Biogas Pembuatan Konstruks PDF
Biogas Pembuatan Konstruks PDF
BIOGAS
PEMBUATAN KONSTRUKSI, OPERASIONAL
DAN PEMELIHARAAN INSTALASINYA
Pentingnya Biogas
Energi mempunyai peran yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi nasional.
Energi sangat diperlukan untuk pertumbuhan kegiatan industri, jasa, perhubungan
dan rumah tangga. Dalam jangka panjang, peran energi akan lebih berkembang
khususnya guna mendukung pertumbuhan sektor industri dan kegiatan lain yang
terkait. Meskipun Indonesia adalah salah satu negara penghasil minyak dan gas, namun
berkurangnya cadangan minyak, penghapusan subsidi menyebabkan harga minyak naik
dan penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan hidup. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif
terbarukan dan ramah lingkungan menjadi pilihan.
Salah satu dari energi terbarukan adalah biogas, biogas memiliki peluang yang besar
dalam pengembangannya. Energi biogas dapat diperoleh dari air limbah rumah tangga;
kotoran cair dari peternakan ayam, sapi, babi; sampah organik dari pasar; industri
makanan, pabrik tapioka, pabrik kelapa sawit, sampah kota dan sebagainya. Namun,
kapasitas terpasang pemanfaatan biogas adalah kurang dari satu persen dari potensi
biogas yang ada.
Selain potensi yang besar, pemanfaatan energi biogas dengan reaktor biogas memiliki
banyak keuntungan, yaitu mengurangi efek gas rumah kaca, mengurangi bau yang
tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit, menghasilkan panas dan daya (mekanis/
listrik) serta hasil samping berupa pupuk padat dan cair. Pemanfaatan limbah dengan
cara seperti ini secara ekonomi akan sangat kompetitif seiring naiknya harga bahan
bakar minyak dan pupuk anorganik. Di samping itu, prinsip nir limbah (zero waste)
merupakan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Teknologi konversi biomasa dari limbah pertanian menjadi biogas sudah
dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1980-an. Namun, teknologi ini kurang
berkembang karena beberapa kendala seperti kurangnya technical expertise, tidak
berfungsinya reaktor biogas (karena bocor, kesalahan konstruksi, dll), disain tidak user
friendly, memerlukan penanganan manual (pengumpanan/pengeluaran material dari
digester/reaktor), serta biaya pembuatan masih mahal. Oleh karena itu, diperlukan
metode dan cara pendekatan baru dalam pengembangan dan penerapan teknologi
biogas ini.
Tujuan
1. Memperkenalkan teknologi biogas dengan memenfaatkan hasil samping dari limbah
organik untuk energi alternatif terbarukan.
2. Pemanfaatan limbah organik menjadi biogas secara tidak langsung juga dapat
membantu mengatasi pencemaran udara (bau tidak sedap), pencemaran tanah dan
air dengan adanya leaching dan eutrofikasi yang menyebabkan terganggunya biota
sungai, serta pencemaran biologis (penyakit) melalui vektor lalat.
Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI 3
3. Pemanfaatan hasil samping proses pembentukan biogas dapat dimanfaatkan untuk
pupuk organik dalam bentuk padat dan cair sehingga mendukung konsep nir limbah
(zero waste) dan pertanian berkelanjutan (sustainability agriculture).
Sasaran
1. Industri pemroses hasil pertanian dan peternakan secara individual atau kelompok
di suatu kawasan.
2. Limbah organik dasil dari kawasan integrasi tanaman dan ternak.
Manfaat
Pemanfaatan biogas sebagai sumber energi pada industri kecil berbasis pengolahan
hasil pertanian dapat memberikan multiple effect dan dapat menjadi penggerak dinamika
pembangunan pedesaan. Selain itu, dapat juga dipergunakan untuk meningkatkan
nilai tambah dengan cara pemberian green labelling pada produk-produk olahan yang
diproses dengan menggunakan green energy. Di samping itu, usaha lain yang dapat
bersinergi dengan kegiatan ini adalah peternakan cacing untuk pakan ikan/unggas.
Industri kecil pendukung juga dapat berkembang, seperti industri bata merah, industri
kompor gas, industri lampu penerangan, pemanas air, bengkel kecil, dsb. Sehingga
pengembangan teknologi biogas secara langsung maupun tidak langsung diharapkan
dapat menciptakan lapangan kerja baru di pedesaan.
