Anda di halaman 1dari 9

MEREDUPNYA BAHASA IBU

“Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Teori Belajar
Bahasa yang diampu oleh dosen Latifah, M.Pd.“

Disusun oleh :

Kelompok 6

Wiwi Pratiwi 17210259


Nisrina Bilqis 17210276
Alis Pitriyanti 17210229
Yogi Irawan 17210290
M. Maulana Ibrahim 17210327

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

( IKIP ) SILIWANGI

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Sudaryono Bahasa merupakan sarana berkomunikasi secara efektif meskipun


masih tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa tersebut dapat menjadi suatu sarana
komunikasi yang menjadi sumber dari kesalah pahaman.

Kata bahasa sendiri memiliki arti yaitu kemampuan dari manusia untuk menuturkan sesuatu hal
kepada manusia lain baik dengan menggunakan kata, tanda maupun gerakan tubuh.

Bahasa merupakan alat komunikasi. Tanpa bahasa kita tidak dapat berkomunikasi atau
berinteraksi dengan orang lain. Selain merupakan alat komunikasi, bahasa berfungsi sebagai
identitas bangsa dan alat pemersatu bangsa. Salah satunya yaitu Bahasa Indonesia dan juga ada
bahasa ibu atau bahasa daerah . Bahasa ibu menjadi identitas daerah dan menjadi ciri khas daerah
yang ada diIndonesia.

Keberadaan sebuah bahasa ibu atau bahasa daerah sangat erat dengan eksistensi suku bangsa
yang melahirkan dan menggunakan bahasa tersebut. Bahasa ibu menjadi unsur pendukung utama
tradisi dan adat istiadat. Bahasa juga menjadi unsur pembentuk ciri khas, seni, kebudayaan, hingga
peradaban sebuah suku bangsa. Bahasa daerah dipergunakan dalam berbagai upacara adat, dan
dalam percakapan sehari-hari di suatu daerah . Dengan demikian bahasa daerah merupakan unsur
pembentuk budaya daerah dan sekaligus budaya nasional.

B. Rumusan Masalah
1. Jenis bahasa apa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari?
2. Bagaimana bahasa anak-anak dalam proses berbicara sehari-hari ?
3. Faktor-faktor apakah yang melatarbelakangi meredupnya bahasa ibu ?
C. Tujuan penelitian

Dengan diadakannya penelitian untuk mengetahui seberapa meredupnya bahasa ibu


dikalangan anak-anak dan juga untuk mengetahui sejauh mana penggunakan bahasa ibu di
kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan khususnya tentang


penggunaan bahasa ibu dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pengembangan
bahasa ibu di lingkungan kehidupan sehari-hari pada anak-anak.
BAB II
KAJIAN TEORI ATAU LANDASAN TEORI

A. Bahasa Daerah

Menurut Sayanda Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan dalam satu wilayah di
sebuah negara dan digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh warga di daerah tersebut.
Jumlah penutur bahasa daerah tersebut haruslah lebih sedikit daripada jumlah populasi
keseluruhan di negara tersebut. Jika jumlah penutur lebih banyak, maka bahasa tersebut adalah
bahasa nasional.

Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara
kebangsaan pada suatu daerah kecil, negara bagian federal, provinsi, atau daerah yang lebih luas

Bahasa daerah juga bahasa yang dapat digolongkan ke dalam salah satu bahasa daerah yang
terdapat di wilayah Negara Indonesia, bahasa daerah juga menjadi ciri khas yang menjadi tradisi
dari daerahnya sendiri, indonesia mempunyai banyak bahasa yang beragam.

B. Meredupnya bahasa daerah

Meredupnya bahasa daerah kita dikarenakan kita sendiri yang tak pernah merawat dan
menularkannya kepada generasi penerus. Dewasa ini bahasa daerah semakin hari semakin terkikis
karena tanpa kita sadari kita menekan keluar dan menggantinya dengan bahasa asing yang terus
menerus masuk ke lingkungan kita. Adapun 4ocal4 yang mempengaruhi hilangnya bahasa daerah
yaitu bimbingan orang tua yang sejak kecil telah mencentuskan dan mengajarkan kepada anaknya
untuk berbicara bahasa asing seperti bahasa inggris sehingga tak jarang terkadang bahasa
Indonesia pun juga ikut terpengaruh, pendidikan sekarang yang mengharuskan siswanya memakai
bahasa asing setiap harinya sehingga ini membiasakan untuk terus menerus menggunakan bahasa
asing sehingga bahasa daerah pun terlupakan, di sekolah mulai dari Sekolah Dasar, SMP sampai
dengan SMA bahasa daerah hanya masuk pelajaran muatan 4ocal bahkan ada di sebuah Sekolah
Kejuruan bahasa daerah tidak ada atau tidak di masukkan ke dalam mata pelajaran.
BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian meleburnya bahasa daerah merupakan kegiatan mendapatkan informasi dari


sebuah narasumber dengan metode wawancara. Metode wawancara menurut Lexy J Moleong
(1991:135) dikemukakan bahwa wawancara merupakan suatu percakapan dengan tujuan-tujuan
tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk
memperoleh informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan
permasalahan penelitian.

Wawancara atau interview adalah suatu percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara ialah untuk
memperoleh informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan
cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber.

