Anda di halaman 1dari 5

1.

Metode Cantilever
Perakitan kantilever biasa dilaksanakan pada perakitan bentang rangka jembatan ditengah
sungai (area jalur pelayaran), banyak dilakukan pada perakitan bentang jamak / multy span atau
pada sungai yang memiliki dasar yang dalam dengan tebing yang curam atau pada celah yang
dalam, sehingga terdapat kesulitan bila dipasang perancah meskipun bukan bentang jamak
Dengan pemanfaatan bentang sebelumnya yang sudah selesai terakit yang sekaligus dapat menjadi
bentang pemberat. Hal tersebut dilaksanakan jika perangkat penghubung dipindahkan untuk
perakitan pada bentang berikutnya. Untuk ilustrasi system kantilever dan kantilever bentang
banyak (multi span) dapat dilihat pada gambar berikut :

a. Umum
Perakitan dengan sistem kantilever adalah suatu sistem perakitan jembatan rangka baja yang
dilakukan tanpa alat penyangga/perancah tetapi merupakan sistem pemasangan komponen
per komponen yang dipasang setempat secara bertahap mulai dari abutment atau pilar hingga
posisi akhir (abutment atau pilar berikutnya) dengan cara penambahan dan pemasangan
masing-masing komponen pada sebagian bentang yang telah dipasang sebelumnya, hingga
membentuk kantilever yang bergerak segmen demi segmen menuju ke perletakan jembatan
berikutnya.
Pemasangan sistem kantilever ini bersifat statis dan membutuhkan bentang pemberat dan
rangka penghubung.

