Anda di halaman 1dari 10

ISSN Print : 2356-3222

LJTMU: Vol. 02, No. 02, ISSN Online : 2407-3555


Oktober 2015, (07-16)

http://ejournal-fst-unc.com/index.php/LJTMU

Analisa Beban Kalor pada Ruang Bagian Kepegawaian Rektorat


Universitas Nusa Cendana
Abraham Oematan1, Ben Vasco Tarigan1, Muhamad Jafri1
1)
Jurusan Teknik Mesin FST Undana.
Jl. Adi Sucipto, Penfui-Kupang, NTT 85001, Tlp: (0380)881597.
E-mail: abrahamoematan@gmail.com
Abstrak
Perhitungan beban kalor perlu dilaksanakan terlebih dahulu sebelum dilakukan perencanaan sistem
pengkondisian udara di suatu ruangan. Hal ini diperlukan karena besarnya beban kalor sangat berpengaruh
terhadap kapasitas pendinginan yang dibutuhkan, sehingga kenyamanan dapat diperoleh. Salah satu ruangan
yang menggunakan AC adalah ruang Kepegawaian Rektorat Undana. Kapasitas AC yang terpasang adalah 16
PK. Berdasarkan rekening listrik bulanan di gedung Rektorat Undana, biaya pemakaian listrik berkisar sekitar
Rp.801.301.531.- per tahun atau sekitar Rp.66.775.128.- per bulannya. Sehingga perlu dilakukan pengamatan
kembali terhadap Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik dari AC apakah masih hemat atau tidak. Berdasarkan
hasil penelitian, beban kalor pada ruang tersebut berkisar antara 175.491,3685 Btu/h sampai dengan
306.961,6477 Btu/h. Namun kondisi yang terjadi didapati ada jendela yang terbuka akibatntya infiltrasi beban
kalor pada ruang tersebut besar, sehingga membuat 16 PK AC yang terpasang menyerap arus listrik yang besar
akibatnya IKE dari 16 PK sebesar 31,06 kWh/m2/bulan, tergolong sangat boros. Apabila tidak ada jendela yang
terbuka maka beban kalor puncak yang seharusnya terjadi adalah 125.434,6370 Btu/h, sehingga AC yang
seharusnya beroperasi adalah 14 PK. Nilai IKE dari 14 PK adalah 6,63 kWh/m2/bulan tergolong dalam kriteria
sangat efisien.
Kata Kunci: beban kalor, intensitas konsumsi energi (IKE) listrik.

Abstract
The calculation of heat load should be carried out before planning an air conditioning system
in a room. This is necessary due to the capacity of head load greatly affect the capacity of required
cooling capacity so that comfort can be obtained. One of the room which uses the air conditioning
(AC) is a Staff Room at the Rectorate building of Nusa Cendana University. The capacity of AC
installed is 16 PK. Based on the electrical monthly account in the Rektorate building, the cost of
electricity consumption ranged in Rp. 801.301.531 per year or about Rp. 66.775.128 per month. So,
it is needed to be done reobservation to the intensity of electrical energy consumption of AC whether
saving or not. Based on the result of the research, the required heat load is between 175.491,3685
Btu/h to 306.961,6477 Btu/h. However, the situation that happened was found that there were
windows opened and officer was smoking it causes infiltration heat load in the room, so that made 16
PK AC installed in the room absorbs a large electricity current, consequently the intensity of
electrical energy of 16 PK is about 31,06 kWh/m2/month, it is categorized very wasteful. If there is no
window opens and no officer smokes, so the heat load that might be happened is 125.434,6370 Btu/h.
So, the AC is supposed to operate is 14 PK. The intensity of electrical energy value of 14 PK is 6,63
kWh/m2/month, it is categorized as highly efficient.
Keywords: Heat load, the intensity of the electrical energy consumption.

