Anda di halaman 1dari 10

TUGAS SANITASI MASYARAKAT

IPAL KOMUNAL SAYUKRUKUN,


KELUARAHAN PUDAKPAYUNG, KECAMATAN BANYUMANIK,
KOTA SEMARANG

Disusun Oleh:

Maheni Mira 21080116130088


Larasati Sudirman 21080116120024
Vito Edgar 21080116140081
Erni Uliatu Tadzkiroh 21080116130102
Adifa Adam F 21080116140103

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
Sanitasi menjadi salah satu potret pemerintah dalam memberikan perhatian
kepada warga miskin. Sanitasi yang terdiri dari sub sektor sampah (limbah padat dan
limbah cair), drainase dan ketersediaan air bersih yang berkaitan langsung dengan derajat
kesehatan warga. Warga yang mampu secara ekonomi umumnya dapat mengakses
sanitasi dengan baik, sehingga kondisi kesehatannya baik. Namun pada masyarakat
miskin, umumnya kurang atau bahkan tidak mampu mengakses sanitasi. Akibatnya,
derajat kesehatan yang buruk menjadi cerita sehari-hari masyarakat miskin.

Dalam konteks tata kelola pemerintahan, sanitasi menjadi tolok ukur pelayanan
publik. Baik atau buruknya pelayanan publik dalam sektor sanitasi akan tercermin pada
kondisi kesehatan di masyarakat. Kondisi umum di Indonesia saat ini belum memadai
dan berada pada kondisi yang memprihatinkan. Saat ini Indonesia merupakan negara
dengan tingkat kepemilikan sistem jaringan air limbah terpusat (sewerage system)
terendah di Asia. Dari 10 kota di Indonesia yang memiliki sistem jaringan air limbah
dengan tingkat pelayanan hanya sebesar 1,3 % dari keseluruhan jumlah populasi.

Kota Semarang adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia sekaligus kota
metropolitan terbesar kelima di Indonesia sesudah Jakarta, Surabaya, Medan, dan
Bandung. Secara administrati, kota Semarang dibagi menjadi 16 Kecamatan dan 177
Desa/Kelurahan. Kelurahan Pudakpayung termasuk salah satu dari pemukiman padat dan
yang ada di Kota Semarang. Kelurahan tersebut menjadi lokasi program SANIMAS
tahun 2014 di kota Semarang, tepatnya di Jalan Sewan Kelurahan Pudakpayung RT 7
RW 4. Lokasi ini terletak tidak jauh dari Balai Kelurahan Pedakpayung.

IDENTIFIKASI PROYEK SANIMAS

a. Lokasi Proyek
Jalan Sewan, Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota
Semarang. Lokasi ini terletak tidak jauh dari Balai Kelurahan Pudakpayung.
Lokasi proyek IPAL ini dipilih karena kemiringan daerahnya memenuhi kriteria
untuk pembangunan IPAL Komunal dengan system gravitasi. Luas kelurahan
Pudakpayung sekitar 3,93 km². Pada umumnya, penduduk di wilayah ini bekerja
sebagai PNS, pegawai swasta, pelayan toko dan buruh bangunan dengan
pendapatan rata-rata sekitar Rp.2.400.000/bulan. Sebagai perbandingan, UMR
Kota Semarang adalah Rp 2.498.587,53 (2019).

