Anda di halaman 1dari 5

30

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif yang

berbentuk studi kasus dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

yang komprehensif meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

B. Subjek Studi Kasus

Subjek dalam studi kasus ini adalah Keluarga dengan Gout arhtritis dalam

penerapan diet rendah purin di wilayah kerja puskesmas nania.

C. Fokus Studi Kasus

Penerapan Diet Rendah Purin Pada Klien Dengan Gout Arthiritis pada

keluarga di wilayah kerja puskesmas Nania.

D. Defenisi Operasional

1. Asuhan keperawatan keluarga adalah asuhan keperawatan yang dilakukan

terhadap keluarga yang menderita Gout Arhiritis melalui tahapan dari proses

keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi dan evaluasi.

2. Pengkajian adalah penulis melakukan pengambilan data dengan wawancara

untuk mengetahui penerapan diet rendah purin pada klien dengan gout

arthritis.

30
31

3. Diagnosa keperawatan adalah peneliti merumuskan diagnosa keperawatan

keluarga yang merupakan masalah keperawatan keluarga dengan Gout

arthritis berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan.

4. Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan

dilaksanakan untuk mengatasi masalah keluarga.

5. pelaksanaan adalah peneliti melakukan tindakan keperawatan berdasarkan

rencana yang telah dibuat.

6. Evaluasi adalah peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah

dilakukan kepada keluarga, dan menilai apakah masalah teratasi atau tidak

teratasi, atau hanya teratasi sebagian.

7. Melakukan penerapan diet rendah purin pada klien dengan gout arthiritis.

8. Gout Arthritis merupakan suatu penyakit peradangan pada persendian yang di

akibatkan oleh gangguan metabolisme sehingga terjadi asam urat dalam

darah. Kadar asam urat yang tinggi didalam darah melebihi batas normal

menyebabkan penumpukan asam urat didalam persendian dan organ tubuh

lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit, nyeri dan

meradang. Pada kasus yang parah, penderita penyakit ini tidak bisa berjalan,

persendian terasa sangat sakit jika bergerak, mengalami kerusakan pada

sendi, dan cacat Longo, (sedarto,2015).

E. Instrumen Studi Kasus

Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format pengkajian

pada keluarga dengan alat bantu yang digunakan seperti GCU, stetoskop, , pena,

pensil, buku, serta lembar observasi.


32

E. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi penilitian

Lokasi studi kasus direncanakan akan dilakukan di Wilayah Kerja

Puskesmas Nania.

2. Waktu penilitian

Studi kasus ini direncanakan akan dilakukan pada bulan Januari 2019.

F. Analisa Data dan Penyajian Data

1. Analisa Data

Analisa data yang didapatkan peneliti dalam melakukan penelitian

berdasarkan pengkajian dari data objektif dan subjektif setelah itu,

merumuskan diagnosa yang terdiri dari problem (masalah), etiologi

(penyebab) dan symptom (tanda/gejala), selanjutnya perencanaan, didalam

perencanaan perawat melakukan tindakan yang terbagi menjadi dua yaitu

tindakan mandiri perawat dan kolaborasi, kemudian pelaksanaan dan

terakhir evaluasi yang didasarkan SOAP.

2. Penyajian Data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan gambar

yang merupakan proses keperawatan serta didukung dengan berbagai

referensi untuk melengkapai dan memperjelas data yang ada.


33

G. Pengumpulan Data

1. Wawancara yaitu peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan tanya

jawab terhadap keluarga yang menderita Gout arthritis berdasarkan pedoman

wawancara, juga tanya jawab tentang perkembangan penyakit serta di

lakukan intervensi.

2. Observasi yaitu peneliti mengumpulkan data dengan cara melihat atau

mengamati langsung yang menderita penyakit Gout arthritis, dengan

menggunakan panca indara.

3. Pemeriksaan fisik yaitu pemerikasaan yang peneliti lakukan lebih ditujukan

pada lansia yang menderita penyakit Gout arthritis sebagai subjek studi kasus

dengan cara inspeksi dan palpasi.

4. Kuisioner yaitu peneliti mengumpulkan data secara formal untuk menjawab

pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan

terstruktur, yaitu subjek hanya menjawab sesuai pedoman yang sudah

ditetapkan.

H. Etika Studi Kasus

Etika dalam studi kasus ini merupakan hal yang sangat penting mengingat

penilitian keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi

etika harus di perhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan

ini. Dalam studi kasus ini peneliti mendatangi subjek studi kasus untuk meminta

kesedian partisipan dalam studi kasus ini, kemudian meminta persetujuan setelah

mendapat persetujuan barulah dilaksanakan penelitian dengan memperhatikan

etika-etika dalam melakukan penilitian yaitu :


34

1. Informed consent ; Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan

partisipan, dengan memberikan lembaran persetujuan (Informed consent)

tersebut diberikan sebelum penelitian dilaksanakan dengan memberikan

lembar persetujan untuk menjadi partisipan, mengetahui dampaknya, jika

partisipan bersedia maka mereka harus mendatangani lembar persetujuan,

serta bersedia untuk direkam dan jika partisipan tidak bersedia maka peneliti

harus menghormati partisipan.

2. Anonymity ( tanpa nama) ; merupakan etika dalam penelitian keperawatan

dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

instrumen penelitian dan hanya menuliskan inisial pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang di sajikan.

3. Confidentiality ( Kerahasiaan ) ; Merupakan etika dalam penelitian untuk

menjamin kerahasiaannya dari hasil penelitian baik informasi maupun

masalah-masalah lainya, semua partisipan yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang di peroleh

pada hasil penelitian

Anda mungkin juga menyukai