Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian


Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang terdiri atas

beberapa komponen yang menyatu satu sama lain untuk memperoleh data

dan fakta dalam rangka menjawab pertanyaan atau masalah penelitian

(Sugiyono, 2015).
Desain penelitian yang akan digunakan adalah eksperimen semu

(quasy eksperiment). Penelitian quasy eksperiment merupakan rancangan

yang berupaya untuk mengungkapkan sebab akibat dengan cara melibatkan

kelompok kontrol dibanding kelompok eksperimen (intervensi), tetapi

pemilihan kedua kelompok ini tidak menggunakan teknik acak

(Notoadmodjo, 2012). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pre test-post test control group design, berikut :

R1

1
2

Gambar 3.1 Desain PenelitianKeterangan

R : Responden penelitian
R1 : Responden kelompok perlakuan
R2 : Responden kelompok kontrol
X1 : Intervensi pada kelompok perlakuan
X0 : Kelompok kontrol tanpa perlakuan
O1 : Pre test pada kelompok kontrol dan perlakuan
O2 : Post test pada kelompok kontrol dan perlakuan
3.2. Populasi Sempel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien

hipertensi di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta. Berdasarkan

data dari Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta terdapat 762 pasien

kasus hipertensi yang datang ke Puskesmas Sibela Mojosongo

Surakarta pada 3 bulan terakhir. Populasi pada bulan November

2018 di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta terdapat 30 pasien

kasus hipertensi.
3.2.2 Sampel
Teknik sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2016). Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2015). Pengambilan sampel yang digunakan

pada penelitian ini adalah menggunakan teknik non probability

sampling yaitu purposive sampling yang didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Pada

penelitian eksperimen jumlah sampel minimum yaitu 15 orang dari

masing-masing kelompok (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini


3

terdapat 2 kelompok perlakuan dan setiap kelompok perlakuan besar

sampel 15 orang.
3.2.3 Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non

probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2015).


Metode pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan metode quota sampling yaitu teknik cara pengambilan

sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai

jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian

ini jumlah (kuota) yang dibutuhkan yaitu sebanyak 30 sampel

penelitian. Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya

sampel yang tersebut digunakan (Aziz, 2013).


Dengan menentukan ciri-ciri yang telah ditentukan sesuai dengan

kriteria-kriteria sampel sebagai berikut:


a) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai

sampel. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam

menentukan kriteria inklusi (Aziz, 2013). Pada penelitian ini

kriteria inklusinya adalah sebagai berikut:


Kriteria inklusi pada kelompok intervensi
1) Responden dengan hipertensi grade 2 (≥160/100)
2) Responden dengan usia 25-60 tahun.
3) Mempunyai riwayat hipertensi ≥ 2 tahun
4) Responden yang kooperatif.

Kriteria inklusi pada kelompok kontrol


4

1) Responden dengan hipertensi grade 2 (≥160/100)


2) Responden dengan usia 25-60 tahun
3) Mempunyai riwayat hipertensi ≥ 2 tahun
4) Responden yang kooperatif
5) Responden yang meminum obat anti hipertensi
b) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat

sebagai sampel penelitian (Aziz, 2013). Pada penelitian ini,

kriteria eksklusi adalah sebagai berikut :


1) Responden dengan perawatan khusus dan perawatan

medis (misalnya, stroke dengan fisioterapi)


2) Tidak mengikuti prosedur penelitian secara lengkap

(pretest, intervensi dan post test)


3.3. Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sibela

Mojosongo Kota Surakarta.


3.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan febuari — maret 2018.
3.4. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala pengukuran
3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam peneltian ini dikategorikan menjadi dua yaitu

(Sugiyono 2013):
a. Variabel bebas (independen)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu rebusan daun

salam dan relaksasi nafas dalam


b. Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel

terikat dalam penelitian ini yaitu tekanan darah.


5

3.4.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran


Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena (Aziz, 2013).


Definisi operasional dan skala pengukuran dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1.Variabel, Definisi Operasional, dan Skala pengukuran

No. Variabel Definisi Operasional Alat Hasil Skala

Ukur Ukur
1. Rebusan daun salam yang Gelas Sebelum Nomina

daun direbus dengan 2 dan l

salam gelas air sampai sesudah

(Variabel beberapa waktu pemberia

Independe hingga volume n rebusan

nt) menjadi 1 gelas. daun

salam
2. Relaksasi Napas dalam adalah SOP Sebelum Nomina

nafas teknik untuk Relaksa dan l

dalam menahan inpirasi si sesudah

secara maksimal dan Napas pemberia

menghembuskan Dalam n

nafas secara perlahan relaksasi

napas
6

dalam
3. Tekanan Angka yang didapat Tensim Hipotensi Ordinal

darah dari hasil pengukuran eter <90/60

(Variabel tekanan darah pada dan Normal

Dependent responden dengan stetosko 90/60-

) menggunakan p 120/80

tensimeter yang Hipertens

dilakukan sebelum i >140/90

dan sesudah

diberikan rebusan

daun salam dan jus

mentimun

3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data


3.5.1 Alat Penelitian
Alat yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah sebagai

berikut :
a.Tensi meter
b. Stetoskop
c.Bolpoin
d. Buku tulis
e.Timbangan
f. Gelas
g. Lembar observasi
h. SOP relaksasi napas dalam
i. Rebusan daun salam : berdasarkan jurnal Margowati, dkk, (2016)

dosis pemberian rebusan daun salam yaitu 5 lembar daun salam

dengan ukuran yang sama, direbus dengan 3 gelas air hingga

tinggal 1 gelas. Menurut dafriani, (2016), pemberian rebusan daun


7

salam dilakukan sehari 2 kali selama 5 hari. Menurut Hasanah,

(2014), air rebusan daun salam diminum sebelum makan.


