Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII No.

1 April 2019

Pengetahuan Ibu Berhubungan dengan Kepatuhan


Pemberian Imunisasi Campak
Ebrina Yosianty1, Irma Darmawati2
1
STIKep PPNI Jawa Barat, eb_rin@yahoo.com
2
STIKep PPNI Jawa Barat, irma_darmawati87@yahoo.com

Abstrak
Upaya kesehatan untuk menurunkan angka kematian anak adalah pemberian imunisasi pada
bayi. Pemahaman dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi campak pada anak tidak akan
menjadi halangan yang besar jika pengetahuan orangtua yang memadai tentang hal itu
diberikan. Cakupan imunisasi yang tinggi dan merata disemua desa atau kelurahan dapat
dinilai dari capaian Universal Child Imunnization (UCI) desa dimana 80% balita yang ada
disuatu desa telah mendapatkan imunisasi dasar, sedangkan di wilayah sekeloa pencapaian
UCI secara kumulatif absolut mencapai 61.92%. Hasil ini menunjukan pencapaian UCI
diwilayah sekeloa masih rendah. Peneliti melakukan penelitian dengan membagikan
kuesioner untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan dalam
membawa anaknya di imunisasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross
sectional yang menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu random sampling pada
populasi seluruh ibu yang mempunyai balita 1 sampai 5 tahun sebanyak 44 responden. Uji
statistik menggunakan chi square dengan tingkat kemaknaan 95% α = 0,05. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pengetahuan dan kepatuhan didapatkan nilai p-value = 0,001 dengan
kesimpulan adanya hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi
campak. Dianjurkan kepada ibu agar dapat mengikuti program imunisasi guna mencapai
kesehatan yang optimal bagi anak. Peneliti juga menyarankan kepada tenaga kesehatan agar
meningkatkan penyuluhan dan melakukan konseling pada responden untuk yang memiliki
masalah dalam membawa anak mereka untuk diimunisasi ke pelayanan kesehatan.
Kata Kunci: Imunisasi, Kepatuhan, Pengetahuan

Abstract
Health programs to decrease children mortality is the development of immunization for
childrens. Mother’s understanding and obedience in concern of measles immunization
program for children is not seen as a core barrier as long as parent’s are provided adequate
understanding of such matter. The state of immunization adequacy in throughout villages can
be evaluated by achievement of Universal Child Immunization (UCI), which provides an
explanation that 80% of toddlers in a village have obtained fundamental immunization, while
in region of UCI achievement is as equally as 61,92% in cumulative absolute matter. This
result shows region under UCI achievement is still left undequate. The researcher underwent
this study by handing out questionnaires in order to make an overview of the relationship
between knowledge and mothers obedience regarding taking their children for immunization.
This research used cross sectional study. Respondents were selected of simple random
sampling method on the population of all mothers with 1-5 month old children. 44 of them
were chosen to be the respondents for this research. Statistical test used chi square with
significant value of 95% (α=0,05). The result of data analysis shows that knowledge and
obedience have a significant p value of 0,001, which brings about a summary that mother’s
knowledge has a relationship with obedience for the giving of measles immunization. It is
advised that mothers partake immunization programs with the purpose of achieving

ISSN: 2338-2746, e-ISSN: 2528-2239 92


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII No. 1 April 2019

children’s optimal health. In addition, this research suggest that health care givers should
provide health education more intensively and offer opportunities to respondents with a
problem in concern of taking their children for immunization in health service.
Keywords: Immunization, Knowledge, Obedience

Naskah diterima: 29 Januari 2019, direvisi: 2 Maret 2019, dipublikasi : 15 April 2019