panas. Untuk itu, pengkondisian udara di dalam


PENDAHULUAN ruangan suatu gedung yang menggunakan air
conditioning (AC) harus diusahakan supaya
Sistem pendinginan udara telah menjadi
dalam keadaan aman dan nyaman agar
suatu kebutuhan pokok bagi bangunan-
penghuninya terhindar dari perasaaan gelisah
bangunan besar seperti gedung perkantoran,
dan membosankan. Oleh karena itu, perhitungan
hotel, rumah, supermarket, industri, dan lain-
beban kalor ruangan merupakan salah satu
lain, terutama di wilayah yang memiliki musim faktor penting dalam menentukan kapasitas
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 02, No. 02, Oktober 2015

pendinginan yang dibutuhkan. Sehingga agar dapat mengetahui beban kalor pada ruang
pemasangan AC didasarkan pada besarnya bagian Kepegawaian Rektorat Undana dan
beban kalor pada ruang yang akan dikondisikan. membandingkan dengan kapasitas AC yang
Salah satu ruangan yang menggunakan terpasang. Selanjutnya menghitung IKE listrik
AC adalah ruang Kepegawaian Rektorat pada AC untuk mengetahui konsumsi energi
Undana. AC yang dipasang di ruang tersebut listrik pada AC apakah sudah memenuhi syarat
adalah AC split. AC Split adalah AC yang hemat atau tidak.
evaporator dan kondensor berada di dua mesin
yang berbeda. Evaporatornya terletak di dalam
ruangan, sedangkan kondensornya terletak di LANDASAN TEORI
luar ruangan. Banyaknya AC yang ada di
gedung Rektorat Undana berjumlah 86 unit, Beban Kalor
sedangkan yang dipasang di ruang Bagian Beban kalor terdiri dari beban kalor
Kepegawaian berjumlah 8 unit atau sama ruangan dan beban kalor alat penyegar udara
dengan 16 PK. Oleh karena itu, dengan jumlah yang ada di dalam ruangan. Komponen beban
yang begitu banyak tentu konsumsi energi listrik kalor ruangan terdiri dari kalor yang bersumber
dari AC di gedung tersebut pasti besar, untuk itu di dalam ruangan itu sendiri (beban kalor
perlu dilakukan perhitungan kembali terhadap interior, “ interior head load”) dan kalor yang
beban kalor sehingga pemasangan AC masuk dari luar ruangan ke dalam ruangan
didasarkan pada besarnya beban kalor. (beban kalor perimeter, “ perimeter head
Selain banyaknya AC yang terpasang, load”). Sedangkan komponen beban kalor yang
berdasarkan rekening listrik bulanan di gedung harus diatasi oleh alat penyegar udara adalah
Rektorat Undana, biaya pemakaian listrik beban kalor ruangan, beban kalor udara yang
berkisar antara Rp.801.301.531.- per tahun atau masuk kedalam alat penyegar udara, beban
sekitar Rp.66.775.128.- per bulannya. Sehingga blower, motor, dan kebocoran saluran (W.
perlu dilakukan pengamatan kembali terhadap Arismunandar, 1981).
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listriki dari Secara umum, beban kalor dibagi dalam
AC khususnya pada ruang Bagian Kepegawaian empat kelompok yaitu :
Rektorat Undana apakah masih hemat dan - Transmisi, yaitu kehilangan kalor atau
efisien atau belum. perolehan kalor yang disebabkan oleh beda
Salah satu cara untuk mengetahui besar suhu antara kedua sisi elemen bangunan.
konsumsi energi listrik pada AC adalah dengan Persamaan yang digunakan untuk
audit energi. Audit energi merupakan suatu menganalisa kalor yang diperoleh melalui
analisis terhadap konsumsi energi dalam sebuah transmisi termal adalah sebagai berikut:
sistem yang menggunakan energi, seperti q = U A  t o - t1 
gedung bertingkat, pabrik dan sebagainya. (1)
Dengan audit energi akan diperoleh data yang 1
konkrit mengenai kondisi peralatan, biaya U= (2)
RT
operasional kebutuhan energi dan manajemen
energi yang dipakai pada gedung tersebut. Dari dimana, U adalah koefisien perpindahan kalor
data ini dapat dianalisa dan diidentifikasi untuk 2 o
total, kcal / m jam C , A luas permukaan, t0-t1
mengetahui sejauh mana peluang penghematan
o
energi dan nilai uang dapat dihemat seperti yang adalah selisih suhu luar dan dalam, C serta RT
dinyatakan oleh Hali Abdurarachim, 2002 adalah hambatan termal total dinding,
dalam (Rianto, 2007). Dengan audit energi akan 2 o
m jam C / kcal
diketahui besarnya konsumsi energi listrik pada
Sedangkan hambatan termal total dinding
AC, sehingga dari besarnya konsumsi energi
adalah :
listrik akan diketahui nilai intensitas konsumsi
energi (IKE) listrik dari AC. R T = R si + R1 +… + R n + R a … + R so
(3)
Melihat beberapa persoalan di atas, maka dimana, Rsi adalah tahanan perpindahan kalor
penulis berinisiatif untuk melakukan penilitian