Gambar 1. Lokasi Proyek SANIMAS pada Google Earth


Sumber: Google Earth

Gambar 2. Kondisi Eksisting IPAL Komunal Pudakpayung


Sumber: Dokumentasi Pribadi

b. Nama Proyek
Pembangunan IPAL Komunal Sayukrukun, merupakan sarana sanitasi
terpusat dengan sistem perpipaan sederhana dari rumah tangga, bertujuan untuk
dapat memaksimalkan penggunaan sarana sanitasi guna mengolah limbah
buangan dari rumah tangga baik grey water maupun black water.
c. Bentuk Pengelolaan Proyek
Proyek dilaksanakan dengan berbasis masyarakat. Berbagai kondisi yang
kurang sehat di Jalan Sewan, Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik,
Kota Semarang mendorong masyarakat mengajukan surat minat ke Pemerintah
Kota Semarang, diwakilkan terlebih dahulu oleh BKM Krida Asih Mukti yang
merupakan badan keswadayaan masyarakat di Kelurahan Pudakpayung.
Masyarakat mengajukan surat minat yang ditandatangani Lurah dan BKM kepada
DPIU yang selanjutnya DPIU akan melakukan verifikasi tentang pemenuhan
kriteria yang telah ditetapkan dan mengajukan usulan lokasi sasaran kepada
Walikota. Sebelumnya pihak pemerintah akan melakukan sosialisasi dalam
rangka peminatan kelurahan untuk menerima program sanimas.
d. Penerapan Teknologi Tepat Guna
Penyusunan rencana kerja masyarakat atau RKM dilakukan dengan
didampingi oleh tim dari Mitra Muda Rekayasa. Kegiatan dimulai dari pemetaan
lokasi yang disusun bersama-sama masyarakat, penentuan calon pengguna dan
dilanjutkan dengan pemilihan sarana teknologi sanitasi. Untuk pemilihan sarana
teknologi sanitasi dilakukan dengan mempertimbangkan hasil observasi Bersama
masyarakat sebagai dasar perencanaan teknologi yng dipilih, hasil pemetaan
masyarakatdan hasil klasifikasi kesejahteraan.
Hasilnya masyarakat lebih suka memilih sistem perpipaan karena
dianggap lebih nyaman menggunakannya karena penggunaan septic tank per
rumah sangatlah tidak sehat karena mencemari air tanah dan sebagian besar
masyarakat Kelurahan Pudakpayung menggunakan sumur dalam untuk
memperoleh air. Selain itu, kemiringan lokasi kampung juga memenuhi syarat.
Pada perencanaannya, MCK umum seharusnya dibangun diatas IPAL namun hal
itu tidak terlaksanakan, sehingga sarana sanitasi yang ada hanyalah perpipaan air
kotor dan IPAL Komunal saja.
Pengelolaan air limbah akan meliputi fungsi Pengumpulan, Pengolahan
dan Pembuangan.. Pengumpulan yaitu air limbah yang dihasilkan oleh penduduk
akan dialirkan secara gravitas melalui jaringan perpipaan ke IPAL. Pengolahan
meliputi teknologi yang digunakan yaitu dilakukan secara biologis dengan system
anaerobic karena mempertimbangkan ketersediaan lahan, biaya pembangunan,
kemudahan operasional dan biaya Operation & Maintenance. Hasil akhir dari
pengolahan air limbah dapat dibuang ke badan air penerima.
Teknologi yang telah diterapkan di IPAL Komunal adalah menggunakan
anaerobic biofilter. Filter yang ada terdiri dari 1 bak filter yang memiliki 10
kompartemen. Bak dengan beberapa kompartemen tersebut dilengkapi dengan
filter berupa batu kasar, bioball, ijuk kelapa dan media lain. Air limbah doilah
dalam kondisi anaerob. Setelah proses filtrasi, air hasil pengolahan langsung
dibuang ke sungai yang ada pada samping IPAL Komunal dalam kondisi telah
memenuhi baku mutu. Untuk toilet, seluruh warga Pudakpayung sudah memiliki
toilet/jamban pribadi sehingga MCK umum ttidak perlu dibangun. Lahan yang
ada juga terbatas sehingga pembangunan MCK umum tak dapat dilakukan.
Teknologi sanitasi perpipaan ini sangat efektif dalam mengurangi permasalahan
pencemaran air yang ada di Pudakpayung.
Sistem perpipaan digunakan untuk mengalirkan air limbah dari kakus tiap
rumah ke IPAL. Pipa yang digunakan berbahan PVC dengan diameter 4 – 8 inchi
yang dilengkapi dengan manhole serta setiap sambungan rumah dilengkapi
dengan bak perangkap lemak dan bak control.
Perawatan jaringan perpipaan dan pengurasan lumpur bekas olahan IPAL,
secara periodic harus dibersihkan dan dikuras, sehingga perlu dikelola oleh KSM
setempat. IPAL Komunal Sayukrukun melakukan pengurasan setiap 6 bulan
sekali dan dikelola oleh KSM Rahayu.

