :
1) Meningkatnya kesadaran, Sikap perilaku masyarakat dalam kemampuan pelihara diri
(Self Care) dibidang Kesehatan Gigi dan Mulut dan mau mencari pengobatan sedini
mungkin.
2) Menurunnya Prevalensi penyakit Gigi dan Mulut yang banyak di derita masyarakat
dengan upaya perlindungan / pencegahantanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan
pemulihan,terutama pada kelompok masyarakat yang rawan
3) Terhindarnya / berkurangnya gangguan fungsi kunyah akibat kerusakan / penyakit gigi
dan mulut
Pencapaian program UKGM Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2018 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.64 Indikator Kinerja UKK di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2018
CAPAIAN 2018
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 1.Pendidikan kesehatan gigi dan 20 SD 100%
240
mulut pada SD (gosok gigi massal 128,3%
orang
dan penyuluhan kesehatan)

Sumber : Laporan PKP Tahun 2018

Puskesmas Selemadeg Barat memiliki 11 desa yang terdiri dari 73 dusun maka
kami melaksanakan UKGM berdasarkan jumlah Posyandu yang ada. Kegiatan UKGM
berintegrasi dengan kegiatan puskesmas Keiling dan kegiatan mobil sehat setiap
tahunnya.
Pemeriksaan dan perawatan yang diberikan pada kelompok rawan penyakit gigi
dan mulut adalah sebagai berikut: Untuk frekwensi pembinaan petugas kesehatan dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut ke SD dilaksanakan 3 kali per tahun per SD yaitu pada
saat :
1) Penjaringan
2) Pelatihan dokter kecil
3) Pada saat UKGS dengan sikat gigi masal dan pemeriksaan kesehatah gigi anak kelas
IV dan kelas V.
Untuk cakupan upaya pelayanan pengobatan koperhensif pada anak sekolah
mencakup 80 % dari jumlah murid kelas selektif yang memerlukan perawatan.

Anda mungkin juga menyukai