Anda di halaman 1dari 12

Makalah Antopologi

Konsep Antropologi Sosial

Disusun Oleh :

1. Adinda fajar
2. Afra kirana
3. Aisyah pangestu
4. Annisa ismayati
5. Annisa sholihah

UNIVERSITAS MH THAMRIN

FAKULTAS KESEHATAN

DIII KESEHATAN
Definisi Antropologi

Antropologi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang membahas mengenai budaya masyarakat
suatu etnis. Antropologi muncul karena adanya ketertarikan dari orang Eropa yang melihat budaya,
ciri-ciri fisik dan adat istiadat yang berbeda.

Kata antropologi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu “anthropos” yang berarti manusia dan
“logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah, antropologi dapat didefinisikan sebagai suatu keilmuan
yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik, serta kebudayaannya.

Obyek dari antropologi adalah manusia, kebudayaan serta perilakunya. Obyek antropologi dengan
kata lain menyangkut semua manusia dimanapun dan kapanpun. Tujuan dari antropologi adalah
untuk membangun masyarakat dengan mempelajari perilaku, bagaimana manusia dapat
bermasyarakat dalam suku bangsa dan budaya manusia. Antropologi memadukan secara integratif
tujuan biologi dan sosio-budaya dalam kehidupan.

Teori Antropologi

Antropologi semakin berkembang karena adanya teori-teori yang bermunculan dan berkembang.
Teori antropologi tersebut adalah sebagai berikut:

Teori evolusionisme deterministik

Teori Evolusionisme Deterministik dapat dikatakan sebagai teori tertua di deretan teori antropologi.
Teori ini dikembangkan oleh Lewis Henry Morgan dan Edward Burnet Tylor. Teori ini muncul
dari anggapan adanya hukum universal yang mengendalikan perkembangan semua kebudayaan
manusia. Berdasarkan teori ini setiap kebudayaan mengalami fase-fase atau evolusi.

Lewis Henry Morgan (1818-1881) menggambarkan proses evolusi masyarakat dan kebudayaan
dengan delapan tahap evolusi universal yang dituangkan dalam karyanya dengan judul Ancient
Society. Delapan tingkat evolusi tersebut adalah zaman liar, zaman liar madya, zaman liar muda,
zaman barbar tua, zaman barbar madya, zaman barbar muda, zaman peradaban purba dan zaman
peradaban masa kini.

Teori partikularisme

Teori partikularisme muncul setelah berakhirnya masa teori evolusionisme. Pemikiran baru ini
dipelopori oleh Franz Boas (1858-1942) yang menentang teori evolusionisme. Teori ini disebut
juga sebagai partikularisme historic. Boas tidak setuju dengan teori evolusi tentang adanya hukum
universal yang menguasai kebudayaan. Boas berpendapat meskipun hanya satu unsur, kebudayaan
tetap harus dipelajari dalam konteks masyarakat di mana unsur tersebut berada. Teori
partikularisme berpandangan bahwa perkembangan tiap kebudayaan mempunyai kekhasan
sendiri-sendiri dan tidak dapat digeneralisasikan ke dalam aturan atau hukum yang universal.
Fungsionalisme

Teori fungsionalisme dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942). Teori ini


beranggapan bahwa semua unsur kebudayaan adalah bagian-bagian yang berguna bagi masyarakat
di mana unsur-unsur tersebut berada. Pandangan fungsionalis menekankan bahwa setiap pola
perilaku, kepercayaan dan sikap yang menjadi bagian dari kebudayaan suatu masyarakat, memiliki
peran mendasar di dalam kebudayaan yang bersangkutan.

Jenis2 antropologi

Antropologi dibagi menjadi beberapa cabang secara khusus yaitu antropologi fisik dan antropologi
budaya. Cabang antropologi tersebut masih dibagi lagi menjadi sub bidang, seperti dibawah ini:

1. Antropologi Fisik

Menurut Haviland, antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis.


Antropologi fisik membahas manusia berdasarkan evolusinya serta menyelidiki manusia dari
variasi biologis dalam berbagai jenis (spesies). Analisis antropologi fisik diperoleh dari fosil-fosil
dan pengamatan pada primata-primata yang pernah hidup.

