Anda di halaman 1dari 5

SYOK ANAFILAKTIK

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS dr. Liawaty Tarigan


SALAM NIP.19741001 200604 2 002

1. Pengertian Syok anafilaktik merupakan sindrom klinis akibat reaksi


imunologis (reaksi alergi) yang bersifat sistemik, cepat dan hebat
yang dapat menyebabkan gangguan respirasi, sirkulasi,
pencernaan dan kulit.

2. Tujuan Sebagai acuan untuk penatalaksanaan syok anafilaktik di


Puskesmas

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Salam Nomor : / -


UPT Pkm Salam tentang pelayanan klinis

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No. 5 tahun 2014

5. Prosedur a. Petugas memposisikan pasien dengan cara trendeleburg atau


berbaring dengan kedua tungkai diangkat (diganjal dengan
kursi) akan membantu menaikan venous return sehingga
tekanan darah ikut meningkat.

b. Petugas memberikan oksigen 3-5 liter/menit harus


dilakukan, pada keadaan yang amat ekstrim tindakan
trakeostomi atau krikotiroidektomi perlu dipertimbangkan.

c. Petugas melakukan pemasangan infus, cairan plasma


expander (Dextran) merupakan piluhan utama guna dapat
mengisi volume intravaskuler secepatnya. Jika cairan
tersebut tak tersedia, ringer laktat atau NaCl fisiologis dapat
dipakai sebagai cairan pengganti. Pemberian cairan infus
sebaiknya dipertahankan sampai tekanan darah kembali
optimal dan stabil.

d. Petugas memberikan Adrenalin/epinephrin (1:1000) 0,3 - 0,5


ml IM (0,01 mg/kg BB) diberikan secara intramuskular yang
dapat diulangi 5-10 menit. Dosis ulangan umumnya
diperlukan, mengingat lama kerja adrenalin cukup singkat.
Jika respon pemberian inytramuskular kurang efektif, dapat
diberi secara intravenous setelah 0,1 - 0,2 ml adrenalin
dilarutkan dalam spuit 10 ml dengan Nacl fisiologis, diberikan
perlahan-lahan.pemberian subkutan, sebaiknya dihindari
pada syok anafilaktik karena efeknya lambat bahkan
mungkin tidak ada akibatnya vassokonstriksi pada kulit,
sehingga absorbsi obat tidak terjadi.

e. Deksamethasone dapat diberikan 5 – 10 mg IV

f. Resusitasi Kardio Pulmoner (RKP), seandainya terjadi henti


jantung (cardiac arrest) maka prosedur resusitasi
kardiopumoner segera harus dilakukan sesuai dengan
falsafah ABC dan seterusnya.

6. Diagram Alir
Riwayat reaksi alergi berat dengan respiratory
compromise atau hipotensi, terutama dengan perubahan
kulit

Identifikasi dan hentikan alergen

Oksigen 100% 8 L/m

Adrenalin/ Epinephrin (1 : 1000) 0,3 – 0,5 ml IM (0,01


mg/kg BB)

Ulangi 5 – 15 menit jika tida ada perubahan klinis

Terapi tambahan

1. Berikan cairan IV 1-2 L jika tanda-tanda syok tidak


ada respon terhadap obat.
2. Kortikosteroid untuk semua kasus berat, berulang
dan pasien dengan asma.
a. Methylprednisolone 125 – 250 mg IV
b. Dexamethasone 20 mg IV
c. Hydrocortisone 100 – 500 mg IV pelan

Ep 7.2.1.3 2/2
1. Observasi 2 – 3 x 24 jam, untuk kasus ringan
cukup 6 jam
2. Berikan kortikosteroid dan anthihistamin PO 3 x
24 jam

7. Unit Terkait 1. Ruangan pemeriksaan Umum


2. Ruangan kesehatan Gigi dan mulut
3. Ruangan KIA, KB dan Imunisasi
4. Ruangan TB

8. Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. mulai diberlakukan

Ep 7.2.1.3 2/2
SYOK ANAFILAKTIK
No. Dokumen :
No. Revisi :
DAFTAR Tanggal Terbit :
TILIK Halaman :

UPT PUSKESMAS dr. Liawaty Tarigan


SALAM NIP.19741001 200604 2 002

Tidak
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1 Apakah Petugas memposisikan pasien dengan
cara trendeleburg atau berbaring
dengan kedua tungkai diangkat
(diganjal dengan kursi) akan membantu
menaikan venous return sehingga
tekanan darah ikut meningkat.

2 Apakah Petugas memberikan oksigen 3-5


liter/menit harus dilakukan, pada
keadaan yang amat ekstrim tindakan
trakeostomi atau krikotiroidektomi perlu
dipertimbangkan.

3 Apakah Petugas melakukan pemasangan infus,


cairan plasma expander (Dextran)
merupakan piluhan utama guna dapat
mengisi volume intravaskuler
secepatnya. Jika cairan tersebut tak
tersedia, ringer laktat atau NaCl
fisiologis dapat dipakai sebagai cairan
pengganti. Pemberian cairan infus
sebaiknya dipertahankan sampai
tekanan darah kembali optimal dan
stabil.

Ep 7.2.1.3 2/2
4 Apakah Petugas memberikan Adrenalin/
epinephrin (1:1000) 0,3 - 0,5 ml IM (0,01
mg/kg BB) diberikan secara
intramuskular yang dapat diulangi 5-10
menit. Dosis ulangan umumnya
diperlukan, mengingat lama kerja
adrenalin cukup singkat.

5 Apakah Deksamethasone dapat diberikan 5 – 10


mg IV

6 Apakah Resusitasi Kardio Pulmoner (RKP),


seandainya terjadi henti jantung
(cardiac arrest) maka prosedur
resusitasi kardiopumoner segera harus
dilakukan sesuai dengan falsafah ABC
dan seterusnya.

CR : …………………………%.
Bandung,……………………..

Pelaksana / Auditor

……………………..

Ep 7.2.1.3 2/2

Anda mungkin juga menyukai