Anda di halaman 1dari 51

PARASITOLOGI

(Helminthology)

Dr. Rudy Hidana, Drs., M.Pd.


PENGANTAR PARASITOLOGI

Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme-


organisme yang hidup sementara waktu atau tetap di
dalam atau di permukaan organisme lain yang
dihinggapi, untuk mengambil makanan sebagian atau
seluruhnya dari organisme itu.
Parasitologi Medik mempelajari parasit yang
menghinggapi manusia dan dapat menyebabkan
penyakit, kelainan dan kematian.
Pembagian Parasit

Parasit yang menghinggapi manusia dapat dibagi menjadi tiga


kelompok, yaitu :
1. Fitoparasit (parasit tumbuhan) meliputi :
a. Jamur
b. Bakteri
2. Zooparasit (parasit hewan), meliputi :
a. Protozoa (hewan yang mempunyai sel tunggal)
Contoh : - Entamoeba sp
- Trichomonas sp
- Plasmodium sp
b. Metazoa (hewan yang mempunyai jaringan)
Contoh : - Cacing
- Serangga
3. Spirokhaeta dan virus
Berukuran ultra mikroskopik dan struktur sel lebih sederhana daripada
jamur, bakteri dan protozoa.
Daur Hidup

• Untuk melangsungkan hidupnya, parasit harus bisa ditularkan


dari hospes satu ke hospes lain.
• Parasit yang hanya mempunyai satu hospes daur hidupnya
digambarkan dengan bagan sederhana, sedangkan yang
mempunyai dua atau lebih hospes, daur hidupnya digambarkan
dengan bagan yang lebih kompleks.
• Kepentingan mempelajari daur hidup suatu parasit pada
manusia yaitu mengetahui stadium-stadium dalam daur
hidupnya, yang dapat dipakai untuk diagnosis dan stadium pada
saat mulai infeksi.
• Dengan diketahuinya siklus hidup suatu parasit, dapat dipakai
dalam perencanaan program pemberantasan parasit yang
terdapat di luar tubuh hospes dan pengobatan terhadap parasit
yang terdapat dalam tubuh hospes.
• Hospes, adalah organisme yang dihinggapi parasit.
• Hospes definitif, adalah organisme yang dihinggapi parasit hingga
tumbuh menjadi dewasa dan melangsungkan perkembangbiakan.
Contoh manusia sebagai hospes definitif Ascaris lumbricoides.
• Hospes perantara, adalah organisme (hewan) yang dihinggapi parasit
sampai stadium infektif yang dapat ditularkan.
• Hospes paratenik, adalah organisme (hewan) yang dihinggapi parasit
stadium infektif yang tidak dapat tumbuh menjadi dewasa, tetapi dapat
ditularkan serta menjadi dewasa pada hospes definitif.
• Hospes reservoir, adalah organisme yang dihinggapi parasit sekaligus
berperan sebagai sumber infeksi pada manusia.
• Golongan serangga yang menularkan parasit pada manusia dan
hewan disebut vektor. Misal Anopheles sp sebagai vektor
malaria, Musca domestica sebagai vektor penyakit cacing usus,
Culex quinquefasciatus sebagai vektor filariasis.
• Parasit yang menghinggapi manusia, ada yang menetap mulai
dari larva sampai menjadi dewasa. Namun telah banyak
diketahui terdapat beberapa parasit dalam siklus hidupnya
berada di luar tubuh manusia dan di alam bebas, misalnya di air,
tanah, dan tumbuhan.
Menurut tempat hidupnya parasit dikelompokan
menjadi :

• Ektoparasit, parasit yang hidup di bagian permukaan


hospes, misalnya Pediculus humanus capitis (kutu
kepala).
• Endoparasit, parasit yang hidup pada organ bagian
dalam hospes, misalnya Enterobius vermicularis
(cacing keremi).
Menurut keperluan akan hospes, parasit dikelompokan
menjadi :

• Parasit obligat, parasit yang selalu membutuhkan


hospes tertentu dan akan mati apabila tidak ada
hospes itu, misalnya kelompok cacing perut.
• Parasit fakultatif, parasit yang hidup dengan
mengambil makanan pada hospes tertentu, tetapi
juga dapat hidup tanpa hospes itu misalnya nyamuk.
Menurut jenis hospes yang dihinggapi, parasit
dikelompokan menjadi :