Pendahuluan
Pengembangan imunisasi bermula pada sebagian besar terjadi pada anak dibawah
tahun 1974, imunisasi telah menyelamatkan usia lima tahun (Organization, 2012)
lebih 20 juta jiwa pada dua dasawarsa. Ini Imunisasi merupakan upaya efektif untuk
dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa menurunkan angka kematian anak yang
dan dana daripada bentuk-bentuk intervensi merupakan salah satu tujuan dari Millenium
lainnya. Program ini merupakan intervensi Development Goals (MDGs). Kegiatan
kesehatan dengan pembiayaan efektif. Tidak imunisasi merupakan salah satu kegiatan
hanya jiwa yang terselamatkan tapi juga priorotas Kementrian Kesehatan sebagai
memacu pembangunan yaitu dengan salah satu bentuk nyata komitmen
mengurangi beban biaya kematian dan pemerintah untuk mencapai MDGs
penyakit pada sebuah keluarga. Vaksin telah khususnya menurunkan angka kematian pada
menyelamatkan jutaan jiwa anak-anak dalam anak (Health, 2013). Angka kematian ibu dan
tiga dekade terakhir, namun masih ada jutaan anak merupakan salah satu indikator yang
anak lainnya yang tidak terlindungi dengan digunakan untuk menentukan derajat
imunisasi (Health, 2013) kesehatan. MDGs atau tujuan pembangunan
Penyakit campak merupakan penyebab milennium ialah upaya untuk memenuhi hak-
kematian anak-anak di seluruh dunia yang hak dasar kebutuhan manusia melalui
meningkat sepanjang tahun. Di dunia komitmen bersama antara 189 negara
diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
orang yang menderita campak. Pada tahun untuk melaksanakan 8 tujuan pokok
2002, dilaporkan 777.000 kematian akibat pembangunan. Salah satu tujuan dari MDGs
campak di seluruh dunia, 202.000 kematian yang tercantum dalam butir 4 (MDGs 4)
diantaranya berasal dari negara ASEAN, yaitu menurunkan angka kematian balita
serta 15% dari kematian akibat campak sebesar dua pertiganya dalam kurun waktu
tersebut berasal dari Indonesia. Pada tahun antara 1990-2015 dan salah satu indikatornya
2006 hingga 2009 terjadi peningkatan yaitu presentase anak di bawah satu tahun
campak pada kelompok umur 5 sampai 9 yang di imunisasi campak (Hidayat, 2008)
tahun dilihat dari laporan hasil proporsi kasus Pemerintah mewajibkan setiap anak untuk
campak di Jawa Barat yaitu 72 hingga 82%. mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh
Pada tahun 2005, sebanyak 345.000 kematian macam penyakit yaitu TBC, Difteria,
terjadi akibat penyakit campak di dunia dan Tetanus, Batuk Rejan (Pertusis), Polio,
sekitar 311.000 terjadi pada anak-anak usia Campak, dan Hepatitis B, yang termasuk
dibawah lima tahun. Pada tahun 2006, dalam Program Pengembangan Imunisasi
sebanyak terjadi 663 kematian setiap harinya (PPI) meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio,
atau 27 kematian terjadi setiap jamnya. WHO Campak dan Hepatitis B. Imunisasi lain yang
(Organization, 2012) menjelaskan penyakit tidak diwajibkan oleh pemerintah tetapi tetap
campak tetap menjadi salah satu penyebab dianjurkan antara lain terhadap penyakit
utama kematian dikalangan anak-anak secara gondongan (mumps), rubella, tifus, radang
global, meskipun ketersediaan vaksin yang selaput otak (meningitis), hepatitis A, cacar
aman dan efektif. Sekitar 145.700 orang air dan rabies (Pastor-Satorras & Vespignani,
meninggal akibat campak pada tahun 2013, 2002)

