Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Dr.H Suhari.,A Per Pen., MM

Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan


pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang bersifat konprehensif terdiri dari bio-psiko-
sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun
sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Lueckerotte (2000)
mendefinisikan keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada
lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan,
implementasi serta evaluasi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan gerontik adalah
suatu bentuk praktek keperawatan profesional yang ditujukan pada lansia baik sehat maupun
sakit yang bersifat komprehensif terdiri dari bio-psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan
proses keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.

Tujuan keperawatan gerontik


a. Lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari secara mandiri dan produktif.
b. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia seoptimal mungkin.
c. Membantu mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup lansia (Life Support).
d. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit (kronis atau akut).
e. Memelihara kemandirian lansia yang sakit seoptimal mungkin.

Definisi pengkajian keperawatan lansia


Pengkajian keperawatan pada lansia adalah suatu tindakan peninjauan situasi lansia
untuk memperoleh data dengan maksud menegaskan situasi penyakit, diagnosis masalah,
penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi kesehatan lansia. Data yang dikumpulkan
mencakup data subyektif dan data obyektif meliputi data bio, psiko, sosial, dan spiritual,
data yang berhubungan dengan masalah lansia serta data tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi atau yang berhubungan dengan masalah kesehatan lansia seperti data
tentang keluarga dan lngkungan yang ada.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengkajian pada lansia


a. Interelasi antara aspek fisik dan psikososial : terjadi penurunan kemampuan
mekanisme thd stres, masalah psikis meningkat dan terjadi perubahan fisik
b. Adanya penyakit dan ketidakmampuan status fungsional
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengkajian: Ruang yang adekuat, kebisingan
minimal, suhu cukup hangat, hindari cahaya langsung, posisi duduk yang nyaman,
dekat dengan kamar mandi, privasi yang mutlak, bersikap sabar, relaks, tidak tergesa-
gesa, beri kesempatan pada lansia untuk berpikir, waspada tanda-tanda keletihan.

Data perubahan fisik, psikologis dan psikososial


1. Fungsi Fisiologis
a Sistem Pernafasan
b Sistem Persyarafan
c Sistem Sirkulasi
d Sistem Perkemihan
e Sistem Pencernaan
f Sistem Muskuloskeletal

2. PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


a. Psikososial
1) Persepsi :
2) Interaksi :
3) Konsepdiri :
4) Emosi :
5) Adaptasi :
6) Depresi :

b. Spiritual
1) Aktivitas Ibadah :
2) Hambatan :

1. FAKTOR-FAKTOR RESIKO
a. Kondisi Patologis
1) Keluhan Utama :
2) Riwayat Penyakit:

b. Stresor
1) Stresor fisiologis :
2) Stresor Psikologis :

c. Lingkungan
1) Dalam Rumah :
a) Penataan perabot :
b) Lantai Rumah :
- Kebersihan
- Licin/Tidak
- Rata/Tidak

c) Pencahayaan :
d) Ventilasi :
e) Tangga, Ada/Tidak :

2) Kamar :
a) Penataan perabot dalam kamar:
b) Lantai kamar :
c) Kebersihan :
d) Licin/Tidak
e) Pencahayaan siang dan malam :
f) Penataan ventilasi :
g) Jenis Perabot yang ada :
h) Jarak kamar dengan kamar mandi :
i) Apakah ada pegangan dalam kamar :
3) Kamar mandi
a) Lantai kamar mandi :
b) Pencahayaan :
c) Jenis Closet :
d) Jenis bak mandi
e) Pegangan :
f) Adanya keset :

4) Luar rumah
a) Halaman rumah :
b) Permukaan lantai, datar/menanjak :

d. Kebiasaan Lansia
1) Hobi/kegemaran :
2) Kebiasaan positif :
3) Kebiasaan negatif:
e. Pengetahuan
Pengetahuan lansia tentang kesehatan

b. Riwayat Pengobatan dan efek samping


1) Jenis pengobatan
2) Efek samping obat

2. NEGATIVE FUNCTIONAL CONCEQUENCES


a. Kemampuan ADL
b. Aspek Kognitif
c. Resiko Jatuh
d. Pemenuhan Kebutuhan Tidur
e. Kecemasan, GDS
f. Status Nutrisi lansia
g. Hasil pemeriksaan Diagnostik
Format pengkajiannya adalah sebagai berikut :