j. Relaksasi napas dalam : berdasarkan jurnal elita tawang, dkk,

(2013) pemberian relaksasi nafas dalam selama 15 menit perhari

selama 2 hari.
3.5.2 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data mer
upakan langkah awal dalam mendapatkan data penelitian.

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan tahap sebagai

berikut:
a. Tahap persiapan
1. Peneliti meminta surat keterangan dari kampus STIKES

Kusuma Husada Surakarta untuk mengajukan permohonan ijin

studi pendahuluan ke Dinas Kesehatan Surakarta.


2. Peneliti mengajukan permohonan ijin studi pendahuluan ke

Dinas Kesehatan Surakarta.


3. Peneliti mengajukan permohonan ijin studi pendahuluan

kepada Kepala Puskesmas Sibela untuk pengambilan data di

wilayah kerja Puskesmas Sibela.


4. Peneliti menghubungi asisten peneliti unuk membantu

dalam penelitian.
b. Tahap pelaksanaan
1. Peneliti menetapkan responden yang sesuai dengan

kriteria inklusi penelitian.


2. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan

kepada responden dengan cara mendatangi setiap rumah

responden (door to door)


3. Melakukan wawancara pada responden tentang

kesediaannya menjadi responden.


8

4. Menjelaskan pada responden tentang tujuan,manfaat

dan akibat menjadi responden.


5. Peneliti memberikan lembar pemberian informasi dan

lembar persetujuan atau informed consent kepada responden

yang bersedia berpartisipasi dalam peneltian.


6. Memberi penjelasan kepada responden tentang tata

cara membuat, komposisi dan aturan minum air rebusan daun

salam dan relaksasi napas dalam satu kali dalam sehari.


7. Responden pada kelompok intervensi :
a) Pre test : peneliti melakukan pengukuran tekanan

darah pada lengan sebelah kiri sebelum pemberian rebusan

daun salam
b) Perlakuan : memberikan rebusan daun salam dan

relaksasi napas dalam . Rebusan daun salam diberikan 200

cc yang dibagi menjadi dua gelas masing-masing gelas

berisi rebusan daun salam 100cc yang di minum pada pagi

dan sore hari selama 5 hari berturut - turut. Relaksasi

napas dalam diberikan selama 15 menit perhari selama 5

hari berturut-turut.
c) Post test : peneliti melakukan pengukuran tekanan

darah pada lengan sebelah kiri atas setelah pemberian

rebusan daun salam.

8. Responden pada kelompok kontrol :


a) Pre test : peneliti melakukan pengukuran tekanan

darah pada lengan sebelah kiri pada hari pertama

penelitian
9

b) Perlakuan : tidak ada perlakuan pemberian rebusan

daun salam
c) Post test : peneliti melakukan pengukuran tekanan

darah pada lengan sebelah kiri atas pada hari ke lima

penelitian.
9. Melakukan rekapitulasi data responden.
3.6. Teknik Pengolahan dan Analisa data
3.6.1 Teknik Pengolahan Data
Menurut Aziz (2010), pengolahan data yang dilakukan melalui tahap-

tahap sebagai berikut:


a. Editing (pengeditan data)
Pada penelitian ini editing dilakukan untuk memeriksa kembali

kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan pada data pre-

test dan post-test pada semua kelompok baik intevensi maupun

kelompok. Editing dilakukan pada tahap pengumpulan data,

dimana peneliti melakukan pemeriksaan terhadap data yang

dapat pada pemeriksaan tekanan darah sebelum diberikan

rebusan daun salam dan rebusan daun salam (pre-test) dan

pemeriksaan tekanan darah setelah diberikan rebusan daun salam

dan relaksasi nafas dalam (post-test) sebanyak 200 ml dengan

frekuensi dua kali sehari masing-masing 100 ml pada pagi dan

sore hari selama 5 hari berturut-turut.


b. Coding (Pemberian Kode)
Coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan. Setelah data telah di periksa

kelengkapannya selanjutnya peneliti memberikan kode pada data

yang diperoleh untuk mempermudah dalam pengelompokan dan

klasifikasi data. Setiap item jawaban yang didapat pada lembar


10

observasi diberi kode sesuai dengan karakter masing-masing.