Gambar 3. Teknologi IPAL Komunal Pudakpayung


Sumber: Buku Proram Sanitasi Perkotaan Kemen PU Dirjen Cipta Karya
Gambar 4. Pengolahan IPAL Komunal (Anaerobic Filter)
Sumber: Buku Proram Sanitasi Perkotaan Kemen PU Dirjen Cipta Karya

e. Pendamping Proyek
Proyek ini didampingi oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya –
Kementerian Pekerjaan Umum, Pemkot Semarang, serta masyarakat dalam
wadah BKM (Badan Keswadayaan Masnyarakat) Krida Asih Mukti dan KSM
(Kelompok Swadaya Masyarakat) Rahayu yang juga akan bertanggungjawab
untuk mengelola, serta ditentukan jumlah iuran setiap KK/bulan. Lahan yang
gunakan adalah lahan milik pemerintah kota.
Sedangkan perencana proyek adalah CV. MITRA MUDA REKAYASA
yang merupakan perusahaan Jasa konsultansi Nasional yang bergerak
dalam Usaha Jasa Perencanaan, Perancangan dan Studi dan lain-lain yang berdiri
sejak tahun 1990. Perusahaan ini mempunyai pengalaman lebih pada bidang
Perencanaan dan Pengawasan Bangunan Gedung, Perencanaan dan Pengawasan
Jalan dan Jembatan, Pengembangan Sumber Daya Air, Pengembangan Sumber
Daya Masyarakat, Survey dan Pemetaan Pertambangan, Manajemen dan
Monitoring di ke-PU-an, Perencanaan Kota dan Wilayah, serta Studi Kelayakan
dan Penelitian.
Gambar 5. Konsultan Mitra Muda Rekayasa
Sumber: Mintra Muda Rekayasa Blogspot

f. Biaya Proyek
Berdasarkan DED dan RAB yang disusun, sarana perpipaan tersebut
membutuhkan biaya sebesar Rp.350.000.000 untuk membangun perpipaan dan
instalasi pengolahan limbahnya. Dana tersebut merupakan dana BLM (Bantuan
Langsung Masyarakat) yang berasal dari APBD-P Kota Semarang. BLM ini
langsung dikelola oleh masyarakat melalui BKM/LKM dan dimanfaatkan
langsung oleh masyarakat sebagai penerima manfaat melalui KSM.
g. Hasil Proyek
Proyek pembangunan IPAL Sayuk Rukun di RW 6 Kelurahan Pudak
Payung, Semarang ini melayani 60 KK dari total 450 KK. Pekerjaan
pembangunan fisik dilakukan selama 4 bulan (September – Desember 2014) yang
dilakukan oleh beberapa tukang yang dilatih dan tenaga kerja dari masyarakat
serta dibawah supervisi dari Pemkot sampai sarana tersebut benar-benar selesai
100% baru boleh diresmikan dan dioperasikan.
Pekerjaan fisik pembangunan IPAL tersebut dimulai dari bulan September
yaitu berupa pekerjaan IPAL, Oktober berupa pekerjaan IPAL dan jaringan
perpipaan, November berupa pekerjaan sambungan rumah, dan bulan Desember
pekerjaan fisik selesai serta tanggal 20 Januari 2015 diserahkan ke masyarakat.
Sekarang sarana tersebut dikelola oleh KSM Rahayu dan BKM Krida Asih
Mukti. Setelah ada sarana SANIMAS, sumur warga sekitar jarang mengalami
masalah kebauan/tercemar dengan air limbah, ada iuran warga sebesar Rp
5.000/KK/bulan untuk operasional pemeliharaan sistem dan IPAL, diatas IPAL
dibuat taman kecil.
h. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 6. Kondisi Eksistiing IPAL Komunal Pudakpayung


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 7. Jaringan Pipa Gambar 8. Pipa Outlet


Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 9. Manhole Unit Pengolahan Gambar 10. Manhole Bak Penampung
Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 11. Perpipaan dari SR Perumahan


Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 12. Dokumentasi Survei Kelompok
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 13. Dokumentasi Survei Kelompok


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Anda mungkin juga menyukai