KUESIONER KUALITAS TIDUR


(PSQI)
ID : Tanggal : Jam :
1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam?
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?
3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi?
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?
5 Seberapaseringmasalah- Tidakpe 1x 2x ≥3x
masalahdibawahinimengganggutidurand rnah /minggu /minggu /minggu
a?
a) Tidak mampu tertidur selama 30 menit sejak
berbaring
b) Terbangunditengahmalamatauterlaludini
c) Terbangun untuk ke kamar mandi
d) Tidak mampu bernafas dengan leluasa
e) Batukataumengorok
f) Kedinginandimalamhari
g) Kepanasandimalamhari
h) Mimpiburuk
i) Terasanyeri
j) Alasan lain ………
6 Seberapa sering anda menggunakan obat
tidur
7 Seberapa sering anda mengantuk ketika
melakukan aktifitas disiang hari
Tidak Kecil Sedang Besar
antusias
8 Seberapa besar antusias anda ingin
menyelesaikan masalah yang anda hadapi
Sangatb Baik kurang Sangatkur
aik ang
9 Pertanyaanpreintervensi :
Bagaimanakualitastidurandaselamasebulan
yang lalu
Pertanyaanpostintervensi :
Bagaimanakualitastidurandaselamasemingg
u yang lalu

PENILAIAN PSQI
Komponen :
1. KualitastidursubyektifàDilihatdaripertanyaannomer 9
0 = sangatbaik
1 = baik
2 = kurang
3 = sangatkurang
2. Latensitidur (kesulitanmemulaitidur) à total skordaripertanyaannomer 2 dan 5a
Pertanyaannomer 2:
≤ 15 menit = 0
16-30 menit = 1
31-60 menit = 2
> 60 menit = 3
Pertanyaannomer 5a:
Tidakpernah =0
Sekaliseminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Jumlahkanskorpertanyaannomer 2 dan 5a, denganskordibawahini:
Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
3. Lama tidurmalamàDilihatdaripertanyaannomer 4
> 7 jam = 0
6-7 jam = 1
5-6 jam = 2
< 5 jam = 3
4. EfisiensitiduràPertanyaannomer 1,3,4
Efisiensitidur= (# lama tidur/ # lama di tempattidur) x 100%
# lamatidur – pertanyaannomer 4
# lama di tempattidur – kalkulasi respon daripertanyaannomer 1 dan 3
Jika di dapathasilberikut, makaskornya:
> 85 % = 0
75-84 % = 1
65-74 % = 2
< 65 % = 3
5. GangguanketikatidurmalamàPertanyaannomer 5b sampai 5j
Nomer 5b sampai 5j dinilaidenganskordibawahini:
Tidakpernah =0
Sekaliseminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Jumlahkanskorpertanyaannomer 5b sampai 5j, denganskordibawahini:
Skor 0 =0
Skor 1-9 =1
Skor 10-18 =2
Skor 19-27 =3
6. Menggunakanobat-obattiduràPertanyaannomer 6
Tidakpernah =0
Sekaliseminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
7. TerganggunyaaktifitasdisianghariàPertanyaannomer 7 dan 8
Pertanyaannomer 7:
Tidakpernah =0
Sekaliseminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Pertanyaannomer 8:
Tidakantusias = 0
Kecil =1
Sedang =2
Besar =3
Jumlahkanskorpertanyaannomer 7 dan 8, denganskor di bawahini:
Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3

Skorakhir: Jumlahkansemuaskormulaidarikomponen 1 sampai 7


Nilai
0 = Sangat baik
1-7 = Baik
8-14 = Kurang
15-21 = Sangat kurang

MMSE (Mini Mental Status Exam)

