Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

A. Identitas Buku
Editor :
Prof. Dr. Dedi Supriadi

Tim Penulis :
Rds. Soenaryo, Msc dkk

Narasumber :
Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME

DEPDIKNAS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


DIREKTORAT PENDIDKAN MENENGAH KEJURUAN 2002

B. Latar
Mengetahui bagaimana perkembangan pendidkan vokasi dari zaman kemerdekaan sampai
REPELITA 1 sampai REPELITA VI baik dalam bentuk sekolah, kurikulum dan kelulusan pendidikan
SMK
PEMBAHASAN
Pada Bab I makalah yang dibahas mengenai pendidikan Vokasi pada zaman kemerdekaan yang
terjadi antar tahun ( 1945 – 1969 ) dimana di zaman kemerdekaan, setelah pendidikan yang
dinamakan dengan sekolah rakyat, selanjutnya akan memasuki suatu sekolah yang bernama
SLTP. SLTP merupakan singkatan dari pendidikan lanjutan tingkat pertama nama yang yang
terbagi dalam dua jenis sekolah, salah satunya yaitu jenis sekolah yang bersifat khusus.
Khusus disini merupakan suatu sekolah yang disiapkan untuk memasuki sekolah kejuruan
berikutnya, dalam artian tingkat atasnya setelah tingkat pertama, jika di zaman sekarang
dinamakan dengan SMP. Menariknya, di zaman kemerdekaan SMP pun sudah dibangun suatu
sekolah dalam SLTP tersebut yang bersifat khusus dalam artian lain ada suatu pembelajaran
yang menerapkan keterampilan, cara mayoritas mungkin keterampilan yang diunggulkan,
dibandingkan dengan sekolah umum, sMP pada umumnya yang secara pembelajaran secara
mayoritas diungguli oleh konsep teoritis dari materi yang disampaikan. Setelah menempuh
jenjang pendidikan pada tingkat pertama, setiap siswa dapat memilih pendidikan selanjutnya,
entah itu berlatar pendidikan sekolah umum maupun sekolah khusus yang terdapat di SLTP.
Sekolah pendidikan khusus yang terdapat di SLTP memiliki tujuan khusus di sekolah tersebut
untuk dapat melanjutkan ke jenjang sLTA secara khusus pula. Hal itu dikarenakan SLTA
merupakan suatu sekolah pada pendidikan lanjutan tingkat atas setelah tingkat pertama yang
memiliki dua jenis sekolah juga, yang pertama sekolah umum dan yang kedua adalah sekolah
khusus. Sekolah umum banyak diminati oleh setiap siswa karena setiap siswa yang mengikuti
sekolah umum berkeinginan untuk dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi telah lulus di
sekolah tersebut. Beda halnya dengan pendidikan khusus yang difokuskan kepada
keterampilan setiap siswanya, setiap siswa cara mayoritas berkeinginan untuk memasuki
dunia industri setelah lulus di sekolahnya. Salah satu yang menarik di sini adalah pendidikan
khusus yang terdapat di SLTA. SLTA jika di zaman sekarang itu seperti SMA yang secara
mayoritas sMA sekarang itu itu sudah tidak ada lagi dan dipisahkan dengan yang dinamakan
kejuruan, bahkan kejuruan sudah di khusus kan pada sekolah SMK. Seperti halnya SLTP,
berdasarkan falsafah pendidikan, sLTA ini dibangun oleh badan pekerja Komite Nasional
Indonesia atau KNIP untuk menerapkan sekolah kejuruan di tingkat pertama dan atas pada
tahun 1945. Setiap sekolah khusus yang ada di sini ini terdiri dari sekolah menengah teknik,
Menengah ekonomi atas, kesejahteraan keluarga atas, dan guru A.
Pada Bab II membahas pendidikan vokasi dalam zaman repelita I yang dimana terjadi tahun (1969 –
1979) .

