STROKE HEMORAGIK
STROKE HEMORAGIK
J. RENCANA KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK
Diagnosa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Monitorang neurologis
Perfusi jaringan tindakan keperawatan 1. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan
serebral b.d aliran selama 3 x 24 jam, bentuk pupil
darah ke otak diharapkan suplai 2. Monitor tingkat kesadaran klien
terhambat. aliran darah keotak 3. Monitir tanda-tanda vital
lancar dengan kriteria 4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual,
hasil: muntah
- Nyeri kepala / vertigo 5. Monitor respon klien terhadap
berkurang sampai de- pengobatan
ngan hilang 6. Hindari aktivitas jika TIK meningkat
- Berfungsinya saraf 7. Observasi kondisi fisik klien
dengan baik
- Tanda-tanda vital Terapi oksigen
stabil 1. Bersihkan jalan nafas dari sekret
2. Pertahankan jalan nafas tetap efektif
3. Berikan oksigen sesuai intruksi
4. Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan
sistem humidifier
5. Beri penjelasan kepada klien tentang
pentingnya pemberian oksigen
6. Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
7. Monitor respon klien terhadap pemberian
oksigen
8. Anjurkan klien untuk tetap memakai
oksigen selama aktifitas dan tidur
2 Kerusakan Setelah dilakukan 1. Libatkan keluarga untuk membantu
komunikasi verbal tindakan keperawatan memahami / memahamkan informasi dari
b.d penurunan selama 3 x 24 jam, / ke klien
sirkulasi ke otak diharapkan klien 2. Dengarkan setiap ucapan klien dengan
mampu untuk penuh perhatian
berkomunikasi lagi 3. Gunakan kata-kata sederhana dan
dengan kriteria hasil: pendek dalam komunikasi dengan klien
- dapat menjawab 4. Dorong klien untuk mengulang kata-kata
pertanyaan yang 5. Berikan arahan / perintah yang
diajukan perawat sederhana setiap interaksi dengan klien
- dapat mengerti dan 6. Programkan speech-language teraphy
memahami pesan- 7. Lakukan speech-language teraphy setiap
pesan melalui gambar interaksi dengan klien
- dapat
mengekspresikan
perasaannya secara
verbal maupun
nonverbal
3 Defisit perawatan Setelah dilakukan 1 Kaji kamampuan klien untuk perawatan
diri; tindakan keperawatan diri
mandi,berpakaian, selama 3x 24 jam, 2 Pantau kebutuhan klien untuk alat-alat
makan, diharapkan kebutuhan bantu dalam makan, mandi, berpakaian
mandiri klien dan toileting
terpenuhi, dengan 3 Berikan bantuan pada klien hingga klien
kriteria hasil: sepenuhnya bisa mandiri
- Klien dapat makan 4 Berikan dukungan pada klien untuk
dengan bantuan orang menunjukkan aktivitas normal sesuai
lain / mandiri kemampuannya
- Klien dapat mandi de-5 Libatkan keluarga dalam pemenuhan
ngan bantuan orang kebutuhan perawatan diri klien
lain
- Klien dapat memakai
pakaian dengan
bantuan orang lain /
mandiri
- Klien dapat toileting
dengan bantuan alat
4 Kerusakan Setelah dilakukan 1 Ajarkan klien untuk latihan rentang gerak
mobilitas fisik b.d tindakan keperawatan aktif pada sisi ekstrimitas yang sehat
kerusakan selama 3x24 jam, 2 Ajarkan rentang gerak pasif pada sisi
neurovas-kuler diharapkan klien dapat ekstrimitas yang parese / plegi dalam
melakukan pergerakan toleransi nyeri
fisik dengan kriteria 3 Topang ekstrimitas dengan bantal untuk
hasil : mencegah atau mangurangi bengkak
- Tidak terjadi 4 Ajarkan ambulasi sesuai dengan tahapan
kontraktur otot dan dan kemampuan klien
footdrop 5 Motivasi klien untuk melakukan latihan
- Pasien berpartisipasi sendi seperti yang disarankan
dalam program latihan6 Libatkan keluarga untuk membantu klien