Para ahli antropologi fisik berusaha mencari tahu nenek moyang manusia untuk mengetahui kapan,
bagaimana, dan mengapa manusia menjadi mahluk seperti sekarang ini. (Baca juga: Kode etik
psikologi)

Antropologi fisik dibagi menjadi sub bagian :

 Paleontologi

Paleontologi berasal kata dari bahasa Yunani yaitu paleon, ontos dan logos. Gabungan kata ini
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai kehidupan di masa lalu. Paleontologi
merupakan keilmuan mempelajari asal usul serta perkembangan manusia secara biologis.

 Somatologi

Somatologi adalah salah satu sub bagian antropologi fisik yang mempelajari jenis ras manusia
dengan didasarkan pada ciri-ciri fisik. Ciri fisik manusia baik fenotip dan genotip dipelajari dalam
somatologi. Somatologi juga mempelajari sejarah terjadinya aneka warna manusia yang dipandang
dari ciri-ciri tubuh.

2. Antropologi Budaya
Burke menjelaskan bahwa antropologi budaya berfokus pada kebudayaan manusia atau cara hidup
manusia dalam masyarakat. Antropologi budaya merupakan studi mengenai praktek-praktek sosial,
bentuk ekspresif dan penggunaan bahasa.

Antropologi budaya memiliki tiga sub bidang yang berdekatan, yaitu :

 Prehistori

Prehistori merupakan salah satu sub bidang antropologi budaya mempelajari sejarah
perkembangan, penyebaran dan terjadinya aneka kebudayaan manusia sebelum mengenal tulisan.

 Etnolinguistik

Etnolinguistik membahas mengenai sejarah asal, perkembangan dan penyebaran aneka bahasa
yang diucapkan manusia.

 Etnologi

Sub bidang etnologi merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan
masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di dunia. Etnologi dibagi lagi
menjadi dua kajian yaitu antropologi diakronik dan antropologi sinkronik. Antropologi diakronik
meneliti seperangkat pola budaya suku bangsa yang telah menyebar di dunia. Antropologi
sinkronik mempelajari tingkah laku sosial dalam suatu lembaga seperti keluarga, kultur
kebudayaan, sistem kekerabatan, tata hukum dan organisasi politik.

3. Antropologi Psikologi

Antropologi psikologi merupakan bidang yang mengkaji tentang hubungan antara individu dengan
nilai kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada. Ruang lingkup antropologi psikologi sangat
luas dan menggunakan berbagai pendekatan untuk masalah yang muncul dalam interaksi antara
nilai, pemikiran dan kebiasaan sosial. Fokus kajian antropologi psikologi adalah kedekatan
individu dalam masyarakat yang dihubungkan dengan psikologi. Bisa kita bilang ini adalah sangat
besar kaitannya dengan cabang cabang psikologi lainnya seperti psikologi organisasi.

4. Antropologi Spesialisasi

Antropologi spesialisasi dibagi menjadi banyak keilmuan, antara lain:


a. Antropologi Kesehatan
Antropologi kesehatan merupakan keilmuan yang membahas pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat mengenai penyakit dan kesehatan.
b. Antropologi Ekonomi
Antropologi Ekonomi adalah bidang kajian antropologi yang mempelajari gejala ekonomi dalam
kehidupan masyarakat dengan melihat gaya hidup manusia dan sistem pencarian makanan secara
subtantif.

c. Antropologi Perkotaan
Antropologi Perkotaan menggunakan pendekatan antropologi untuk membahas masalah
perkotaan. Masalah perkotaan muncul dan berkembang menjadi ciri dari hakekat kota itu sendiri.
d. Antropologi Kependudukan
Antropologi Kependudukan mempelajari cara mengatasi masalah-masalah kependudukan.
Beberapa kendala yang menghambat kelancaran program kependudukan antara lain, latar belakang
dan kondisi sosial budaya masyarakat.
e. Antropologi Pendidikan
Antropologi Pendidikan bermanfaat untuk mengasah kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik, dalam menganalisa, mensintesa, dan mengevaluasi topik-topik di sekitar
antropologi.

f. Antropologi Hukum
Antropologi Hukum berkaitan dengan suatu norma sosial adalah hukum. Jika terjadi pelanggaran
atau tindakan yang bertentangan dengan norma sosial maka pelanggar akan diberikan sanksi.