Pengembangan teknologi biogas terbukti dapat mengakomodasi berbagai
kepentingan yaitu lingkungan, penyediaan pangan/pakan, menciptakan lapangan kerja
dan membuka akses untuk mendapatkan energi bagi masyarakat kalangan bawah dan
desa tertinggal/terisolir.
Pemanfaatan biogas dapat mengurangi emisi gas metana (CH4) yang dihasilkan pada
dekomposisi bahan organik yang diproduksi dari sektor pertanian dan peternakan.
Dengan menggunakan digester/reaktor kotoran sapi difermentasi menjadi gas
metana (biogas). Gas metana termasuk gas yang menimbulkan efek rumah kaca yang
menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global, karena gas metana memiliki
dampak 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas karbondioksida (CO2).
Pengurangan gas metana secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya
mengatasi masalah global (efek rumah kaca) yang berakibat pada perubahan iklim global.
Secara tidak langsung, upaya ini juga merupakan dukungan pada program Internasional
yaitu Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism) dari Protokol
Kyoto yang efektif berlaku mulai 16 Februari 2005 dan Indonesia termasuk negara yang
meratifikasinya. Penggunaan green energy dalam upaya pengurangan emisi gas rumah
kaca dapat dimanfaatkan untuk memperoleh kompensasi dari negara-negara industri
melalui perdagangan karbon.
Badan Litbang Pertanian Edisi 1-7 Mei 2011 No.3408 Tahun XLI
4 AgroinovasI
2. User friendly sehingga memudahkan cara operasional dan perawatannya serta
membutuhkan biaya yang murah
3. Konstruksi instalasi tahan lama, apabila dibuat secara teliti dengan bahan-bahan
yang direkomendasikan dapat mencapai 20-30 tahun. Bentuk kubah (dome) telah
terbukti tahan gempa.
f. Lapisan bagian dalam reaktor, terdiri dari lapisan pertama (2 pasir ayakan halus
: 1 semen, diaduk sampai merata menyerupai bubur kental. Tebal lapisan 1 cm
(pelapisan harus padat).
Catatan:
Agar lapisan semen pasir tersebut tidak retak, waktu pembuatan adonan
dicampur dengan bahan anti retak untuk beton. Setelah pelapisan kedua, dicat
dengan cat kapal secara merata.
g. Pelapisan bagian luar
Lapisan (semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 3 setebal 1,5 cm.
h. Sambungan pelapisan bagian dalam harus benar-benar saling mengkait dan
rapat. Pekerjaan ini harus kontinyu, tidak boleh putus-putus dan harus selesai
dikerjakan dalam satu hari.
c. Cara Operasional
Biogas adalah campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang terjadi
pada material-material yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anaerobik.
Pada umumnya biogas terdiri atas gas metana (CH4) 50 sampai 70 persen, gas karbon
dioksida (CO2) 30 sampai 40 persen, hidrogen (H2) 5 sampai 10 persen dan gas-gas
Badan Litbang Pertanian Edisi 1-7 Mei 2011 No.3408 Tahun XLI
6 AgroinovasI
lainnya dalam jumlah yang sedikit.
Gas metana (CH4) termasuk gas yang menimbulkan efek rumah kaca yang
menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global, karena gas metana memiliki
dampak 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas karbondioksida (CO2). Pengurangan gas
metana secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya mengatasi masalah global
(efek rumah kaca) yang berakibat pada perubahan iklim global.
Biogas kira-kira memiliki berat 20 persen lebih ringan dibandingkan udara dan
memiliki suhu pembakaran antara 650 sampai 750oC. Biogas tidak berbau dan berwarna
yang apabila dibakar akan menghasilkan nyala api biru cerah seperti gas LPG. Nilai kalor
gas metana adalah 20 MJ/m3 dengan efisiensi pembakaran 60 persen pada konvesional
kompor biogas. Jumlah ternak yang diperlukan untuk produksi biogas skala keluarga,
adalah seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah ternak yang diperlukan untuk produksi biogas skala keluarga
No Jenis Ternak Jumlah (ekor) Potensi Biogas
1 Ruminansia besar 2 Menghasilkan biogas
2 Ruminansia kecil 36 setara minyak tanah
3 Kuda 3 1,23 liter/hari
4 Babi 15
5 Unggas 363
d. Pemanfaatan Biogas
Biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pada kompor gas, lampu
petromak, menggerakkan motor bakar (energi mekanis/listrik) dengan kebutuhan
biogas seperti pada Tabel 4.
Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI 7
Tabel 4. Pemanfaatan Biogas
Pemanfaatan Biogas Referensi Hasil pengukuran
- Lampu penerangan 0,11 – 0,15 0,15 – 0,3
(m3/ jam) (penerangan setara dengan 60 watt Tekanan = 30 – 60 mmH2O
lampu bohlam ≅100 candle power ≅
620 lumen).
Tekanan: 70 − 85 mm H2O
0,2 – 0,45
- Kompor gas 0,3 m3/orang/hari 0,2 – 0,4
(m3/ jam) Tekanan: 75 − 90 mmH2O Tekanan = 60 – 85 mmH2O
- Energi listrik
Algen gas generator (700 W) 0,5 m3 biogas/kwh 0,55 m3 biogas/kwh
Algen gas generator (1.500 W) 0,35 m3 biogas/kwh 0,40 m3 biogas/kwh
Modifikasi diesel engine 6HP perbandingan solar : biogas = 10 : 90 100 ml solar,
(3000 W) 0,39 m3 biogas/kwh
tombol starter.
• Setelah mesin hidup normal, untuk motor bakar penerusan daya mekanis dapat
dilakukan. Sedangkan untuk generator, pastikan dulu lampu indikator menyala,
baru kabel dihubungkan dengan stop kontak untuk menyalakan listrik.
• Apabila pemakaian selesai, motor bakar/generator dimatikan dan kran gas ditutup
rapat.
• Motor bakar/generator dengan pendingin radiator/pendingin air dapat dioperasikan
terus menerus. Sedangkan yang berpendingin kipas, setelah 3 - 5 jam harus
dihentikan dahulu sampai mesin menjadi dingin baru bisa dioperasikan lagi.
Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain seperti tercantum pada Tabel 5.
Tabel 5. Kesetaraan 1 m3 biogas dengan sumber energi lain
Sumber Energi Kuantitas
LPG (Liquified Petroleum Gas) 0,46 kg
Minyak Tanah 0,62 liter
Minyak Solar (diesel oil) 0,52 liter
Bensin 0,80 liter
Gas Kota 1,50 m3
Kayu Bakar 3,50 kg
Saran Pengembangan
Saran pengembangan untuk mendukung pembangunan pertanian, antara lain
adalah:
a. Pendirian pusat informasi dan show window teknologi biogas, agar calon pengguna
mendapatkan informasi secara jelas.
b. Bersinergi dengan program pengembangan peternakan terutama untuk desa-desa
terpencil di mana bahan bakar minyak sulit diperoleh dan mahal.
c. Bersinergi dengan agro wisata untuk pembelajaran kepada masyarakat tentang
aplikasi konsep nir limbah dalam pertanian yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
d. Bekerjasama dengan Pemda dan lembaga perbankan. Teknologi biogas ini
memerlukan investasi awal yang cukup mahal sehingga dibutuhkan dana bergulir
dari Pemda atau perbankan. Adopsi teknologi ini perlu pengawalan, pendampingan
dan penguatan sampai mandiri dalam pengelolaannya.
e. Bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan dalam rangka program perhutanan
sosial (Social forestry). Petani/peternak di kawasan tepi hutan dapat dibina agar
tidak melakukan penggembalaan liar dengan sistem kandang komunal, menanam
hijauan pakan ternak, dan memanfaatkan kotoran ternak untuk biogas. Sehingga
perusakan tanaman hutan untuk kayu bakar dapat ditekan.
f. Bersinergi dengan sistem integrasi tanaman dan ternak dengan memanfaatkan
limbah organik menjadi biogas sehingga carbon efficient farming dapat
diimplementasikan.
Badan Litbang Pertanian Edisi 1-7 Mei 2011 No.3408 Tahun XLI
10 AgroinovasI
b. tekanan gas naik a. Tekanan terlalu rendah. a. Produksi gas akan selalu berkurang dalam
secara lambat. cuaca dingin
b. Buih tebal diatas slurry b.Penampung gas ditutup rapat dan buih
c. Pengisian terlalu banyak diambil dari permukaan
d. Pengirian terlalu sedikit c, d, jumlah yang tepat harus ditambahkan
setiap hari. Ini akan berjalan baik dengan
sendirinya setelah beberapa minggu
e. Pencampuran slurry berubah banyak. Pencampuran slurry hendaknya jangan
f. Memasukkan zat kimia, oli, sabun, atau berselang terlalu lama
ditergen kedalam slurry Hanya memasukkan campuran kotoran
g. Gas bocor ternak dan dan air setiap hari. Setelah 2
h. Campuran slurry terlalu kental/terlalu sampai 6 minggu keadaan akan pulih.
