Anda di halaman 1dari 5

Etika Kepada Sesama Manusia

Di dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi di sekitar kita belakangan ini sungguh memprihatinkan,
dimana satu dengan yang lainnya dengan mudah menghujat, memaki dan menyebut kafir kepada saudaranya
sesama muslim. Kita seolah melupakan atau tidak mengetahui adab atau etika yang harus dilakukan terhadap
saudara seagama sesuai tuntunan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.

Orang Muslim meyakini bahwa saudara seagamanya mempunyai hak-hak, dan etika-etika yang harus ia
terapkan terhadapnya, kemudian ia melaksanakannya kepada saudara seagamanya, karena ia berkeyakinan bahwa
itu adalah ibadah kepada Allah Ta’ala, dan upaya pendekatan kepada-Nya.

Hak-hak dan etika-etika ini diwajibkan Allah Ta‘ala kepada orang Muslim agar ia mengerjakannya kepada
saudara seagamanya. Jadi, menunaikan hak-hak tersebut adalah bentuk ketaatan kepada Allah Ta‘ala dan upaya
pendekatan kepada-Nya tanpa diragukan sedikit pun.

Di antara hak-hak, dan etika-etika tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ia mengucapkan salam jika ia bertemu dengannya sebelum ia berbicara dengannya dengan


mengatakan, “As-Salamu’alaikum wa Rahmatullah”, berjabat tangan dengannya, dan menjawab
salamnya dengan berkata, “Wa‘alaikumus salam wa rahmatullah wa barakatuhu”. Orang Muslim
melakukan itu semua, karena dalil-dalil berikut :
Firman Allah Ta‘ala,
َ ُّ َ ْ َ َ َ ُ َ
‫َو ِإذا ُح ِّييت ْم ِبت ِح َّي ٍة ف َح ُّيوا ِبأ ْح َس َن ِمن َها أ ْو ُردوها‬
“Apabila kamu diberi salam dengan ucapan salam, maka balaslah salam tersebut dengan yang lebih baik,
atau balaslah (dengan yang serupa).” (QS. An-Nisa’ : 86)

Sabda Rasulullah SAW.,

▪ “Orang yang berada di atas kendaraan mengucapkan salam kepada orang yang berjalan kaki, orang
yang berjalan mengucapkan salam kepada orang yang duduk, dan orang yang sedikit mengucapkan
salam kepada orang yang banyak.” (Muttafaq Alaih).
▪ “Sesungguhnya para malaikat heran kepada seorang Muslim yang berjalan melewati seorang Muslim
lainnya, namun ia tidak mengucapkan salam kepadanya.”
▪ “Ucapkan salam kepada orang yang engkau kenal, dan orang yang tidak engkau kenal.” (Muttafaq
Alaih)
▪ “Tidaklah dua orang Muslim kemudian keduanya berjabat tangan, melainkan keduanya diampuni
sebelum keduanya berpisah.” (Diriwayatkan Abu Daud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi)
▪ “Barangsiapa memulai pembicaraan sebelum mengucapkan salam, maka janganlah kalian menggubris
pembicaraannya hingga ia mengucapkan salam.” (Diriwayatkan Ath-Thabrani, dan Abu Nu’aim)

2. Jika ia bersin dan membaca “alhamdulillah”, maka ia mendoakannya dengan berkata, “yarmukallahu”
(mudah-mudahan Allah merahmatimu), kemudian orang yang bersin berkata, “yaghfirullahu lii wa laka”
(semoga Allah memberi ampunan kepadaku dan kepadamu, atau ia berkata, “yahdikumullahu wa yushlihu
baalakum” (semoga Allah memberi petunjuk kepadamu, dan memperbaiki hatimu), karena Rasulullah
SAW. bersabda,

• “Jika salah seorang dan kalian bersin, maka hendaklah ia berkata, ‘Segala puji bagi Allah’, dan
hendaklah saudaranya mengatakan padanya, ‘Semoga Allah merahmatimu’, dan jika saudaranya
telah mengatakan, ‘Semoga Allah merahmatimu’, maka hendaklah orang yang bersin berkata,
‘Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu, dan memperbaiki hatimu’.” (Diriwayatkan Al-Bukhari).

