Anda di halaman 1dari 20

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

JUNI ROMAITO RAJAGUKGUK

PROGRAM STUDI DIPLOMA DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH
KABUPATEN TAPANULI TENGAH
T.A 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Model konseptual merupakan rancangan terstruktur yang berisi konsep-konsep yang


saling terkait dan saling terorganisasi guna melihat hubungan dan pengaruh logis antar
konsep. Model konseptual juga memberikan keteraturan untuk berfikir, mengamati apa yang
dilihat dan memberikan arah riset untuk mengetahui sebuah pertanyaan untuk menanyakan
tentang kejadian serta menunjukkan suatu pemecahan masalah (Potter & Perry, P 270, 2005).
Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok situasi
atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik.Teori-teori yang terbentuk
dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian
dan fenomena dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas
pengetahuan paraahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigm
keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat
perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan
kerangka kerja dalam riset keperawatan.
Keperawatan sebagai ilmu dan profesi harus didukung oleh teori dan model konseptual
keperawatan agar layanan keperawatan yang diberikan semakin professional.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana teori lingkungan Nightingle


2. Bagaimana teori pencapaian King
3. Bagaimana model adaptasi Roy
4. Bagaimana teori system kesehatan Betty Neuman
5. Bagaimana teori Rogers
6. Bagaimana teori Orem

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi model konseptual keperawatan
2. Untuk mengetahui karaakteristik model-model konseptual dalam keperawatan

D.Manfaat
1. Dapat mengetahui model lingkungan Nightingle
2. Dapat mengetahui teori pencapaian King
3. Dapat mengetahui adaptasi Roy
4. Dapat mengetahui system kesehatan Betty Neuman
5. Dapat mengetahui teori Rogers
6. Dapat mengetahui teori Orem
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Konseptual

Model konseptual diperlukan untuk memandu praktik dan penelitian keperawatan


keluarga. Hal ini dianggap penting terkaid dengan keperawatan keluarga karena berpikir
secara timbal balik dan sistematis dalam keperawatan keluarga membutuhkan peralihan
paradigma dari pendekatan individu sebagai klien menjadi keluarga sebagai klien. Sumber
konsep dan teori keperawatan keluarga berfungsi untuk membedakan , menjelaskan atau
memperkirakan fenomena yang ada dalam keperawatan. Pengertian teori dari beberapa ahli :
1. Teori adalah suatu sel interaksi kontruksi (konsep), definisi dan proposisi yang
menghasilkan suatu pandangan sistemik dan fenomena dan pengkhususan hubungan antara
variable dengan tujuan yang menjelaskan dan memprediksikan fenomena (kerlinjger, 1979,
hal 9)
2. Teori adalah deskripsi atau penjelasan tentang fenomena dan hubungan antara fenomena-
fenomea tersebut (steven, 1979)
3. Konsep adalah suatu yang dihasilkan dengan abtraksi atau pemisahan karakteristik ide-
ide, menempatkan pada kelas atau pola.
4. Model konseptual adalah sala satu yang mencerminkan realita dengan menempatkan
kata-kata yang merupakan konsep ke dalam model dengan cara yang sama dengan pembuat
model pesawat mode pesawat memasang sayap,badan pesawat dan cockpit.
5. Model konseptual adalah suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangka tentang serangkaina ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi
atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya.

Antara model dan teori ada suatu kesamaan dalam pengertian, namun sebenarnya
berbeda dalam beberapa hal diantaranya pada tingkat abstraknya.
1. Model konseptual memakai system dengan abstrak yang tinggi dari model konsep
global dan dalil-dalil.
2. Model konseptual tidak dapat diuji secara langsung karena konsepnya tidak terdefinisi
secara operasional, namun hubunganya dapat diobsevasi.
3. Teori berfokus pada satu atau lebih konsep dan pernyatan yang konkret dan spesifik.
4. Teori dapat didefinsikan secara operasioal dan dinyatakan secara jelas, serta diformulasi
suatu hypotesa sehingga dapat diuji melalui riset.
B. Model Konseptual Keperawatan Keluarga

Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan kerangka kerja
konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan. Model
konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor
yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang adaptif dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan
upaya menolong orang tersebut, mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan
mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu
keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan
unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah
tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga
dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika
seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam
perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan
seseorang (klien)
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk
lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari
setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif
manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer.Teori keperawatan dan model
konseptual adalah sebagai berikut:
a. Orientasi system: system periaku dari Johnson. model konseptual system dari Neuman
b. Orientasi perkembangan.: model konseptual perawtan diri dari Orem
c. Orientasi interaksi dan system: model adaptasi dari Roy, model system terbuka dari
King
d. Orientasi system dan perkembangan: model proses kehidupan dari Roger.
C. Model Sistem Perawatan Kesehatan dari Betty Neuman.