• Parasit monoksen, parasit yang hanya ditemukan


pada satu jenis hospes, misalnya Ascaris
lumbricoides.
• Parasit poliksan, parasit yang dapat ditemukan pada
lebih dari satu jenis hospes, misalnya Toxoplasma
gondii.
Menurut lamanya hidup pada hospes, parasit
dikelompokan menjadi :

• Parasit permanen, parasit yang menetap pada hospes


tertentu, misalnya Ascaris lumbricoides.
• Parasit temporer, parasit yang sewaktu-waktu
menghinggapi hospes tertentu, misalnya sengkenit.
Luas infeksi parasit di dunia

Infeksi Jumlah Penderita

Cacing tambang 700 juta


Skistosomiasis 180 juta
Semua parasit usus 1800 juta
Malaria 25 juta
Menurut WHO (1985), infeksi parasit yang penting di
dunia ada sepuluh, yaitu :

1. Ascaris lumbricoides
2. Cacing tambang
3. Plasmodium sp
4. Trichuris trichiura
5. Amoeba
6. Filaria
7. Schistosoma sp
8. Giardia lamblia
9. Trypanosoma sp
10. Leishmania
• Dari keadaan jumlah kasus di atas, hanya beberapa infeksi parasit
tersebut yang menyebabkan kematian, tetapi banyak ditemukan angka
kesakitan (morbilitas), hal ini karena kasus penyakit menahun. Angka
kesakitan yang tinggi itu, berpengaruh pada produktifitas penduduk,
sehingga menyebabkan kerugian yang besar di bidang ekonomi.
• Dinegara kaya dan maju, banyak penyakit parasit dapat diberantas.
Sebaliknya, pada negara miskin dan terbelakang memperlihatkan
prevalensi parasit yang lebih tinggi. Dengan demikian, penyakit parasit
sangat erat hubungannya dengan kemiskinan dan rendahnya
pengetahuan suatu masyarakat.
Klasifikasi parasit

• Semua organisme parasit diklasifikasikan sesuai dengan


International Code of Zoological Nomenclature.
• Organisme parasit digolongkan menurut katagori tertentu,
mulai dari kelompok besar menjadi kelompok kecil dengan
urutan mulai dari Filum, Klas, Ordo, Familia, Genus, dan Spesies.
Kriteria yang dipakai untuk pembagian parasit adalah sifat,
morfologi, dan struktur genetiknya.
• Tiap spesies parasit diberi nama menurut sistem binomial (dua
nama) yang terdiri atas nama genus dan spesies, misalnya
Ascaris lumbricoides nama genusnya selalu dimulai dengan
huruf besar, sedangkan nama spesies ditulis dengan huruf kecil.
NEMATODA
(Cacing Gilig)

• Nematoda berasal dari kata Yunani nema artinya benang.


Nematoda adalah cacing yang bentuknya panjang, silindrik (gilig)
tidak bersegmen dan tubuhnya bilateral simetrik. Panjang
cacing ini antara 2 mm dan 1 meter.
• Nematoda yang ditemukan pada manusia terdapat dalam organ
usus, jaringan dan sistem peredaran darah.
Penggolongan Nematoda

a. Nematoda Intestinalis : b. Nematoda jaringan :


1. Ascaris lumbricoides 1. Wuchereria bancrofti
2. Trichuris trichiura 2. Brugia malayi
3. Oxyuris vermicularis
3. Manzonella ozzardi
4. Strongyloides stercoralis
5.
4. Onchocerca volvulus
Ancylostoma duodenale
6. Ancylostoma caninum 5. Loa-loa
7. Necator americanus 6. Dracunculus medinen
8. Trichinella spiralis sis
9. Toxocara canis
10. Toxocara cati
Morfologi dan sifat umum

• Tubuh Nematoda tidak bersegmen, silindrik, panjang, dan


simetrik bilateral.
• Sudah mempunyai sistem pencernaan.
• Sudah mempunyai mulut, kerongkongan, usus, dan anus.
• Usus terdiri atas usus depan, usus tengah, dan usus belakang.
• Cacing jantan berukuran lebih kecil dibandingkan dengan cacing
betina.
• Ujung posterior cacing jantan melingkar kearah ventral,
sedangkan yang betina lurus.
• Sistem ekskresi terdiri dari dua pipa, terletak di kordalateral.
• Kulit diselubungi lapisan kutikula dan terdiri dari bagian-bagian
sel yang mati.
• Warna kulit putih, kuning sampai kecoklatan.
• Jaringan syaraf terdapat di dalam ektoderm.
• Sistem reproduksi cacing betina berpasangan terdiri dari
ovarium, ovoduk dan uterus. Kedua uterus bersatu membentuk
organ vagina.
• Alat kelamin jantan tidak berpasangan, terdiri dari testis, dan
vas deferen. Dibagian kloaka terdapat dua buah spikula.
• Sel telur yang dibuahi membentuk lapisan pertama berupa
membran kuning, yaitu bagian yang membentuk kulit pertama.
Kulit kedua dibentuk oleh dinding uterus.
• Bentuk telur pada umumnya seperti elip dan mudah dibedakan
antara spesies satu dengan yang lainnya.
• Reproduksi Nematoda umumnya dengan cara bertelur dan
beberapa spesies ada yang mengeluarkan larva.
Cara Penularan