- Pasien mencapai latihan sendi
keseimbangan saat
duduk
- Pasien mampu
menggunakan sisi
tubuh yang tidak sakit
untuk kompensasi
hilangnya fungsi pada
sisi yang parese/plegi
5 Resiko kerusakan Setelah dilakukan 1 Beri penjelasan pada klien tentang: resiko
integritas kulit b.d tindakan perawatan adanya luka tekan, tanda dan gejala luka
immobilisasi fisik selama 3 x 24 jam, tekan, tindakan pencegahan agar tidak
diharapkan pasien terjadi luka tekan)
mampu mengetahui 2 Berikan masase sederhana
dan mengontrol resiko- Ciptakan lingkungan yang nyaman
dengan kriteria hasil : - Gunakan lotion, minyak atau bedak
- Klien mampu menge- untuk pelicin
nali tanda dan - Lakukan masase secara teratur
gejala adanya resiko - Anjurkan klien untuk rileks selama
luka tekan masase
- Klien mampu - Jangan masase pada area kemerahan
berpartisi-pasi dalam utk menghindari kerusakan kapiler
pencegahan resiko - Evaluasi respon klien terhadap masase
luka tekan (masase 3 Lakukan alih baring
sederhana, alih ba- - Ubah posisi klien setiap 30 menit- 2 jam
ring, manajemen - Pertahankan tempat tidur sedatar
nutrisi, manajemen mungkin untuk mengurangi kekuatan
tekanan). geseran
- Batasi posisi semi fowler hanya 30 menit
- Observasi area yang tertekan (telinga,
mata kaki, sakrum, skrotum, siku,
ischium, skapula)
4 Berikan manajemen nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
- Monitor intake nutrisi
- Tingkatkan masukan protein dan
karbohidrat untuk memelihara ke-
seimbangan nitrogen positif
5 Berikan manajemen tekanan
- Monitor kulit adanya kemerahan dan
pecah-pecah
- Beri pelembab pada kulit yang kering
dan pecah-pecah
- Jaga sprei dalam keadaan bersih dan
kering
- Monitor aktivitas dan mobilitas klien
- Beri bedak atau kamper spritus pada
area yang tertekan
-
6 Resiko Aspirasi Setelah dilakukan Aspiration Control Management :
berhubungan tindakan perawatan - Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk
dengan penurunan selama 3 x 24 jam, dankemampuan menelan
tingkat kesadaran diharapkan tidak - Pelihara jalan nafas
terjadi aspirasi pada - Lakukan saction bila diperlukan
pasien dengan kriteria- Haluskan makanan yang akan diberikan
hasil : - Haluskan obat sebelum pemberian
- Dapat bernafas
dengan
mudah,frekuensi
pernafasan normal
- Mampu
menelan,mengunyah
tanpa terjadi aspirasi
K. DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
___________. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic. Diakses pada tanggal 6
Februari 2012 di http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemoragik/
___________. Konsep Teori Stroke Hemoragik. Diakses pada tanggal 6 Februari
2012http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STROKE
HEMORAGIK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A.L DENGAN
STROKE HEMORAGIK DI RUANG IMC NEURO
RSU Prof. Dr. R.D. KANDOU MANADO
I. IDENTIFIKASI
1. KLIEN
Nama initial : Ny. A.L.
Tempat/tgl lahir (umur) : Manado, 12 Januari 1957 (52 Tahun)
Jenis Kelamin : Perempuan
Statuts perkawinan : kawin
Jumlah anak : 2 orang
Agama/ suku : Kristen Protestan/sanger talaud
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : daerah – sanger talaud
Pendidikan : SMEA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Rumah : Teling Atas Lingk. V, Kec. Wanea, Manado.
Tgl MRS : 23 Juli 2009
Tgl Pengkajian : 28 juli 2009.
Waktu pengkajian : 30 menit
2. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. A.T
Alamat : Teling Atas Lingk. V, Kec. Wanea, Manado.
Hubungan dengan Klien : Suami.