g. Antropologi Sosial
Salah satu studi ilmu antropologi yang mempelajari kebudayaan masyarakat dalam suatu etnis.
Ilmu ini mempelajari manusia dari sisi keragaman fisik seperti perilaku, tradisi, serta nilai – nilai
budaya yang berbeda. Sehingga, dapat dikatakan bahwa antropologi sosial mempelajari tentang
apa saja yang terjadi dalam kehidupan manusia.

h. Antropologi Forensik
Antropologi forensik merupakan antropologi terapan yang menggabungkan ilmu antropologi fisik
atau yang biasa disebut biologi, dengan ilmu Osteologi dan Ondotologi. Kedua ilmu tersebut
mempelajari tentang kondisi tulang dan gigi. Kemudian, antropologi forensik berkaitan dengan
pengguaan osteologi dan odontologi dalam identifikasi mayat.

i. Antropologi Pembangunan
Dalam kajian antropologi, pembangunan adalah bagian dari kebudayaan. Pembangunan sendiri
menandai eksistensi dari beberapa tindakan manusia. Sedangkan kebudayaan adalah sebuah
pedoman untuk manusia bertindak. Dengan demikian, berdasarkan prespektif antropologi,
pembangunan dinilai memiliki tujuan untuk membangun masyarakat serta peradaban manusia

j. Antropologi Terapan
Antropologi Terapan merupakan tempat keterampilan, pengetahuan dan sudut pandang ilmu
antropologi. Antropologi Terapan digunakan untuk mencari solusi dari masalah-masalah praktis
kemanusiaan serta menfasilitasi pembangunan manusia. Antropologi Terapan berkaitan dengan
masalah nyata dan berbagai kebutuhan kelompok sosial di masa kini seperti masalah
pengangguran konflik kelompok etnis, bencana alam, kemiskinan struktural, ethnic cleancing dan
sebagaimnya. Antropologi terapan diketahui, dipelajari dan diaplikasikan dengan menyesuaikan
situasi kajian.

Pendekatan Antropologi

Antropologi perlu memperoleh banyak informasi dari berbagai pendekatan baik secara umum
maupun khusus. Pendekatan-pendekatan ini berfungsi untuk mengetahui peristiwa yang dialami
manusia dan mengkaji suatu hal dengan lebih intensif. Pendekatan antropologi bukan hanya
digunakan dalam penelitian sosial namun juga dapat digunakan dalam memberi kesimpulan
umum.

 Pendekatan Holistic

Pendekatan Holistic memandang kebudayaan secara utuh atau holistik. Kebudayaan di pandang
sebagai suatu yang holistik, setiap unsur di dalamnya dapat dipahami dalam keadaan terpisah. Para
ahli antropologi mengumpulkan semua aspek (sejarah, ekonomi, geografi, teknologi serta bahasa)
untuk medapatkan generalisasi mengenai suatu kebudayaan yang kompleks.

 Pendekatan Komparatif

Pendekatan komparatif menjadi sebuah pendekatan yang unik dalam antropologi. Pendekatan ini
digunakan untuk memahami kebudayaan masyarakat yang belum mengenal baca-tulis (pra-
aksara). Para ahli antropologi yakin bahwa setiap teori harus diuji pada sebanyak mungkin
populasi di kebudayaan sebelum dapat diverifikasi. Ahli antropologi merasa lebih mudah untuk
mempelajari kebudayaan dari masyarakat kecil yang relatif sama atau homogen dari pada
masyarakat-masyarakat modern yang lebih kompleks.

 Pendekatan Historic

Pendekatan ini berfokus pada asal-usul unsur kebudayaan. Awalnya para ahli antropologi tertarik
pada asal unsur kebudayaan kemudian tertarik mengenai unsur kebudayaan yang khusus dan unik.

Kajian Antropologi

Menurut Stanley Wahburn, bidang kajian antropologi antara lain:


a. Antropologi Ragawi
Antropologi Ragawi mempelajari mengenai evolusi manusia dan hubungannya dengan hewan lain
dan secara khusus bagaimana hubungan manusia dengan primata. Antropologi Ragawi pada
hakikatnya lebih mendekati biologi dibandingkan dengan ilmu sosial. Para ahli antropologi budaya
mengantungkan informasi dari ahli antropologi ragawi mengenai unsur-unsur biologis yang
khusus pada manusia. Unsur biologis tersebut memiliki fungsi yang esensial dalam pembentukan
kebudayaan manusia.

