Tanda Baca Al
Tanda Baca Al
Harakat digunakan untuk mempermudah cara melapazkan huruf dalam tiap ayat Al Quran
bagi seseorang yang baru belajar dan memahami atau mengenal tanda baca dalam membaca
dan melapazkan Al Quran. Tulisan Al Quran atau yang biasa dikenal sebagai tulisan Arab
sering kitat temui tak hanya pada Kitab suci Al Quran saja, namun terdapat juga pada buku
cerita anak-anak, buku pendidikan yang bernapaskan islami terdapat tulisan Arab. Walaupun
dalam penulisannya tidak menggunakan harakat, karena pada umumnya sudah mengenal dan
mengetahui huruf harakat meski tidak diberi tanda, ketika membaca akan seperti timbul suara
penekanan pada tulisan Arab tertentu terutama pada kata yang tidak biasa digunakan guna
menghindari kesalah dalam membaca.
اس
ِ ّٰ ب ٱلنـ ِِّ قـ ُ ْل ٲع ُْوذ ُبـ ِ َر
1. Fathah
Fathah ( )فتحةadalah harakat yang berbentuk seperti garis horizontal kecil atau tanda petik ( ٰ )
yang berada di atas suatu huruf Arab yang melambangkan fonem (a). Secara harfiah, fathah
itu sendiri berarti membuka, layaknya membuka mulut saat mengucapkan fonem (a). Ketika
suatu huruf diberi harakat fathah, maka huruf tersebut akan berbunyi (-a), contonya huruf lam
( ) لdiberi harakat fathah menjadi “la” () َل. Cara melafazkannya ujung lidah menempel pada
dinding mulut
2. Alif Khanjariah
Tanda huruf ALif Khanjariah sama halnya dengan Fathah, yang juga ditulis layaknya garis
vertikal seperti huruf alif kecil ( ٰ ) yang diletakkan diatas atau disamping kiri suatu huruf
Arab, yang disebut dengan mad fathah atau alif khanjariah yang melambangkan fonem (a)
yang dibaca agak panjang. Sebuah huruf berharakat fathah jika diikuti oleh Alif ( )اjuga
melambangkan fonem (-a) yang dibaca panjang. Contohnya pada kata “laa” (َ )لdibaca dua
harakat.
3. Kasrah
Kasrah ( )كسرةadalah harakat yang membentuk layaknya garis horizontal kecil ( ِ ) tanda baca
yang diletakkan di bawah suatu huruf arab, harakat kasrah melambangkan fonem (i). Secara
harfiah, kasrah bermakna melanggar. Ketika suatu huruf diberi harakat kasrah, maka huruf
tersebut akan berbunyi (-i), contonya huruf lam ( )لdiberi harakat kasrah menjadi (li) () ِل.
Sebuah huruf yang berharakat kasrah jika bertemu dengan huruf “ya” ( ) يmaka akan
melambangkan fonem (-i) yang dibaca panjang. Contohnya pada kata ” lii ” ( )ليdibaca 2
harakat.
4. Dammah
Dammah ( )ضمةadalah harakat yang berbentuk layaknya huruf ” waw “( wau) ( )وkecil yang
diletakkan di atas suatu huruf arab ( ُ ), harakat dammah melambangkan fonem (u). Ketika
suatu huruf diberi harakat dammah, maka huruf tersebut akan berbunyi (-u), contonya huruf ”
lam ” ( )لdiberi harakat dammah menjadi (lu) () ُل.
Sebuah huruf yang berharakat dammah jika bertemu dengan huruf “waw” ( ) وmaka akan
melambangkan fonem (-u) yang dibaca panjang. Contohnya pada kata (luu) ()لـُو.
5. Sukun ( hara’kat )
Sukun ( )سکونadalah harakat yang berbentuk bulat layaknya huruf “ha” ( )هyang ditulis di
atas suatu huruf Arab. Tanda bacanya bila ditulis seperti huruf (o) kecil yang bentuknya agak
sedikit pipih. Harakat sukun melambangkan fonem konsonan atau huruf mati dari suatu
huruf, misalkan pada kata “mad” ( )مـ َ ْدyang terdiri dari huruf mim yang berharakat sehingga
menghasilkan bunyi fathah ( ) َمdibaca “ma”, dan diikuti dengan huruf “dal” ( )دyang
berharakat sukun yang menghasilkan konsonan atau bunyi (d) sehingga dibaca menjadi
“mad” ()مـَ ْد.
Harakat sukun juga misa menghasilkan bunyi diftong, seperti (au) dan (ai), cotohnya pada
kata ( )نـَ ْو ُمyang berbunyi (naum)u)) yang berarti tidur, dan juga pada kata ( )لَـيْنyang
berbunyi (lain) yang berati lain atau berbeda.
