Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sifat Fisik Kimia dan
Organoleptik Es Krim dengan Perbedaan Bahan Pengemulsi dan Penstabil adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
ABSTRACT
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Sifat Fisik Kimia dan
Organoleptik Es Krim dengan Perbedaan Bahan Pengemulsi dan Penstabil dapat
terselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Epi Taufik, MVPH MSi
selaku pembimbing skripsi, Bapak Dr Ir Rudi Priyanto selaku dosen pembimbing
akademik serta Bapak M Sriduresta, SPt MSc dan Ibu Dr Asnath M. Fuah, MS
selaku dosen penguji sidang. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu
Zakiah Wulandari, MSi dan seluruh staf Laboratorium Hasil Ternak yang telah
banyak membantu selama penelitian.
Di samping itu, terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua
Bapak Edy Waluyo dan Ibu Marfuah serta kakak Elvita Kusumaningtyas yang
selalu memberikan doa serta dukungannya. Ungkapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Irfan Fadillah, Nova Andrian, Rayis Usman, Kartini
Tambunan, Vinny Puteri, Asnidar Reni, Hesti Anggrani, Risha Andriani, Gisella
Indira Maharani dan seluruh kelurga besar IPTP 47. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Ruang Lingkup Penelitian 1
METODE 2
Waktu dan Tempat Penelitian 2
Alat 2
Bahan 2
Perlakuan 2
Prosedur 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Sifat Fisik Es Krim 5
Sifat Kimia Es Krim 7
Sifat Organoleptik Es Krim 8
SIMPULAN DAN SARAN 11
DAFTAR PUSTAKA 11
RIWAYAT HIDUP 12
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
METODE
Bahan
Bahan yang digunakan adalah susu skim bubuk, krim susu, kuning telur,
gliserol monostearat (GMS), carboxymethyl cellulose (CMC), alginat, gula, dan
perisa vanila. Bahan untuk pengujian kimia yaitu campuran selen, alkohol 95%,
H2SO4 pekat, akuades, NaOH 30%, H3BO4 2%, brom chresol green-methyl red
0.1%, HCl 0.01N,dan pelarut heksan.
Alat
Perlakuan
Formulasi pembuatan es krim mengacu pada Goff dan Hartel (2013) yang
dimodifikasi. Tabel 1 menunjukkan komposisi bahan dalam pembuatan es krim.
Prosedur
Pemanasan 40-50oC
Proses air incorporation dalam ice cream maker pada suhu -5oC selama 30
menit
Pengemasan
Es krim
Overrun (Goff dan Hartel 2013). Adonan awal dimasukkan kedalam gelas ukur
sampai dengan volume tertentu kemudian diukur beratnya. Es krim dimasukkan
ke dalam gelas ukur pada volume yang sama kemudian diukur beratnya. Nilai
persentase overrun dapat dilihat dengan rumus sebagai berikut:
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan
pola faktorial 2x2 dengan 3 ulangan.Faktor pertama (A) adalah perlakuan
penggunaan formulasi. Faktor kedua (B) adalah perlakuan lama penyimpanan.
Model linear yang digunakan adalah sebagai berikut:
Data hasil pengujian fisik eskrim diuji asumsi untuk analisis ragam
(ANOVA). Data yang sudah memenuhi uji asumsi lalu dianalisis ragam
(ANOVA). Jika terdapat perbedaan yang nyata maka dilakukan uji lanjut Tukey.
Apabila data tidak memenuhi uji asumsi, data dianalisis menggunakan uji non
parametrik Kruskal-Wallis. Data kimia es krim diambil secara komposit,
sedangkan data hasil uji organoleptik diuji secara deskriptif.
Overrun
Tahap pembuihan (foaming) terdiri dari tiga proses yaitu pembentukan
kristal es, penggabungan antar globula lemak, dan proses pemasukan udara
kedalam sel udara. Sel udara diinjeksi didalam mesin sehingga menghasilkan
gelembung udara berukuran kecil (Marshall et al 2003). Gelembung udara
didalam adonan terperangkap dalam serum oleh lemak yang mengkristal dan
diiikat oleh kristal es (Thaiudom et al 2008).
Kecepatan Leleh
Proses pelelehan pada es krim yaitu dimana air berdifusi keluar menuju
serum secara gravitasi melewati komponen penyusun es krim. Kecepatan
pelelehan es krim dipengaruhi beberapa faktor seperti banyaknya udara yang
masuk, adanya kristal es, dan pembentukan jaringan oleh globula lemak selama
pembekuan (Muse dan Hartel 2004). Menurut Goff dan Hartel (2013), penstabil
memiliki kemampuan untuk memperlambat laju pelelehan es krim.