8
Abraham Oematan, Ben Vasco Tarigan, Muhamad Jafri, Analisa Beban Kalor Pada Ruang Bagian
Kepegawaian Rektorat Universitas Nusa Cendana

dari lapisan permukaan dalam dinding, Rso tahan load temperatur difference)
perpindahan kalor dari lapisan luar dinding, dan Penyesuaian harga CLTD adalah :
R1…Rn adalah tahanan perpindahan kalor dari CLTDmaks = CLTDtab + (25-ti) + (trat - 29) (5)
setiap lapisan dinding dimana, CLTDtab adalah CLTD untuk
- Solar (panas matahari), yaitu perolehan kalor atap datar dan ti suhu bola kering rancangan
yang disebabkan oleh penjalaran energi dalam, oC, serta trat suhu bola kering
matahari melalui komponen bangunan udara rancangan luar ruangan, oC. Untuk dinding
luar ke dalam ruangan yang dikondisikan. yang bersebelahan dengan ruangan yang juga
Persamaan yang digunakan untuk dikondisikan, maka perhitungan beban
menganalisa kalor yang diperoleh melalui panasnya diabaikan.
transmisi termal adalah sebagai berikut: - Infiltrasi (perembesan udara), yaitu
q = k A  CLTD maks kehilangan udara atau perolehan kalor yang
(4) disebabkan oleh perembesan udara kedalam
dimana, k adalah oefisien perpindahan kalor ruangan yang dikondisikan.
2 o Menurut Wiranto Arismunandar (1991),
total dinding, kcal / m jam C , A luas
persamaan yang digunakan untuk menghitung
permukaan dinding, m2 dan (CLTD)maks
beban kalor ini yaitu :
adalah beda suhu beban pendinginan (cooling

q= {Volume ruang x Jumlah penggantian ve


ntilasi alamiah – Jumlah udara luar  }
0,24
x xΔT (6)
Volume Spesifik
- Internal, (sumber dalam), yaitu kehilangan penerangan tergantung pada daya dan cara
kalor yang disebabkan oleh pelepasan energi pemasangan serta lama penyalaan atau
di dalam ruangan (oleh lampu, orang atau pemakaiannya.
penghuni, peralatan dan sebagainya). - Beban kalor dari tubuh manusia
Sumber-sumber utama perolehan kalor Jika jumlah orang tidak diketahui secara pasti,
interior adalah lampu-lampu, penghuni dan maka besar besaran yang dimuat dalam faktor-
peralatan-peralatan yang dioperasikan di faktor beban pendinginan. Persamaan yang
dalam ruangan. Jumlah perolehan kalor dari digunakan untuk menghitung beban kalor ini
dalam ruangan yang disebabkan oleh yaitu :
    
q = Jumlah orang x Kalor sensibel dari manusia kcal/h.orang x Koreksi faktor kelompok  (7)
q =  Jumlah orang  x  Kalor laten dari manusia kcal/h.orang  x  Koreksi faktor kelompok 
(8)

- Beban kalor dari peralatan Konsep Audit Energi


Untuk peralatan yang menghasilkan kalor,
Audit energi merupakan usaha atau
perlu diperkirakan daya yang digunakan
kegiatan untuk menidentifikasaikan jenis dan
bersama dengan periode penggunaannya
besarnya energi yang digunakan pada bagian-
dengan cara yang sama dengan yang
bagian operasi suatu industri/pabrik atau
diterapkan pada penerangan. Untuk peralatan
yang meradiasikan energi, CLF dapat dilihat bangunan dan mencoba mengidentifikasikan
pada lampiran 1.N. Persamaan yang kemungkinan penghematan energi. Sasaran dari
audit energi adalah untuk mencari cara
digunakan untuk menghitung beban kalor ini
mengurangi konsumsi energi persatuan output
yaitu :
dan mengurangi biaya operasi. (Abdurarachim,
2002) dalam (Rianto, 2007)
Berdasarkan (Parlindungan M, 2005)
q = (daya ,Watt) (Fu ) (Fb ) (CLF) dalam (Mukhlis, 2010) cara cepat untuk
(9)