6. Tasydid
Tasydid ( )تشديدatau yang disebut syaddah ( )شدةadalah harakat yang bentuk hurufnya (w)
yang diberi atau seperti kepala dari huruf “sin” ( )سyang diletakkan di atas huruf arab (ِّ )
yang letaknya diatas suatu huruf Arab. Harakat tasydid melambangkan penekanan pada suatu
konsonan yang dituliskan dengan simbol konsonan ganda, sebagai contoh pada kata ( )شـَـدَّة
yang berbunyi (syaddah) yang terdiri dari huruf syin yang berharakat fathah ( )شyang
kemudian dibaca (sya), diikuti dengan huruf “dal “yang berharakat tasydid fathah ( ) َّدyang
menghasilkan bunyi (dda), diikuti pula dengan ta marbuta ( )ةdi akhir kata yang
menghasilkan bunyi (h), sehingga menjadi (syaddah).
7. Tanwin
Tanwin (bahasa Arab: التنوين, “at tanwiin”) adalah tanda baca (diakritik) harakat pada
tulisan Arab untuk menyatakan bahwa huruf pada akhir kata tersebut diucapkan layaknya
bertemu dengan huruf nun mati.
8. Wasal
Wasal (bahasa Arab: وصلة, dibaca: washlat) adalah tanda baca atau
diakritik yang dituliskan pada huruf Arab yang biasa dituliskan di atas huruf alif atau yang
disebut juga dengan Alif wasal. Secara ilmu tajwid, wasal berarti meneruskan tanpa
mewaqafkan atau menghentikan bacaan.
Harakat wasal selalu berada di permulaan kata dan tidak dilafazkan apabila berada di tengah-
tengah kalimat, namun akan berbunyi layaknya huruf hamzah apabila dibaca di awal kalimat.
ٱهدنا ٱلصرط
“ihdinas shiraat”
Bacaan tersebut memiliki dua alif wasal, yang pertama pada lafaz “ihdinaa” dan “as shiraat”
yang manakala kedua lafaz tersebut diwasalkan atau dirangkaikan dalam pembacaannya
maka akan dibaca “ihdinas shiraat” dengan menghilangkan pembacaan alif wasal pada kata
“as shiraat”.
Bacaan di atas terdiri dari kata “nasta’iin”, “ihdinaa dan as shiraat”, dengan mewasalkan lafaz
“ihdina” dengan lafaz sebelumnya, sehingga menghasilkan lafaz “nasta’iinuh dinaa”, dengan
mewasalkan lafaz “as shiraat” dengan lafaz sebelumnya, maka akan menghasilkan lafaz
“nasta’iinuh dinas shiraat”.
Alif wasal lebih sering dijumpai bersamaan dengan huruf lam atau yang disebut juga dengan
alif lam makrifah pada lafaz dalam bahasa Arab yang mengacu kepada kata yang bersifat
isim atau nama.
ٱلصرط
“as shiraat”
ٱلبقرة
“al baqarah”
ٱإلنسان
“al insaan”
9. Waqaf
Waqaf dari sudut bahasa artinya berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid
ialah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk
bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Waqaf dibagi menjadi 4
jenis, diantaranya :
- (faak) – كاﻒwaqaf memadai – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan
secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut
masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya.
- (nasaH) – حسنwaqaf baik – yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa mempengaruhi
makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya.
- (hiibaQ) – قبيﺢwaqaf buruk – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak
sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari
karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang
lain.
Tanda-tanda waqaf
- Tanda mim ( ) مـdisebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat
sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah
kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( ) م,
memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan
maksudnya.
- tanda jim ( ) ﺝadalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun
diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
- tanda sad ( ) ﺹdisebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik
untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tetapi tidak mengubah
makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain
lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad
- tanda qaf ( ) ﻕmerupakan singkatan dari “Qeela alayhil waqf” yang bermakna “telah
dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya”, maka dari itu lebih baik meneruskan
bacaan walaupun boleh diwaqafkan.
- tanda sad-lam ( ) لصmerupakan singkatan dari “Qad yoosalu” yang bermakna “kadang
kala boleh diwasalkan”, maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh
diwasalkan.
- tanda Qif ( ) ﻒيقbermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda
tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa
berhenti.
- tanda sin ( ) سatau tanda Saktah ( ) سکتﻪmenandakan berhenti seketika tanpa mengambil
napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru
untuk meneruskan bacaan.
- tanda Waqfah ( ) ﻪﻔقوbermaksud sama seperti waqaf saktah ( ) ﻪتکس, namun harus berhenti
lebih lama tanpa mengambil napas
- tanda Laa ( ) لbermaksud “Jangan berhenti!”. Tanda ini muncul kadang-kala pada
penghujung maupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak
dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh
berhenti atau tidak.
- tanda kaf ( ) ﻙmerupakan singkatan dari “Kathaalik” yang bermakna “serupa”. Dengan
kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul.
- tanda bertitik tiga ( … …) yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta’anuq
(Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara
membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada
tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.
Beberapa tanda baca alquran diatas, wajib dipelajari oleh mereka para muslim, karena jika
tanda baca salah maka untuk pengertian dari isi ayat atau bacaan alquran tersebut akan
menjadi salah.