• Penularan dapat terjadi dengan :


1. Memakan telur infektif (telur berisi embrio).
2. Larva (filariform) menembus kulit.
3. Memakan larva dalam kista.
4. Perantaraan hewan vektor (arthropoda).

Penularan Nematoda yang paling banyak melalui aspek soil


transmitted helminths, yaitu terjadinya penularan cacing
melalui media tanah.
Klasifikasi Nematoda Dalam Bidang
Medik :

Klas Subklas Ordo Superfamili Genus/


Spesies

Nematoda Adenophorea Enoplida Trichinelloidea - Trichinella


spiralis
- Trichiuris
Rhabdititoidea trichiura
- Strongyloides
stercoralis
- Necator
Secernemtea Rhabditida Ascoridciidea americanus
- Ascaris
Ascoridida lumbricoides
- Toxocara canis
Klasifikasi Nematoda Dalam Bidang
Medik :

Klas Subklas Ordo Superfamili Genus/


Spesies

Nematoda Oxyurida Oxyuroidea - Oxyuris


vermicularis
Thelazoidea - Thelazia sp

-Wuchereria
Filaroidea
bancrofti
-Brugia malayi
-Onchocerca
volvulus
-Loa loa
-Mansonella
ozzardi
-Dracunculus
medinensis
Nematoda Intestinalis

• Spesies banyak ditemukan di daerah tropik dan tersebar di seluruh


dunia (kosmopolit).
• Seluruh spsies cacing ini bentuk tubuhnya silindrik (gilig), memanjang
dan bilateral simetrik.
• Cacing ini bersifat Uniseksual (gonokoristik), sehingga ada jenis jantan
dan betina. Cacing betina ukurannya lebih besar daripada jantan.
• Telur cacing ini matang (infektif) di luar tubuh hospes definitifnya (misal
A. lumbricoides, T. trihiura, cacing tambang).
• Cacing ini tidak mempunyai hospes perantara, sedangkan spesies lain
untuk mengembangkan larvanya membutuhkan hospes perantara,
misal cacing filaria, yaitu W. bancrofti, B, malayi dan B. timori.
• Cacing ini stadium mikrofilaria ditemukan pada hospes definitif
(manusia dan mamalia lain), larva stadium 1 (L-1), L-2 dan L-3 hidup di
tubuh vektor (serangga), sedangkan L-4 maupun L-5 hidup dalam tubuh
hospes definitif kembali.
• Manifestasi klinik yang ditimbulkan oleh cacing ini, tergantung dari
stadium cacing yang menghinggapi, lokalisasi (habitat) yang dihinggapi,
jenis cacing (spesies), kemampuan mengambil cairan tubuh hospes
definitif dan lamanya infeksi.
• Pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan menghindarkan dari tanah,
air maupun makanan yang terkontaminasi oleh tinja yang mengandung
telur cacing, pengobatan individu/masal, pemahaman pentingnya
pendidikan higiene & sanitasi bersih & sehat, serta tidak kontak/
terpapar oleh gigitan serangga (misal nyamuk).
Ascaris lumbricoides

• Hospes definitif cacing ini satu-satunya adalah manusia.


