Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan
wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan
yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi
pengelolaan pendidikan salah satunya berupa wewenang satuan pendidikan untuk
menyusun kurikulum mengacu pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan (school-based management) yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi satuan pendidikansedang
dilaksanakan. Bentuk nyata dari desentralisasi pengelolaan pendidikan ini antara
lain adalah mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan kurikulum, baik
dalam penyusunan maupun pelaksanaannya di satuan pendidikan.Sebagaimana
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) mengacu pada standar nasional pendidikan: standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Standar Isi, Lulusan, Proses dan Penilaian
telah diubah dengan PP nomor 32 tahun 2013 dan PP nomor 13 tahun
2015.tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Menurut studi Bank Dunia (1999) yang dikutip Santo (2002: 132) terdapat
tiga pilar pendukung sistem pendidikan yang ideal. Pertama,akses; terdiri atas
murid yang siap belajar, dukungan lingkungan pembelajaran, peluang pendidikan.
Kedua,kualitas; terdiri atas kurikulum yang relevan, dukungan kepada staf, dan
proses belajar mengajar yang baik. Ketiga,dukungan; terdiri atas pemerintah yang
baik, sumber daya manusia yang memadai, sarana prasarana yang memadai, serta
evaluasi yang baik. Yang patut digarisbawahi, kurikulum dan sumberdaya
manusia adalah penggerak utama dalam sistem pendidikan, maka pengelolaan

1
pendidikan sebagai sektor unggulan wajib memperhatikan sumberdaya manusia
yang terlibat dalam keseluruhan proses pendidikan.
Terkait dengan pernyataan tersebut, kurikulum sebagai salah satu pilar
pendukung sistem pendidikan yang ideal, perlu dipersiapkan sedemikian rupa.
Terutama kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian
dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah.
Kurikulum mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional dan standar nasional pendidikan. Oleh karena itu kurikulum
perlu diperbaiki agar tetap sesuaidengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, standar pendidikan serta kebutuhan stakeholders, khususnya peserta
didik.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah, Madrasah Tsanawiyah Negeri 2
Aceh Tengah telah menggunakan KTSP yang disusun oleh tim pengembang
kurikulum sejak tahun 2006. Kurikulum tersebut direview dan direvisi setiap
tahun pelajaran, menuju kearah kesempurnaan, dalam arti sesuai dengan aturan
yang berlaku. Oleh sebab itu, dalam penyempurnaan tahun ini (2017) diarahkan
pada proses penyusunan yang lebih realistis, dikerjakan oleh tim dan berdasarkan
saran dari berbagai pihak.
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah dikembangkan
dengan memperhatikan keadaan peserta didik, baik dari aspek latar belakang
pendidikan, tempat tinggal, kondisi ekonomi serta harapan mereka terhadap
Madrasah Tsanawiyah. Didasarkan pula pada kondisi internal Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah yang meliputi sumber daya manusia, sarana
prasarana serta kesiapan bekerjasama dengan berbagai pihak. Dengan demikian,

2
kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah merupakan
implementasi dari kebijakan pemerintah tentang pengembangan kurikulum,
dipadukan dengan kondisi riil peserta didik dan lingkungan Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 Aceh Tengah. Pada tataran ideal, dengan disusunnya kurikulum oleh
satuan pendidikan, maka potensi yang dimiliki satuan pendidikan, termasuk di
dalamnya Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah dapat dikembangkan
secara optimal. Warganya mampu menampilkan kinerja yang tinggi, produktif,
efektif, dan efisien sebagai institusi pendidikan yang dikelola secara profesional.
Agar kondisi ideal tersebut dapat terealisasi, maka pelaksanaannya
kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah berdasar pada a) rencana
yang matang (planning excellent); tidak asal jadi atau asal ada;2) sistematis;
diurutkan berdasarkan prosedur yang benar; 3) integral; menyeluruh dengan
menggabungkan semua komponen yang dibutuhkan; 4) berkesinambungan;
diturunkan dari rencana-rencana yang lebih luas (rencana induk pengembangan
madrasah, rencana strategi, dan rencana operasional), serta dengan ketentuan
lainnya; 5) transparansi dalam arti dapat dianalisis, dikaji dan dilihat oleh semua
pihak yang berkepentingan; 6) akuntabilitas; dapat dipertanggungjawabkan
dihadapan manusia maupun dihadapan Allah subhanahu wata’ala. Didasarkan
pula pada analisis potensi dan karakteristik yang ada pada satuan pendidikan.
Berdasarkan hasil analisis terhadap keberadaan Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 Aceh Tengah dengan menggunakan analisis SWOT(Strenght, Weakness,
Opportunity, Treatment),diketahui potensi dan karakteristik Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah:
Dukungan masyarakat terhadap keberadaan Madrasah Tsanawiyah Negeri
2 Aceh Tengah merupakan potensi yang perlu terus dipelihara dan dikembangan.
Hal ini terbukti dengan jumlah peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2
Aceh Tengah yang setiap tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan,
meskipun pada tahun-tahun tertentu mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh
berbagai faktor. Tantangan ke depan, jumlah peserta didik perlu terus ditingkatkan
dengan memperbaiki pelayanan dan memberikan jaminan kualitas kepada semua
stakeholders.