Nilai pH
Kadar keasaman es krim bergantung terhadap bahan-bahan yang dipakai
dalam campuran es kirm (Goff dan Hartel 2013). Tabel 5 menunjukkan nilai pH
es krim yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan formula (P>0.05). Hal ini
disebabkan penambahan pengemulsi dan penstabil dalam taraf yang rendah.
7
Sifat kimia es krim yang dianalisis adalah kadar protein dan lemak.Sampel
uji mutu kimia es krim diuji secara komposit yang mewakili nilai kadar protein
dan lemak pada masing-masing formulasi. Hasil uji karakteristik kimia es krim
dapat dilihat pada tabel 6.
Kadar Protein
Penambahan susu skim sebagai padatan susu tanpa lemak dapat
mempengaruhi nilai kadar protein dalam es krim. Kadar protein yang diharapkan
dalam es krim adalah berkisar antara 2.5%-4% (%bb) yang dihasilkan dari
padatan susu tanpa lemak yang memiliki kandungan protein 34%-36% (Goff dan
Hartel 2013). Kadar protein yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar antara
3.46% sampai 3.66% dengan kadar protein skim sebesar 29%. Nilai ini telah
memenuhi standar mutu kadar protein es krim pada SNI 01-3713-1995 yaitu
minimum 2.7%
Kadar Lemak
Nilai kadar lemak es krim dipengaruhi oleh penambahan lemak susu ke
dalam campuran es krim. Selain meningkatkan cita rasa, banyaknya penambahan
lemak susu pada campuran es krim dapat menentukan kategori es krim yang ada
di pasaran. Penambahan lemak pada es krim berkisar antara 8% sampai 18%
(Goff dan Hartel 2013). Seluruh formulasi menunjukkan kadar lemak yang masih
dibawah standar SNI 01-3713-1995 yaitu minimum 5%. Perbedaan kadar lemak
disebabkan oleh perbedaan kadar lemak krim yang digunakan. Rendahnya nilai
kadar lemak disebabkan oleh perbedaan metode dalam pengujian kadar lemak.
8
Aroma Susu
Aroma susu dalam pembuatan es krim dihasilkan dengan menambahkan
krim. Krim susu terdiri dari lemak yang dapat memberi aroma pada susu. Selain
itu, aroma susu pada es krim juga meningkat dengan penggunaan skim (Goff dan
Hartel 2013). Pengujian aroma susu dilakukan dengan melakukan uji
organoleptik pada es krim yang disimpan berdasarkan masa simpannya (0, 1, 2,
dan 3 minggu). Nilai skala aroma susu yaitu: 1 = tidak beraroma susu, 2 = agak
beraroma susu, 3= beraroma susu, 4 = sangat beraroma susu .
4
3
Skala
2
1
0
0 1 2 3
Warna
Gambar 3 menunjukkan hasil penilaian panelis terhadap warna es krim.
Nilai skala warna es krim yaitu: 1 = sangat putih, 2 = putih, 3 = putih kekuningan,
4 = kuning. Rataan penilaian panelisyaitu berkisar 1.87 sampai 3.03 yang berarti
putih hingga putih kekuningan. Selama proses penyimpanan terlihat kenaikan
skala pada warna es krim. Hasil memperlihatkan bahwa formula es krim yang
menggunakan kuning telur sebagai pengemulsi memiliki skor warna yang lebih
tinggi (lebih gelap). Dalam proses pasteurisasi, campuran adonan es krim
dipanaskan pada suhu 80oC-90oC selama 25 detik. Hal demikian akan memicu
terjadinya reaksi Maillard dalam campuran bahan. Kuning telur memiliki
kandungan protein 16% (Hincke et al 2008) sehingga menyebabkan pencoklatan
yang lebih besar akibat reaksi Maillard. Frazier (2009) menyatakan bahwa reaksi
Maillard terjadi akibat adanya reaksi antara asam amino dan gula pereduksi yang
memicu terbentuknya flavor dan pigmen melanoidin.
3
Skala
0
0 1 2 3
Tekstur
Tekstur yang kasar akibat pertumbuhan kristal es merupakan kecacatan
produk yang paling sering terjadi. Kristal es berukuran 40μm-55μm
menyebabkan tekstur yang kasar pada es krim (Hagiwara dan Hartel 1997).
