Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

DI BANJAR SINDU KELOD KELURAHAN SANUR KECAMATAN DENPASAR


SELATAN

OLEH
KELOMPOK IV

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

Hari/Tanggal : Senin, 27 Desember 2020


Waktu : 08.00 WITA
Tempat Pelaksanaan : Balai Banjar Sindu Kelod , Kelurahan Sanur
Sasaran : Lansia di Banjar Sindu Kelod
Topik Penyuluhan : Hipertensi pada Lansia
Sub Topik :
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Akibat bila hipertensi tidak diatasi
5. Penatalaksanaan hipertensi
6. Diet sehat penderita hipertensi
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan
taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun peningkatan
UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat
meningkatnya jumlah angka kesakitan karena penyakit degeneratif. Perubahan struktur demografi
ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan menurunnya angka kematian
serta penurunan jumlah kelahiran (Kemenkes RI, 2013). Menurut WHO (2011), pada tahun 2011
jumlah lansia di dunia mencapai 500.000.000 jiwa dan diperkirakan akan meningkat pada tahun
2025 mencapai 1.200.000.000 jiwa. WHO juga memperkirakan pada tahun 2025 Indonesia akan
mengalami peningkatan lansia sebesar 41,4% yang merupakan peningkatan tertinggi di dunia.
Keberadaan lansia yang semakin meningkat menyebabkan timbulnya masalah degeneratif
yang beragam. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah
merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan Lansia ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan Lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Pembinaan Lansia di Indonesia
dilaksanakan berdasarkan peraturan Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lansia yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan Lansia, upaya penyuluhan, penyembuhan dan
pengembangan lembaga. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok
Lansia , pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada Lansia melalui beberapa jenjang.

[Date] 2
Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu Lansia, pelayanan kesehatan
Lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah
Sakit. Sebagai pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat, Posyandu Lansia memiliki arti penting.
Sama halnya dengan posyandu balita Posyandu Lansia adalah kegiatan kesehatan dasar untuk para
Lansia yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan.
Jadi, Posyandu Lansia merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan
penanggung jawab kepala desa.
BerdasarkanWawancara kepada petugas puskesmas, masalah kesehatan lansia di banjar
Sindu Kelod yang tertinggi yaitu Hipertensi. Hal ini terkait dengan berbagai faktor, diantaranya
faktor keturunan, faktor makanan serta pola hidup masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, maka
optimalisasi pelaksanaan posyandu lansia dalam bentuk penyuluhan sangat penting dilakukan
dalam menyelesaikan masalah kesehatan hipertensi serta memberikan informasi mengenai gizi
pada lansia.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 60 menit diharapkan lansia
yang tinggal di Banjar Sindu Kelod, Kelurahan Sanur mampu memahami mengenai
penyakit hipertensi pada lansia.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit, sasaran dapat:
1. Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian hipertensi
2. Mengetahui dan mampu menyebutkan 3 dari 5 penyebab Hipertensi
3. Mengetahui dan mampu menyebutkan 6 dari 10 tanda dan gejala Hipertensi
4. Mengetahui dan mampu menyebutkan 3 dari 4 akibat Hipertensi bila tidak diatasi
5. Mengetahui dan mampu menyebutkan 3 dari 5 penatalaksanaan Hipertensi
6. Mengetahui dan mampu menyebutkan 2 dari 3 prinsip diet sehat penderita
Hipertensi
C. PESERTA PENYULUHAN
Seluruh lansia yang tinggal di Banjar Sindu Kelod, Kelurahan Sanur
D. PENYELENGGARA PENYULUHAN
Penyelenggara penyuluhan hipertensi pada lansia adalah mahasiswa Profesi Program Studi
Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
E. GARIS BESAR MATERI
1. Pengertian Hipertensi

[Date] 3
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
4. Akibat Hipertensi Bila Tidak Diatasi
5. Penatalaksanaan Hipertensi
6. Diet Sehat Penderita Hipertensi
F. METODE PELAKSANAAN
1. Konseling
2. Diskusi