4) Nadi : 98 x/mnt
5) Pernafasan : 24 x/mnt
Irama : teratur
Jenis : dada dan perut
3. Genogram
IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
1. Kajian Persepsi Kesehatan-Pemeliharaan Kesehatan
1) Riwayat penyakit dahulu :
Mengalami Hipertensi dan DM sejak 2 tahun lalu. Suami mengatakan pernah masuk RS Teling manado
dan dirawat selama 14 hari.
2) Riwayat penyakit sekarang
Klien mengalami sakit yang sama pada bulan mei 2009, dan dirawat di Rumah sakit Teling selama 6 hari,
sesudah keluar Rumah sakit, klien tidak mau memeriksakan kembali.
1) Data subjektif
a. Keadaan sebelum sakit
o Tn A.T. mengatakan klien termasuk orang yang suka bekerja yaitu berjualan di pasar, selain itu sebagai
penagih pinjaman dari orang lain.
o Klien suka mencuci baju orang lain, dan termasuk pekerja keras.
o Klien mempunyai kios midal dan rokok dirumah
o Kalau sakit pergi berobat ke dokter puskesmas terdekat atau Rumah sakit.
b. Keadaan sejak sakit.
o Tn. A.T. mengatakan sejak sakit klien berhenti dalam segala aktivitas
2) Data objektif
a. observasi
o Kebersihan rambut : kurang bersih
o Kulit kepala : agak kotor
o Kebersihan kulit : cukup bersih
o Hygiene rongga mulut : bersih
o Kebersihan genetalia : bersih
o Kebersihan anus : bersih
o Tanda/scar vaksinasi : BCG
2) Data objektif
a. Observasi
Klien makan bubur intrazole 1 hari 3x via NGT, dan minum cairan air putih juga via NGT.
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan rambut : rambut hitam, normal
Hidrasi kulit : normal
Palpebrae : normal Conjungtiva : normal
Sclera : normal
Hidung : normal tapi sementara pasang NGT
Rongga mulut : bersih gusi : bersih warna merah muda
Gigi geligi : masih lengkap gigi palsu : tidak ada
Kemampuan mengunyah keras : belum terlihat karena dalam keadaan sakit.
Lidah : normal tonsil : tidak ada peradangan
Pharing : tidak ada peradangan
Kelenjar getah bening : tidak ada
Kelenjar parotis : normal kelenjar tiroid : normal
Abdomen
- Inspeksi : bentuk : normal
Bayangan vena : tidak ada
Benjolan vena : tidak ada
- Palpasi : tanda nyeri umum : tidak ada
Massa : tidak ada
Hidrasi kulit : normal
Hepar : tidak ada kelainan
Lien : tidak ada kelainan
- Perkusi : tidak dilakukan
Asites : negative
Kulit :
o Spider naevi : negative
o Uremic frost : positif
o Edema : negative
o Icteric : negative
c. Pemeriksaan diagnostic
Laboratorium
- Glukosa 268 → puasa normal 70-125 mg/dl
- Kreatinin 2,1 0,5-1,5 mg/dl
- Ureum darah 134 20-40 mg/dl
- SGOT 15 < 33 µ/l
- SGPT 15 < 43 µ/l
- Total kolesterol 290 133-200 mg/dl
- LDL 192 60-130 mg/dl
- Trigliserida 346 30-190 mg/dl
Hematologi
- Hb 14,8
- PCV 44,4
- Eritrosit 5,21
- Leukosit 11,6
Terapi
- Brainact inj 2 x 500 mg/iv
- Ranitidine 2 x 1 amp/iv
- Cefotaxim 3 x 1 gr
- Valitake 3 x 1 sachet
- Insulator 1 x 8 u sebelumnya GDS
- Actrapid 3x4u
- Calcium gluconat 1 amp
- Amlodipin 10 mg 1-0-0
- Gluconat M 1x2
- Captopril 3 x 25 mg
2)Data objektif
a. Observasi :
Selama 2 hari ini 1x BAB sedikit via pampers, urine ditakar 1x 24 jam 1 hari 3x urine kadang-kadang
banyak, kadang sedikit, pagi 350 cc, siang 300 cc dan sore 150 cc, warna urine putih keruh, kadang-
kadang seperti daun teh.