Pada publikasi Neuman taun 1970-an tentang model sistemnya, ia tidak membahas
keluarga. Dalam komplikasi akhir dari bab tentang model ini Neuman, disunting oleh
Neuman (1982) model terwsebut diperluas yang berhubungan dengan keluarga sehingga
penerima asuhan kepeerawatan termasuk keluarga. Dua bab dari naskah yang terakhir ini
menerapkan model dari Neuman untuk system keluarga (Reed, 1982) dan terapi keluarga
(Goldblum-Graff dan Greff, 1982). Dalam bab ini keluarga diuraikan sebagai target yang
tepat baik untuk pegkajian dan intervensi perimer, sekunder dan tersier. Proses keperawatan
digunakan sebagai penghubung antara teori keluarga dan praaktik. Keperawatan (Faw Cett,
1984). Belakangan ini Mischke-Berkey dkk (1989) dengan tekun mengadaptasi model dari
Neuman untuk digunakan dalam pengkajian dan intervensi keluarga. Model dari Neuma
karena konsep keluarga telah diidentifikasi dan diterapkan, tampak agak bermanfaat untuk
membimbing praktik keperawatan keluarga.
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep “Healt care system”
yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada
penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau
normal maupun resistan dnegan sasaran pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman
mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan
pendekatan system terbuka. Faktor yang perlu di perhatikan adalah: fisiologi individu,
psikologi individu,sosial cultural, perkembangan individu
1. Asumsi Teori Model Betty Neuman
Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon terhadap tekanan
yaitu :
a. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan
merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual.
b. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar klien
atau sistem klien.
c. Sehat
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat merupakan
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi
stressor.
2. Pernyataan Teori Sistem Model Neuman
Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat terhadap klien dengan
tingkatan yang menyangkut bermacam-macam pengaruh terhadap respon klien akibat
tekanan atau stress.
Klien dalam hubungannya timbal balik dengan lingkungan sekitarnya selalu membuat
keputusan yang menyangkut hal atau sesuatu yang akan berakibat kepadanya. Ada 4 faktor
yang merupakan konsep mental klien yaitu: individu atau pasien itu sendiri, lingkungan
sekitarnya, kesehatan, pelayanan
3. Bentuk Logika Teori Model Neuman
Bentuk Neuman menggunakan logika deduktif dan induktif dalam mengembangkan teori
modelnya yang telah dipertimbangkan terlebih dahulu. Betty Neuman menemukan teori
modelnya dari berbagai teori dan disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil dari
pengamatan dan pengalaman selama ia bekerja dipusat kesehatan mental keperawatan.
4. Model Betty Neuman Dalam Lingkungan Komunitas
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara
memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan
keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :
a. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel yang
berupa: pendidikan kesehatan dan mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang
dapat dilakukan klien dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
b. Intervensi yang bersifat prevensi, dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :
1) Deteksi dini gangguan kesehatan Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dll.
2) Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya : konseling pra
nikah
c. Intervensi yang bersifat kuratif, dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
d. Intervensi yang bersifat rehabilitative, dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila
garis pertahanan resisten yang terganggu.
Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua aktor utama : komunitas yang
merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5
tahapan :pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

D. Model Perawatan Diri dari Orem.

Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika.


Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana
keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir
profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat
pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun
1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia
mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia
pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada
tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan
ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of
Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi kedua
tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas).
1. Pengertian Keperawatan Mandiri (self care)
Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh
individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980).
Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care
dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak
mampu.
2. Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing.
Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
a. Self Care (Perawatan Diri)
Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan kebutuhan.
Perawatan diri sendiri merupakan suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat
yang berlangsung secara berkelanjutan sesuai dengan keadaan dan keberadaannya, keadaan
kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara
kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care
dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori /
persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan
persyaratan kesehatan. Penekanan teori self care secara umum :
1) Pemeliharaan intake udara
2) Pemeliharaan intake air
3) Pemeliharaan intake makanan
4) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
7) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai
dengan potensinya.

b. Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)


Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat dalam
memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori defisit perawatan diri Orem
menjelaskan bukan hanya saat keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang
lain dengan menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan untuk, memandu,
mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan perawatan diri saat ini atau di masa
yang akan datang.
c. Nursing system (Sistem Keperawatan)
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh
perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan
kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1) The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
2) The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak
karena sakit atau kecelakaan.
3) The supportive - Educative system
Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk
dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
4) Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui metode bantuan yang
meliputi :acting atau melakukan sesuatu untuk klien, mengajarkan klien, mengarahkan klien,
mensupport klien.