ISSN: 2338-2746, e-ISSN: 2528-2239 93


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII No. 1 April 2019

Campak merupakan salah satu penyakit meningkatkan pengetahuan orangtua dan


menular dengan berbagai komplikasi yang kepatuhan ibu dalam memberikan imunisasi
berat, sangat potensial menimbulkan wabah campak pada anak, diperlukan bimbingan
atau kejadian luar biasa (KLB), serta dapat dan penyuluhan dari petugas kesehatan yang
menyebabkan kematian (Pastor-Satorras & lebih intensif tentang imunisasi campak.
Vespignani, 2002). Sebagai gambaran situasi Selain itu juga diperlukan dukungan dari
global ditahun 2008, diketahui terdapat orangtua, keluarga dan lingkungan agar ibu
164.000 kematian akibat campak didunia. lebih aktif dalam membawa anaknya ke
Artinya terdapat 450 kematian akibat campak posyandu untuk memperoleh imunisasi
terjadi setiap hari, atau 18 kematian akibat secara lengkap (Yuniar & Darmawati, 2017).
campak terjadi setiap jam (Health, 2013) Di Indonesia, Departemen kesehatan
Imunisasi bermanfaat untuk mencegah memberikan imunisasi campak tambahan
masuknya kuman penyakit yang disebabkan melalui kegiatan “kampanye imunisasi
oleh virus dan bakteri yang bisa campak” yang dilakukan dalam lima tahap.
menyebabkan cacat atau kematian. Apabila Tahap 1, pada bulan Januari 2005 di provinsi
balita tidak diberikan imunisasi ataupun tidak NAD dan sebagian Sumatera Utara. Tahap 2,
mendapatkan imunisasi yang lengkap, anak pada bulan April 2006 di Maluku, Maluku
tersebut akan rentan terhadap suatu penyakit Utara, Papua dan Papua Barat. Tahap 3, pada
yang dapat menganggu kesehatannya. Vaksin tanggal 29 Agustus – 29 2006 di Sumatera
pada imunisasi yang pemberiannya hanya Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi,
satu kali atau yang mempunyai daya Sumatera Selatan, Bangka Belitung,
perlindungan yang panjang seperti vaksin Bengkulu, Lampung dan Nusa Tenggara
BCG dan campak, keterlambatan pemberian Timur. Tahap 4, pada tanggal 20 Februari –
vaksin dari jadwal yang sudah ditentukan 20 Maret 2007 di DKI Jakarta, Jawa Barat,
akan meningkatkan risiko terkena penyakit Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
yang ingin dicegah Tahap 5, pada tanggal 10 Agustus – 10
Sementara (Hidayat, 2008) menjelaskan September 2007, meliputi Kalimantan Barat,
imunisasi merupakan pemberian kekebalan Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
pada balita dan anak terhadap berbagai Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,
penyakit, sehingga balita dan anak tumbuh Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah,
dalam keadaan sehat. Imunisasi merupakan Sulawesi Selatan, Bali dan Nusa Tenggara
usaha memberikan kekebalan pada balita dan Barat (INDONESIA, 2013)
anak dengan cara memasukan vaksin Upaya menurunkan angka kesakitan,
kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti kematian, dan kecacatan akibat penyakit
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I),
Vaksin campak diberikan saat balita berusia sangat ditentukan oleh cakupan imunisasi
9-11 dengan tujuan optimalisasi tubuh yang tinggi dan merata disemua
kembang anak agar sehat dimasa depan. desa/kelurahan yang dapat dinilai dari
Untuk anak yang terlambat atau belum capaian Universal Child Imunnizatuon (UCI)
mendapat imunisasi campak lebih dari 1 desa. UCI adalah suatu kondisi dimana 80%
tahun maka harus diberikan imunisasi MMR balita yang ada disuatu desa telah
(measles, mumps, dan rubella) (Rollins, mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap
Little, Mzolo, Horwood, & Newell, 2007) yang meliputi Hepatitis B, BCG, DPT-HB,
Pemahaman dan kepatuhan ibu dalam Polio, dan Campak (INDONESIA, 2013)
program imunisasi campak pada anak tidak Orang tua merupakan kunci dalam menjaga
akan menjadi halangan yang besar jika dan merawat anak. Anak dapat tumbuh
pendidikan, pengetahuan orangtua yang kembang secara sehat baik secara fisik
memadai tentang hal itu diberikan. Untuk maupun mental tergantung pada orang tua.