N Aspek Nilai Nilai Kriteria


o Kognitif Maksima Klien
l
1 Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : ............................. Hari :...........
Musim : ............................ Bulan : ...........
Tanggal :
2 Orientasi 5 Dimanasekarangkitaberada ?
Negara: …………………… Panti :
………………………………..
Propinsi: ………………….. Wisma
Kabupaten/kota :
…………………………………………………….
3 Registrasi 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja,
kertas), kemudiaditanyakankepadaklien,
menjawab :
1) Kursi 2). Meja 3). Kertas
4 Perhatian dan 5 Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudian
kalkulasi kurangi 7 sampai 5 tingkat.
Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79 4). 72 5). 65
5 Mengingat 3 Mintaklienuntukmengulangiketigaobyekpadapoin
ke- 2 (tiappoinnilai 1)
6 Bahasa 9 Menanyakan pada klien tentang benda (sambil
menunjukan benda tersebut).
1). ...................................
2). ...................................
3). Minta klien untuk mengulangi kata berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang


terdiri 3 langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai.
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.
7). “Tutup mata anda”
8). Perintahkan kepada klien untuk menulis
kalimat dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima yang saling
bertumpuk

Total nilai 30
Interpretasihasil :
24 – 30 : tidakadagangguankognitif
18 – 23 : gangguankognitifsedang
0 - 17 : gangguankognitifberat
Kesimpulan :………………………………………………………………………

Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)

No Kriteria Dengan Mandi Skor


Bantuan ri Yang
Didapat
1 Makan 5 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau 5-10 15
sebaliknya
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok 0 5
gigi)
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 10
menyiram)
5 Mandi 0 5
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan 0 5
kursi roda )
7 Naik turun tangga 5 10
8 Mengenakan pakaian 5 10
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10

Pengkajian Determinan Nutrisi Pada Lansia:

No Indicators score
1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan jumlah dan jenis 2
makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman beralkohol setiap 2
harinya
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak dapat makan 2
makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 4
7. Lebih sering makan sendirian 1
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali atau lebih setiap 1
harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan terakhir 2
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk belanja, memasak 2
atau makan sendiri
Total score

American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001

Interpretations:
0 – 2 : Good
3 – 5 : Moderate nutritional risk
6 ≥: High nutritional risk

SPMSQ (Short Portable Mental Status Quesioner)

Benar Salah Nomor Pertanyaan


1 Tanggal berapa hari ini ?
2 Hari apa sekarang ?
3 Apa nama tempat ini ?
4 Dimana alamat anda ?
5 Berapa umur anda ?
6 Kapan anda lahir ?
7 Siapa presiden Indonesia ?
8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
9 Siapa nama ibu anda ?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka
baru, secara menurun
JUMLAH

Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Kesimpulan :……………………………………………………………………………

Pengkajian Kecemasan (Geriatric Anxiety Scale)

Nilai Keterangan
No Pertanyaan Tidak Pernah Jarang Sering
Pernah (1) (2) (3)
(0)
1. Apakah Anda merasa jantung berdebar
kencang dan kuat?
2. Apakah nafas Anda pendek?
3. Apakah Anda mengalami gangguan
pencernaan?
4. Apakah Anda merasa seperti hal yang
tidak nyata atau diluar diri Anda
sendiri?
5. Apakah Anda merasa seperti
kehilangan kontrol?
6. Apakah Anda takut dihakimi oleh
orang lain?
7. Apakah Anda malu/takut
dipermalukan?
8. Apakah Anda sulit untuk tidur?
9. Apakah Anda kesulitan untuk tetap
tertidur/tidak nyenyak?
10. Apakah Anda mudah tersinggung?
11. Apakah Anda mudah marah?
12. Apakah Anda mengalami kesulitan
berkonsentrasi?
13. Apakah Anda mudah terkejut?
14. Apakah Anda kurang tertarik dalam
melakukan sesuatu yang Anda
senangi?
15. Apakah Anda merasa terpisah atau
terisolasi dari orang lain
16. Apakah Anda merasa seperti
pusing/bingung?
17. Apakah Anda sulit untuk duduk diam?
18. Apakah Anda merasa terlalu khawatir?
19. Apakah Anda tidak bisa
mengendalikan kecemasan Anda?
20. Apakah Anda merasa gelisah, tegang?
21. Apakah Anda merasa lelah?
22. Apakah Anda merasa otot-otot
tegang?
23. Apakah Anda mengalami sakit
punggung, sakit leher, atau otot kram?
24. Apakah Anda merasa hidup Anda
tidak terkontrol?
25. Apakah Anda merasa sesuatu yang
menakutkan akan terjadi?