Sebagai bahan penelitian, maka dalam data terkandung objek penelitian ( gegestand ) dan
unsur lain yang membentuk data, yang disebut konteks ( objek penelitian ) ( Mahsun, 2005: 19 )

Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis mengapa terjadi meredupnya


bahasa daerah dikalangan anak-anak pada kehidupan seharu-hari. Objek penelitian ini adalaah
anak-anak berumur kisaran 7-9 tahun.

Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dengan teknik mencatat . Dalam


pengumpulan data , penelitian meredupnya bahasa daerah dikalangan anak-anak , kemudian
mencatat setiap data yang diucapkan oleh narasumber , setelah data terkumpul , maka tahapan
berikutnya mengumpulkan faktor-faktor meredupnya bahasa daerah . Hal ini dilakukan untuk
mempermudah penulis dalam mengalisis data .
BAB IV
ANALISIS DATA

Kami melakukan penelitian tentang meleburnya bahasa daerah dengan menggunakan


metode penelitian wawancara dengan narasumber empat orang anak-anak dengan kisaran umum
7-9 tahun yang bernama Awan bayu gunawan, Adrian , Rizky Apriliansyah , Fikri Sidikin
Syaputra. Dari keempat anak ini memiliki kebiasaan berbahasa yang berbeda-beda satu sama lain
antara lain:

Narasumber yang pertama adalah Rizky Apriliansyah anak laki-laki yang berumur 7 tahun
dia bersekolah di Baros Mandiri 2 dan duduk dibangku kelas 2 dia lahir dari keluarga yang berasal
dari asli Jakarta namun Rizky lahir di Cimahi dan besar di Cimahi , tetapi Rizky tidak biasa
menggunakan bahasa ibu dari kota Cimahi Ini yaitu bahasa sunda , Rizky mengalami kesulitan
untuk berbicara dan mempelajari bahasa sunda di karenakan lingkungan tempat tinggal Rizky
menggunakan bahasa Indonesia dan tidak menggunakan bahasa ibu. Walaupun rizky dikelilingi
dengan teman-teman yang asli orang sunda tetap saja Rizky tidak bisa menggunakan bahasa daerah
dan tetap menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan teman-teman sebayanya.

Narasumber yang kedua adalah Awan Bayu Gunawan anak laki-laki yang berumur 9 tahun
dia bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah mekarasari dan duduk di bangku kelas 9 dia lahir di Cimahi
dan besar di Cimahi, dia selalu menggunakan bahasa sunda dimana pun dia berinteraksi dengan
teman-teman sebayanya karena orang tuanya yang selalu membiasakan berbahasa ibu, walaupun
teman-temannya banyak yang berbicara bahasa Indonesia, kebanyakan teman-temannya
menggunakan bahasa Indonesia tetap saja dia menggunakan bahasa ibu atau daerah.

Narasumber yang ketiga adalah Adrian anak laki-laki yang berumur 8 tahun dia bersekolah
di Baros Mandiri 2 dan duduk dibangku kelas 2 dia lahir di Cimahi dan besar di Cimahi, dia selalu
menggunakan bahasa yang campuran kadang bahsa Indonesia kadang juga bahasa ibu kebanyakan
dia menggunakan bahasa ibu ketika sedang berbicara dengan orang tua atau keluarganya, tetapi
kadang menggunakan bahasa Indonesia ketika bermain dengan teman-temannya, Andri ini
ketergantunngan berbahasa ketika berbicara dengan orang tua dia menggunakan bahasa ibu, ketika
dia berinteraksi disekolah dia selalu berbicara bahasa Indonesia.
Narasumber yang keempat adalah Fikri Sidikin Syaputra anak laki-laki yang berumur 7
tahun dia sekolah di Baros Mandiri 2 dan duduk dibangku kelas 2 dia lahir di Cimahi dan besar di
Ciamhi, dia menggunakan bahasa campuran tergantung kondisi yang sedang dihadapinya dia
berbicra menggunakan bahasa yang mnanya, terkadang menggunakan bhasa ibu di sikolahan dan
kadang juga berbivara bahasa Indonesia dirumahnya, tergantung orang yang diajak bicaranya
menngunakan bahasa apa yang di ucapkan, dia mampu menggunakan dua bahasa ketika dia
berbicara dengan orang yang menggunakan bahasa ibu atau bahasa Indonesia.
BAB V
PENUTUP
Simpulan

Dengan adanya penelitian meredupnya bahasa ibu kita dapat mengetahui seberapa hilangnya
bahasa ibu dikalangan anak-anak diwilayah lingkungan sekitar yang tidak menggunakan bahasa
ibu, dan banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi redupnya bahasa ibu, dengan diadakannya
penelitian ini bisa menghidupkan lagi bahasa ibu di kalangan anak-anak.

Saran

Dengan banyaknya bahasa yang digunakan oleh setiap orang maupun yang masih balita hingga
tua, bahasa ibu tidaklah mengilang atau punah karena bahasa ibu adalah bahasa yang menjadi ciri
khas dalam suatu daerah yang menjadi tradisi suatu daerah, walaupun banyaknya bahasa di
Indonesia tetap saja bahasa ibu di utamakan karena bahasa ibu pertama kedua bahasa Indonesia
dan terakhir bahasa asing.
Daftar Fustaka

https://griyawardani.wordpress.com/tag/bahasa-daerah-hilang/

http://eprints.uny.ac.id/9186/2/bab%201-04201241021.pdf

https://www.sayanda.com/pengertian-bahasa-daerah/

Anda mungkin juga menyukai