b. Tempat Perakitan
Panjang bagian belakang abutment yang dibutuhkan untuk memasang konstruksi baja adalah
sepanjang bentang pemberat ditambah daerah bebas untuk jalan kerja, misalnya panjang
bentang pemberat ditambah ± 10 m.
Lebar yang dibutuhkan untuk masing-masing keadaan ± 10 m untuk bentang pemberat
ditambah 5 m untuk jalan kerja. Sebagai tambahan dibutuhkan juga tempat untuk
menumpukan komponen baja dan sebagainya.
c. Perletakan Penumpu Sementara
Penumpu sementara yang akan digunakan disediakan oleh kontraktor pelaksana atau erektor.
Ganjal kayu yang kuat harus dipasang dibawah masing-masing titik tumpuan pada abutment
atau pilar untuk menumpu bagian pangkal dari bentang kantilever selama pemasangan.
Persyaratan kayu penumpu ini harus mengikuti pokok bahasan Area Perakitan dan Pekerjaan
Persiapan, butir d. Tumpuan sementara (timber crib work) dan harus dipasang langsung di
atas titik posisi perletakan seperti gambar dibawah ini :
Pada embankment yang terdekat dengan level akhir, maka sebaiknya untuk pemasangan
bentang pertama berkisar ± 1.50 m di atas level akhir. Dengan demikian akan sangat berguna
jika terjadi lendutan di bagian bawah ujung kantilever.
d. Tumpuan Bentang Pemberat
Ujung belakang bentang pemberat harus ditumpu dengan ganjal kayu atau landasan beton
yang dirancang sesuai dengan kondisi tanah yang ada dan secara umum pelaksanaannya harus
sepenuhnya sesuai dengan Pokok Bahasan Bentang Pemberat.
e. Bentang Pemberat dan Perangkat Penghubung
Bentang pemberat adalah suatu bentang rangka standard yang berguna untuk manahan berat
sendiri komponen rangka baja yang sedang dirakit di atas sungai sehingga dengan pengimbang
beban lawan yang berada di tempat yang disediakan pada bentang pemberat (biasa terletak di
pangkal bentang), bentuk kantilever yang terjadi di atas sungai tetap stabil (momen guling
terjadi ditahan oleh beban lawan). Bentang pemberat dihubungkan dengan bentang permanen
yang sedang dirakit melalui rangka penghubung/linking steel. Bentang pemberat dan rangka
penghubung disediakan oleh kontraktor pelaksana atau erector.
Penambahan beban lawan untuk mengimbangi momen guling dari bentang kantilever,
menyesuaikan terhadap kemajuan panjang bentang permanen yang sedang dirakit.
f. Perakitan
Secara umumnya perakitan dilaksanankan seperti dijelaskan pada sub bahasan 1 di atas. Bila
komponen-komponen telah duduk (terpasang) pada pelat buhul, komponen tersebut harus
ditempatkan dengan tepat dan harus ditahan dengan pasak (drift) yang ada agar semua
komponen terpasang dengan tepat sebelum dibautkan.
g. Urutan Perakitan
Sistem perakitan ini telah direncanakn dengan langkah-langkah yang mudah dan dimulai
dengan perakitan bentang pemberat di atas tanah pada area oprit hingga selesai.
h. Pengikat Sementara Pada Bagian Bawah.
Pasa saat pemasangan kantilever, pengikat silang sementara harus dipasang pada bagian
bawah batang di setiap ujung batang yang disesuaikan jalurnya, pengikat silang sementara ini
dibutuhkan untuk mengurangi lendutan lateral pada kantilever akibat beban angin dan untuk
mengikat batang bagian bawah (dalam tekanan) untuk mengimbangi pengait.
Pengikat ini harus dilepas setelah konstruksi selesai dan bentang telah menopang keempat
sudutnya. Penopang tidak dapat dipasang sebelum pengikat sementara dilepas.
i. Pengangkutan dan Pengangkatan
Pengangkatan dan pengangkutan komponen-komponen dari tempat penumpukan ke tempat
pemasangan (penyambungan) perlu dilakukan selama proses pemasangan. Hal ini dapat
dilakukan dengan berbagai macam sarana atau metode tergantung dari keadaan lokasi.
Metode-metode yang digunakan bisa berbagai alternatif antara lain :
 Melalui jembatan lama dengan menggunakan crane kecil.
 Kabel-kabel yang digantung diantara kedua abutment dibawah jembatan.
 Menggeser komponen di atas alas kayu melalui bagian konstruksi baja yang sudah
selesai. Disarankan untuk mencengah kerusakan komponen, sebaiknya digunakan rol.
Sebaiknya digunakan dua rangka pengangkat sederhana yang terbuat dari profil baja ringan
dan dipasang pada kedua batang paling atas dengan membautnya melalui lubang drainase atau
baut pada pelat badan. Penggunaan rangka pengangkat ini bersama-sama dengan katrol rantai
atau katrol tangan, menjamin kemudahan pengoperasian dan alat ini dapat dipindah-pindah