Jawaban dengan rentang dari 0 (tidak sama sekali) hingga 3 (sering). Adapun cara penilaiannya
adalah dengan sistem skoring tersebut yaitu:
Nilai 0 = Tidak pernah sama sekali, Nilai 1 = Pernah, Nilai 2 = Jarang, Nilai 3 = Sering

Rentang hasil skor dari 0 hingga 75, semakin tinggi skor mengindikasikan semakin level kecemasan
tertinggi.
Nilai 0-18 : level minimal dari kecemasan
Nilai 19-37 : kecemasan ringan
Nilai 38-55 : kecemasan sedang
Nilai 56-75 : kecemasan berat
Pengkajian Depresi

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0
sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0
Jumlah
Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological
Nursing, 2006
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA


Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia

N URAIAN FUNGSI SKOR


O
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman- ADAPTATION
teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)saya PARTNERSHIP
membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya menerima GROWTH
dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas /
arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya AFFECTION
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi
saya seperti marah, sedih/mencintai
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya RESOLVE
meneyediakan waktu bersama-sama
Kategori Skor: TOTAL
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
1). Selalu : skore 2 2). Kadang-kadang : 1 3). Hampir tidak
pernah : skore 0
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik
Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005

1. Pengertian Diagnosis Keperawatan


Diagnosis keperawatan adalah “ Clinical Judgment” yang berfokus pada respon manusia
terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan (vulnerability) baik pada
individu, keluarga, kelompok atau komunitas (NANDA, 2015-2017).
Berdasarkan pengertian di atas, pengertian dari diagnosis keperawatan gerontik adalah
keputusan klinis yang berfokus pada respon lansia terhadap kondisi kesehatan atau
kerentanan tubuhnya baik lansia sebagai individu, lansia di keluarga maupun lansia dalam
kelompoknya.

2. Katagori Diagnosis Keperawatan


Ada beberapa tipe diagnosis keperawatan diantaranya tipe aktual, risiko, kemungkinan, sehat
dan sejahtera (welfare),dan sindrom.
a. Diagnosis keperawatan aktual
Diagnosis berfokus pada masalah (Diagnosis aktual) adalah clinical judgment yang
menggambarkan respon yang tidak diinginkan klien terhadap kondisi kesehatan atau
proses kehidupan baik pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Hal ini
didukung oleh batasan karakteristik kelompok data yang saling berhubungan.
Contoh :
1) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh,
2) gangguan pola nafas,
3) gangguan pola tidur,
4) disfungsi proses keluarga,
5) ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.
b. Diagnosis keperawatan risiko atau risiko tinggi
Adalah clinical judgment yang menggambarkan kerentanan pada lansia sebagai individu,
keluarga, kelompok dan komunitas yang memungkinkan berkembangnya suatu respon
yang tidak diinginkan dari klien terhadap kondisi kesehatan/proses kehidupan. Setiap
label dari diagnosis risiko diawali dengan frase: “risiko” (NANDA, 2014). Contoh
diagnosis risiko adalah:
1) Risiko kekurangan volume cairan
2) Risiko terjadinya infeksi
3) Risiko intoleran aktifitas
4) Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua
5) Risiko distress spiritual