Pemberian kode adalah sebagai berikut : lembar observasi

pemberian rebusan daun salam pada kelompok intervensi

“diberikan” diberi kode 1 dan pada kelompok kontrol yang “tidak

diberikan” diberi kode 0. Sedangkan untuk tekanan darah maka

diberikan kode sebagai berikut : tekanan darah normal diberikan

kode 4, kode 3 apabila mengalami hipertensi ringan, kode 2

apabila mengalami hipertensi sedang dan kode 1 apabila

mengalami hipertensi berat.


c. Entering atau Entry Data (memasukan data)
Entering yaitu data dari masing-masing responden yang dalam

bentuk “kode” (angka) dimasukan kedalam program atau

software komputer. Penelitian ini menggunakan Microsoft Excel

dan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 22.


d. Tabulating (Menyusun Data)
Tabulating merupakan kegiatan memasukkan data hasil

penelitian kedalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan. Data

yang diperoleh kemudian dikelompokkan dan diproses dengan

menggunakan tabel tertentu menurut sifat dan kategorinya

(Sugiyono, 2015). Data yang dikelompokkan dalam penelitian ini

meliputi pemberian rebusan daun salam dan penurunan tekanan

darah yang berupa angka atau kode. Semua data tersebut

kemudian diolah dengan bantuan komputer.


e. Cleaning (Pembersihan Data)
Cleaning yaitu semua data dari setiap sumber data atau

responden selesai dimasukkan, dicek kembali utuk melihat


11

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode dan ketidak

lengkapan kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi

sehingga tidak terdapat kesalahan pada data yang sudah

dimasukan.
3.6.2 Analisis Data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian

(Sugiyono, 2015). Variabel numerik disajikan dalam bentuk tabel

statisistik, sedangkan variabel kategorik disajikan dalam bentuk

frekuensi dan persentase. Adapun variabel yang dianalisis

meliputi :

1. Tekanan darah sebelum diberikan rebusan daun salam dan

daun salam pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

di wilayah kerja wilayah kerja Puskesmas Sibela Surakarta.

2. Tekanan darah yang diberikan rebusan daun salam dan

daun salam pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di

wilayah kerja Puskesmas Sibela surakarta

b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi yaitu melihat

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat (Arikunto, 2012).

Analisa bivariat dalam penelitian ini untuk mengetahui adanya

pengaruh rebusan daun salam dan relaksasi napas dalam


12

terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Sibela Surakarta.


Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam

penelitian ini menggunakan metode analisis uji Shapiro-wilk

untuk sampel kecil jumlah sampel n = 30 (≤ 50). Ketentuan yang

digunakan yaitu nilai keyakinan sebesar 0,95 dan nilai kemaknaan

α = 0,05. Distribusi data normal atau tidak dapat dilihat dari nilai

p value, yaitu jika p value > 0,05 maka distribusi data normal dan

bila p value < 0,05 maka distribusi data tidak normal (Arikunto,

2012).
Analisis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian

rebusan daun salam dan relaksasi napas dalam terhadap tekanan

darah menggunakan uji statistik dengan dependent t test (paired)

bila data berdistribusi normal dan apabila data berdistribusi tidak

normal maka uji statistik dilakukan dengan cara non parametrik

yaitu Wilcoxon.
3.6.3 Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika saya menjadi subjek

penelitian adalah manusia. Maka penelitian harus memahami hak

dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan

dirinya, sehingga penelitian yang dilaksanakan benar-benar

menjunjung tinggi kebebasan manusia (Notoadmodjo, 2012). Bentuk

etika penelitian antara lain sebagai berikut :


1. Lembar persetujuan responden (Informend consent )
13

Lembar persetujuan responden merupakan lembar persetujuan

yang berisi penjelasan-penjelasan tentang maksud dan tujuan

penelitian, dampak yang mungkin terjadi selama penelitian.

Apabila responden telah mengerti dan bersedia maka responden

diminta menandatangani surat persetujuan menjadi responden.

Namun jika responden menolak, maka peneliti tidak memaksa.


2. Tanpa nama (anonymity)
Kerahasiaan dari identitas responden dalam penelitian ini akan

dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan semata-mata untuk

kepentingan penelitian. Kerahasiaan dalam penelitian ini dijaga

oleh peneliti dengan tidak mencantukan nama, hanya nomor

responden saja yang dicantumkan.


3. Kerahasiaan (confidentiality)
Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti. Semua informasi

yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya dan hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

4. Manfaat (benefit)
Pada saat penelitian, peneliti ini melaksanakan penelitian sesuai

dengan prosedur penelitian yang telah ditentukan untuk kelompok

intervensi dan kelompok kontrol, agar mendapatkan hasil yang

bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan

meminimalis dampak yang dapat merugikan bagi responden.


5. Keadilan (right to justice)
Bentuk keadilan dalam penelitian ini yaitu melakukan

pemeriksaan tekanan darah gratis pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol, yang membedakan hanya waktu melakukan


14

cek tekanan darah gratis, pada kelompok intervensi tekanan darah

gratis dilakukan setelah pre-test. Pada kelompok kontrol tekanan

darah gratis dilakukan pada saat post-test. Sehingga baik

kelompok intervensi dan kelompok kontrol tidak ada yang

dirugikan, memberikan pengobatan secara adil dan tidak berpihak

dalam perlakuan yang diberikan terhadap responden.

Anda mungkin juga menyukai