• Penyakitnya disebut askariasis.
• Parasit ini bersifat kosmopolitan.
• Penyebaran parasit ini terutama di daerah tropis yang
kelembabannya cukup tinggi.
• Cacing dewasa mempunyai ukuran paling besar diantara
Nematoda intestinalis lainnya.
• Bentuk silindrik, ujung anterior lancip dilengkapi oleh tiga bibir
(triplet) yang tumbuh dengan sempurna.
Ascaris lumbricoides
• Yang betina panjangnya 20 – 35 cm, sedangkan yang jantan 15
– 31 cm.
• Pada jantan ujung posteriornya lancip dan melengkung ke arah
ventral, dilengkapi papil kecil dan dua buah spekulum berukuran
2 mm.
• Pada betina bagian posteriornya membulat dan lurus dan 1/3
anterior dari tubuh terdapat cincin kopulasi, tubuh berwarna
putih sampai kuning kecoklatan dan diselubungi oleh lapisan
kutikula yang bergaris halus.
• Telur mempunyai 4 bentuk, yaitu tipe dibuahi, tidak dibuahi,
matang dan dekortikasi.
• Telur yang dibuahi besarnya 60x45 mikron, dinding tebal terdiri
atas dua lapis, lapisan luar terdiri dari jaringan albuminoid
sedangkan lapisan dalam jernih. Isi telur berupa masa sel telur.
• Telur yang tidak dibuahi berbentuk lonjong dan lebih panjang
daripada yang dibuahi, besarnya 90x40 mikron, dinding luar
lebih tipis. Isi telur adalah masa granula refraktil.
• Telur matang di dalamnya berisi larva (embrio), tipe ini menjadi
infektif setelah berada di tanah lebih kurang 3 minggu.
• Telur yang dekortikasi tidak dibuahi tetapi lapisan luarnya
(albuminoid) sudah hilang.
• Bila tertelan manusia telur bentuk infektif menetas menjadi larva di
usus halus. Larva menembus dinding usus halus menuju pembuluh
darah atau saluran limfa, kemudian terbawa oleh darah sampai ke
jantung menuju paru paru. Larva di paru-paru menembus dinding
alveolus, masuk ke rongga alveolus dan naik ke trakea. Dari trakea larva
menuju ke faring dan menimbulkan iritasi. Penderita batuk karena
adanya rangsangan larva ini. Larva di faring tertelan dan terbawa ke
esopagus terakhir sampai di usus halus dan menjadi dewasa.
• Dari telur matang tertelan sampai menjadi dewasa membutuhkan
waktu lebih kurang 2 bulan.
Telur Ascaris lumbricoides
Telur Normal / Fertil Telur Berembrio Telur Tidak dibuahi/ Nonfertil
Aspek Klinis

• Infeksi Ascaris lumbricoides patogenitasnya berhubungan erat


dengan respon imun hospes, efek migrasi, efek mekanik cacing
dewasa, dan defisiensi gizi.
• Selama larva mengalami siklus dalam jumlah yang besar, dapat
menimbulkan pneumonitis.
• Cacing dewasa yang ditemukan dalam jumlah besar dapat
mengakibatkan kekurangan gizi.
Diagnosis Dan Pengobatan

• Pada fase migrasi larva, diagnosis dapat dibuat dengan


menemukan larva dalam sputum atau bilas lambung.
• Selama fase intestinal diagnosis dapat dibuat dengan
menemukan telur dan cacing dewasa dalam tinja.
• Pemberian obat dapat diberikan secara perorangan maupun
masal.
• Obat lama yang pernah diberikan adalah piperasin, tiabendazol,
heksilresorkinol dan hetrazen.
• Obat baru yang efek sampingnya rendah adalah pirantelpamoat,
mebendazol, albendazol,dan levamisol.
Trichuris trichiura
(Cacing Cambuk)

• Hospes definitif cacing ini adalah manusia.