Pada Bab III menjelaskan pendidikan vokasi zaman repelita III

Program D-III Guru Kejuruan

Pada Pelita III pemerintah berpusat untuk mengatasi kekurangan guru yang sangat mendesak
dengan memanfaatkan sumber-sumber yang telah di bangun di Peita sebelumnya, dalam hal
ini Pusat pengembangan Penataran Guru (PPPG) Teknologi di Bandung dan PPPG Kejuruan
di Ragunan Jakarta menjadi modal dasar yang dapat dioptimalkan, untuk itu usaha lintas pintas
di lakukan kerjasama dengan direktorat jendral pendidikan tinggi, Konsersium Ilmu
Pendidikan, dan lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dengan membuka
Program D-III Guru Kejuruan yang diselenggarakan di PPPG Teknologi dimulai pada bulan
Januari 1981, sedangkan untuk guru kejuruan diselenggarakan di PPPG Kejuruan dimulai
sejak tahun 1982. Masa pendidikan Program D-III Guru Teknologi/Kejuruan tersebut adalah
6 semester yang ditempuh melalui pendidikan di institusi (PPPG Teknologi atau PPPG
Kejuruan) selama 3 semester, dan 3 semester lainnya diselenggarakan secara berlapis di SMK
yang ditunjuk. Selama mengikuti pendidikan di SMK, mahasiswa diwajibkan melakukan 40
jam tatap muka per minggu termasuk 12-18 jam pelajaran mengajar di bawah supervisi guru
senior di SMK yang bersangkutan. Mulai semester IV, mahasiswa dilatih untuk membangun
kerjasama dengan industri setempat guna memperoleh pengalaman industri.

Sekolah Menengah Kejuruan Multi Disiplin


Inovasi lain yang dikembangkan adalah menempatkan beberapa sekolah kejuruan dalam satu
lokasi dengan administrasi, sehingga fasilitas dan guru dapat dimanfaatkan lebih efisien. Pada
waktu itu, gagasan ini disebut Sekolah Menengah Kejuruan Multi-Disiplin dan dimaksudkan
untuk meningkatkan efisiensi penyelanggaraan pendidikan kejuruan. Gagasan ini
direalisasikan oleh sekolah swasta, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh yayasan Kartini
Batam dengan membuka program Rekayasa, Bisnis dan Industri Pariwisata dalam satu
sekolah. Pada sekolah kejuruan negri, inovasi ini baru dapat direalisasikan sekitar dua
dasawarsa kemudian.
Afiliasi Sekolah dengan Industri

Inovasi yang dilakukan pemerintah selanjutnya dimulainya kerjasama antara sekolah dengan
industry, contohnya berafiliasinya STM Penerbangan Bandung dengan PT. IPTN yang kini
menjadi PT. Digantara Indonesia.

