Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan

tingginya kadar glukosa darah (hyperglikemia) sebagai akibat dari kekurangan sekresi

insulin. gangguan aktivitas insulin atau keduanya. Masalah kaki merupakan masalah

yang umum pada pasien dengan diabetes dan hal ini menjadi cukup berat akibat

adanya ulkus serta infeksi, bahkan akhirnya dapat menyebabkan amputasi.

Permasalahan pada kaki telah dilaporkan sebagai alasan pasien perlu masuk ke rumah

sakit (Damayanti S, 2017: 29). Diperkirakan 30 persen dari penderita diabetes melitus

mengalami masalah kulit. Manifestasi yang muncul pada kulit pun dapat bermacam-

macam bentuknya. Hal ini dapat disebabkan efek metabolik di dalam mikrosirkulasi

dan berubahnya susunan kolagen di kulit yang mengakibatkan banyaknya kelainan

terjadi pada kulit penderita DM (Maghfuri A, 2016: 20). Komplikasi neuropati

perifer dan otonom menimbulkan permasalahan di kaki, yaitu berupa ulkus kaki

diabetik, pada umumnya tidak terjadi dalam 5-10 tahun pertama setelah didagnosis,

tetapi tanda-tanda komplikasi mungkin ditemukan pada saat mulai terdiagnosis DM

tipe 2 karena DM yang dialami pasien tidak terdiagnosis selama beberapa tahun.

Masalah kaki merupakan masalah yang umum pada pasien dengan diabetes dan hal

ini menjadi cukup berat akibat adanya ulkus serta infeksi, bahkan akhirnya dapat

menyebabkan amputasi. Kaki diabetik mengalami gangguan sirkulasi darah dan

neuropati dianjurkan untuk melakukan latihan jasmani atau senam kaki sesuai dengan

kondisi dan kemampuan tubuh (Utami SP, 2017: 3). Fenomena pasien yang

menderita diabetes mellitus di Puskesmas Dander Kabupaten Bojonegoro banyak

1
2

yang memiliki kadar gula di atas normal 70-130 mg/dl dan banyak penderita diabetes

mellitus yang tidak melakukan senam kaki.

Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 di dunia

sebanyak 415 juta orang dewasa mengalami diabetes, pada tahun 2040 diperkirakan

jumlahnya akan menjadi 642 juta, tahun 2015 persentase orang dewasa dengan

diabetes adalah 8,5% (1 diantara 11 orang dewasa menyandang diabetes). Di Asia

Tenggara terdapat 96 juta orang dewasa dengan diabetes di 11 negara wilayah

regional Asia Tenggara (WHO, 2015). Data International Diabetes Federation

menyatakan jumlah estimasi penyandang Diabetes di Indonesia diperkirakan sebesar

10 juta (Kemenkes RI, 2016). Provinsi Jawa Timur masuk 10 besar prevalensi

penderita diabetes se-Indonesia atau menempati urutan ke Sembilan dengan

prevalensi 6,8% (Kominfo Jatim, 2015). Berdasarkan Data Pemerintah Kabupaten

Bojonegoro tahun 2015 jumlah penderita diabetes mellitus sebanyak 246 orang dan

23 diantaranya meninggal dunia (Dinkes Kab. Bojonegoro, 2016). Dari daftar

peserta paguyupan Dander Sehat-DM UPTD Puskesmas Dander pada bulan

November tahun 2019 jumlah penderita Diabetes Melitus tipe II sebanyak … orang.

Diabetes melitus merupakan penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan

ketiadaan absolut insulin atau penurunan relatif insensitvitas sel terhadap insulin

(Corwin EJ, 2015: 624). Infeksi pada pasien diabetes sangat berpengaruh terhadap

pengendalian glukosa darah. Infeksi dapat memperburuk kendali glukosa darah, dan

kadar glukosa darah yang tinggi meningkatkan kerentanan atau memperburuk infeksi.

Kaki diabetik dengan ulkus merupakan komplikasi diabetes yang sering terjadi.

Ulkus kaki diabetik adalah luka kronik pada daerah di bawah pergelangan kaki.

Terjadinya ulkus diabetik diawali dengan adanya hiperglikemia pada pasien diabetes.
3

Hiperglikemia ini menyebabkan teriadinya neuropati dan kelainan pada pembumh

darah. Neuropati baik sensorik, motorik maupun autonomik yang akan menimbulkan

berbagai perubahan pada kulit ada otot. Kondisi ini selanjutnya menyebabkan

perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki yang akan mempermudah terjadinya

ulkus. Adanya kerentannan terhadap infeksi menyebabkan luka mudah terinfeksi.

Faktor aliran darah yang kurangakan menambah kesulitan pengelolaan (Damayanti S,

2017: 30). Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien

diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan

peredaran darah bagian kaki. Manfaat dari senam kaki adalah menurunkan kadar

glukosa darah dan mencegah kegemukan. Pada keadaan istirahat, metabolisme otot

hanya sedikit membutuhkan glukosa sebagai sumber energi. Tetapi saat berolah raga,

glukosa, dan lemak akan merupakan sumber utamanya. Setelah berolahraga selama

10 menit, dibutuhkan glukosa 15 kalinya dibanding pada saat istirahat. Membantu

mengatasi terjadinya komplikasi (gangguan lipid darah atau pengendapan lemak di

dalam darah, peningkatan tekanan darah, hiper koagulasi darah atau penggumpalan

darah) (Widianti AT, 2010: 28-32). Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat

menyebabkan komplikasi penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, gangguan ginjal,

dan penyakit serebrovaskuler. Tujuan dari terapi diabetes melitus adalah untuk

mengurangi morbiditas dan mortalitas dengan meningkatkan kepatuhan serta

mencegah, mendeteksi, dan mengelola komplikasi diabetes mellitus (Depkes RI,

2015: 56).