c. Diagnosis keperawatan promosi kesehatan


Adalah Clinical judgement yang menggambarkan motivasi dan keinginan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan untuk mengaktualisasikan potensi kesehatan pada
individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Respon dinyatakan dengan kesiapan
meningkatkan perilaku kesehatan yang spesifik dan dapat digunakan pada seluruh status
kesehatan.
Setiap label diagnosis promosi kesehatan diawali dengan frase: “Kesiapan
meningkatkan”…… (NANDA, 2014).
Contoh :
1) Kesiapan meningkatkan nutrisi
2) Kesiapan meningkatkan komunikasi
3) Kesiapan meningkatkan pembuatan keputusan
4) Kesiapan meningkatkan pengetahuan
5) Kesiapan meningkatkan religiositas
d. Diagnosis keperawatan sindrom
Adalah clinical judgement yang menggambarkan suatu kelompok diagnosis keperawatan
yang terjadi bersama, mengatasi masalah secara bersama dan melalui intervensi yang
sama. Sindrom nyeri kronik menggambarkan sindrom diagnosis nyeri kronik yang
mempunyai dampak pada respon klien lain seperti diagnosis gangguan pola tidur, isolasi
sosial, kelelahan, atau gangguan mobilitas fisik. Kategori diagnosis sindrom dapat berupa
risiko atau masalah.
Contoh:
1) Sindrom kelelahan lansia
2) Sindrom tidak berguna
3) Sindrom post trauma
4) Sindrom kekerasan

b. Rumusan diagnosis keperawatan


a. Diagnosis keperawatan gerontik untuk lansia sebagai individu
1. Katagori aktual, contoh :
a) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh,
b) gangguan pola nafas,
c) gangguan pola tidur,
2. Katagori risiko, contoh :
a) Risiko kekurangan volume cairan
b) Risiko terjadinya infeksi
c) Risiko intoleran aktifitas
3. Promosi kesehatan, contoh :
a) Kesiapan meningkatkan nutrisi
b) Kesiapan meningkatkan komunikasi
c) Kesiapan meningkatkan pembuatan keputusan
4. Sindrom
a) Sindrom kelelahan lansia
b) Sindrom tidak berguna

1. Pengertian Perencanaan Keperawatan Gerontik


Perencanaan keperawatan gerontik adalah suatu proses penyusunan berbagai intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-
masalah lansia.
2. Prioritas Masalah Keperawatan
Penentuan prioritas diagnosis ini dilakukan pada tahap perencanaan setelah tahap
diagnosis keperawatan. Dengan menentukan diagnosis keperawatan, maka dapat
diketahui diagnosis mana yang akan dilakukan atau diatasi pertama kali atau yang segera
dilakukan. Menentukan prioritas terdapat beberapa pendapat urutan prioritas, di
antaranya:
a. Berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa)
Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa) yang
dilatarbelakangi dari prinsip pertolongan pertama yaitu dengan membagi beberapa
prioritas diantaranya prioritas tinggi, prioritas sedang dan prioritas rendah.

1) Prioritas tinggi:
Prioritas tinggi mencerminkan situasi yang mengancam kehidupan (nyawa
seseorang) sehingga perlu dilakukan terlebih dahulu seperti masalah bersihan
jalan napas.

2) Prioritas sedang:
Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak gawat dan tidak mengancam hidup
klien seperti masalah higiene perseorangan.

3) Prioritas rendah:
Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak berhubungan langsung dengan
prognosis dari suatu penyakit yang secara spesifik seperti masalah keuangan atau
lainnya.

b. Berdasarkan kebutuhan Maslow


Maslow menentukan prioritas diagnosis yang akan direncanakan berdasarkan
kebutuhan diantaranya kebutuhan fisiologis keselamatan dan keamanan, mencintai
dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Untuk prioritas diagnosis yang akan direncanakan, Maslow membagi urutan tersebut
berdasarkan kebutuhan dasar manusia, diantaranya:
1) Kebutuhan fisiologis
Meliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu, nutrisi, nyeri, cairan, perawatan kulit,
mobilitas, eliminasi.
2) Kebutuhan keamanan dan keselamatan
Meliputi masalah lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan, pakaian, bebas
dari infeksi dan rasa takut.
3) Kebutuhan mencintai dan dicintai
Meliputi masalah kasih saying, seksualitas, afiliasi dalam kelompok antar manusia.
4) Kebutuhan harga diri
Meliputi masalah respect dari keluarga, perasaaan menghargi diri sendiri.
5) Kebutuhan aktualisasi diri
Meliputi masalah kepuasan terhadap lingkungan.