ISSN: 2338-2746, e-ISSN: 2528-2239 94


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII No. 1 April 2019

Untuk mewujudkannya tentu orang tua harus seseorang. Imunisasi merupakan suatu upaya
selalu memperhatikan, mengawasi, dan untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu
merawat anak terutama di awal kehidupan penyakit dengan cara memasukan kuman
anak khususnya pada masa balita. atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau
Keterlibatan orang tua diperlukan untuk dimatikan kedalam tubuh. Dengan
mencegah masalah kesehatan anak. Balita memasukan kuman atau bibit penyakit
dan anak yang mendapatkan imunisasi akan tersebut, tubuh dapat menghasilkan zat anti
terlindung dari beberapa penyakit berbahaya yang pada saatnya digunakan tubuh untuk
dan anak mencegah penularan ke adik, melawan kuman atau bibit penyakit
kakak, dan teman sekitarnya. Imunisasi akan penyerang tubuh (Ranuh, 2011)
meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti
sehingga mampu melawan penyakit yang kebal atau resisten. Imunisasi adalah usaha
dapat dicegah dengan vaksin tersebut. untuk memberikan kekebalan terhadap
Pentinganya imunisasi bagi bayi imunisasi penyakit infeksi pada bayi, anak dan juga
atau vaksin merupakan investasi masa depan orang dewasa. Imunisasi menjaga bayi dan
bagi anak, karena dengan vaksin anak akan anak dari penyakit tertentu sesuai dengan
terhindar dari penyakit serta infeksi jenis (Lin, Wu, Chiou, & Chiang, 2015).
berbahaya. Imunisasi adalah suatu cara untuk
Peran ibu pada program imunisasi campak meningkatkan kekebalan seseorang secara
sangatlah penting karena penggunaan sarana aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila
kesehatan oleh ibu yang memiliki balita kelak ia terpajan pada antigen yang serupa,
berkaitan erat dengan faktor ibu, namun tidak terjadi penyakit. Tubuh manusia
dengan berbagai alasan seperti pengetahuan mempunyai cara dan alat untuk mengatasi
ibu yang kurang tentang pentingnya penyakit sampai batas kemampuan tertentu.
imunisasi campak dan rendahnya kesadaran Tubuh juga sanggup menghilangkan
mengenai manfaat imunisasi campak yang serangan penyakit dari luar. Imunisasi adalah
beranggapan takut anaknya akan menjadi cara untuk meningkatkan kekebalan
sakit, dan ada pula yang merasa bahwa seseorang secara aktif terhadap suatu
imunisasi tidak diperlukan untuk anaknya antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada
oleh karena anaknya lahir dengan sehat, serta antigen yang serupa tidak terjadi penyakit
kurangnya informasi atau penjelasan dari (Ranuh, 2011)
petugas kesehatan tentang manfaat imunisasi Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah
serta hambatan lainnya termasuk faktor terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
pendidikan dimana pendidikan tinggi dan menghilangkan penyakit tertentu pada
berkaitan erat dengan pemberian imunisasi sekelompok masyarakat (populasi) atau
campak pada anak. bukan menghilangkan penyakit tertentu dari
Berdasarkan data yang diperoleh dari UPT dunia seperti pada imunisasi cacar.
Puskesmas Puter di wilayah sekeloa didapat Darmawati (2017) menyatakan bahwa
hasil cakupan imunisasi campak secara kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
kumulatif absolut mencapai 61.92%. Hasil kesehatan mereka tidak berperilaku sesuai
ini menunjukan pencapaian UCI diwilayah dengan nilai kesehatan. Demikian juga hal
sekeloa masih rendah. nya dengan tidak tercapainya target imunisasi
hingga mencakup semua bayi, dibeberapa
KAJIAN LITERATUR daerah, disebabkan pemahaman masyarakat
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh yang masih terbatas bahkan keliru terhadap
terhadap suatu penyakit dengan memasukan imunisasi. Dengan imunisasi, berarti bayi
vaksin ke dalam tubuh membentuk zat anti sudah mendapatkan kekebalan dari penyakit.
terhadap penyakit yang berbahaya bagi Untuk itu sebaiknya ibu memberikan