9
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 02, No. 02, Oktober 2015

menghitung biaya energi suatu fasilitas atau suatu sistem (bangunan). Namun energi yang
peralatan energi adalah sebagai berikut : dimaksudkan dalam hal ini adalah energi listrik.
Pada hakekatnya Intensitas Konsumsi Energi ini
Biaya Energi = Jumlah Peralatan x beban (kW) adalah hasil bagi antara konsumsi energi total
x jam operasi perhari x hari kerja per tahun x selama periode tertentu (satu tahun) dengan
Biaya energi (Rp/tahun). (10) luasan bangunan. Satuan IKE adalah kWh/m2
per tahun (Rianto, 2007). Persamaan yang
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik digunakan untuk menghitung IKE adalah
pada AC sebagai berikut.
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik Total konsumsi listrik
IKE=
merupakan istilah yang digunakan untuk Luas ruangan ( kWh/ m2 )(11)
mengetahui besarnya pemakaian energi pada

Tabel 1. Kriteria IKE Bangunan Gedung ber-AC


Kriteria Keterangan
Sangat Efisien - Desain gedung sesuai standar tata cara perencanaan teknis konservasi energi
(4,17 – 7,92) - Pengoperasian peralatan energi dilakukan dengan prinsip-prinsip
2
kWh/m /bulan management energi
Efisien - Pemeliharaan gedung dan peralatan energi dilakukan sesuai prosedur
(7,93 – 12,08) - Efisiensi penggunaan energi masih mungkin ditingkatkan melalui penerapan
2
kWh/m /bulan sistem manajemen energi terpadu
Cukup Efisien - Penggunaan energi cukup efisien melalui pemeliharaan bangunan dan
(12,08 – 14,58) peralatan energi masih memungkinkan
2 - Pengoperasian dan pemeliharaan gedung belum mempertimbangkan prinsip
kWh/m /bulan konservasi energi
Agak Boros - Audit energi perlu dipertimbangkan untuk menentukan perbaikan efisiensi
(14,58 – 19,17) yang mungkin dilakukan
2 - Desain bangunan maupun pemeliharaan dan pengoperasian gedung belum
kWh/m /bulan mempertimbangkan konservasi energi
- Audit energi perlu dipertimbangkan untuk menentukan langkah-langkah
Boros
perbaikan sehingga pemborosan energi dapat dihindari
(19,17 – 23,75)
2 - Instalasi peralatan dan desain pengopeasian dan pemeliharaan tidak mengacu
kWh/m /bulan
pada penhematan energi
Sangat Boros - Agar ditinjau ulang atas semua instalasi / peralatan energi serta penerapan
(23,75 – 37,5) managemen energi dalam pengelolan bangunan
kWh/m2/bulan - Audit energi adalah langkah awal yang perlu dilakukan
Sumber : Efendi, 2012
tembok, pintu, jendela, plafon dan lantai pada
ruang bagian Kepegawaiaan Rektorat
METODE PENELITIAN Undana.
- Melakukan observasi langsung dan mendata
Prosedur Pengumpulan Data peralatan yang ada di ruang tersebut dan
Pengumpulan data yang diperlukan dalam mendata jumlah AC, daya AC dan lamanya
penelitian ini adalah sebagai berikut: operasi dari AC terhitung selama lima hari
- Mengumpulkan rekening listrik bulanan kerja ketika penelitian dilakukan.
selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2011- - Melakukan pengukuran langsung dan
2014. mengumpulkan data temperatur dan
- Mengumpulkan data material dan luas dari kelembaban yang terdiri dari temperatur

10
Abraham Oematan, Ben Vasco Tarigan, Muhamad Jafri, Analisa Beban Kalor Pada Ruang Bagian
Kepegawaian Rektorat Universitas Nusa Cendana

lingkungan, temperatur ruangan, temperatur adalah 306.961,6477 / 9000 = 34,1 PK.