3. Penentuan Tujuan dan Hasil Yang di Harapkan


Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosis masalah
keperawatan dengan kata lain tujuan merupakan sinonim kriteria hasil yang mempunyai
komponen sebagai berikut:
S (subyek) P (predikat) K (kriteria) K (kondisi) W (waktu) dengan penjabaran sebgai
berikut:
S : Perilaku lansia yang diamati.
P : Kondisi yang melengkapi lansia.
K : Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuan.
K : Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
W : Waktu yang ingin dicapai.
Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) merupakan standart evaluasi yang merupakan
gambaran tentang factor-faktor yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai
dan digunakan dalam membuat pertimbangan dengan cirri-ciri sebagai berikut: setiap
kriteria hasil berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan, hasil yang ditetapkan
dalam kriteria hasil memungkinkan untuk dicapai, setiap kriteria hasil adalah pernyataan
satu hal yang spesifik, harus sekongkrit mungkin untuk memudahkan pengukuran, kriteria
cukup besar atau dapat diukur, hasilnya dapat dilihat, didengar dan criteria menggunakan
kata-kata positif bukan menggunakan kata negatif.
Contoh : setelah dilaksanakan asuhan keperawatan selama 7 hari, gangguan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh pada lansia teratasi dengan kriteria hasil : Berat badan
seimbang, porsi makan habis.

4. Rencana tindakan
Setelah menetapkan tujuan, kegiatan berikutnya adalah menyusun rencana tindakan.
Di bawah ini dijelaskan tentang rencana tindakan beberapa masalah keperawatan yang
lazim terjadi pada lansia.

a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi


Penyebab gangguan nutrisi pada lansia adalah penurunan alat penciuman dan
pengecapan, pengunyahan kurang sempurna, gigi tidak lengkap rasa penuh pada
perut dan susah buang air besar, melemah otot-otot lambung dan usus.
Rencana makanan untuk lansia :
1) Berikan makanan sesuai dengan kalori yang dibutuhkan.
2) Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin.
3) Berikan makanan yang mengandung serat.
4) Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori.
5) Batasi minum kopi dan teh.

b. Gangguan keamanan dan keselamatan lansia :


Penyebab kecelakaan pada lansia :
1) Fleksibilitas kaki yang berkurang.
2) Fungsi pengindraan dan pendengaran menurun.
3) Pencahayaan yang berkurang.
4) Lantai licin dan tidak rata.
5) Tangga tidak ada pengaman.
6) Kursi atau tempat tidur yang mudah bergerak.
Tindakan mencegah kecelakaan :
1) Anjurkan lansia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan keselamatan.
2) Latih lansia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi.
3) Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur jika tidur.
4) Bila mengalami masalah fisik misalnya reumatik latih klien untuk menggunakan alat
bantu berjalan.
5) Bantu klien kekamar mandi terutama untuk lansia yang mrnggunakan obat
penenang/deuretik.
6) Anjurkan lansia memakai kaca mata jika berjalan atau melakukan sesuatu.
7) Usahakan ada yang menemani jika berpergian.
8) Tempatkan lansia diruangan yang mudah dijangkaui.
9) Letakkan bel didekat klien dan aja rkan cara penggunaannya.
10) Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi.
11) Letakkan meja kecil didekat tempat tidur agar lansia menempatkan alat-alat yang
biasa digunakannya.
12) Upayakan lantai bersih, rata dan tidak licin/basah.
13) Pasang pegangan dikamar mandi/WC
14) Hindari lampu yang redup/menyilaukan, sebaiknya gunakan lampu 70-100 watt.
15) Jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk memejamkan mata
sesaat.