Adanya kristal es berukuran besar maka es krim akan terasa lebih dingin saat
dikonsumsi (Ruger et al 2002). Faktor yang memungkinkan terbentuknya tekstur
kasar tersebut meliputi rendahnya padatan, rendahnya titik beku, kurangnya
penstabil, penyimpanan yang terlalu lama, pembekuan yang lambat, dan suhu
penyimpanan yang fluktuatif (Marshall et al 2003).
Marshall et al (2003) menyatakan bahwa penggunaan penstabil pada
pembuatan es krim berfungsi sebagai pengontrol pembentukan tekstur es krim
yang kasar akibat pertumbuhan kristal es. Dalam hal ini penstabil dapat
meningkatkan viskositas serum pada produk sehingga memperlambat laju difusi
air ke permukaan yang dapat membentuk kristal es. Penggunaan pengemulsi
dapat memperlambat pertumbuhan kristal es dengan cara meningkatkan agregasi
globula lemak sehingga menciptakan struktur yang dapat menstabilkan
gelembung udara.
Nilai skala pada tekstur es krim yaitu: 1 = kasar, 2 = agak kasar, 3 = lembut,
4 = sangat lembut. Penilaian panelis pada tekstur es krim (Gambar 4)
menunjukkan bahwa masa penyimpanan mempengaruhi perubahan teksur es krim
10
3
Skala
0
0 1 2 3
Rasa
Nilai skala rasa pada es krim yaitu: 1 = tidak manis, 2 = agak manis, 3 =
manis, 4 = sangat manis. Rataan nilai rasa pada produk es krim yaitu berkisar
antara 2.60 sampai dengan 2.97 yang berarti masuk dalam kategori manis. Rasa
manis yang terdapat dalam produk menurut panelis cenderung tidak dipengaruhi
oleh perbedaan formulasi maupun masa simpan produk. Hasil penilaian panelis
menunjukkan terjadi penurunan tingkat kemanisan es krim. Rasa manis yang
terdapat dalam es krim dapat berasal dari gula (sukrosa) maupun laktosa yang
terdapat dalam susu. Kadar pemanis sukrosa yang digunakan dalam campuran es
krim yaitu 15%. Dalam industri pembuatan es krim, kandungan gula yang
digunakan berkisar antara 13-16% (Goff dan Hartel 2013).
4
3
Skala
2
1
0
0 1 2 3
Simpulan
Saran
Saran dari penilitian ini adalah perlu ditingkatkan nilai overrun pada es krim
untuk memenuhi standar overrun es krim dan dilakukan analisis kimia sesuai
standar metode yang digunakan. Selain itu, perlu dilakukan analisa biaya pada
pembuatan es krim.
DAFTAR PUSTAKA
Alvarez BA. 2009. Ice cream and related products. Di dalam: Clark S, Costello
M, Drake MA, Bodyfelt F. editor. The Sensory Evaluation of Dairy
Products. Second edition. New York (US): Springer.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1992. Cara Uji Makanan dan Minuman.
SNI 01-2891-1992. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1995. Es Krim. SNI 01-3713-1995.
Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional.
Clarke C. 2004. The Science of Ice Cream. Cambridge (GB): RSC
Flores AA, Goff HD. 1999. Recrystallization in ice cream after constant and
cycling temperature storage conditions as affected by stabilizers. J Diary
Sci. 82: 1399-1407.
Frazier RA. 2009. Food chemistry. Di dalam: Platt GC. editor. Food Scince
and Technology. Oxford (GB): Wiley-Blackwell
Goff HD, Hartel RW. 2004. Ice cream and frozen desserts. Di dalam: Hui YH,
Cornillon P, Legarreta IG, Lim MH, Murrell KD, Nip WK. editor.
Handbook of Frozen Food. New York (US): Marcel Dekker Inc.
Goff HD, Hartel RW. 2013. Ice Cream. Seventh Edition. London (GB):
Springer.
Hagiwara T, Hartel RW. 1996. Effect of sweetener, stabilizer, and storage
temperature on ice recrystallization in ice cream. J Diary Sci. 79: 735-744.
Helgerud T, Gaserod O, Fjaereide T, Andersen PO, Larsen CK. 2010. Alginates.
Di dalam: Imeson A. editor. Food Stabilisers, Thickeners and Gelling
Agents. Oxford (GB): Wiley-Blackwell.
Hendriani Y. 2005. Stabilitas es krim yang diberi khitosan sebagai bahan
penstabil pada konsentrasi yang berbeda. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Hincke MT, Wellman-Labadie O, McKee MD, Gaurton J, Nys Y, Mann K. 2008.
Biosynthesis and structural assembly of eggshell components. Didalam:
12
RIWAYAT HIDUP