bola basah di dalam ruang dan lingkungan, Kondisi di lapangan yang terjadi dalam
temperatur bola kering di dalam ruang dan penelitian ini didapati ada jendela yang terbuka
lingkungan, serta kecepatan angin saat AC beroperasi pada ruang tersebut
- Melakukan pengukuran langsung dan akibatnya infiltrasi beban kalor sensible dan
mengumpulkan data arus listrik yang diserap laten yang terjadi saat beban kalor puncak
oleh AC. adalah 181.527,0107 Btu/h. Berarti ada
kerugian kalor sebesar 181.527,0107 Btu/h.
Analisa Data Apabila jendela tertutup saat AC beroperasi,
maka beban kalor yang seharusnya terjadi pada
Berdasarkan data yang telah diperoleh,
beban kalor puncak adalah sebagai berikut :
maka analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini sebagai berikut: q puncak = 306.961,6477 Btu/h-181.527,0107 Btu/h
- Menghitung beban kalor pada ruang bagian
= 125.434,6370 Btu/h
Kepegawaian Rektorat Undana berdasarkan
data temperatur ruang, temperatur 1 PK = 9000 Btu/h, sehingga AC yang
lingkungan, luas ruangan, luas pintu, luas seharusnya beroperasi berdasarkan beban kalor
tembok, luas jendela, luas plafon dan luas pada ruang tersebut adalah : 125.434,6370 /
lantai. 9000 = 14 PK. Atau sama dengan AC 2 PK
- Membandingkan besar beban kalor dengan sebanyak 7 unit.
kapasitas pendingin yang terpasang di
ruangan tersebut, apakah AC yang terpasang IKE Listrik pada AC
di sesuaikan dengan besar beban kalor atau IKE AC yang Sudah Terpasang
tidak.
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 16
- Menentukan kapasitas AC yang seharusnya
PK AC yang terpasang, maka total konsumsi
dipasang di ruangan tersebut berdasarkan
energi listrik pada AC selama lima hari
besar beban kalor hasil perhitungan.
penelitian yaitu 391,37 kW. Maka persamaan
- Menghitung konsumsi energi listrik pada AC
yang digunakan untuk menghitung konsumsi
di ruang bagian Kepegawaian Rektorat
energi listrik dari AC per bulan di ruang tersebut
Undana untuk mengetahui apakah AC yang
adalah :
terpasang hemat energi listrik atau boros.
- Setelah mendapat hasil konsumsi energi Konsumsi Listrik = Daya (kW) x lamanya operasi hari  
listrik pada AC, langkah berikutnya yaitu
= 391,37 kW x 20 hari = 7827,49 kWh/bulan
menghitung IKE listrik pada AC dan
membandingkan dengan kriteria IKE Sehingga IKE listrik pada AC per bulan dapat
bangunan gedung ber-AC. ditentukan dengan persamaan berikut:
Total konsumsi listrik 2
IKE = ( kWh/bulan /m )
HASIL DAN PEMBAHASAN Luas ruangan

7827,49 kWh/bulan 2
Beban Kalor Ruang = 2
= 31,06 kWh/m /bulan
252 m
Beban kalor pada ruang bagian Nilai IKE tersebut di atas jika dibandingkan
Kepegawaian Rektorat Undana berkisar antara dengan nilai kriteria IKE bangunan gedung ber-
175.491,3685 Btu/h sampai dengan AC tergolong dalam kriteria sangat boros,
306.961,6477 Btu/h. Sehingga dapat diketahui sehingga hal ini akan berdampak pada biaya
beban kalor puncak pada ruang tersebut terjadi listrik. Berikut ini perhitungan biaya listrik yang
pada hari selasa pukul 11.00 sebesar harus dibayar per bulan.
306.961,6477 Btu/h. 1 PK = 9000 Btu/h, Tarif listrik yang digunakan untuk
sehingga AC yang seharusnya beroperasi menghitung biaya listrik adalah tarif listrik
berdasarkan beban kalor pada ruang tersebut untuk golongan S2 yang ditetapkan oleh Mentri

11
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 02, No. 02, Oktober 2015

Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Rp.925.


Indonesi No.19 Tahun 2014, yaitu sebesar
 
Biaya Energi = Beban kW x Hari kerja per bulan x Biaya energi (Rp/bulan)

= 391,37 kW x 20 hari/bulan x Rp.925/bulan = Rp.7.240.345

9000 = 14 PK.
IKE AC Berdasarkan Beban Kalor
Berikut ini analisa IKE dan biaya listrik per
Apabila tidak ada kerugian kalor sebesar bulan pada 14 PK AC, dengan ketentuan bahwa
181.527,0107 Btu/h, maka beban kalor puncak tiga buah jendela yang sering terbuka harus
pada ruang tersebut adalah 125.549,3647 Btu/h. tertutup sehingga tidak mengakibatkan infiltrasi
1 PK = 9000 Btu/h, sehingga AC yang beban kalor sensible dan laten pada ruang
seharusnya beroperasi adalah 125.549,3647 / tersebut.
   