• Hidup didalam usus besar terutama didaerah sekum dan kolon.
• Cacing ini tersebar luas di daerah iklim tropik yang lembab dan
panas.
• Cacing dewasa betina panjangnya 35-50 mm, yang jantan 30-45
mm.
• Sering disebut cacing cambuk karena bagian anterior panjang
dan sangat halus, sedangkan bagian posterior lebih tebal.
Dalam usus kepalanya menembus mukosa.
Tricuris trhichiura
• Telur berukuran 50-54x32 mikron, bentuk seperti tempayan
(tong), kedua ujungnya dilengkapi dengan tutup (operkulum)
dari bahan mukus yang jernih.
• Kulit luar telur berwarna kuning tengguli dan bagian dalam
jernih. Telur berisi sel telur (dalam tinja segar).
• Telur yang sudah dibuahi, dialam dalam waktu 3-6 minggu
menjadi matang. Untuk melanjutkan perkembangannya, telur ini
membutuhkan tanah liat yang lembab dan terhindar dari sinar
matahari (teduh).
Trichuris trichiura
Ancylostoma duodenale
• Manusia terinfeksi cacing ini apabila menelan telur matang dan
menetas dalam usus halus.
• Cacing dewasa terdapat di daerah kolon terutama sekum.
• Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan mulai dari telur
sampai menjadi dewasa bertelur kurang lebih 1-3 bulan.
• Kelainan patologis yang disebabkan cacing dewasa terutama
karena terjadi kerusakan mekanik di bagian mukosa usus dan
respon alergi. Keadaan itu erat hubungannya dengan jumlah
cacing, lama infeksi, umur, dan status kesehatan umum dari
hospes (penderita).
• Secara klinik, anemia hipokrom dapat terjadi pada kasus infeksi yang
lama. Anemia itu terjadi karena penderita mengalami malnutrisi dan
kehilangan darah akibat kolon yang rapuh. Disamping itu, cacing juga
diduga mengisap darah.
• Diagnosis ditegakan dengan menmukan telur dalam tinja atau
menemukan cacing dewasa pada penderita prolapsus rektif (pada anak)
.
• Obat yang biasa digunakan adalah mebendazol, pirantelpamoat,
oksantelpamoat dan levamisol.
• Faktor terpenting untuk penyebaran Trikuriasis adalah kontaminasi
tanah dengan tinja yang mengandung telur. Telur berkembang baik
pada tanah liat, lembab dan teduh.
Enterobius vermicularis
• Manusia adalah satu satunya hospes definitif cacing kremi.
• Cacing dewasa terutama hidup di dalam sekum dan sekitar
apendiks.
• Penyebaran cacing ini lebih banyak ditemukan di daerah dengan
suhu dingin daripada daerah panas.
• Penyebaran cacing ini juga disebabkan oleh pengaruh hubungan
yang erat antara kelompok manusia, misalnya asrama, panti
asuhan.
• Panjang cacing betina 8-13 mm dan lebar 0,3-0,5 mm.
Sedangkan yang jantan 2-5 mm dan lebar 0,1-0,2 mm. Pada
bagian anterior leher terdapat kutikula yang melebar (alae).
• Cacing betina ekornya lancip berbentuk seperti keris, sedangkan cacing
jantan ekornya melingkar ke arah ventral dan tampak adanya spikulum.
• Manusia terinfeksi apabila menelan telur matang (infektif). Telur
menetas di sekum sampai tumbuh menjadi cacing dewasa.
• Cacing betina gravid dapat menghasilkan 11.000-15.000 butir.
• Telur berbentuk lonjong, asimetrik, salah satu sisi dindingnya mendatar
sehingga bentuknya menyerupai topi. Dinding telur jernih dan tipis.
Telur berisi larva (embrio).
• Pematangan cacing betina hingga dapat mengeluarkan telur
membutuhkan waktu kurang lebih 1 bula.
Enterobius vermicularis
• Cacing jantan umurnya lebih pendek daripada betina, karena
mati setelah membuahi cacing betina. Proses kopulasi terjadi
di daerah sekum.
• Untuk mengeluarkan telurnya, cacing betina menuju ke kolon
dan keluar melalui anus. Selanjutnya telur diletakan di daerah
perianal dan perineum. Kadang-kadang cacing sering bermigrsi
ke organ vagina wanita.
• Infeksi cacing kremi dapat sembuh sendiri (self limited).
• Bila tidak terjadi infeksi ulang, infeksi akan hilang dengan
sendirinya tanpa pengobatan.
• Gejala utama enterobisis adalah timbul iritasi di sekitar perianal.
Iritasi ini karena migrasi cacing betina dari usus ke kulit perianal
untuk meletakan telurnya.
• Penderita menunjukan gejala penurunan nafsu makan,
peningkatan aktifitas, penurunan berat badan, cepat
tersinggung dan marah, mimpi buruk, enuresis, gigi menggertak
(pada malam hari), insomnia, gelisah, dan berakhir dengan
melakukan masturbasi.
• Infeksi lebih sering ditemukan pada anak-anak dan wanita.
Oxiuris vermicularis
Diagnosis Dan Pengobatan

• Diagnosis ditegakan dengan menemukan telur yang diperoleh


melalui cara anal swab, karena telur tidak ditemukan dalam
tinja.
• Pengambilan bahan pemeriksaan dilakukan pada malam hari
atau pagi hari sebelum pasien mandi dan defekasi.
• Diagnosa dapat diperoleh juga dengan menemukan cacing
dewasa dari bahan tinja atau langsung dari permukaan perianal
(biasanya pada anak-anak).
• Pengobatan yang paling efektif dengan piperasin yang diberikan
pada pagi hari. Mebendazol dan pirivinium lebih efektif untuk
semua stadium cacing kremi. Obat lain adalah tiabendazol.
Cacing tambang

Anda mungkin juga menyukai