2) Data Objektif
a. Kontak mata : baik
b. Rentang perhatian : masih belum jelas
c. Suara dan cara bicara : belum ada
2) Data Objektif
Klien tidak pernah dapat kunjungan dari kerabat dan keluarga, anak menantu baru 1 kali besuk.
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan fungsi nervus VII (nervus facialis dan
nervus vagus).
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan pemenuhan ADL.
Batasan karakterisik :
Sengaja menolak bicara
Disorientasi waktu, tempat dan orang
Ketidakmampuan berbicara dengan bahasa yang dominan
Tidak dapat berbicara
Kesulitan berbicara
Tidak tepat dalam mengutarakan keinginan.
Bicara gagap
Dispnea
Kontak mata tidak ada, kesulitan dalam mengikuti pilihan
2) Clien outcomes :
a. Kemampuan komunikasi
b. Komunikasi ; kemampuan ekspresif
c. Komunikasi ; kemampuan reseptif
Indicator :
090201 menggunakan bahasa tulisan
090202 menggunakan bahasa singkat
090203 menggunakan gambar dan menggambar
090204 menggunakan tanda bahasa
090205 menggunakan bahasa non verbal
2) COC :
a. Ambulasi ; berjalan
b. Ambulasi ; kursi roda
c. Pergerakan sendi ; aktif
d. Tingkat mobilitas
e. Perawatan diri ; aktivitas hidup sehari-hari
Indikator :
020801 menunjukkan keseimbangan
020802 menunjukkan keseimbangan posisi tubuh
020803 gerakan otot
020804 gerakan sendi
020806 ambulasi berjalan
o 090205
gunakan bahasa non
verbal
28-30/07- Ganguan 1.Mengobservasi Tanda-Tanda S :-
2009 mobilitas fisik Vital O:
Jam 08.00 berhubungan T: 160/90 o Klien terbaring lemah
wita-13.00 dengan Mmhg,N:84x/M,R:28x/M, ditempat tidur
wita gangguan SB:36,6 Oc o Klien tidak bisa
pemenuhan 2. Melakukan mobilisasi fisik melakukan aktivitas
ADL ditempat tidur tiap 2 jam dan sendiri
mengosok baby oil.
3. mengatur posisi pasien dengan A:
postur tubuh dengan benar o Masalah belum teratasi
4. Dukung pasien/keluarga untuk
memandang P:
keterbatasan dengan realistis o Lanjutkan intervensi
5. berikan penguatan positif selamao 020801 menunjukkan
aktivitasIntoleransi aktivitas keseimbangan
berhubungan dengan kelemahano 020802 menunjukkan
keseimbangan posisi
tubuh
o 020803 gerakan
otot
o 020804 gerakan
sendi
o Observasi tanda-tanda
vital
N Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi NURSE CARE PLANING
O NOC
Ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Monitor nutrisi dan
kebutuhan …. Pasien bertoleransi terhadap aktivitas Monitor pasien aka
Gaya hidup yang dipertahankan. dengan Kriteria Hasil : secara berlebihan
DS:
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai Monitor respon kard
peningkatan tekanan darah, nadi dan RR disritmia, sesak n
Melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau
Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) hemodinamik)
kelemahan.
secara mandiri Monitor pola tidur da
Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat
Keseimbangan aktivitas dan istirahat Kolaborasikan denga
beraktivitas.
merencanakan prog
DO :
Bantu klien untuk me
dilakukan
Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi Bantu untuk memilih
terhadap aktifitas dengan kemampuan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 Tahun
Alamat : Jl. KH A. Dahlan no 76 Purworejo
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Protestan
Pendidikan :-
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Diagnosa medis : Stoke Hemoragik
Tgl Masuk RS : 23 Mei 2013
Tgl Masuk ICU : 30 Mei 2013
Tanggal Pengkajian : 30 Mei 2013
No. RM : 190405
B. Keluhan Utama
C. Riwayat Penyakit
Keluarga pasien mengatakan 8 hari yang lalu tiba tiba pasien tidak bisa bangun dan tidak bisa
berbicara.Kemudian keluarga langsung membawa pasien ke rumah sakit, 7 hari pasien di rawat di
bangsal tetapi tidak ada kemajuan sehingga di pindah ke ICU.