Konsumsi listrik = Daya kw x waktu operasi jam x lamanya operasi hari  
= 10,44 kW x 8 jam x 20 hari

= 1.671,04 kWh/bulan
Sehingga IKE listrik pada 14 PK tersebut adalah :
Total konsumsi listrik 2
IKE = ( kWh/bulan /m )
Luas ruangan

1.671,04 kWh/bulan 2
= 2
= 6,63 kWh/m /bulan
252 m

Biaya Energi = Beban  kW x Waktu operasi  jam x lamanya operasi  hari  xBiaya energi  Rp/bulan 
= 10,44 kW x 8 jam x 20 hari x Rp.925 per bulan
= Rp.1.545.712

Nilai IKE tersebut di atas dibandingkan sehingga mengakibatkan infiltrasi beban kalor
dengan nilai kriteria IKE bangunan gedung ber- sensibel dan infiltrasi beban kalor laten pada
AC maka tergolong dalam kriteria sangat ruang tersebut.
efisien. Sehingga biaya energi listrik pada 14,6 Kondisi di lapangan yang terjadi dalam
PK per bulannya adalah sebagai berikut. penelitian ini didapati ada jendela yang terbuka
saat AC beroperasi pada ruang tersebut. Oleh
Pembahasan karena itu, infiltrasi beban kalor sensibel dan
laten sangat besar, sehingga beban AC akan naik
Beban kalor pada ruang bagian
untuk mengkondisikan udara dalam ruang.
Kepegawaian Rektorat Undana sangat besar Akibatnya arus listrik yang diserap semakin
karena berkisar antara 175.491,3685 Btu/h besar. Hal ini dibuktikan dengan beban kalor
sampai dengan 306.961,6477 Btu/h. Berikut ini
puncak pada ruang tersebut adalah
grafik beban kalor selama lima hari penelitian.
306.961,6477 Btu/h, terjadi pada tanggal 11
Dari grafik di atas, terlihat bahwa kenaikan
Nopember pukul 11.00. 1 PK = 9000 Btu/h,
beban kalor pada ruang tersebut selama lima
sehingga kapasitas AC yang seharusnya
hari tidak sama. Hal ini disebabkan karena terpasang adalah 34,1 PK. Sedangkan kapasitas
pengaruh suhu ruang yang selalu berubah-ubah AC yang sudah terpasang adalah 16 PK. Akibat
akibat dari tiga buah jendela yang terbuka
dari beban kalor yang ada, maka membuat

12
Abraham Oematan, Ben Vasco Tarigan, Muhamad Jafri, Analisa Beban Kalor Pada Ruang Bagian
Kepegawaian Rektorat Universitas Nusa Cendana

jumlah AC yang terpasang menyerap arus listrik Dampaknya adalah biaya energi listrik pada AC
lebih besar sehingga IKE listrik pada AC pada ruang tersebut yang harus dibayar perbulan
sebesar 31,06 kWh/m2/bulan, nilai ini jika adalah Rp.7.240.345.
dibandingkan dengan kriteria IKE bangunan
gedung ber-AC tergolong sangat boros.

350000

300000
Beban Kalor (Btu/h)

250000

200000 Jumat, 07/11/2014


Senin, 10/11/2014
150000 Selasa, 11/11/2014
Rabu, 12/11/2014
100000 Kamis, 13/11/2014

50000

0
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Waktu (Jam)