encer Kebocoran harus segera diperbaiki
i. Mencuci dengan air berlebihan Slurry hendaknya dibuat dengan kekentalan
sehingga air masuk kedalam digester yang tepat
Tidak boleh ada air ekstra masuk kedalam
digester
c. Gas tidak menyala a. Udara ada di dalam pipa gas Udara dikeluarkan sampai yakin berbau gas
b. Mungkin terlalu banyak gas CO2 - Gas dikeluarkan dan pengisian dengan
Karena terlalu banyak slurry yang benar, ini memerlukan waktu
beberapa
Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI 11
3. Kompor a. Supply udara tidak tepat • Mengatur keran supply campuran
Nyala api panjang dan udara
lemah. Api menyala b. Tekanan gas tidak tepat • Tekanan yg tepat adalah antara 75-85
jauh dari lubang dan mm H20
tidak bertahan hidup
lama
Nyala api kecil a. Lubang gas dikompor sebagian • Lihat pada "tidak gas di dalam
Nyala api berdenyut- tertutup kompor" di bawah ini
denyut (tidak stabil) b. Tekanan gas kurang • Mungkin terdapat buih yg perlu diambil
c. Lubang kompor sebagian tertutup • Segera dibersihkan
• Pengembunan air harus ditiadakan
a. Terdapat pengembunan air didalam • Menutup keran gas pada kompor dan
pipa gas utama posisi kompur dibalik
b. Terdapat pengembunan air didalam • Klep harus dibuka
kompor
Tidak ada gas di dalam a. Pipa gas utama tertutup • Kompor harus dilepas. Lubang gas
kompor b. Embun menutup pipa gas utama pada kompor dibersihkan dengan
c. Lubang gas pada kompor tertutup jarum. Lubang gas jangan diperlebar/
rusak.
4. Lampu a. Pengatur gas/udara dikencangkan • Diatur
a. Cahaya redup untuk pengaturan • Tekanan gas yang tepat untuk lampu
b. Tekanan gas terlalu lemah (75 mm H2O). Venturi harus dilepas
c. Gangguan dalam lampu antara dan dibersihkan dalamnya. Gangguan
pengatur gas dan venturi ini sering terjadi.
• Tekanan gas yang tepat untuk lampu
b. Kaos lampu robek a. Tekanan gas terlalu tinggi (75 mm H20).
b. Tipe kaos lampu salah • Gunakanlah tipe kaos lampu yang
c. Tidak ada gas di tepat
lampu gas jet didalam lampu tersumbat • Pengatur gas harus dioperasikan
untuk membersihkan gas jet
5. Pengeluaran/
Pemasukan Slurry
a. Slurry tidak mengalir a. Saringan tersumbat. • Harus dibersihkan dan dikencangkan
masuk kedalam b. Pipa pemasukan tersumbat. • Harus dibersihkan dengan
digester memasukkan batang kayu dan
digerakkan turun naik
b. Lubang digester a. Pipa pengeluaran tersumbat. • Harus dibersihkan dengan
overflows memasukkan batang kayu dan
digerakkan turun naik.
b. Slurry terlalu kental. • Campuran harus tepat kekentalannya
c. Slope dari pipa terlalu kecil • Slope harus ditambah atau tinggi
sehingga permukaan slurry di permukaan lubang pengeluaran
lubang pengeluaran tidak sesuai. direndahkan
d. Lubang pengeluaran terlalu tinggi. • Tinggi permukaan lubang permukaan
harus direndahkan.
Badan Litbang Pertanian Edisi 1-7 Mei 2011 No.3408 Tahun XLI
12 AgroinovasI
LAMPIRAN
TAHAPAN PEMBUATAN
KONSTRUKSI INSTALASI BIOGAS
Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI 13
Badan Litbang Pertanian Edisi 1-7 Mei 2011 No.3408 Tahun XLI
14 AgroinovasI
Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI 15
Badan Litbang Pertanian Edisi 1-7 Mei 2011 No.3408 Tahun XLI
16 AgroinovasI
Cover r
ve
Co
Cover Cover
Cover
Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI Badan Litbang Pertanian