Untuk mengontrol diabetes pasien perlu mencari informasi yang benar

mengenai diabetes. Mengontrol kadar gula darah harian. Komplikasi tersering dari

diabetes adalah lonjakan kadar gula darah baik terlalu tinggi (hiperglikemia) maupun

terlalu rendah (hipoglikemia), jadi ada baiknya mempunyai alat pengecek kadar gula

darah mandiri, untuk memeriksakan kadar gula darah sebelum dan sesudah makan
4

serta sewaktu. Mengontrol penyakitnya, dengan melakukan perubahan gaya hidup.

Dimulai dari melakukan diet yang tepat untuk mengatur berat badan, melakukan

olahraga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol, serta merawat tubuh (kulit,

tangan, kaki, kuku). Karena penderita diabetes rentan terkena infeksi jamur di daerah

tersebut, terutama lipatan. Untuk kaki terutama sering sekali terjadi borok yang

diawali cedera yang tidak disadari oleh penderita, karena menurunnya ambang batas

nyeri karena kerusakan saraf tepi akibat terpajan kadar gula darah yang tinggi terus

menerus. Menghindari makanan yang terlalu manis, menghindari makanan berlemak,

mengurangi asupan garam dan melakukan kontrol ke dokter berkala akan

memungkinkan deteksi dini dan pencegahan komplikasi diabetes, jadwal yang

berbeda tiap pasien disesuaikan dengan lamanya menderita diabetes dan

perkembangan komplikasinya (Farhana N, 2012: 4). Peran perawat dalam menangani

penderita diabetes mellitus yaitu memberikan pendidikan kesehatan antara lain

pengertian, penyebab, tanda gejala diabetes mellitus, perawat mengkoordinasi

kegiatan yang mampu menurunkan kadar gula /terapi yang berguna pada pasien.

Sebagai tempat dalam mencari penjelasan, petunjuk, nasihat tentang masalah

kesehatan keluarganya. Serta menjadi fasilitator dalam menerapkan asuhan

keperawatan dasar pada keluarga yang menderita diabetes mellitus. Untuk mencegah

terjadinya penyakit diabetes mellitus Menkes menghimbau masyarakat untuk

melakukan aksi CERDIK, yaitu dengan melakukan Cek kesehatan secara teratur

untuk mengendalikan berat badan agar tetap ideal dan tidak berisiko mudah sakit,

periksa tensi darah, gula darah, dan kolesterol secara teratur. Hilangkan asap rokok

dan jangan merokok. Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, seperti

berolahraga, berjalan kaki, membersihkan rumah. Upayakan dilakukan dengan baik,

benar, teratur dan terukur. Diet yang seimbang dengan mengkonsumsi makanan sehat

dan gizi seimbang, konsumsi buah sayur minimal 5 porsi per hari, sedapat mungkin
5

menekan konsumsi gula hingga maksimal 4 sendok makan atau 50 gram per hari,

hindari makanan/minuman yang manis atau yang berkarbonasi. Istirahat yang cukup.

Kelola stress dengan baik dan benar (Kemenkes RI, 2016).

Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik meneliti yang berjudul ”Efektivitas

pemberian senam kaki terhadap pencegahan ulkus diabetik pada pasien diabetes

melitus di Puskesmas Dander Kabupaten Bojonegoro tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalah penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dapat diambil rumusan masalah penelitian yaitu: Bagaimana keefektifan

pemberian senam kaki terhadap pencegahan ulkus diabetik pada pasien diabetes

melitus di Puskesmas Dander Kabupaten Bojonegoro tahun 2019?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui keefektifan pemberian senam kaki terhadap pencegahan ulkus

diabetik pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Dander Kabupaten Bojonegoro

tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kejadian ulkus diabetik pada pasien diabetes mellitus

sebelum dilakukan senam kaki di Puskesmas Dander Kabupaten Bojonegoro

tahun 2019.

2. Mengidentifikasi kejadian ulkus diabetik pada pasien diabetes mellitus

sesudah dilakukan senam kaki di Puskesmas Dander Kabupaten Bojonegoro

tahun 2019.
6

3. Menganalisis efektifitas pemberian senam kaki terhadap pencegahan ulkus

diabetik pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Dander Kabupaten

Bojonegoro tahun 2019.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

Membantu pasien diabetes melitus memperoleh pengetahuan yang lebih

dalam tentang diabetes millitus dan faktor-faktor yang mempengaruhi

pencegahan terjadinya ulkus diabetik yaitu salah satunya dengan melakukan

senam kaki sehingga penderita diabetes melitus mau melakukan senam kaki

untuk pencegahan erjadinya ulkus diabetik.

2. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman dalam melakukan penelitian dan dapat

mengaplikasikan yang diperoleh dari bangku kuliah dengan keadaan yang ada di

masyarakat.

1.4.2 Manfaat Teoritis

1. Bagi Institusi Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang efektifitas

pemberian senam kaki terhadap pencegahan ulkus diabetik pada pasien diabetes

melitus.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Menjadi salah satu sumber informasi sehingga dapat digunakan sebagai

refrensi oleh mahasiswa yang akan melakukan penelitian dengan masalah senam

kaki pada pasien diabetes melitus.

Anda mungkin juga menyukai