Gambar 1. Grafik Beban Kalor Selama Lima Hari Penelitian

Besar infiltrasi beban kalor sensible dan KESIMPULAN


laten saat terjadi beban kalor puncak adalah Berdasarkan hasil penelitian di ruang
181.527,0107 Btu/h. Berarti ada kerugian kalor bagian Kepegawaian Rektorat Undana dan hasil
sebesar 181.527,0107 Btu/h. Apabila jendela analisa beban kalor diperoleh kesimpulan antara
tertutup saat AC beroperasi maka beban kalor lain:
yang seharusnya terjadi pada saat beban puncak - Beban kalor pada ruang bagian Kepegawaian
adalah 125.434,6370 Btu/h. 1 PK = 9000 Btu/h, Rektorat Undana saat AC beroperasi adalah
sehingga AC yang seharusnya beroperasi pada 175.491,3685 Btu/h sampai dengan
ruang tersebut adalah 14 PK, atau sama dengan 306.961,6477 Btu/h, dengan besar beban
AC 2 PK sebanyak 7 unit. Nilai IKE dari 14 PK kalor puncak adalah 306.961,6477 Btu/h,
adalah 6,63 kWh/m2/bulan. Nilai ini jika terjadi pada hari selasa 11 Nopember 2014
dibandingkan dengan nilai kriteria IKE gedung pukul 11.00 WITA. Namun kondisi di
ber-AC maka tergolong dalam kriteria sangat lapangan yang terjadi dalam penelitian ini
efisien. Sehingga biaya energi listrik pada 14 PK didapati ada jendela yang terbuka saat AC
per bulannya adalah Rp.1.545.712. beroperasi akibatnya infiltrasi beban kalor
Biaya energi listrik per bulan antara sensibel dan laten saat beban kalor puncak
kapasitas AC 16 PK yang sudah terpasang adalah 181.527,0107 Btu/h. Apabila jendela
dengan kapasitas AC hasil perhitungan beban tertutup saat AC beroperasi, maka beban kalor
kalor diperoleh selisih biaya sebesar yang seharusnya terjadi pada beban kalor
Rp.5.695.633, atau bisa dikatakan ada puncak adalah 125.434,6370 Btu/h.
pemborosan biaya per bulan sebesar Rp. - Penentuan AC didasarkan pada beban kalor
5.695.633. puncak. Oleh karena itu, beban kalor yang
seharusnya terjadi pada beban kalor puncak

13
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 02, No. 02, Oktober 2015

adalah 125.434,6370 Btu/h. 1 PK = 9000 harus membuat suatu peraturan atau standar
Btu/h, sehingga AC yang seharusnya operasional tentang langkah-langkah
beroperasi pada ruang bagian Kepegawaian penghematan energi listrik pada AC.
Rektorat Undana adalah 125.434,6370 / 9000 - Agar dapat meningkatkan efisiensi
= 14 PK, atau sama dengan AC 2 PK penggunaan energi listrik pada AC di gedung
berjumlah 7 unit. Rektorat Undana, maka perhitungan beban
- Total konsumsi energi listrik pada 8 unit AC kalor perlu dilaksanakan terlebih dahulu
atau 16 PK yang terpasang pada ruang bagian sehingga penentuan AC berdasarkan beban
Kepegawaian Rektorat Undana adalah kalor, dan menghitung kembali IKE listrik
7.827,49 kWh/bulan. Apabila tidak ada pada AC di gedung tersebut apakah masi
jendela yang terbuka sehingga menyebabkan hemat dan efisien atau tidak.
infiltrasi beban kalor sensible dan laten, maka
AC yang seharusnya beroperasi pada ruang
bagian Kepegawaian Rektorat Undana adalah DAFTAR PUSTAKA
14 PK, sehingga besar konsumsi listrik dari 14 [1] Arismunandar, W. Saito, F., (1991).
PK per bulan adalah 1.671,04 kWh/bulan. Penyegaran Udara. Cetakan ke empat,
- Besar Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Erlangga, Jakarta.
listrik pada 16 PK AC yang sudah terpasang [2] Ashraf ASHRAE (1998), Handbook
pada ruang bagian Kepegawaian Rektorat Fundamental, American Society of
Undana adalah 31,06 kWh/m2/bulan, nilai ini Heating, Refrigerating and Air
jika dibandingkan dengan kriteria IKE Conditioning Engineers, Atlanta.
bangunan gedung ber-AC tergolong sangat [3] Badan Standardisasi Nasional SNI 03-
boros. Dampaknya adalah biaya energi listrik 6196-2000, Prosedur Audit Energi Pada
pada AC pada ruang tersebut yang harus Pembangunan Gedung, BSN, Jakarta.
dibayar perbulan adalah Rp.7.240.345. [4] Badan Standardisasi Nasional SNI 03-
Sedangkan nilai IKE listrik pada 14 PK 6390-2000, Konservasi Energi Sistem Tata
berdasarkan perhitungan beban kalor adalah Udara Pada Bangunan Gedung, BSN,
6,63 kWh/m2/bulan. Nilai ini jika Jakarta.
dibandingkan dengan nilai kriteria IKE [5] Berman, E. T., (2013), Modul Teknik
gedung ber-AC maka tergolong dalam kriteria Pendingin, PLPG, Jakarta.
sangat efisien. Sehingga biaya energi listrik [6] Direktorat Pengembangan Energi,
pada 14 PK per bulannya adalah Petunjuk teknis konservasi energi;
Rp.1.545.712. Prosedur Audit Energi Pada Bangunan
Gedung, Jakarta: Departemen
SARAN Pertambangan dan Energi, Direktotat
Jendral Pengembangan Energi.
- AC yang seharusnya dipasang pada ruang
[7] Effendi, A. ST, (2012), Audit Awal Energi
bagian Kepegawaian Rektorat Undana adalah
Listrik Pada Gedung PS Kedokteran
14 PK atau AC dengan kapasitas 2 PK
Universitas Lampung, Lampung.
berjumlah 7 unit.
[8] Georg Lippsmeier, (1994), Alih bahasa
- Perilaku hemat energi listrik perlu diterapkan
Syahmir Nasution, Bangunan Tropis, Edisi
oleh Pegawai Rektorat Undana agar tidak
kedua, Erlangga, Jakarta.
terjadi pemborosan energi, seperti hal-hal
[9] Holman, J.P., (1997), Alih bahasa Jasjfi,
berikut ini :
E., edisi ke-enam, Erlangga, Jakarta.
- Jendela dan pintu harus tertutup rapat saat AC
[10] Iman Syahrizal, (2013), Analisis Konsumsi
beroperasi.
Energi Listrik Pada Sistem Pengkondisian
- Tidak boleh merokok di dalam ruangan saat
Udara Berdasarkan Variasi Kondisi
AC beroperasi.
Ruangan (Studi Kasus Di Politeknik
- Pegawai kantor pada Rektorat Undana harus
Terpikat Sambas), Universitas
berpartisipasi aktif dalam perilaku hemat
Tanjungpura, Pontianak.
energi listrik. Oleh karena itu, pihak Rektorat