3
Orang tua peserta didik yang mayoritas kalangan ekonomi menengah ke
bawah, mempunyai harapan anak-anaknya memiliki keterampilan yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Harapan tersebut perlu dijawab dengan
menyediakan program-program keterampilan yang sekaligus mendukung
pengembangan potensi akademik.
Lingkungan Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah memberi
kenyamanan untuk melakukan proses pembelajaran kepada peserta didik. Berada
ditengah-tengah masyarakat yang memberikan dukungan baik materil ataupun
moril. (masyarakat ikut bergotongroyong dan selalu menjaga nama baik
madrasah).
Jumlah peserta didik yang ada, memungkinkan Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 Aceh Tengah tampil dalam berbagai lomba, olimpiade dan kejuaraan
dengan mengutus peserta didik terpilih yang memiliki potensi pada bidangnya
masing-masing. Mereka memiliki potensi untuk menjadi winner setelah dilakukan
pembinaan dan pengembangan oleh guru-guru.
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah berada di tempat strategis
yang mudah dijangkau dengan menggunakan alat transportasi umum maupun
pribadi, roda dua maupun roda empat. Jarak dengan Madrasah Tsanawiyah lain
lebih dari 2 km.
Pendidik di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah seluruhnya (28
orang) memiliki pendidikan 100% sesuai dengan standar kualifikasi akademik
yang ditetapkan pemerintah, yakni minimal S1, bahkan 4 orang berpendidikan S2,
diharapkan yang sedang melanjutkan pendidikan, mendapatkan bantuan (bea
siswa atau bantuan biaya pendidikan dari pemerintah). Potensi tersebut dapat
dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kepada peserta didik.
Sarana prasarana yang dimiliki Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh
Tengah menjadi salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
pencapaian kualitas peserta didik hanya perpustakaan.
Dukungan pemerintah (pusat dan daerah), baik berupa kebijakan,
pendanaan, dan pembinaan yang dilakukan dalam bentuk diklat, menjadi salah

4
satu potensi yang dimiliki Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah.
Perubahan kurikulum sangat mendukung terhadap inovasi yang dilakukan
Madrasah. Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah menyusun kurikulum
agar segala potensi yang dimiliki dapat teroptimalkan, dapat melaksanakan
program pendidikan sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta
didik. Untuk itu, dalam pengembangannya melibatkan seluruh warga madrasah
dengan berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah.

B. Landasan
a. Landasan yuridis
Landasan yuridis penyusunan Buku I dan Pengembangan Buku I, II dan
III KTSP pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya, antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan

5
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1382) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1733)
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Pendidikan dan Dasar di Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah
Tsanawiyah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun
2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada
PendidikanDasar dan Pendidikan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun
2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun
2014 tentang Kepramukaan.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun
2014 tentang Standar Peminatan;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun
2014 jo Permendikbud Nomor 45 Tahun 2015 tentang Peran Guru
TIKdan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
dalamImplementasi Kurikulum 2013;

6
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun
2014 tentang Muatan Lokal;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun
2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum
2013;
17. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang
KurikulumMadrasah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2015 tentang Pendidikan Budi Pekerti;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun
2015 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar pada
Kurkulum2013;
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 46 tahun
2016tentang Linearitas Mata Pelajaran;