G. STRATEGI PELAKSANAAN
No. Tahap Kegiatan Respon Waktu
1. Tahap Persiapan - 2 menit
1) Menyiapkan materi pendidikan kesehatan
2) Menyiapkan alat/media pendidikan
kesehatan
2. Pendahuluan 1) Menjawab salam 2 menit
1) Memberi salam 2) Mendengarkan
2) Perkenalan 3) Peserta ingat dengan
3) Mengingatkan kontrak kontrak
4) Menjelaskan maksud dan tujuan 4) Peserta mengerti
maksud dan tujuan
3. Pemberian Materi: 1) Menyimak dan 45 menit
1) Pengertian hipertensi mendengarkan
2) Penyebab hipertensu
3) Tanda dan gejala hipertensi
4) Akibat bhipertensi bila tidak diatasi
5) Penatalaksanaan hipertensi
6) Diet sehat penderita hipertensi
4. Diskusi dan Tanya Jawab 1) Mengajukan pertanyaan 8 menit
2) Menjawab pertanyaan
5. Penutup 1) Mendengarkan 3 menit
1) Menyimpulkan seluruh materi 2) Mendengarkan
2) Mengevaluasi peserta 3) Menjawab salam
3) Mengakhiri kontrak 4) Membalas salam
4) Memberi salam penutup
Total 60 menit

H. MEDIA DAN ALAT

[Date] 4
1. Leaflet

I. SETTING TEMPAT

Keterangan:
: Konselor : Lansia (peserta)

J. SUSUNAN ORGANISASI
1. Pemberi edukasi :
2. Fasilitator :
K. RENCANA EVALUASI
a. Evaluasi struktur
- Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan melakukan
kontrak sebelumnya dengan sebelum kegiatan.
- Sarana prasarana leaflet, dan materi penyuluhan disiapkan paling lambat dua hari
sebelum pelaksanaan.
- Peserta sudah diinformasikan mengenai kegiatan sejak 2 hari sebelum kegiatan.
b. Evaluasi Proses
- Kegiatan berlangsung tepat waktu
- Peserta yang hadir 60% dari jumlah total peserta
- Peserta yang aktif bertanya dan menjawab 50% dari total peserta
c. Evaluasi Hasil
- Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian hipertensi
- Mengetahui dan mampu menyebutkan 3 dari 5 penyebab Hipertensi
- Mengetahui dan mampu menyebutkan 6 dari 10 tanda dan gejala Hipertensi
- Mengetahui dan mampu menyebutkan 3 dari 4 akibat Hipertensi bila tidak diatasi

[Date] 5
- Mengetahui dan mampu 3 dari 5 penatalaksanaan Hipertensi
- Mengetahui dan mampu menyebutkan 2 dari 3 prinsip diet sehat penderita
Hipertensi

Lampiran 1. Materi Penyuluhan

MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI PADA LANSIA

A. PENGERTIAN HIPERTENSI

[Date] 6
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.
Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer, 2001).
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation
and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari
tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai
primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari
kondisi patologi yang dapat dikenali, seringkali dapat diperbaiki (Doengoes, 2000).

B. PENYEBAB HIPERTENSI
Menurut Lany Gunawan (2001) Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat
dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
1. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
Hiperrtensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %
sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa
faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur
bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari
perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi
garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress
dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alkohol, minum obat-obatan
(ephedrine, prednison, epineprin).

[Date] 7
1. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang penyebabnya diketahui, menunjukkan gejala
dan keluhan yang jelas,di sebabkan oleh penyakit lain antara lain;
a. Penyakit jantung : koartasi aorta.
b. Penyakit endokrin : peokhromositoma, tumor katekolamin.
c. Penyakit ginjal : glomerulonefritis, penyempitan arteri renalis.
d. Kehamilan : toksemia gravidarum.
e. Otak : trauma, peningkatan TIK.
f. Pengaruh sekunder obat-obatan tertentu seperti kontrasepsi oral.

C. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : ( Edward K Chung, 1995 )
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan klien yang mencari pertolongan medis.
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
Sakit kepala
Epistaksis
Pusing / migrain
Rasa berat ditengkuk
Sukar tidur
Mata berkunang kunang
Lemah dan lelah
Muka pucat
Suhu tubuh rendah
D. AKIBAT BILA TIDAK DIATASI
Menyebutkan akibat yang terjadi bila hipertensi tidak diatasi seperti komplikasi
pada target organ yaitu jantung, mata, ginjal dan otak (cerebrovascular). Komplikasi-
komplikasi tersebut antara lain pada mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan

[Date] 8
penglihatan sampai kebutaan, pada ginjal berupa gagal ginjal, pada jantung bisa terjadi
gagal jantung, angina pectoris, infark jantung, bahkan kematian mendadak, dan komplikasi
hipertensi pada otak dapat bersifat akut atau kronik.

E. PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Penanggulangan hipertensi secara garis besar dapat
ditempuh dengan cara sebagai berikut.
1. Pengendalian Faktor Risiko
Pengendalian faktor risiko penyakit jantung koroner yang dapat saling berpengaruh
terhadap terjadinya hipertensi, hanya terbatas pada faktor risiko yang dapat diubah,
dengan usaha-usaha sebagai berikut :
a. Mengatasi obesitas/menurunkan kelebihan berat badan.
Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi hipertensi pada
obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang-orang
gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang badannya normal.
Sedangkan, pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat
badan lebih (overweight). Dengan demikian obesitas harus dikendalikan dengan
menurunkan berat badan.
b. Mengurangi asupan garam didalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan.
Batasi sampai dengan kurang dari 5 gram ( 1 sendok teh ) per hari pada saat memasak.
c. Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem
saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
d. Melakukan olahraga teratur
Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30 – 45 menit sebanyak
3 – 4 kali dalam seminggu, diharapkan dapat menambah kebugaran dan
memperbaiki metabolisme tubuh yang ujungnya dapat mengontrol tekanan darah.
e. Berhenti merokok
Merokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah sehingga dapat memperburuk
hipertensi. Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap

[Date] 9
melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel
pembuluh darah arteri, dan mengakibatkan proses artereosklerosis, dan tekanan darah
tinggi. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan
adanya artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan
denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung. Merokok
pada penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada
pembuluh darah arteri. Tidak ada cara yang benar-benar efektif untuk
memberhentikan kebiasaan merokok.
2. Terapi Farmakologis
Penatalaksanaan penyakit hipertensi bertujuan untuk mengendalikan angka kesakitan
dan kematian akibat penyakit hipertensi dengan cara seminimal mungkin menurunkan
gangguan terhadap kualitas hidup penderita.
Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal, masa kerja yang panjang sekali
sehari dan dosis dititrasi. Obat berikutnya mungkin dapat ditarnbahkan selama beberapa
bulan pertama perjalanan terapi. Pemilihan obat atau kombinasi yang cocok bergantung
pada keparahan penyakit dan respon penderita terhadap obat anti hipertensi.
Beberapa prinsip pemberian obat anti hipertensi sebagai berikut :
1. Pengobatan hipertensi sekunder adalah menghilangkan penyebab hipertensi.
2. Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan
harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi.
3. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti hipertensi.
4. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan pengobatan seumur
hidup.
Jenis-jenis obat antihipertensi :
1. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh (Iewat
kencing), sehingga volume cairan tubuh berkurang mengakibatkan daya pompa
jantung menjadi ringan dan berefek turunnya tekanan darah. Digunakan sebagai obat
pilihan pertama pada hipertensi tanpa adanya penyakit lainnya.
2. Penghambat Simpatis
Golongan obat ini bekerja denqan menghambat aktifitas syaraf simpatis (syaraf yang
bekerja pada saat kita beraktifitas). Contoh obat yang termasuk dalam golongan
penghambat simpatetik adalah : metildopa, klonodin dan reserpin. Efek samping yang
dijumpai adalah: anemia hemolitik (kekurangan sel darah merah kerena pecahnya sel