Menurut keluarga 7 bulan yang lalu pasien pernah dirawat dirumah sakit ketika dilakukan
pembedahan pada kaki kanannya akibat luka yang ditimbulkan oleh penyakit Diabetes Melitus yang
diderita Pasien.
Menurut keluarga pasien, dalam keluarga tidak ada yang menderita stroke, akan tetapi keponakan
pasien menyebutkan bahwa ayah dari pasien menderita DM semasa hidupnya.
F. Genogram
X
X
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Dalam satu rumah
X : Meninggal
Kedua orang tua pasien telah meninggal, pasien hidup sendiri, dia dirumah bersama seorang yang
mengurusinya. Sedangkan orang orang terdekat adalah, keponakannya,akan tetapi mereka sudah
berkeluarga dan tinggal di luar kota untuk mengurus usahanya.
G. Primary Suvey
1. Airway
Tidak ada sumbatan jalan nafas berupa cairan, sputum atau benda asing.
2. Breathing
Respiratory rate : 24
SPO2 : 99%
Suara nafas : vesikuler
Irama nafas regular, tidak terdapat batuk, tidak ada retraksi dinding dada, tidak menggunakan
pernafasan cuping hidung.
3. Circulation
Suhu : 37,1 °C
TD : 201/133 mmHg
MAP : 137
HR : 64 x/menit
Turgor kulit : Buruk
Mata : Tidak cekung
Capilary refill :< 2 detik
Tidak sianosis, anemis, akral hangat, tidak ada muntah
4. Disability
5. Eksposure
Terdapat luka lecet pada paha kanan, tangan kanan dan kiri serta terdapat luka bekas
debridement 7 bulan yang lalu pada kaki kanannya.
6. Fluid
Klien terpasang kateter no. 16 dengan jumlah urine 300 cc berwarna kuning jernih
7. Gastric
H. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Bentuk kepala bulat, tidak ada lesi dikepala, rambur berwarna putih,
lurus, distribusi merata.
Palpasi : Tidak terdapat oedema
2. Mata
Inspeksi : Kedua mata klien simetris, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor,
diameter kanan kiri 2mm/2mm, reaksi cahaya +/+.
3. Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris lengkap dan terdapat kedua lubang telinga, tidak
ada lesi, terdapat serumen, tidak terdapat pengeluaran darah atau cairan.
4. Hidung
Inspeksi : Posisi septum nasal simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung,
tidak terdapat pengeluarean lender atau darah, terpasangoksigen 3 liter permenit dengan nasal
kanul dan terpasang NGT pada salah satu lubang hidung.
5. Mulut dan tenggorokan
Inspeksi : Mukosa bibir lembab, gigi klien tidak lengkap, mulut kotor.
6. Leher
Palpasi : Gerakan paru saat inspirasi dan ekapirasi sama, tidak terdapat massa,
tidak terdapat fraktur pada daerah thorak,
8. Jantung
Auskultasi : Tekanan darah 201/133 mmHg mmHg, bunyi jantung S1 dan S2 dengan
irama reguler, tidak terdapat bunyi jantung tambahan murmur, gallop.
9. Payudara
10. Abdomen
Inspeksi : Perut Nampak besar ( banyak penumpukan lemak), kulit elastis, tidak
terdapat lesi atau massa
Palpasi : Tidak terdapat Asites
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus 8x/menit,
11. Genetalia dan perineal
Inspeksi :
Pada Ekstermitas atas kanan : Terdapat pembengkakan dan terpasang IVFD
Pada ekstermitas Atas Kiri : Nampak sedikit bengkak
bawah : terdapat luka bekas debridement ulkus DM, bagian paha terdapat penggelapan warna kulit akibat
bedtres yang lama. Terdapat udema
wah : terdapat penggelapan warna kulit akibat bedtres yang lama. Terdapat udema
I. Pengkajian Pola system
Klien saat ini di rawat di ruang ICU, klien mengalami penurunan kesadaran dan tampak
lemah.Keluarga berharap klien cepat sembuh dan bisa kembali kerumah.
