DISUSUN OLEH :
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi model konseptual keperawatan
2. Untuk mengetahui karaakteristik model-model konseptual dalam keperawatan
D.Manfaat
1. Dapat mengetahui model lingkungan Nightingle
2. Dapat mengetahui teori pencapaian King
3. Dapat mengetahui adaptasi Roy
4. Dapat mengetahui system kesehatan Betty Neuman
5. Dapat mengetahui teori Rogers
6. Dapat mengetahui teori Orem
BAB II
PEMBAHASAN
Antara model dan teori ada suatu kesamaan dalam pengertian, namun sebenarnya
berbeda dalam beberapa hal diantaranya pada tingkat abstraknya.
1. Model konseptual memakai system dengan abstrak yang tinggi dari model konsep
global dan dalil-dalil.
2. Model konseptual tidak dapat diuji secara langsung karena konsepnya tidak terdefinisi
secara operasional, namun hubunganya dapat diobsevasi.
3. Teori berfokus pada satu atau lebih konsep dan pernyatan yang konkret dan spesifik.
4. Teori dapat didefinsikan secara operasioal dan dinyatakan secara jelas, serta diformulasi
suatu hypotesa sehingga dapat diuji melalui riset.
B. Model Konseptual Keperawatan Keluarga
Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan kerangka kerja
konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan. Model
konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor
yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang adaptif dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan
upaya menolong orang tersebut, mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan
mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu
keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan
unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah
tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga
dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika
seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam
perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan
seseorang (klien)
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk
biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan kelompok lain termasuk
lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari
setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif
manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer.Teori keperawatan dan model
konseptual adalah sebagai berikut:
a. Orientasi system: system periaku dari Johnson. model konseptual system dari Neuman
b. Orientasi perkembangan.: model konseptual perawtan diri dari Orem
c. Orientasi interaksi dan system: model adaptasi dari Roy, model system terbuka dari
King
d. Orientasi system dan perkembangan: model proses kehidupan dari Roger.
C. Model Sistem Perawatan Kesehatan dari Betty Neuman.
Pada publikasi Neuman taun 1970-an tentang model sistemnya, ia tidak membahas
keluarga. Dalam komplikasi akhir dari bab tentang model ini Neuman, disunting oleh
Neuman (1982) model terwsebut diperluas yang berhubungan dengan keluarga sehingga
penerima asuhan kepeerawatan termasuk keluarga. Dua bab dari naskah yang terakhir ini
menerapkan model dari Neuman untuk system keluarga (Reed, 1982) dan terapi keluarga
(Goldblum-Graff dan Greff, 1982). Dalam bab ini keluarga diuraikan sebagai target yang
tepat baik untuk pegkajian dan intervensi perimer, sekunder dan tersier. Proses keperawatan
digunakan sebagai penghubung antara teori keluarga dan praaktik. Keperawatan (Faw Cett,
1984). Belakangan ini Mischke-Berkey dkk (1989) dengan tekun mengadaptasi model dari
Neuman untuk digunakan dalam pengkajian dan intervensi keluarga. Model dari Neuma
karena konsep keluarga telah diidentifikasi dan diterapkan, tampak agak bermanfaat untuk
membimbing praktik keperawatan keluarga.
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep “Healt care system”
yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada
penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau
normal maupun resistan dnegan sasaran pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman
mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan
pendekatan system terbuka. Faktor yang perlu di perhatikan adalah: fisiologi individu,
psikologi individu,sosial cultural, perkembangan individu
1. Asumsi Teori Model Betty Neuman
Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon terhadap tekanan
yaitu :
a. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan
merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual.
b. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar klien
atau sistem klien.
c. Sehat
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat merupakan
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi
stressor.
2. Pernyataan Teori Sistem Model Neuman
Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat terhadap klien dengan
tingkatan yang menyangkut bermacam-macam pengaruh terhadap respon klien akibat
tekanan atau stress.
Klien dalam hubungannya timbal balik dengan lingkungan sekitarnya selalu membuat
keputusan yang menyangkut hal atau sesuatu yang akan berakibat kepadanya. Ada 4 faktor
yang merupakan konsep mental klien yaitu: individu atau pasien itu sendiri, lingkungan
sekitarnya, kesehatan, pelayanan
3. Bentuk Logika Teori Model Neuman
Bentuk Neuman menggunakan logika deduktif dan induktif dalam mengembangkan teori
modelnya yang telah dipertimbangkan terlebih dahulu. Betty Neuman menemukan teori
modelnya dari berbagai teori dan disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil dari
pengamatan dan pengalaman selama ia bekerja dipusat kesehatan mental keperawatan.
4. Model Betty Neuman Dalam Lingkungan Komunitas
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara
memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan
keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :
a. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel yang
berupa: pendidikan kesehatan dan mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang
dapat dilakukan klien dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
b. Intervensi yang bersifat prevensi, dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :
1) Deteksi dini gangguan kesehatan Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dll.
2) Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya : konseling pra
nikah
c. Intervensi yang bersifat kuratif, dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
d. Intervensi yang bersifat rehabilitative, dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila
garis pertahanan resisten yang terganggu.
Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua aktor utama : komunitas yang
merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5
tahapan :pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
King memandang keluarga sebagai system social dan konsep utama dalam
modelnya.Keluarga diperlukan baik sebagai kontek maupun klien.