Pada Bab IV menjelaskan pendidikan vokasi zaman repelita IV yang terjadi

Persoalan Pendidikan Kejuruan


Pada Repelita IV, masih digunakan sebutan SMTP dan SMTA. Sejak disahkan UU No. 2/1989
Tenatang sistem Pendidikan nasional, istilah SMTP berubah menjadi SLTP ( Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama ) yang menjadi bagian dari Pendidikan dasar Sembilan tahun, dan SLTA (
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang teridir dari atas Sekolah Menengah Umum ( SMU ), Sekolah
Menengah Kejuruan ( SMK )
Relevansi dan Mutu Pendidikan
Masalah mutu dan relevansi Pendidikan menengah kejuruan terhadap laju pembangunan nasional
perlu dilihat dalam konteks mencakup kepentingan siswa dan tamatan sebagai subyek yang terlibat
dalam ruang lingkup Pendidikan, harapan masyarakat, dan lingkungan sebagai tempat
pengabdiannya serta kesempatan kerja baik yang tersedia maupun diperkirakan akan tersedia
Penyediaan Guru dan Tenaga Pendidik
Persoalan yang mencolok pada repelita ini dalam dunia SMK adalah pemyediaan guru dan tenaga
pendidik untuk SMTA Kejuruan dan Teknologi ( SMTA – KT ) adalah kesulitan untuk
mendapatkan guru praktik. Seperti dikemukakan sebelumnya dalam pelita III
Kondisi Fasilitas Pendidikan
Peningkatan mutu dan relevansi program Pendidikan berimplikasi perlu dibenahi standar
kebutuhann fasilitas Pendidikan ( Sarana dan Prasarana) sesuai dengan persyaratan kurikulum.
Pada hakikatnya berusaha mencapai tujuan Pendidikan.
Perluasan kesempatan belajar
Berdasarkan pengamatan selama ini pada repelita IV kecenderungan yang kuat bahawa usaha para
calon siswa untuk masuk sekolah menengah kejuruan merupakan pilihan kedua, dikarenakan para
calaon siswamasuk sekolah yang diinginkannya gagal. Kecenderungan lain menunjukan minat
siswa ketidakpastian mereka setelah lulus dari sekolah menengah kejuruan .Dan ini masih
diperkuat lagi berkaitan dengan Sarana Prasaran bagi dunia pendidikan SMK.
4.2.4 Pembinaan Program Pendidikan
Dalam repelita ini di dunia Pendidikan SMK berbicara juga menyangkut pembinaan Pendidikan
pada SMK yang dijumpai mekanisme kerja dalam perencanaan Pendidikan,pengendalian dan
evaluasi yang berdampak pada output siswa lemahnya dalam kerja sama dalkam dunia usaha dan
industri.
Pada Bab V menjelaskan pendidikan vokasi pada zaman REPELITA V tahun
Perubahan Bentuk SMKTP Menjadi SMP
Pada awal tahun 1988, jumlah SMKTP tercatat sebanyak 260 buah, terdiri dari 72 SKKP dan 188
ST. konsekuansi dari disahkanya UU no.2/1989, PP. No. 28/1990 dan PP. No. 29/1990 adalah
bahwa mulai tahun 1991/1992 telah dilakukan perubahan bentuk bagi 81 SMKTP (yaitu 60 ST
dan 21 SKKP) menjadi SMP, Dilanjut pada tahun 1992/1993 dengan perubahan bentuk bagi 106
SMKTP lainnya. Dengan demikian masih ada 73 SMKTP yang perlu dipelajari eksistensinya
(apakah akan di alihfungsikan menjadi SMP atau SLTA Kekjuruan).
Penambahan Kerjasama Sekolah dengan Industri
Beberapa contoh bentuk kerjasama yang telah terwujud antara pendidikan menegah kejuruan
dengan pihak usah atau industry dalam negeri :
- PT. IPTN dengan ruang lingkup kerjasama pemanfaatan fasilitas praktik kerja lapangan dan
pelatihan guru.
PT. PAL Surbaya dengan ruang lingkup kerjasama dalam kegiatan proses belajar-mengajar,
pemeanfaatan fasilitas PT. PAL untuk kegiatan praktik, bantuan biaya oprasional parkti, dan
sumbangan SPP.
-PT. Pupuk Kaltim di Bontang dengan ruang lingkup kerjasama dalam kegiatan proses belajar
mengajar, bantuan pembangunan gedung peralatan.
-PT. Telkom dengan ruang lingkup kerjasama pemanfaatan praktik untuk praktik kerja lapangan
siswa dan pelatihan guru.
Pada Bab VI menjealskan pendidikan vokasi pada zaman REPELIA VI darai tahun
Perkembangan Dunia SMK dalam masa ini dengan meningkatkan kaulitas sumber daya manusia.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah amanat penting GBHIN 1993 bahkan menjadi
titik berat pembangunan jangka Panjang kedua ( PJP II ) yang mengiringi pembangunan ekonomi.
Perlunya Pembaharuan dengan berbagai masalah sebelumnya permaslahan pada konsep, program
maupun operasionalnya, maka Pendidikan menengah kejuruan memeerlukan pembaharuan secara
menyeluruh dan bersifat terobosan . konsep Supply – Driven tidak bisa dipertahankan. Pendidikan
kejuruan akan bermakna dan akan menjadi efektif hanya dengan cara melibatkan pihak dunia kerja
untuk berperan serta dalam keseluruhan program Pendidikan kejuruan.
Kebijakan Link & Match dan Pembaruan SMK Pada masa kabinet pembangunan VI, Menteri
Pendidikan kebudayaan ( Prof. Dr Ing Wardiman Djojonegoro ) memperkenalkan kebijakan baru
untuk pembangunan yaitu Link & Match yang berarti Link bararti terkait menyagkur proses yang
harus interaktif dan Match berarti cocok menyangkut hasil yang harus sesuai dan sepadan. Yang
artinnya berimpilkasi wawasan sumber daya manusia, wawasan amsa depan dan wawasan mutu..
KESIMPULAN
Dari hasil analisis tentang pembahasan laporan makalah adalah bahwa pendidikan dari zaman
kemerdekaan sampai zama REPELIA VI mengalami perubahan, baik dalam bentuk struktur
persekolahan dan kurikulum sekolah tetapi pemerintah terus mebenahi sekolah kejuruan dengan
kepada lebih mefokuskan kompetensi siswa sehingga para lulusan sekolah kejuruan dari zaman
kemerdekaan sampai REPELIA VI dengan meningkatkan kerja sama dengan industry, pelatihan,
dan kerja praktek
BUKU LAPORAN PERKEMBANGAN PENDIDKAN VOKASI ZAMAN
KEMERDEKAAN SAMPAI REPELITA VI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliahPendidikan Vokasi dan Ketenagakerjaan


Dosen pengampu Prof. Dr. Masriam Bukit, M.Pd dan Dr. I Wayan Ratnata, S.T.,M.Pd

Oleh
Rony Patria Sahiundaleng
1906874

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS OENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019

Anda mungkin juga menyukai