14
Abraham Oematan, Ben Vasco Tarigan, Muhamad Jafri, Analisa Beban Kalor Pada Ruang Bagian
Kepegawaian Rektorat Universitas Nusa Cendana

[11] Nababan, T.S., (2008), Analisa [16] Suteja, A.W., (2011), Manajemen Energi
Permintaan Energi Listrik Rumah Tangga Listrik Di Gedung Sentral Telepon
(Studi Kasus pada Pengguna Kelompok Automat Kaliasem Denpasar, Teknik
Rumah Tangga Listrik PT PLN (Persero) Elektro, Bali.
di Kota Medan), Program Studi Doktor [17] Yue Ting, Long Ruyin, Hong Cen., (2014).
Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro, Factors Influencing Energy-Saving
Semarang. Behavior Of Urban Households In Jiangsu
[12] Rianto, A., (2007), Audit Energi Dan Province. Journal Energy Policy 62 (2014)
Analisis Peluang Penghematan Konsumsi 665-675. Jiangsu, China.
Energi Pada Sistem Pengkondisian Udara [18] Zhang Yixiang, Wang Zhaohua, Zhou
Di Hotel Santika Premiere Semarang, Guanghui., (2014), Determinants Of
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Employee Electricity Saving : The Role Of
Universitas Negeri Semarang. Social Benefits, Personal Benefits, And
[13] Smith, D. G. C., (1989), “Combination of Organizational Electricity Saving Climate.
Forecasts in Electricity Demand Journal of cleaner production 66 (2014)
Prediction”, Journal of Forecasting (JOF), 280-287. Beijing, China.
Vol. 8, Iss. 3, July-September 1989, pp. [19] Zhuang Xiangling, Wu Changxu.,
349-356. (2014).,Saving Energy When Using Air
[14] Stoecker, W.F., Jones, W.T., (1996). Conditioners In Offices – Behavioral
Refrigerasi dan Pengkondisian Udara. Pattern And Design Indications, Journal
Edisi kedua. Erlangga. Jakarta. Energy and Buldings 76 (2014) 661-668,
[15] Sunyoto, 2010, Dasar Refrigerasi dan Beijing, China.
Pengkondisian Udara, [20] http://klinikac.com/index.php/tips/88-
(http://www.crayonpedia.org, diakses mengenal-komponen-ac, diakses pada
tanggal 21 Mei 2015). tanggal 01 juli 2014 pukul 19.00

15
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 02, No. 02, Oktober 2015

16

Anda mungkin juga menyukai