b. Antropologi Sosial Budaya


Antropologi budaya mempelajari kebudayaan secara keseluruhan termasuk akulturasi, perubahan
budaya dan difusi kebudayaan. Konsep kunci dalam antropologi sosial adalah struktur sosial dan
bukan kebudayaan. Antropologi budaya berfokus pada pencarian sejarah dari unsur-unsur
kebudayaan, sedangkan antropologi sosial berfokus pada pencarian hukum dan generalisasi
lembaga-lembaga sosial.

c. Antropologi Etnografi, Etnologi dan Linguistik


Etnografi mendeskripsikan dengan lengkap mengenai kebudayaan-kebudayaan yang masih ada
saat ini. Etnologi membandingkan dan menjelaskan kesamaan serta perbedaan antar sistem
kebudayaan. Linguistik berfokus dalam mendeskripsikan dan menganalisis bahasa-bahasa yang
dipergunakan di berbagai kebudayaan.

d. Antropologi Prahistori
Antropologi Prahistori berusaha merekonstruksi sejarah masyarakat dengan cara menggali artefak
dan unsur kebudayaan lain yang dimilikinya

Konsep Antropologi

 Kebudayaan

Kebudayaan merupakan konsep yang paling esensial dari antropologi. Kebudayaan menurut
Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan serta hasil karya milik manusia
yang digunakan dalan kehidupan masyarakat, dimana hal tersebut dijadikan miliknya melalui
belajar. Menurut Parsudi Suparlan, kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan yang
dimiliki manusia sebagai makhluk sosial berisi model-model pengetahuan yang secara selektif
dapat digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan yang dihadapi, serta untuk
mendorong dan menciptakan tindakan yang diperlukan.

Kebudayaan memiliki karakteristik tertentu, yaitu kebudayaan manusia sangat beragam,


kebudayaan didapat dan diteruskan secara pembelajaran dan tidak tergantung dari transmisi
biologis, kebudayaan bersifat dinamis, nilai dalam kebudayaan bersifat relatif, kebudayaan adalah
milik bersama dan kebudayaan adalah suatu integrasi.
Terdapat tiga wujud dari kebudayaan, menurut Koentjaraningrat yaitu:

1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia atau disebut juga sistem budaya. Sistem budaya
memiliki wujud yang abstrak.
2. Kompleks aktivitas atau tindakan atau disebut juga sebagai sistem sosial. Wujud kebudayaan ini
lebih konkrit dari sistem budaya. Sistem sosial masyarakat dapat diamati.
3. Hasil karya atau benda yang disebut juga kebudayaan fisik. Ini merupakan perwujudan paling
konkrit dari kebudayaan.

Unsur kebudayaan merupakan satuan terkecil dari suatu kebudayaan. Kebudayaan mungkin
berasal dari gabungan unsur-unsur dari masyarakat lain atau dapat juga unsur yang ditemukan oleh
masyarakat yang bersangkutan tersebut.

Para ahli mengemukakan bahwa ada tujuh unsur dari kebudayaan, antara lain:

1 Unsur Religi

2 .Sistem Kemasyarakatan

3 Sistem Bahasa

4 Sistem Pengetahuan

5 Sistem Peralatan

6 Sistem mata pencaharian hidup

7 Seni

Unsur-unsur yang saling terkait dan memiliki fungsi disebut sebagai kompleks kebudayaan. Salah
satu contoh kompleks kebudayaan masyarakat adalah sistem perkawinan.

Suatu wilayah geografis dimana penduduk didalamnya saling berbagai unsur dan kompleks
kebudayaan tertentu disebut sebagai daerah kebudayaan atau culture area. Proses tersebarnya
unsur kebudayaan dari suatu daerah ke daerah lain atau kebudayaan lain disebut sebagai difusi
kebudayaan.

 Enkulturasi
Enkulturasi merupakan proses individu belajar memiliki peran dalam kebudayaan masyarakatnya
sendiri. Individu mempelajari dan menyesuaikan pemikiran dan sikapnya sesuai dengan sistem
adat, norma serta berbagai peraturan yang terdapat dalam kebudayaannya. Enkulturasi dapat
berlangsung sejak individu masih kecil seperti mulai dari lingkungan keluarga ke lingkungan
masyarakat.