sepanjang bentang selama berlangsungnya pemasangan jembatan.
j. Lendutan Kantilever dan Pembatasan Badan
Rangka jembatan akan melendut secara elastis sebagai akibat adanya kantilever dan bentang
pemberat juga akan melendut dan akan menambah besar lendutan pada bagian ujung bentang
yang sedang dikerjakan. Perkiraan besar lendutan pada ujung kantilever penuh ditabelkan pada
Gambar 7.17.
Seperti dijelaskan pada sub bahasan 3 di atas, lawan lendut pada bentang rangka terbentuk
sebagai bentuk pabrikasi pelat buhul batang atas dan batang bawah dan tidak diperlukan
tindakan khusus atau penyesuaian-penyesuaian selama pelaksanaan system kantilever ini.
Yang perlu diperhatikan adalah, perakitan baja ditempatkan pada level yang ditentukan untuk
mengantisipasi lendutan hingga bagian ujung kantilever berada diatas bagian abutment dan
pilar.
Untuk menentukan ketinggian dari penyangga dengan ganjalan kayu disetiap ujungnya
dimana bentang menumpu pada salah satu atau kedua ujungnya di pilar, maka hal-hal yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
 Geometri dari tempat pabrikasi bentang pemberat, bentang terkantilever dan rangka
penghubung;
 Lendutan elastis dari ujung kentilever dan;
 Ketinggian relatif dari ketiga pilar atau abutment pada alur jembatan.
Tidak dimungkinkan untuk menentukan tinggi rata-rata untuk setiap kombinasi bentang
karena level pilar dan abutment relatif bervariasi disetiap lokasi dan ditentukan kemudian
dengan alinyemen vertical jalan yang dibutuhkan.
k. Baja Penopang (stringer) dan Pelat Lantai Baja.
Sebelum rangka jembatan selesai terpasang (sebaiknya didongkrak turun lebih dahulu) batang
penopang dan panel lantai profil baja tidak dapat dipasang. Lepaskan pengikat sementara
batang bagian bawah bagian sebelum pemasangan batang penopang dan dudukan.
Sistem lain selain system kantilever dipasang setempat yang dapat digunakan adalah system
kantilever yang ditumpu ditengah bentang sehingga mengurangi sifat pangkantileveran dan
mengurangi bentang pemberat dan beban lawan. Dalam hal ini, penopang bagian tengah harus
sebagai titik berat bentang . Metode ini biasa dipakai khususnya untuk jembatan rangka
bentang panjang.
Kelebihan dan Kekurangan Metoda Balance Kantilever
1. Kelebihan metoda balance kantilever
Pertama, gelagar jembatan dapat dibangun tanpa adanya kontak dengan tanah,dan
memungkinkan untuk membangun jembatan di atas sungai dengan masalah utama arus yang
deras. Metode ini juga memungkinkan untuk membangun jembatan pada jurang yang sangat
dalam. (baca juga perhitungan slab pada jembatan)Metode balanced cantilever dikembangkan
untuk meminimalkan acuan perancah atau scaffolding yang diperlukan untuk pelaksaaan
pengecoran secara in-situ. Tumpuan sementara (temporary shoring) terlalu mahal khususnya
untuk kasus jembatan berelevasi tinggi dan penggunaan perancah yang melintasi sungai sangat
beresiko, sehingga diatas jalan air yang padat, lalu lintas jalan atau jalan kereta api, penggunaan
perancah sudah tidak ekonomis lagi. Metode konstruksi secara balanced cantilever diterapkan
untuk menghilangkan kesulitan-kesulitan seperti ini.
2. Kelemahan metoda balance kantilever
Untuk bentang yang sama, jembatan yang dibangun menggunakan metoda ini lebih berat
daripada struktur komposit. Metoda ini membutuhkan perletakan dan yang lebih besar
dibandingkan dengan struktur komposit.Karena itu metoda balance kantilever kurang menarik
khususnya saat pondasi cuma berkualitas sedang saja atau karena lapangan pekerjaan berada
pada daerah gempa. Kelemahan lain proses pengerjaan jembatan yang lebih rumit,karena
membutuhkan banyak peralatan berteknologi tinggi.

Pembangunan Jembatan Gitto Gati

Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah Pengerjaan Drainase Struktur Pekerjaan Perkerasan Pekerjaan Finishing

1.Pembersihan Lokasi 1. Galian Untuk selokan


Drainase dan Saluran Air 1.Pemasangan pier
2. Pengukuran dan
pemasangan Bowplank 2. Pasangan Batu dengan segmen
1. Galain dan timbunan Mortar 2.Pemasangan field
2. Mobilisasi : Peralatan, 1. Pengaspalan Jalan
material tanah segmen
2. Pemancangan tiang 1. Pengecatan
3. Manajemen dan 3. Perakitan Kantilever
Keselamatan lalu lintas pancang 2. pemasangan Rambu lalu
3. Dinding Penahan tanah lintas
4.Pengeboran termasuk
SPT dan laporan 4. Abutmen
5. Pile Cap

Anda mungkin juga menyukai