[Date] 10
darah merah), gangguan fungsi ahati dan kadang-kadang dapat menyebabkan
penyakit hati kronis. Saat ini golongan ini jarang digunakan.
3. Betabloker
Mekanisme kerja obat antihipertensi ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis obat ini tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap
gangguan pernafasan seperti asma bronkhial. Contoh obat golongan betabloker
adalah metoprolol, propanolol, atenolol dan bisoprolol. Pemakaian pada penderita
diabetes harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (dimana kadar
gula darah turun menjadi sangat rendah sehingga dapat membahayakan
penderitanya). Pada orang dengan penderita bronkospasme (penyempitan saluran
pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
4. Vasodilatator
Obat ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot
pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah prazosin dan hidralazin.
Efek samping yang sering terjadi pada pemberian obat ini adalah pusing dan sakit
kepala.
5. Penghambat enzim konversi angiotensin
Kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat angiotensin II (zat yang
dapat meningkatakan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah
kaptopril. Efek samping yang sering timbul adalah batuk kering, pusing, sakit kepala
dan lemas.
6. Antagonis kalsium
Golongan obat ini bekerja menurunkan daya pompa jantung dengan menghambat
kontraksi otot jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah :
nifedipin, diltizem dan verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
7. Penghambat reseptor angiotensin II
Kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang
termasuk .golongan ini adalah valsartan. Efek samping yang mungkin timbul adalah
sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
Tatalaksana hipertensi dengan obat anti hipertensi yang dianjurkan:
- Diuretik: hidroclorotiazid dengan dosis 12,5 -50 mg/hari
- Penghambat ACE/penghambat reseptor angiotensin II : Captopril 25 -100 mmHg

[Date] 11
- Penghambat kalsium yang bekerja panjang : nifedipin 30 -60 mg/hari
- Penghambat reseptor beta: propanolol 40 -160 mg/hari
- Agonis reseptor alpha central (penghambat simpatis): reserpin 0,05 -0,25 mg/hari
Terapi kombinasi antara lain:
- Penghambat ACE dengan diuretik
- Penghambat ACE dengan penghambat kalsium
- Penghambat reseptor beta dengan diuretik
- Agonis reseptor alpha dengan diuretic

F. DIET SEHAT UNTUK PENDERITA HIPERTENSI


Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain
pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan
dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk
menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak
kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain
yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.
Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
- Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
- Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
- Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk
menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol darah serta
meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark
jantung. Penderita hipertensi sebaiknya melakukan diet rendah garam, yaitu mengurangi
konsumsi natrium yang terdapat dalam garam dapur, soda kue, baking powder, dan vetsin
untuk membantu jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah. Selain diet rendah garam,
penderita hipertensi sebaiknya memperbanyak konsumsi biji-bijian, buah, sayuran, dan
produk susu rendah lemak untuk membantu menurunkan berat badan dan tekanan darah.
Petunjuk Penggunaan Garam untuk Penderita hipertensi. Untuk penderita hipertensi
terdapat 3 diet:
1. Diet rendah garam I: untuk penderita hipertensi berat dianjurkan untuk tidak
menambahkan garam dapur dalam makanan.

[Date] 12
2. Diet rendah garam II: Ditujukan untuk penderita hipertensi sedang (100-114 mmHg).
Garam dianjurkan ¼ sendok the garam dapur.
3. Diet rendah garam III: Ditujukan untuk penderita hipertensi ringan (diastole kurang dari
100 mmHg), garam dapur dianjurkan ½ sendok teh.
Asupan kalium (3500mg/hari) diperoleh dari buah dan sayuran segar seperti
anggur, belimbing, pisang, jeruk, buncis, dan daun papaya. Asupan magnesium
(300mg/hari diperoleh dari kacang-kacangan, makanan laut, sayuran hijau tua dan susu.
Asupan kalium (800mg/hari) dapat diperoleh dari susu, brokoli, dan bayam.