7
26. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang
PanduanKurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islamdan Bahasa Arab;
27. Keputusan Menteri Agama Nomor 103 Tahun 2016 tentang
PedomanPemenuhan Beban Kerja Guru Madrasah Bersertifikat
Pendidik;
28. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: 5114
Tahun 2015 Tentang Penetapan Madrasah Pelaksana Kurikulum 2013
Tahun Pelajaran 2015-2016
29. SK Dirjen Pendis Nomor 1952 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran
Tunjangan Profesi Guru Bagi Guru Madrasah Tahun 2016
30. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor.
3459.A/Dj.I/PP.01.1/08/2016 tanggal 29 Agustus 2016. Tentang
Penyesuaian Kode Mapel Sertifikasi Guru dan Kewenangan Mengajar
pada Madrasah;
31. Surat Direktur Kurikulum Sarpras, Kesiswaan dan Kelembagaan
Madrasah Nomor360/Dj.I/Dt.I.I.I/PP.00/04/2017 tanggal 17 April
2017tentang Daftar Rumpun PAI dan Bahasa Arab;
b. Landasan Psikologis
1) Dengan menerapkan landasan psikologi dalam proses pengembangan
kurikulum diharapkan dapat diupayakan pendidikan yang dilaksanakan
relevan dengan hakikat peserta didik, baik penyesuaian dari segi
materi/bahan yang harus diberikan/dipelajari peserta didik, maupun dari
segi penyampaian dan proses belajar serta penyesuaian dari unsur–
unsur upaya pendidikan lainnya
2) Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki perbedaan di
samping persamaannya. Implikasi dari hal tersebut terhadap
pengembangan kurikulum, antara lain; Tiap anak diberi kesempatan
untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhannya,Di
samping disediakan pembelajaran yang bersifat umum (program inti)
yang harus dipelajari peserta didik di sekolah, disediakan pula

8
pembelajaran pilihan sesuai minat dan bakat anak, Kurikulum selain
menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga menyediakan
bahan ajar yang bersifat akademik, Kurikulum memuat tujuan yang
mengandung pengetahuan, nilai/sikap, dan ketrampilan yang
menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan bathin
c. Landasan Sosiologis
1) Perkembangan jumlah pendidikan madrasah (MI,MTs,dan MA) di
Provinsi Aceh yang terus meningkat terutama madrasah swastaadalah
bukti besarnya peran serta masyarakat dalam menyukseskan tujuan
pendidikan nasional. Kondisi ini perlu ditingkatkan dengan dibinadan
dilayani secara terus menerus oleh Kementerian Agama Kantor
Wilayah Provinsi Aceh melalui Bidang Pendidikan Madrasah, agar
sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dannegara,
sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional baiksecara
lokal maupun global
2) Dinamika tersebut terutama didorong oleh berkembangnya tuntutanbaru
dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan
yangberimplikasi pada tuntutan Penyusunan kurikulum secara
terusmenerus. Dengan demikian kurikulum yang dikembangkan
olehmadrasah harus mampu memberikan jawaban terhadap
kebutuhanmasyarakat dalam menciptakan kehidupan harmoni dalam
keragamansosial budaya yang disemangati oleh pengamalan nilai-nilai
agama di masyarakat
d. Landasan Psikopedagogis
1) Implementasi Kurikulum 2013 di madrasah dimaksudkan untuk
memenuhi tuntutan perwujudan pendidikan yang berpusat pada
perkembangan dan kebutuhan peserta didik beserta konteks
kehidupannya. Dengan demikian kurikulum harus merupakan wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan
psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan
konteks lingkungan dan zamannya dalam rangka mempersiapkan

9
manajemen pendidikan madrasah yang meliputi pendidik, administrasi
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan prosedur penilaian
2) Bagi madrasah, pendewasaan dan pencapaian kompetensi peserta didik
melalui pendidikan yang sejalan dengan tingkat perkembangan
psikologis tersebut lebih diutamakan untuk mencapai keunggulan
keberagamaan peserta didik yang melekat pada aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Hal tersebut sejalan dengan semangat
dan cita-cita penyelenggaraan pendidikan di madrasah
C. Tujuan Penyusun
Penyusunan dokumen kurikulum ini secara umum bertujuan untuk
dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 Aceh Tengah, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.
Adapun secara khusus tujuannya adalah untuk:
1. Sebagai pedoman bagi Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah
dalam mengantisipasi berbagai kegiatan yang diselenggarakan agar sesuai
dengan ketentuan.
2. Mempermudah kepala dalam mengelola kegiatan pembelajaran di
madrasah.
3. Menjadi acuan bagi guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai
pembelajaran.
4. Menjadi acuan bagi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas
pengadministrasian.
5. Rujukan komite madrasah dalam menetapkan kebijakan kegiatan dan
anggaran.
6. Panduan bagi pembina ekstrakurikuler dalam merancang program
kegiatan.

D. Prinsip Penyusunan
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah Kabupaten Aceh
Tengah dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.

10
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat,
serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri
secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh
karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

11
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

E. Acuan Operasional
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah disusun dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar
pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun
yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman dan takwa serta akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengantingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan
martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif,

12
kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan,
minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik
peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan
pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman
dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang
dan saling mengisi.
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan
hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat
penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEK sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEK sehingga tetap relevan
dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus

13
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan
iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan
kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua
mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak
mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar
bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu
yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk
hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh
karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya
setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya
dari daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan Gender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang
berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.