 Akulturasi

Akulturasi adalah proses pertukaran unsur kebudayaan, dimana dua kebudayaan yang berbeda
terus menerus berinteraksi dalam jangka waktu yang panjang. Akulturasi juga didefinisikan
sebagai perpaduan budaya yang menghasilkan suatu budaya baru tanpa menghilangkan unsur asli
budaya terkait. Ada dua syarat proses akulturasi yaitu affinity atau penerimaan budaya dan
homogenity atau kesamaan corak budaya yang membuat nilai baru diterima.

 Etnosentrisme

Etnosentris merupakan sikap dari suatu kelompok masyarakat yang cenderung menggangap
budayanya sendiri lebih unggul dibandingkan kebudayaan lainnya. Etnosentrisme dapat disertai
dengan sikap memandang rendah masyarakat atau kebudayaan lain.

 Tradisi

Setiap masyarakat pasti memiliki sejumlah kepercayaan ataupun tingkah laku yang menjadi bagian
dari kebudayaan yang bersangkutan. Kepercayaan dan tingkah laku telah ada dalam jangka waktu
yang sangat lama. Bagian dari kebudayaan yang terdiri dari perilaku dan kepercayaan ini disebut
sebagai tradisi.

 Ras dan Etnik

Ras dan etnik sebenarnya merupakan dua konsep yang berbeda. Ras digunakan untuk sekelompok
manusia yang memiliki kesamaan tertentu terutama dalam unsur biologis. Kelompok ras
merupakan sebuah populasi dengan kesamaan unsur fisik yang khas yang dipengaruhi faktor
generit. Etnik merupakan kumpulan manusia yang merasa sebagai satu kelompok karena adanya
kesamaan nilai-nilai sosial yang dianut bersama, kesamaan identitas, kesamaan pola perilaku dan
unsur budaya lain yang berbeda dari kelompok lain.

 Relativitas Budaya

Relativitas budaya digunakan untuk menyebutkan suatu kondisi dimana tingkah laku dikatakan
normal dalam suatu budaya namun dipandang abnormal dalam budaya lainnya. Hal ini terjadi
disebabkan setiap budaya memiliki ciri unik yang tidak muncul pada kebudayaan lain.
Metode Antropologi

Antropologi menggunakan beberapa metode tertentu dalam melakukan penelitian. Metode


tersebut digunakan untuk mengembangkan konsep aturan, teori dan generalisasi namun hanya
beberapa yang memiliki konsep dan aturan yang baku sedangkan yang lain masih bersifat tradisi.

Metode-metode tersebut dapat digunakan bersama atau salah satu metode dapat juga lebih
dominan dari metode lain. Berikut ini merupakan metode dalam antropologi:

1. Kelangkaan metode yang baku


Antropologi dapat digolongkan sebagai keilmuan yang masih baru sehingga belum
mengembangkan metode penelitian yang sistematis dan jelas. Hal ini dapat dilihat dari tulisan
etnografis masa lalu yang menunjukkan sedikitnya perhatian pada metode penelitian.

2. Observasi Partisipan
Observasi merupakan salah satu metode penelitian dengan melakukan pengamatan terhadap obyek
yang diteliti. Observasi partisipan dapat digunakan oleh ahli antropologi dengan cara hidup
bersama dalam suatu kebudayaan yang tengah diteliti. Ahli antropologi bukan hanya berinteraksi
dengan orang didalam budaya tersebut namun juga mempelajari bahasa dan aktif dalam kegiatan
masyarakat tersebut.

3. Indepth Interview
Wawancara merupakan salah satu metode penelitian yang sering digunakan dalam penelitian ilmu
sosial. Indepth interview biasanya dikombinasi dengan observasi untuk mendapatkan hasil secara
lengkap. Wawancara dapat dilakukan dengan non sistematik dan informal. Ahli antropologi
biasanya memilih narasumber yang telah dikenal dan mempercayainya atau memilih narasumber
yang dipandang bisa memberi informasi secara rinci dan akurat mengenai berbagai aspek budaya
yang sedang diteliti.

4. Memperkecil Kesalahan
Seringkali dalam suatu penelitian, peneliti akan menemukan perbedaan informasi yang
didapatkan. Informasi yang diberikan dari subyek yang berbeda dapat bertentangan sehingga perlu
dilakukan upaya untuk memperkecil kesalahan tersebut. Mengulang observasi atau wawancara
dan melakukan cross-check dengan informan lain akan sangat berguna dalam memperkecil
kesalahan.