Jumlah bahan makanan yang dapat dikonsumsi pasien dengan hipertensi dalam sehari:
Jenis Makanan Berat (Gram) Ukuran
Beras 350 5 gelas nasi
Daging 100 2 potong sedang
Telur 50 1 butir
Tempe 100 4 potong sedang
Kacang panjang 25 2 ½ sendok makan
Sayuran 200 2 gelas
Buah 150 2 buah pisang sedang
Minyak 25 2 ½ sendok makan
Gula pasir 25 2 ½ sendok makan
Pembagian bahan makanan sehari - hari:
a. Pagi
Beras 70 gram = 1 gelas nasi
Telur 50 gram = 1 butir
Sayuran 50 gram = ½ gelas
Gula pasir 10 gram = 1 sendok makan
b. Pkl 10.00 (selingan)
Kacang hijau 25 gram = 2 ½ sendok makan
Gula pasir 15 gram = 1 ½ sendok makan
c. Siang dan sore
Beras 140 gram = 2 gelas nasi
Daging 50 gram = 1 potong
Tempe 50 gram = 2 potong sedang
Sayuran 75 gram = ¾ gelas
Buah 75 gram = 1 buah pisang sedang

[Date] 13
Minyak 10 gram = 1 sendok makan

Contoh menu makanan yang disajikan:


a. Pagi

Nasi, Telur dadar, Tumis kacang panjang ATAU Nasi, telur ceplok air,semur tahu
sayur buncis, susu.

Selingan: bubur kacang hijau ATAU bolu kukus

b. Siang

Nasi, Ikan acar kuning, Tahu bacem, Sayur sop, Pepaya ATAU Nasi, ikan bumbu,
tempe kering, capcay, apel.

Selingan: bubur kacang ijo

c. Malam

Nasi, Daging pesmol, Tempe goreng, Cah sayur, Pisang ATAU Nasi, ayam goreng,
perkedel kentang, sayur soup, pepaya, susu

Daftar makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi:
Golongan Bahan Makanan yang boleh Makanan yang tidak boleh
Makanan
Karbohidrat Beras, ketan, singkong, terigu, tapioca, Kue, biscuit, roti yang dimasak
gula, macaroni, mie bihun, roti, memakai garam dan soda
biskuit.
Protein Hewani Daging dan ikan sungai segar Keju kacang tanah, makanan dari
maksimal 100 gr dala sehari (kira-kira kacang yang boleh memakai
2 potong sedang), telur maksimum 1 garam dapur
butir sehari, dan susu 1 gelas.
Sayuran Semua sayuran segar Sayuran yang diawetkan,
sawi,asinan, acar.
Buah Semua buah-buahan segar Buah yang diawetkan
Lemak Minyak goreng Margarin dan mentega

[Date] 14
Bumbu Semua bumbu segar dan kering yang Garam dapur, baking powder,
tidak mengandung garam atau natrium penyedap rasa, kecap asin, terasi,
taucho, saos.

TIPS Pemberian Makanan Bagi lansia Dengan Hipertensi


a. Hendaknya lansia makan dengan porsi kecil tapi sering
b. Makanlah makanan yang mudah dicerna
c. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, goreng-gorengan dll.
d. Makan makanan yang lembek untuk lansia yang kondisi giginya kurang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Chung, Edward.K. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler. Edisi III, diterjemahkan
oleh Petrus Andryanto. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi . Yogyakarta. Penerbit Kanisius.

[Date] 15
Halim, R. 2011. Efek Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pria Dewasa. Thesis. Universtas Kristen Maranatha Bandung.
repository.maranatha.edu/96/3/0810046_Chapter1.pdf. [Akses tanggal : 20 Agustus
2013]

Kurniawan, Anie. 2002. Gizi Serimbang untuk Mencegah Hipertensi. Diakses dari :
http://www.pdfssearch.com/Gizi-Seimbang-Utk-Hipertensi. [Akses tanggal : 20
Agustus 2013]

Mubarak,Iqbal.2010.Ilmu Keperawatan Komunitas.Jakarta:Salemba Medika

Smetlzer, Sussane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Sudoyo, Aru W., Bambang Setiohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati. 2007.
Ginjal Hipertensi. Dalam buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: EGC

[Date] 16

Anda mungkin juga menyukai