3. Keyakinan dan Nilai - Nilai


Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
a. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan
self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
b. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan self care yang berperan
untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
c. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhankeperluan self care
dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
d. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan
untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self
care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.
4. Tiga Kategori Self Care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan sebagai
keperluan self care (self care requisite), yaitu :
a. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia
dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada
kebutuhan dasar manusia.
1) Pemeliharaan kecukupan intake udara
2) Pemeliharaan kecukupan intake cairan
3) Pemeliharaan kecukupan makanan
4) Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat
5) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia
6) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi
7) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk
menjadi normal.
b. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat perkembangan
individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan
hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
c. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan
merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan
yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.

5. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s


Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan
keluarga adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik.
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan
pada praktek keperawtan keluaga adalah sebagai berikut:
a. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;
b. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya
c. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi
d. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di
rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
Teori Orem tentang perawatan diri, kurangnya perawatan dari, system perawatan
berorientasi pada individu.individu (klien) dianggap sebagai penerimaan asuhan
kepaerawatan yang utama. Keluarga dipandang sebagai factor syarat dasar bagi anggota
keluarga (klien) atau sebagai kontek utama di mana individu berfungsi. Perawat juga
membantu memberi perawatan yang tidak mandiri (anggota keluarga dewasa yang merawat
individu yang tidak mandiri) dan dalam melaksanakan tugas ini mereka diaggap sebagai
individu dari pada keluarga atau subsistem keluarga (Orem, 1983).
Orem tidak mengungkapkan bagaimana konsep teori keluarga dapat di gabungkan ke
dalam model praktik perawatan tersebut. Tadyah 1985, akan tetapi, melaksanakan tugas
untuk menguraikan bagaimana struktur, fungsi dan perkembangan keluarga dapat
diartikulasika dengan model dari Orem. Karena unit analisis membedakan antara dua teori
tersebut, artikulasi yang diuraikan Tadych tersebut bersifat pelengkap meskipun filosofi
perawatan diri cukup relevan dengan keperawatan keluarga, konsep saat ini dari Orem tidak
memberikan konsep mendasar untuk bekerja dengan keluarga sebagai klien. Chin,1985.
mengatakan bahwa satu alasan mengapa terdapat kekurangan dari kemampuan penerapan
model dari orem pada keluarga sebagai sebuah unit adalah bahwa syarat-syarat perawatan diri
bagi keluarga berbeda dengan untuk individu. Hal ini tentunya merupakan suatu kemajuan
dalam upaya untuk menggunakan syarat-syarat perawatan diri yang berorientasi pada
individu dari Orem untuk mengkaji keluarga. Upaya-upaya selanjutnya seperti ini sangat
diperlukan, seingga teori Orem akan lebih bermanfaat untuk beerja dengan keluarga sebagai
klien.