5. Kecenderungan Menggunakan Metode Tradisional


Peneliti antropologi jarang menggunakan kuisioner atau angket tertulis. Hal ini dilakukan untuk
menjembatani subyek yang sebagian buta aksara. Peneliti antropologi cenderung menggunakan
metode antropologi tradisional meski saat ini mereka banyak mempelajari kelompok masyarakat
modern.

Hubungan Manusia dan Kebudayaan Ditinjau dari Antropologi

Manusia memiliki akal budi yang menjadi kelebihannya. Akal merupakan kemampuan manusia
untuk berpikir dan budi menjadi panduan akal dan perasaan manusia yang bisa membantunya
dalam membedakan baik dan buruk. Melalui akal budi tersebut manusia dapat menciptakan,
mengkreasikan, memperlakukan, memperbaharui, mengembangkan serta meningkatkan sesuatu.

Ditinjau dari antropologi, manusia memiliki kaitan yang sangat erat dengan kebudayaan. Manusia
melalui akal budi yang dimilikinya dapat membuat kebudayaan, dan hampir setiap tingkah lakunya
adalah kebudayaan. Manusia memiliki empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu penganut
kebudayaan, manipulator kebudayaan, pembawa kebudayaan dan pencipta kebudayaan.

Kebudayaan juga dapat mempengaruhi kepribadian manusia. Kita bisa perhatikan orang dengan
kebudayaan berbeda-beda dapat memiliki kepribadian yang berbeda. Hubungan antara
kebudayaan dengan kepribadian dijelaskan dalam beberapa teori, yaitu:

 Teori Empirisme atau Environmentalisme

Teori ini dikemukakan oleh John Locke. Teori Emprisme dikenal juga sebagai Teori Tabula Rasa
yang juga disebut beraliran optimisme atau positivisme. Teori ini menjelaskan bahwa
pembentukan kepribadian manusia lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan.

 Teori Nativisme atau Naturalisme

Teori ini dikemukakan oleh Arthur Schopenhaur. Teori nativisme disebut aliran negativisme atau
pesimisme. Teori ini menjelaskan bahwa manusia sejak lahir telah memiliki kemampuan asli atau
bakat yang bersifat naturalisme dan berkembang dengan sewajarnya. Teori ini percaya kepribadian
manusia banyak ditentukan oleh berbagai faktor yang dibawa sejak lahir.

 Teori Konvergensi

Teori konvergensi dikemukakan oleh Wilhelm Stern. Teori ini memadukan faktor bawaan sejak
lahir dan faktor lingkungan yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian manusia.

Ruth Bennedict menjelaskan mengenai patern of culture dimana kebudayaan akan menghasilkan
kepribadian unik bagi orang didalamnya. Setiap kebudayaan memiliki beragam tipa temperamen
yang ditentukan faktor keturunan dan biologis, namun ada batas jumlah temperamen yang akan
berkembang dalam budaya tersebut dimana temperamen tersebut hanya yang cocok dengan
konfigurasi dominan.

Manfaat Mempelajari Antropologi

Keilmuan antropologi sangat bermanfaat untuk dipelajari baik bagi kebudayaan, individu maupun
untuk mengembangkan keilmuan itu sendiri. Manfaat mempelajari antropologi, antara lain:

1. Mengetahui pola perilaku masyarakat yang dapat digunakan untuk mengembangkan


kebudayaan

2. Menjelaskan peran manusia dalam suatu masyarakat sehingga sesuai dengan harapan
masyarakat terhadap dirinya

3. Meningkatkan toleransi karena adanya karakteristik yang berbeda dari tiap budaya.

4. Memperluas pengetahuan mengenai karakteristik suku bangsa yang berbeda

5. Mengidentifikasi berbagai jenis permasalahan dalam masyarakat sehingga tercipta solusi


untuk menyelesaikannya.

Itulah informasi mengenai antropologi secara umum. Keilmuan antropologi melihat manusia
dengan mempertimbangkan kebudayaan dimana dia tumbuh dan berkembang. Antropologi tidak
bisa dipisahkan dari keilmuan psikologi. Kedua bidang ilmu ini sama-sama mempelajari mengenai
suatu hal yaitu manusia.

Daftar pustaka

https://dosenpsikologi.com/antropologi

Anda mungkin juga menyukai