14
12. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan,
kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

F. Profil Madrasah
1. Kondisi Internal Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah beralamat di Jalan Kampung
Pinangan, Ujung Temetas kecamatan Kebayakan kabupaten Aceh Tengah. Secara
umum, profil Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah pada tahun 2017
adalah sebagai berikut:
1. Identitas madrasah
: Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh
a. Nama Madrasah Tengah
b. Nomor Statistik Madrasah :11111
c. Akreditasi Madrasah : “A” Tahun 2017
d. Alamat Lengkap Madrasah : Jalan Ujung Temetas
Dusun : Pinangan 2
Desa : Pinangan
Kecamatan : Kebayakan
Kabupaten : Aceh Tengah
Propinsi : Aceh
e. NPWP :
f. Nama Kepala : Mariani, M.Pd
g. No. Telp/HP : (0265) 77230
h. Kepemilikan Tanah : Hak Milik Negara
i. Status Bangunan : Negara
j. Luas Bangunan : 750 m2
Pagar

Data Siswa dalam 3 Tahun terakhir


o (Tabel 1.1)

Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah


Ajaran Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel

2015/2016 90 4 104 4 96 4 290 12


2016/2017 120 4 114 4 98 4 322 12
2017/2018 110 4 128 4 112 4 350 12

15
p. Data Sarana dan Prasarana (Tabel 1.2)
Jumlah Ruang Kategori Kerusakan
Jml.
No Jenis Prasarana Rsk
Ruang Baik Rusak Rsk Rngn Rsk Brt
Sdg
1. Ruang Kelas 12 12 - - - -
2. Perpustakaan 1 - - - - -
3. R. Lab. IPA - - - - - -
4. R. Pimpinan 1
5. R. Guru 1
6. R. Tata Usaha 1
7. R. Konseling -
8. Tempat Ibadah -
9. R. UKS -
10. Jamban 6 2
11. Gudang 1
12. Tempat Olahraga 1
13. R. OSIS 1
* Satu ruang dipakai kelas
**
Belum sesuai dengan criteria bistek bangunan untuk laboratorium IPA

q Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Tabel 1.3)


No Keterangan Jumlah
Pendidik
1 Guru PNS Kemenag 21
2 Guru PNS Kemendiknas -
3 Guru Honorer 7
4 Guru Tidak Tetap
Jumlah 28
Tenaga Kependidikan
1 Pegawai Tetap Kemenag 3
2 Pegawai Honorer/Tidak Tetap 2
Jumlah 5
2. Rekapitulasi Data Orang tua siswa meliputi pekerjaan, pendidikan,
penghasilan (Tabel 1.4)

Pekerjaan % Pendidikan % Penghasilan/ %


Terakhir Bulan
Pedagang 5 S1 - > 10 Jt
Petani - S1 - 8.0 – 10 Jt
PNS 25% S1 2 6.0 –7,9 Jt
Polisi/Tentara - Diploma 4.0 – 5.9 Jt

16
Wiraswasta 20% SLTA 2 2.0 – 3.9 Jt
Buruh Tani 50% SLTP 30 0.1 – 1.9 Jt 10
Lainnya SD 65 < 0.1 90

3. Data tamatan (3 tahun terakhir) Tabel 1.5

2014 2015 2016 2017


84 93 98 106

2. Analisi Lingkungan Ekternal


a. Kondisi Geografis
Pasanggrahan merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Kebayakan.
Secara administratif Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah
berbatasan dengan wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pinangan kecamatan
Kebayakan, Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Desa Pinangan
kecamatan Kebayakan, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Desa
Pinangan kecamatan Kebayakan,Sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Pinangan kecamatan Kebayakan, Kondisi alam Kebayakan berada di
dataran tinggi dengan iklim tropis dan lingkungan agraris.
b. Kondisi Sosiologis
Kondisi masyarakat Desa Pinangan kecamatan Kebayakan, dan
sekitarnya 100 % beragama Islam, dengan bermata pencaharian sebagai
buruh tani dan wiraswasta di perkotaan (urban). Mengenai orang
tua/wali peserta didik Desa Pinangan kecamatan Kebayakan, mayoritas
berpenghasilan menengah ke bawah
c. Kondisi Demografis
Lingkungan sekitar Desa Pinangan kecamatan Kebayakan tergolong
wilayah yang berpenduduk sedang, sedangkan jumlah lembaga
pendidikan yang radiusnya kurang dari 2 Km sebanyak 4 lembaga
tingkat SLTP/Tsanawiyah yang bersdampak pada perkembangan
jumlah siswa tidak signifikan.

17

Anda mungkin juga menyukai