ISSN: 2338-2746, e-ISSN: 2528-2239 95


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII No. 1 April 2019

imunisasi campak secepat mungkin untuk ketentuan yang diberikan oleh petugas
menghindari penyakit yang akan timbul kesehatan.
dikemudian hari.
Program imunisasi dapat berhasil jika usaha METODE PENELITIAN
yang sungguh-sungguh dan Jenis penelitian ini adalah survei analisis
berkesinambungan pada orang-orang yang dengan pendekatan cross sectional studi
memiliki pengetahuan dan komitmen yang yaitu penelitian non-eksperimental untuk
tinggi terhadap imunisasi. Jika suatu program mendapatkan gambaran tentang hubungan
intervensi preventif seperti imunisasi ingin pengetahuan dan pendidikan ibu dengan
dijalankan secara serius dalam menjawab kepatuhan pemberian imunisasi campak.
perubahan pola penyakit dan persoalan pada Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
anak dan remaja, maka perbaikan dalam Puskesmas Cikutra Lama. konsep pada
evaluasi perilaku kesehatan masyarakat penelitian ini menggambarkan ada tidaknya
sangat diperlukan (Lin et al., 2015). hubungan variabel independen yaitu
Dukungan keluarga dari berbagai sisi sangat pengetahuan ibu terhadap variabel dependen
dibutuhkan untuk memastikan perilaku ibu yaitu kepatuhan ibu dalam pemberian
untuk patuh dalam mengikuti anjuran imunisasi campak. Populasi dalam penelitian
kesehatan (Yuniar & Darmawati, 2017). ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita
Dukungan keluarga merupakan sikap, berusia 1-5 tahun yang menjadi target
tindakan penerimaan keluarga terhadap imunisasi campak di Puskesmas Cikutra
anggota keluarganny, berupa dukungan Lama Kota Bandung. Adapun sample yang
informasional, dukungan penilaian, digunakan sebanyak 44 responden. Instrumen
dukungan instrumental dan dukungan yang digunakan pada penelitian ini adalah
emosional. Jadi dukunan keluarga adalah lembar kuesioner. Uji statistik yang
suatu bentuk hubungan interpersonal yang dipergunakan dalam analisis bivariat
meliputi sikap, tindakan dan penerimaan menggunakan uji Chi-Square.
terhadap anggota keluarga, sehingga anggota
keluarga merasa ada yang memperhatikannya PEMBAHASAN
(Yuniar & Darmawati, 2017). Berikut akan disajikan hasil analisis bivariat
Pengetahuan ibu menjadi sangat penting mengenai hubungan pengetahuan ibu dengan
untuk meningkatkan kepatuhan dalam kepatuhan pemberian imunisasi campak
pemberian imunisasi pada anak. Kepatuhan diwilayah cakupan puskesmas cikutra lama
berasal dari kata dasar patuh, yang berarti yang terdiri dari 44 responden.
disiplin dan taat. Warrohmah et al. (2018)
mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai
sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan
Tabel 1
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Campak Di
Wilayah Cakupan Puskesmas Cikutra Lama
Pengetahuan Pemberian Imunisasi Total P-
Memberikan Tidak memberikan F % Value
f % F %
Baik 7 15.9 2 4.5 9 20.5
Cukup 6 13.6 4 9.1 10 22.7 0,001
Kurang 4 9.1 21 47.7 25 56.8
Jumlah 17 38.6 27 61.4 44 100