King menjelaskan bahwa teori pencapaian tujuan bermanfaat bagi perawat bila terpanggil
untuk membantu keluarga dalam memelihara kesehatan mereka atau mengatasi masalah atau
keadaan sakit (1983 hal. 1982). King terus menguraikan modelnya sebagai perawat untuk
membantu anggaota keluarga menyusun tujuan untuk mengatasi masalah dan mengambil
keputusan, karena model tersebut beroriantasi padasistemdan intervensi dengan perluasan isi
keluarga yang lebih jauh, model tersebut cukup bermanfaat dalam keperawatan keluarga.
1. Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King
Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-
personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori pencapaian tujuan
. Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka terutama berhubungan
dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan dalam sistim interpersonal karena
menekankan pada interaksi antara dua orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam
sistem sosial karena mereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di
dalam sistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey & Alligood,2006).
Dalam interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut
King, intensitas dari interpersonal system sangat menentukan dalam menetapkan pencapaian
tujuan keperawatan.Adapun beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen
&Kenney,1995):
a. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai system terbuka, mampu
berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan lingkungannya. Individu merupakan
anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi,
menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak danrespon
yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.Sistem personal dapat dipahami
dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri,
pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.
b. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi
ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konsep tentang peran, interaksi, komunikasi,
transaksi, stress, koping.
c. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatanlingkungan.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan
kesehatan. Sistem sosial dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep
organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.
2. Konsep Interaksi Imogene M. King
King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia
seutuhnya ( Human Being) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten berinteraksi dengan
lingkungannya. Asumsi dasar King tentangmanusia seutuhnya ( Human Being) meliputi
sosial, perasaan, rasional, reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.
Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut lebih
spesifik terhadap interaksi perawat – klien:
a. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
b. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klienmempengaruhi interaksi
c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
e. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi.
f. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
g. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat
berbeda.
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep
utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek
keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:
a. Interaksi, King mendefinisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsidan
komunikasi antara individu dengan individu, individu dengankelompok, individu dengan
lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai
tujuan.
b. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan
dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,genetika dan latarbelakang
pendidikan.
c. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada
orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
d. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentudalam pencapaian
tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia
dengan lingkungannya.
e. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam
sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dankewajiban sesuai dengan posisinya.
f. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibatinteraksi manusia
dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaranenergi dan informasi antara manusia
dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
g. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.Tumbuh
kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilakuyang kondusif untuk
membantu individu mencapai kematangan.
h. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akandatang. Waktu
adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwayang lain sebagai pengalaman yang
unik dari setiap manusia.
i. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.
Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.
Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :
a. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,dalam
memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan melalui
hubungan perawat dan klien untuk melakukankontrak untuk pencapaian tujuan.
b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi danmerupakan
respon individu.
c. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhiantara perawat
dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
d. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadisuatu persetujuan
dalam rencana tindakan keperawatan yang akandilakukan (Murwani A, 2009).
Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis, 1997) secara implicit: klien ingin
berpartisipasi aktif dalam proses perawatan dan klien secara sadar, aktif dan mampu
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Secara explicit:
a. Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungan dengan tujuan
kesehatan untuk manusia.
b. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional,dan kemampuan
dalam bereaksi, menerima, mengontrol, mempunyaimaksud-maksud tertentu sesuai dengan
hak dan respon yang dimilikinyaserta berorientasi pada tindakan dan waktu.
c. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-tujuan,kebutuhan, dan nilai-
nilai antara perawat - klien.
d. Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan, kesehatan, dan pelayanan kesehatan namun
klien juga berhak untuk menolaknya.
e. Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada individumencakup semua aspek
termasuk dalam keputusan memberi informasi.
f. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
Roy menjelaskan bahwa keluarga dan juga individu, kelompok, organisasi, social, serta
komunitas dapat dijadikan unit analisis dan focus praktik keperawatan, karena para perawat
mengkaji orang sebagai system yang adaptif, meraka perlu mengkaji keluarga bila keluarga
merupakan focus perawatan..Intervensi keperawatan mempertinggi stimulasi (fokal,
konstektual dan residual) untuk meningkatkan adaptasi dari system keluarga (Roy 1983,hal
275). Perbaikan da perluasan konsep keluarga lebih lanjut sangat diperlukan,tetapi terdapat
kongruensi dan aplikabilitas yang mendasar dari model ini keperawatan keluarga Karena itu
teori adaptasi dati Roy tampaknya juga tetap menjanjikan dalam batasan menguraikan atau
menjelaskan fenomena keperawatan keluarga,padahal Roy mengatakan bahwa masalah
keperawatan melibatkan mekanisnme koping yang tidak efektif, yang menyebabkan respon
yang tidak efektif, merusak integritas individu tersebut. Gagasan ini dapat diperluas hingga
keunit keluarga dimana pola koping keluarga yang tidak efektif menimbulkan masalah-
masalah yag berubungan dengan fungsi keluarga (Mc Cubbin dan Figley, 1983). Masalah
teori ini menekankan promosi kesehatan dan pentingnya membantu klien dalam menipulasi
lingkungan mereka, kedua gagasan tersebut memiliki arti yang penting daam kesehatan.
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis daan lingkungan sosial.
1. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor
tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan
baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus
memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien
ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada
pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik
dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam
mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari
pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal
yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
3. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan data-
data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan
penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan
pasien pada umumnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Perawat sebaiknya sudah harus memahami dan mengerti tentang model-model yang ada
dalam keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara
lebih professional. Serta dapat menggunakan model konseptual keperawatan dalam
memperkuat profesi dan memperbaiki image perawat pada saat ini.