E. Model Pencapaian Tujuan dari Imogene King.

King memandang keluarga sebagai system social dan konsep utama dalam
modelnya.Keluarga diperlukan baik sebagai kontek maupun klien.
King menjelaskan bahwa teori pencapaian tujuan bermanfaat bagi perawat bila terpanggil
untuk membantu keluarga dalam memelihara kesehatan mereka atau mengatasi masalah atau
keadaan sakit (1983 hal. 1982). King terus menguraikan modelnya sebagai perawat untuk
membantu anggaota keluarga menyusun tujuan untuk mengatasi masalah dan mengambil
keputusan, karena model tersebut beroriantasi padasistemdan intervensi dengan perluasan isi
keluarga yang lebih jauh, model tersebut cukup bermanfaat dalam keperawatan keluarga.
1. Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King
Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-
personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori pencapaian tujuan
. Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka terutama berhubungan
dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan dalam sistim interpersonal karena
menekankan pada interaksi antara dua orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam
sistem sosial karena mereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di
dalam sistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey & Alligood,2006).
Dalam interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut
King, intensitas dari interpersonal system sangat menentukan dalam menetapkan pencapaian
tujuan keperawatan.Adapun beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen
&Kenney,1995):
a. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai system terbuka, mampu
berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan lingkungannya. Individu merupakan
anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi,
menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak danrespon
yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.Sistem personal dapat dipahami
dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri,
pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.
b. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi
ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konsep tentang peran, interaksi, komunikasi,
transaksi, stress, koping.
c. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatanlingkungan.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan
kesehatan. Sistem sosial dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep
organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.
2. Konsep Interaksi Imogene M. King
King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia
seutuhnya ( Human Being) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten berinteraksi dengan
lingkungannya. Asumsi dasar King tentangmanusia seutuhnya ( Human Being) meliputi
sosial, perasaan, rasional, reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.
Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut lebih
spesifik terhadap interaksi perawat – klien:
a. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
b. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klienmempengaruhi interaksi
c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
e. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi.
f. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
g. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat
berbeda.
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep
utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek
keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:
a. Interaksi, King mendefinisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsidan
komunikasi antara individu dengan individu, individu dengankelompok, individu dengan
lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai
tujuan.
b. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan
dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,genetika dan latarbelakang
pendidikan.
c. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada
orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
d. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentudalam pencapaian
tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia
dengan lingkungannya.
e. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam
sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dankewajiban sesuai dengan posisinya.
f. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibatinteraksi manusia
dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaranenergi dan informasi antara manusia
dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
g. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.Tumbuh
kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilakuyang kondusif untuk
membantu individu mencapai kematangan.
h. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akandatang. Waktu
adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwayang lain sebagai pengalaman yang
unik dari setiap manusia.
i. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.
Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.
Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :
a. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,dalam
memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan melalui
hubungan perawat dan klien untuk melakukankontrak untuk pencapaian tujuan.
b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi danmerupakan
respon individu.
c. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhiantara perawat
dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
d. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadisuatu persetujuan
dalam rencana tindakan keperawatan yang akandilakukan (Murwani A, 2009).

3. Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King


a. Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara klien dan
perawatyang selama pengkajian , pembuatan tujuan, dan menjalankannya, terjaditransaksi
dan tujuan dicapai.
b. Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal) ataukelompok
(sistem interpersonal) yang tidak mampu mengatasi peristiwaatau masalah kesehatan ketika
berinteraksi dengan lingkungan.
c. Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu untuk
melakukanaktivitas kehidupan sehari-hari dalam peran sosial yang lazim; suatu pengalaman
hidup yang dinamis dalam penyesuaian terus-menerusterhadap stresor lingkungan melalui
penggunaan sumber-sumber yangoptimum.
d. Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan setiap sistem sosial
dalammasyarakat ; sistem sosial adalah kekuatan dinamis yang memengaruhi perilaku sosial,
integrasi, persepsi, dan kesehatan, seperti rumah sakit,klinik, lembaga komunitas, dan
industri.

Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis, 1997) secara implicit: klien ingin
berpartisipasi aktif dalam proses perawatan dan klien secara sadar, aktif dan mampu
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Secara explicit:
a. Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungan dengan tujuan
kesehatan untuk manusia.
b. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional,dan kemampuan
dalam bereaksi, menerima, mengontrol, mempunyaimaksud-maksud tertentu sesuai dengan
hak dan respon yang dimilikinyaserta berorientasi pada tindakan dan waktu.
c. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-tujuan,kebutuhan, dan nilai-
nilai antara perawat - klien.
d. Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan, kesehatan, dan pelayanan kesehatan namun
klien juga berhak untuk menolaknya.
e. Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada individumencakup semua aspek
termasuk dalam keputusan memberi informasi.
f. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.

4. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan


a. Pengkajian
1) Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa
pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan tentang diri
dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
2) Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,diantaranya adalah :
Tingkat tumbuh kembang, Pandangan tentang diri sendiri, Persepsi yang merupakan dasar
pengumpulan dan interpretasi data terhadap status kesehatan, Pola komunikasi diperlukan
untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi. dan Sosialisasi
b. Diagnosa Keperawatan
1) Dibuat setelah melakukan pengkajian.
2) Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
3) Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa
keperawatan.
c. Perencanaan
1) Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
2) Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut
dilakukan.
3) Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkantujuan dan membuat
keputusan.
4) Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut serta
dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.
d. Implementasi
1) Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktualuntuk mencapai
tujuan.
2) Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
e. Evaluasi
Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai danmembahas tentang
pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan(Perry & Potter, 2005).
5. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Praktik Keperawatan
Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan sistem.
Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan tujuan yang akan
dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini
sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan professional.Teori ini juga dapat
digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada psikologi,
sosialkultural, dan konsep interpersonal.
Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik adalah (Meleis,
1997) :
1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.
2. Klien dengan penyakit ginjal.
3. Caring dalam keluarga.
4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan lingkungankerja.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan keperawatan psikiatri.
7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.
8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.
9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.
Kesimpulan model dari Imogene King:

1. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari


kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang
Human Being.
2. Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal systems dengan berorientasi
pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu : interaksi, persepsi,
komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu, dan ruang.
3. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan
dapat diamati dalam praktek keperawatan.
4. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu
pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam
memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar,
guru dan juga peneliti. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan,
perkembangan iptek, sosial,ekonomi dan politik.
F. Model Adaptasi dari Roy.