Pengertian tindakan keperawatan gerontik


Tindakan keperawatan gerontik adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Cara mempertahankan kemampuan aktifitas sehari-hari pada lansia
Strategi mempertahankan kebutuhan Aktifitas pada lansia meliputi :
a. Exercise/olahraga bagi lansia sebagai individu/ kelompok
Aktifitas fisik adalah gerakan tubuh yang membutuhkan energi untuk
mengerjakannya, seperti berjalan, mencuci, menyapu dan sebagainya.
Olah Raga adalah aktifitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan
gerakan tubuh berulang yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani
Manfaat olah raga :
1) Meningkatkan kekuatan jantung sehingga sirkulasi darah meningkat
2) Menurunkan tekanan darah
3) Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi
4) Mencegah jatuh & fraktur
5) Memperkuat sistem imunitas
6) Meningkatkan endorphin zat kimia di otak menurunkan nyeri sehingga perasaan
tenang & semangat hidup meningkat
7) Mencegah obesitas
8) Mengurangi kecemasan dan depresi
9) Kepercayaan diri kebih tinggi
10) Menurunkan risiko terjadinya penyakit kencing manis, hipertensi dan jantung
11) Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan tidur
12) Mengurangi konstipasi
13) Meningkatkan kekuatan tulang, otot dan fleksibilitas
b. Terapi Aktifitas Kelompok
Terapi aktivitas pada lansia sebagai individu/ kelompok dengan indikasi tertentu.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang dilakukan atas kelompok
penderita bersarna-sarna dengan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seseorang terapis.
Tujuan dari terapi aktivitas kelompok :
1) Mengembangkan stimulasi persepsi
2) Mengembangkan stimulasi sensoris
3) Mengembangkan orientasi realitas
4) Mengembangkan sosialisasi

Definisi Evaluasi Keperawatan Gerontik


Menurut Craven dan Hirnle (2000) evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari
efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan yang telah ditetapkan
dengan respon perilaku lansia yang tampilkan.
1. Jenis Evaluasi menurut Ziegler, Voughan – Wrobel, & Erlen (1986, dalam Craven &
Hirnle, 2003), terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Evaluasi struktur.
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling tempat
pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan,
fasilitas fisik, ratio perawat-klien, dukungan administrasi, pemeliharaan dan
pengembangan kompetensi staf keperawatan dalam area yang diinginkan.
3. Evaluasi proses.
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai
wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis
informasi yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi dari
perumusan diagnosa keperawatan, dan kemampuan tehnikal perawat.
4. Evaluasi hasil.
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons perilaku lansia
merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian
tujuan dan kriteria hasil. Evaluasi formatif dilakukan sesaat setelah perawat
melakukan tindakan pada lansia. Evaluasi hasil/sumatif) : menilai hasil asuhan
keperawatan yang diperlihatkan dengan perubahan tingkah laku lansia setelah semua
tindakan keperawatan dilakukan. Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan
keperawatan secara paripurna.
Hasil evaluasi yang menentukan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi
adalah dengan cara membandingkan antara SOAP (Subjektive-Objektive-Assesment-
Planning) dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.

S (Subjective) adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari lansia setelah
tindakan diberikan.
O (Objective) adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
A (Assessment) adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective
dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi,
teratasi sebahagian, atau tidak teratasi.
P (Planning) adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan
hasil analisa.

Contoh :
S : Lansia mengatakan sudah menghabiskan makanannya
O: Porsi makan habis, berat badan naik, semula BB=51 kg menjadi 52 kg
A; Tujuan tercapai
P: Rencana keperaeatan dihentikan

DAFTAR PUSTAKA

Craven, R.F & Hirnle, C.J. (2003). Fundamental of nursing: Human health ang function. (4th
ed.), Philadelphia : Lippincott.
Eliopoulos, C.E. (2005). Gerontological nursing. (6 th ed.), Philadelphia ; Lippincott.
NANDA, (2014). Nursing Diagnosis, Definition dan Classification 2015-2017. Pondicherry,
India.
Lueckenotte, A.G. (2000). Gerontologic nursing. (2th ed.), St. Louis : Mosby.
Miller, C. A. (2004). Nursing for wellness in older adults : Theory and practice.
(4th ed.), Philadelphia : Lippincott.

Anda mungkin juga menyukai