ISSN: 2338-2746, e-ISSN: 2528-2239 96


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII No. 1 April 2019

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat chi square test (X2) dengan tingkat
bahwa 9 responden ibu yang berpengetahuan kemaknaan (α) adalah 0,05 didapatkan nilai
baik, mayoritas memberikan imunisasi p-value 0,001 < α (0,05), sehingga dapat
campak pada balita yakni sebanyak (4.5%). diambil kesimpulan ada hubungan yang
Sedangkan responden yang berpengetahuan signifikan antara pengetahuan ibu dengan
kurang kecenderungan tidak memberikan kepatuhan pemberian imunisasi campak pada
imunisasi campak yakni sebanyak 25 orang balita.
(56.8%). Selanjutnya dianalisa menggunakan
Hasil Penelitian didapatkan bahwa sebanyak pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia
7 responden (20.5%) dari 9 responden yang 9-12 bulan tentang imunisasi dasar dengan
berpengetahuan baik memberikan imunisasi kepatuhan pemberian imunisasi di kelurahan
campak pada anaknya, dari 10 responden aur kuningan wilayah kerja puskesmas tigo
yang berpengetahuan cukup tidak baleh bukittinggi tahun 2013. Hasil
memberikan imunisasi campak pada anaknya penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 4 (9.1%) sedangkan 25 responden sebagian besar responden ibu yang memiliki
yang berpengetahuan kurang tidak berpengetahuan tinggi tentang imunisasi
memberikan imunisasi campak pada anaknya dasar 19 orang (61,3%), bayi yang patuh
sebanyak 21 (47.7%). mengikuti imunisasi 21 bayi (67,7%), dan
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan ibu yang berpengetahuan tinggi tentang
penelitian Rollins et al. (2007) Notoatmodjo imunisasi dasar dan patuh mengikuti
(2003) menyatakan bahwa pengetahuan yang imunisasi 16 orang (51,6%) hal ini
komprehensif terhadap suatu penyakit dipengaruhi beberapa faktor seperti
merupakan rangkaian awal dari upaya pendidikan, sumber informasi dan
pencegahan terhadap penyakit tersebut, pengalaman.
karena dengan pengetahuan yang cukup Penelitian ini sesuai dengan
terhadap suatu penyakit akan memudahkan penelitian Momomuat, Ismanto, and Kundre
upaya-upaya pencegahan yang dilakukan. (2014) yang menyatakan juga ada hubungan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
penting untuk terbentuknya tindakan pada anak dengan kepatuhan ibu di wilayah
seseorang (overt behavior). Karena dari kerja Puskesmas Tumaratas Kecamatan
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku Langowan Kabupaten Minahasa yaitu
yang tidak didasari oleh pengetahuan akan semakin tinggi tingkat pengetahuan yang
lebih tepat daripada perilaku yang tidak dimiliki seseorang maka seseorang tersebut
didasari oleh pengetahuan. Usaha akan semakin patuh dalam membawa
pencegahan penyakit secara umum dikenal anaknya untuk diimunisasi. Ibu-ibu yang
sebagai strategi pelaksanaan yang tergantung mempunyai pengetahuan yang baik sebagian
pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan. besar patuh dalam membawa bayinya untuk
Strategi penerapan ilmu kesehatan diimunisasi campak. Tapi tidak menutup
masyarakat dengan prinsip tingkat kemungkinan walaupun berpengetahuan
pencegahan, sasaran kegiatan diutamakan yang baik tapi tidak patuh dalam membawa
pada peningkatan derajat kesehatan individu bayinya untuk diimunisasi campak. Hal ini
dan masyarakat. Perlindungan terhadap dikarenakan oleh kurang pedulinya ibu
ancaman dan gangguan kesehatan, ataupun karna khawatir akan efek samping
pemeliharaan kesehatan, penanganan dan yang dialami balitanya menjadi demam
pengurangan gangguan serta masalah setelah diimunisasi. Ada juga ibu yang
kesehatan serta usaha rehabilitasi lingkungan. mempunyai pengetahuan kurang baik tapi
Hasil penelitian juga sesuai dengan hasil patuh membawa bayinya untuk diimunisasi
penelitian (Nurani, 2016) tentang hubungan campak sesuai jadwal yang ditentukan yaitu