Roy menjelaskan bahwa keluarga dan juga individu, kelompok, organisasi, social, serta
komunitas dapat dijadikan unit analisis dan focus praktik keperawatan, karena para perawat
mengkaji orang sebagai system yang adaptif, meraka perlu mengkaji keluarga bila keluarga
merupakan focus perawatan..Intervensi keperawatan mempertinggi stimulasi (fokal,
konstektual dan residual) untuk meningkatkan adaptasi dari system keluarga (Roy 1983,hal
275). Perbaikan da perluasan konsep keluarga lebih lanjut sangat diperlukan,tetapi terdapat
kongruensi dan aplikabilitas yang mendasar dari model ini keperawatan keluarga Karena itu
teori adaptasi dati Roy tampaknya juga tetap menjanjikan dalam batasan menguraikan atau
menjelaskan fenomena keperawatan keluarga,padahal Roy mengatakan bahwa masalah
keperawatan melibatkan mekanisnme koping yang tidak efektif, yang menyebabkan respon
yang tidak efektif, merusak integritas individu tersebut. Gagasan ini dapat diperluas hingga
keunit keluarga dimana pola koping keluarga yang tidak efektif menimbulkan masalah-
masalah yag berubungan dengan fungsi keluarga (Mc Cubbin dan Figley, 1983). Masalah
teori ini menekankan promosi kesehatan dan pentingnya membantu klien dalam menipulasi
lingkungan mereka, kedua gagasan tersebut memiliki arti yang penting daam kesehatan.

G. Model Proses Kehidupan dari Roger.


Dalam teori Roger, focus dari keperawatan adalah pada proses kehidupan umat mausia.
Tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan interaksi simfonis anatara manusia dan
lingkungannya (Meleis 1985). Dalam-dalam tulisan yang terdahulunya dari tahun 1970
hingga 1980, roger tidak berbicara tentang keluarga. Tetapi pada tahun1983 Roger
menegaskan bahwa model konseptualnya dapat diterapkan pada keluarga sama seperti pada
induvidu. Bagi Roger, keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang energi keluarga
yang tidak bisa dikurangi, bersifat empat dimensi,negentropik, yang menjadi focus studi
dalam keperawatan.Wall (1981) secara jelas memperlihatkan kongruensi dan aplikabilasi
teori Roger untuk pengkajian keluarga yang mengilustrasikan hal ini dengan menggunakan
konsep Roger tentang saing melengkapi, resonansi dan helicy untuk meguraikan system
keluarga. Peninggalan Roger ini secara jelas dikaitkan dengan teori sistem umum dan karena
orientasi ini maka ada suatu kesesuaian antara teori keperawatan dari Roger dan keperawatan
keluarga.
H. Model Lingkungan dari F. Nightingale

Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis daan lingkungan sosial.
1. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor
tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan
baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus
memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien
ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada
pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik
dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam
mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari
pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal
yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
3. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan data-
data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan
penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan
pasien pada umumnya.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Model konseptual merupakan rancangan terstruktur yang berisi konsep-konsep yang


saling terkait dan saling terorganisasi guna melihat hubungan dan pengaruh logis antar
konsep. Model konseptual juga memberikan keteraturan untuk berfikir, mengamati apa yang
dilihat dan memberikan arah riset untuk mengetahui sebuah pertanyaan untuk menanyakan
tentang kejadian serta menunjukkan suatu pemecahan masalah.
Model-model Konseptual yang ada dalam keperawatan seperti model Self Care (Orem),
Human Beings (Rogers), Adaptasi (Roy), Praktek Keperawatan (Neumans), Perilaku
(Johnson), Budaya (Leininger), dan Teori Henderson. Model-model tersebut memiliki
karakteristik tersendiri yang dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.

B. SARAN

Perawat sebaiknya sudah harus memahami dan mengerti tentang model-model yang ada
dalam keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara
lebih professional. Serta dapat menggunakan model konseptual keperawatan dalam
memperkuat profesi dan memperbaiki image perawat pada saat ini.

Anda mungkin juga menyukai