3. Menjenguknya jika ia sakit dan mendoakan kesembuhan untuknya, karena sabda-sabda Rasulullah SAW.
berikut :

• “Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ialah lima: Menjawab ucapan salam, menjenguk orang
sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin.” (Muttafaq
Alaih).
4. Rendah hati, tidak sombong terhadapnya, dan tidak menyuruh berdiri dari kursinya agar ia bisa duduk di
atasnya, karena dalil-dalil berikut :
Firman Allah Ta’ala,

ُ َ َ ْ ُ َّ ُ ُّ ُ َ َ ‫َ َ ً َّ ه‬ ْ َْ ْ ‫َو ََل ُت َص ِّع ْر َخ َّد َك ل َّلناس َو ََل َت‬


‫ال فخور‬
ٍ ‫ت‬‫خ‬‫م‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫ب‬ ‫ح‬ِ ‫ي‬ ‫َل‬ ‫اَّلل‬ ‫ن‬‫إ‬ِ ۖ ‫ا‬‫ح‬‫ر‬ ‫م‬ ‫ض‬
ِ ‫ر‬ ‫اْل‬ ‫ف‬ ‫ش‬
‫ِ ِي‬ ‫م‬ ِ ِ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman : 18)

Sabda Rasulullah SAW.,

• “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian tawadlu, hingga salah seorang dan kalian
tidak sombong terhadap yang lain.” (Diriwayatkan Abu Daud dan lbnu Majah. Hadits ini shahih)
• “Tidaklah seseorang tawadlu (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah Ta‘ala mengangkat
derajatnya.” Rasulullah SAW. bersikap tawadlu’ kepada semua orang Muslim dalam kapasitasnya
sebagai pemimpin para rasul, tidak bersikap kasar, tidak malu berjalan dengan wanita-wanita janda
dan orang-orang miskin, dan memenuhi kebutuhan mereka, hingga beliau bersabda, “Ya Allah,
hidupkan aku dalam keadaan miskin, matikan aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkan aku
bersama rombongan orang-orang miskin.” (Diriwayatkan Ibnu Majah dan Al-Hakim).

5. Tidak menggunjingnya, tidak menghinanya, tidak mencacinya, tidak melecehkannya, tidak menggelarinya
dengan gelar yang tidak baik, dan tidak mengembangkan pembicaraannya untuk merusaknya, karena
dalil-dalil berikut :
Firman Allah Ta‘ala,
َ َ َ ْ ‫َ َ ُّ َ ه َ َ ُ ْ َ ُ َ ً َ ه ِّ َّ َ ْ َ ه‬
‫ض َ الظ ِّن ِإث ٌم ۖ َوَل ت َج َّس ُسوا َوَل‬‫يا أيها ال ِذين آمنوا اجت َ ِنبوا ك ِث ر َيا ِمن َالظن ْ ِإن بع‬
ُ ‫ب أ َح ُد ُك ْم أ ْن َيأ ُك َل َل ْح َم أخيه َم ْيتا فكرهت ُم‬
‫وه‬
ُ ْ َ َ ً ُّ ‫ب َب ْع ُض ُك ْم َب ْع ًضا ۚ أ ُيح‬
ْ ‫َي ْغ َت‬
ِ ِ ِ ِ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka
itu adalah dosa dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kalian
menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya

َ ُ ُ ْ َ ٰ َ َ ْ َ ْ ٌ ْ َ ْ َ ْ َ َ ُ َ َ ‫َ َ ُّ َ ه‬
yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujuraat : 12)
َ ْ
‫َس أن َيكونوا َخ رْ ًيا ِمن ُه ْم َوَل ِن َس ٌاء ِم ْن ِن َس ٍاء‬ ‫يا أيها َال ِذين آمنوا َل يسخر قوم ِمن َقو ٍم ع‬
‫س ِاِل ْس ُم‬ َ ‫َس أ ْن َي ُك َّن َخ رْ ًيا ِم ْن ُه َّن ۖ َو ََل َت ْل ِم ُزوا أ ْن ُف َس ُك ْم َوَل تن َابزوا باْللقاب ۖ بئ‬
ْ َ ْ ْ ُ َ َ َ
ٰ َ ‫َع‬
ِ ِ َ ِ ُ ‫َ َ ْ َ ْ َُ ْ َُ َٰ َ ُ ُ ه‬
‫يم ِان ۚ ومن لم يتب فأول ِئك هم الظ ِالمون‬ َ ‫وق َب ْع َد ْاْل‬ ُ ُ ُْ
‫الفس‬
ِ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi
mereka (yang diolok-olok,) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita
(mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik
dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kalian mencela diri kalian sendiri dan janganlah kalian
panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang orang yang zhalim.” (QS.
Al-Hujuraat : 11)

Sabda Rasulullah SAW.,

▪ “Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan menggunjing ?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya
yang lebih tahu.” Rasulullah SAW. bersabda, “Engkau menyebut tentang saudaramu dengan sesuatu yang
tidak disukainya.” Ditanyakan kepada Rasulullah SAW., “Bagaimana jika apa yang aku katakan ada pada
saudaraku tersebut ?” Rasulullah SAW. bersabda, “Jika apa yang engkau katakan ada padanya, engkau telah
menggunjingnya. Jika apa yang engkau katakan tidak padanya, engkau telah membuat kebohongan
terhadapnya.” (Diriwayatkan Muslim)
▪ Sabda Rasulullah SAW. di haji Wada’, “Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian
adalah haram atas kalian.” (Diriwayatkan Muslim)
▪ “Setiap Muslim atas Muslim lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (Diriwayatkan
Muslim)
▪ “Cukuplah kesalahan bagi seseorang jika ia menghina saudara Muslimnya.” (Muttafaq Alaih)
▪ “Para pengadu domba tidak masuk surga.”

