Anda di halaman 1dari 1

Ra’yu (Nalar) sebagai Sumber Hukum Pelengkap

Secara bahasa, kata ra’yu artinya penglihatan, pendapat, dan pandangan. Dalam Islam, ra’yu
menjadi sumber hukum Islam pelengkap setelah Al-Qur’an dan sunah Rasulullah. Inilah salah
satu bukti bahwa Islam sangat menghargai akal. Gunakan akal pikiran, nalar. Itulah seruan Al-
Qur’an kepada manusia. Dari aktivitas manusia bernalar dan berpikir inilah lahir suatu hukum
yang diakui sebagai hukum Islam.

Ra’yu sebagai sumber hukum Islam memiliki dasar yang kuat. Dalam Al-Qur’an, banyak sekali
ayat yang memerintahkan manusia untuk menggunakan akalnya. Misalnya, Allah berfirman
dalam Surah ar-Rum [30]: 8.

ِ َ‫اس ِب ِلق‬
‫اء َر ِب ِه أم‬ ِ ‫يرا ِمنَ النه‬ ِ ‫ض َو َما َب أي َن ُه َما ِإ هَّل ِب أال َح‬
ً ‫ق َوأ َ َج ٍل ُم َس ًّمى َو ِإ هن َك ِث‬ َ ‫ت َو أاْل َ أر‬
ِ ‫س َم َاوا‬ ‫أ َ َولَ ْم َيتَفَك َُّروا ِفي أ َ ْنفُس ِِه ْم مََ ا َخلَقَ ه‬
‫َّللاُ ال ه‬
)8( َ‫لَكَافِ ُرون‬

Terjemahan: Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? ….

Bisa jadi kalian bertanya-tanya, kapan ra’yu bisa dijadikan sumber hukum Islam? Ra’yu dapat
dijadikan sumber hukum Islam dalam perkara hukum yang tidak ditemukan hukumnya dalam
Al-Qur’an ataupun sunah Rasulullah.

Allah melalui syariat-Nya mempunyai tujuan yang merupakan ruh risalah Islam. Maksud Allah
dalam menetapkan hukum adalah mendatangkan kemaslahatan (kebaikan) dan menjauhkan
kerusakan bagi umat manusia. Oleh karena itu, pertimbangan maslahat dan mafsadat dapat
dijadikan pijakan ra’yu dalam menetapkan hukum yang tidak ada dalam Al-Qur’an dan hadis.

Hukum yang sudah secara jelas dan tegas dinyatakan oleh Al-Qur’an ataupun hadis tidak
memperkenankan ra’yu untuk digunakan. Ra’yu berperan ketika suatu peristiwa atau keadaan
belum ditetapkan hukumnya dalam Al-Qur’an ataupun sunah Rasul.

Sepanjang sejarah hukum Islam, ra’yu telah digunakan untuk menetapkan hukum. Seiring
bergulirnya waktu, penggunaan ra’yu untuk menetapkan suatu hukum tentu saja menjadi lebih
besar. Banyak persoalan baru yang muncul, sedangkan hukumnya tidak ada dalam Al-Qur’an
ataupun hadis. Apakah sesuatu tersebut harus kosong dari hukum (tidak ada hukumnya)? Tentu
saja tidak demikian, karena mengosongkan hukum sesuatu bertentangan dengan tujuan hukum
Islam. Oleh karena itu, ra’yu sangat berperan untuk memecahkan hukum baru yang tidak ada
hukumnya dalam Al-Qur’an dan hadis. Demikianlah, ra’yu merupakan sumber hukum pelengkap
yang akan dibutuhkan sepanjang masa. Contohnya kasus hukum operasi plastik, bedah mayat,
pencangkokan jantung, pencangkokan kornea mates, dan lain sebagainya. Semua kasus ini tidak
ada hukumnya dalam Al-Qur’an dan hadis, sehingga tampillah ra’yu untuk menetapkan
hukumnya.

Anda mungkin juga menyukai