ISSN: 2338-2746, e-ISSN: 2528-2239 97


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII No. 1 April 2019

pada umur bayi 9 bulan, karena ibu memiliki RW 1 sampai RW 15 tentang hubungan
keinginan untuk menjaga kesehatan dan pengetahuan ibu dengan kepatuhan
terhindar dari penyakit dengan memberikan pemberian imunisasi campak, maka dapat
imunisasi pada bayinya serta ibu juga banyak disimpulkan bahwa dari 44 responden yang
memdengar informasi baik dari penyuluhan memiliki pengetahuan baik sebanyak 9
kesehatan setempat maupun informasi dari responden (20.5%), dari 44 responden lebih
ibu-ibu yang lebih berpengalaman. dari setengahnya responden yang
Hasil penelitian lainnya, pengetahuan juga berpengetahuan kurang tidak memberikan
dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang imunisasi campak sebanyak responden 27
berkaitan dengan usia individu. Semakin (61.4%) dan terdapat hubungan yang
matang usia seseorang akan semakin banyak signifikan antara pengetahuan ibu dengan
pengalaman hidup yang dimiliki, dan mudah kepatuhan pemberian imunisasi campak pada
untuk menerima perubahan perilaku, karena balita di wilayah kerja Puskesmas Cikutra
usia ini merupakan usia paling produktif dan Lama dengan nilai p-value = 0,001 < nilai sig
umur paling ideal dalam berperan khususnya = 0,05 yang menegaskan hubungan keduanya
dalam pembentukan kegiatan kesehatan. signifikan.
Semakin cukup umur seseorang, tingkat Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi
kematangan dan kekuatan seseorang akan dasar tenaga kesehatan dalam mamberikan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja. penyuluhan dan motivasi tentang imunisasi
Hasil analisis didapatkan ada hubungan dan bisa mengaplikasikannya dimana yang
antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan nantinya bisa untuk meningkatkan peranan
pemberian imunisasi campak di wilayah orang tua dalam mengimunisasi anaknya.
kerja Puskesmas Cikutra Lama, dengan hasil namun juga perlu dilakukan penelitian lebih
uji statistik menunjukan p-value 0,001 lanjut dan mendalam dengan menggunakan
(<0,005) sehingga Ha ditolak Ho diterima. penelitian kuantitatif mengenai faktor-faktor
apa saja yang berhubungan dengan
PENUTUP pemberian imunisasi campak.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
di wilayah kerja Puskesmas Cikuta Lama
Lin, y. C., wu, j. C., chiou, s. T., & chiang,
REFERENSI t. L. (2015). Healthy living
Darmawati, i. (2017). Integration practices in families and child
coordinated school health model health in taiwan. Int j public health,
(csh) and family centered nursing 60(6), 691-698. Doi:
(fcn) to reduce and prevent 10.1007/s00038-015-0701-z
childhood obesity (vol. 2). Momomuat, s., ismanto, a. Y., & kundre, r.
Health, m. O. (2013). Riset kesehatan (2014). Hubungan tingkat
dasar (riskesdas) 2013. Jakarta: pengetahuan ibu tentang
badan penelitian dan pentingnya imunisasi campak
pengembangan kesehatan. dengan kepatuhan melaksanakan
Hidayat, a. A. (2008). Pengantar ilmu imunisasi di puskesmas
kesehatan anak untuk pendidikan kawangkoan. Jurnal keperawatan,
kebidanan. Jakarta: salemba 2(2).
medika, 483. Notoatmodjo, s. (2003). Pendidikan dan
Indonesia, m. K. R. (2013). Peraturan perilaku kesehatan: jakarta: rineka
menteri kesehatan republik cipta.
indonesia nomor 42 tahun 2013 Nurani, v. A. (2016). Faktor–faktor yang
tentang penyelenggaraan imunisasi. berhubungan dengan kelengkapan

ISSN: 2338-2746, e-ISSN: 2528-2239 98


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII No. 1 April 2019

imunisasi dasar pada bayi di desa transmission prevention


truko kecamatan kangkung programmes at immunization
kabupaten kendal tahun. clinics: the case for universal
Organization, w. H. (2012). Third meeting screening. Aids, 21(10), 1341-1347.
of the south-east asia regional Warrohmah, berliana, s. M., nursalam, n.,
imunization technical advisory efendi, f., haryanto, j., has, e. M.
group (sear itag): who regional M., . . . Wahyuni, s. D. (2018).
office for south-east asia. Analysis of the survival of children
Pastor-satorras, r., & vespignani, a. (2002). under five in indonesia and
Immunization of complex associated factors. Paper presented
networks. Physical review e, 65(3), at the iop conference series: earth
036104. and environmental science.
Ranuh, i. G. (2011). Pedoman imunisasi di Yuniar, d., & darmawati, i. (2017).
indonesia: satgas imunisasi, ikatan Dukungan keluarga berhubungan
dokter anak indonesia. dengan kecerdasan emosional
Rollins, n., little, k., mzolo, s., horwood, c., remaja. Jurnal keperawatan
& newell, m.-l. (2007). komprehensif, 3(1), 9-17.
Surveillance of mother-to-child

ISSN: 2338-2746, e-ISSN: 2528-2239 99


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk

Anda mungkin juga menyukai