6. Ia tidak dengki kepadanya, atau berprasangka buruk terhadapnya, atau membuatnya marah, atau
mencari-cari kesalahan-kesalahannya, karena dalil-dalil berikut :
Firman Allah Ta‘ala,

َ َ ُ َّ َ َ َ َ ٌ ْ ِّ ‫َ َ ُّ َ ه َ َ ُ ْ َ ُ َ ً َ ه ِّ َّ َ ْ َ ه‬
‫يا أيها ال ِذين آمنوا اجت ِنبوا ك ِث ريا ِمن الظن ِإن بعض الظن ِإثم ۖ وَل تجسسوا وَل‬
ً ُ ُ ْ ‫َي ْغ َت‬
‫ب َب ْعضك ْم َب ْعضا‬
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu
adalah dosa dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kalian menggunjing
sebagian yang lain.” (QS. Al-Hujuraat : 12)

Sabda Rasulullah SAW.,

▪ “Janganlah kalian saling dengki, saling membenci, saling mencari-cari kesalahan, dan dan bersaing dalam
penawaran, namun jadilah kalian sebagai saudara wahai hamba-hamba Allah.” (Diriwayatkan Muslim)
▪ “Tinggalkan oleh kalian buruk sangka, karena buruk sangka adalah perkataan yang paling dusta.”
(Diriwayatkan Al-Bukhari)

7. Tidak mengkhianatinya, atau mendustakannya, atau menunda pembayaran hutangnya, karena dalil-dalil
berikut :
Firman Allah Ta‘ala,
ُ ُْ ُ ْ َ ُ َ َ ‫َ َ ُّ َ ه‬
‫ود‬
ِ ‫ق‬ ‫ع‬ ‫ال‬‫ب‬ِ ‫يا أيها ال ِذين آمنوا أو‬
‫وا‬‫ف‬
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.” (QS. Al-Maidah : 1)
ُ َ َ َ ُ ْ
‫َوال ُموفون ِب َع ْه ِد ِه ْم ِإذا َعاهدوا‬
“Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji.” (QS. Al-Baqarah : 177)
ً ُ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ ْ َ ْ ُ ََْ
‫وأوفوا ِبالعه ِد ۖ ِإن العهد كان مسئوَل‬
“Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra’ : 34)
Sabda Rasulullah SAW.,

▪ “Empat hal, barangsiapa keempat hal tersebut ada padanya, ia termasuk orang munafik tulen, dan
barangsiapa salah satu dari keempat hal tersebut ada padanya maka pada dirinya terdapat sifat
kemunafikan hingga ia meninggalkan sifat tersebut. (Keempat hal tersebut,) ialah jika ia diberi amanah, ia
mengkhianati amanah tersebut. Jika ia berkata, ia bohong. Jika ia berjanji, ia mengingkari. Dan jika ia
bertengkar, ia berbuat jahat.” (Muttafaq Alaih)
▪ “Allah Ta‘ala berfirman, ‘Aku menjadi musuh bagi tiga orang pada hari kiamat, orang yang membeli sesuatu
dengan-Ku kemudian ia berkhianat, orang yang menjual orang merdeka kemudian memakan hasilnya, dan
orang yang menyewa buruh kemudian buruh tersebut bekerja dengan baik untuknya, namun ia tidak
memberinya upah’.” (Diriwayatkan Al-Bukhari)
▪ “Penundaan pembayaran hutang oleh orang kaya adalah kedzaliman. Jika salah seorang dari kalian disuruh
menagih orang kaya yang menunda pembayaran hutangnya, maka tagihlah.” (Muttafaq Alaih).

8. Mempergaulinya dengan akhlak yang baik dengan memberikan kebaikan kepadanya, tidak menyakitinya,
menampakkan wajah yang berseri-seri ketika bertemu dengannya, menerima kebaikan darinya.
memaafkan kesalahannya, tidak membebaninya dengan sesuatu yang tidak dimilikinya, tidak menuntut
ilmu dari orang bodoh, dan tidak meminta penjelasan dan orang yang tidak mempunyai penjelasan, karena
dalil-dalil berikut :

ْ ‫ُخذ ْال َع ْف َو َو ْأ ُم ْر ب ْال ُع ْرف َو َأ‬


Firman Allah Ta‘ala,
َ ‫ض َعن ْال َجاهل‬
‫ي‬ ْ ‫ر‬ ‫ع‬
‫ِِر‬ ِ ِ ِ ِ ِ
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma‘ruf, serta berpalinglah daripada orang-
orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raaf : 199)

Sabda Rasulullah SAW.,


“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan niscaya
kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.”
(Diriwayatkan Al-Hakim dan At-Tirmidzi yang meng-hasan-kannya)

9. Hormat kepadanya jika ia dewasa (tua), dan menyayanginya jika ia masih kecil, karena dalil-dalil berikut :
Sabda Rasulullah SAW.,

▪ “Tidak termasuk golongan kami, orang yang tidak hormat terhadap orang tua kita, dan tidak menyayangi
anak-anak kecil kita.” (Diriwayatkan Abu Daud, dan At-Tirmidzi yang meng-hasan-kannya)
▪ “Di antara pengagungan kepada Allah ialah memuliakan orang tua Muslim.” (Diriwayatkan Abu Daud dengan
sanad yang baik)
▪ “Mulailah dengan orang tua, dan mulailah dengan orang tua.” Jika anak kecil dibawa ke hadapan Rasulullah
SAW. beliau doakan, dan beliau beri nama, maka beliau mendudukkannya di atas pangkuannya, dan
terkadang anak kecil tersebut mengencingi beliau. Diriwayatkan bahwa jika Rasulullah SAW. tiba dari
perjalanan, maka beliau disambut anak-anak, kemudian beliau berdiri di depan mereka, memerintahkan
mereka diangkat kepada beliau, kemudian sebagian anak-anak tersebut berada di depan beliau, dan di
belakang beliau. Beliau juga memerintahkan sahabat-sahabatnya menggendong sebagian anak-anak kecil
sebagai ungkapan kasih sayang terhadap anak-anak kecil.

10. Memaafkan kesalahannya, menutup auratnya, dan tidak memaksa diri mendengarkan pembicaraan yang
ia rahasiakan, karena dalil-dalil berikut :
Firman Allah Ta‘ala,

َ ‫ب ْال ُم ْحسن‬
‫ي‬ َ ‫اص َف ْح ۚ إ َّن ه‬
ُّ ‫اَّلل ُيح‬ ْ ‫ف َع ْن ُه ْم َو‬ ْ ‫َف‬
ُ ‫اع‬
‫ِ ِر‬ ِ ِ
“Maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik.” (QS. Al-Maidah : 13)
َ ْ ْ َ ٌ َََ ُ ْ َ ْ ٌ َ ِّ َ ٌ ْ َ َ ْ َُ ُ ْ َ َ
َ ِ ‫فمن ع‬
‫وف وأداء ِإلي ِه ِب ِإحس ٍان‬
ِ ‫شء فاتباع ِبالمعر‬ ‫يه ي‬
ِ ‫ف له ِمن أ ِخ‬‫ي‬
“Maka barangsiapa mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan
cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang

‫َ َ ْ ََ ََ ْ َ َ ََْ ُُ ََ ه‬
baik (pula).” (QS. Al-Baqarah : 178)
‫اَّلل‬
ِ ‫فمن عفا وأصلح فأجره عَل‬
“Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syura : 40)
َ ْ ُ ْ
‫َول َي ْعفوا َول َي ْصف ُحوا‬
“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin Allah mengampuni kalian ?”
(QS. An-Nuur : 22)

َ‫الد ْن َيا َو ْاْل ِخرة‬


ُّ ٌ َ ٌ َ َ ْ َُ َُ َ ‫ه‬ ُ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ُّ ُ َ ‫َّ ه‬
ِ ‫احشة ِ يف ال ِذين آمنوا لهم عذاب أ ِليم ِ يف‬
ِ ‫ِإن ال ِذين ي ِحبون أن ت ِشيع الف‬
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang
yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan di akhirat.” (QS. An-Nuur : 19)

Sabda Rasulullah SAW.,

▪ “Allah tidak menambahkan pada orang yang memaafkan, melainkan kemuliaannya.” (Diriwayatkan Muslim)
▪ “Hendaklah engkau memaafkan orang yang menzhalimimu.” “Tidaklah seorang hamba menutup aurat
hamba lainnya, melainkan Allah menutup auratnya pada hari kiamat.” (Diriwayatkan Abu Daud dan At-
Tirmidzi yang meng-hasan-kannya)
▪ “Hai semua orang-orang yang beriman dengan lisannya, dan iman tidak masuk ke dalam hatinya, janganlah
kalian menggunjing kaum Muslimin, dan jangan membuka aurat mereka, karena barang siapa membuka
aurat saudara Muslimnya maka Allah membuka auratnya dan menjelek-jelekkannya kendati ia berada di
tengah rumahnya.” (Diriwayatkan Abu Daud dan Ahmad)

Anda mungkin juga menyukai