Keluarga klien mengatakan saat dirumah,klien biasa makan 2x/hari dengan nasi, lauk pauk dan
sayuran, pada pagi hari klien makan roti atau kue dan minum teh.Klien minum 5-6 gelas perhari.
Saat dirumah sakit,klien terpasang NGT, klien makan makanan yang disediakan rumah sakit
yaitu peptisol/ diabetasol
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit, keluarga klien mengatakan bahwa klien biasa BAB 1 kali sehari atau 2 hari
sekali. Saat di rumah sakit, klien BAB 1x.Klien terpasang kateter dengan urine berwarna kuning
jernih.
4. Pola Aktivitas
Keluarga klien mengatakan, sebelum masuk rumahsakitklien beraktivitas minimal, klien tidak
dapat berjalan karena mengalami kelemahan pada tangan dan kaki sebelah kanan.Aktivitas klien
sehari-hari dibantu oleh keluarga klien.Selama dirawat di rumah sakit untuk memenuhi activity
daily living dibantu oleh perawat dan keluarga.
Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien biasa tidur pukul 21.00 - 05.00.Klien biasa
tidur siang.
Keluarga klien mengatakan, klien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga,
Keluarga klien mengatakan klien tidak memiliki keluhan di organ reproduksinya.Pasien belum
pernah memiliki suami maupun anak.
Keluarga klien mengatakan agama yang dianut keluarga dan klien adalah protestan.Sewaktu masih
sehat pasien rajin melaksanakan ibadah di gereja.
J. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
23 Mei 2013
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
HbsAg - Negatif
pH 5,5 4,0-7,8
Leukosit 2+ -
Nitrit - -
Protein 3+ -
Glukosa - -
Keton - -
Urobilinogen - -
Eritrosit 3+ -
Sedimen
- Sel epitel 1 1
- Leukosit 10-15 0-5/LPB
- Eritrosit 15-25 0-2/LPB
- Kristal - -
- Silinder
Hyalin + -
Granula + -
4. Terapi obat
Nama obat Komposisi Indikasi
30 Mei 2013
Ceftriaxon ceftriaxone sodium setara dengan ceftriaxone 1,0 g pengobatan infeksi saluran nafa
bawah, Otitis media bakteri akut, In
dan struktur kulit
Aminophilin Tiap tablet mengandung aminofilin 200 mg Asma dan penyakit paru obstruksi kr
31 Mei 2013
Ceftriaxone ceftriaxone sodium setara dengan ceftriaxone 1,0 g pengobatan infeksi saluran nafas bag
bawah, Otitis media bakteri akut, Inf
dan struktur kulit
Aminophilin Tiap tablet mengandung aminofilin 200 mg Asma dan penyakit paru obstruksi kr
Futrolit Per 500 ml NaCl 1.812 g, KCL 0.671 g, Perbaikan kebutuhan karbohidrat, ca
CaCl₂dihidrat 0.147 g, MgCl₂ hexahidrat 2.586 g, elektrolit pada tahap pre, intra & pas
Na asetat trihidrat 0.305 g, sorbitol 25 g, air untuk operasi, dehidrasi isotonik & kehilan
injeksi 500 g. extracellular.
Osmolarity: 475-575 mOsm/L.
1 juni 2013
Ceftriaxone ceftriaxone sodium setara dengan ceftriaxone 1,0 g pengobatan infeksi saluran nafas bag
bawah, Otitis media bakteri akut, Inf
dan struktur kulit
Aminophilin Tiap tablet mengandung aminofilin 200 mg Asma dan penyakit paru obstruksi kr
Kalnex Tiap ml S injeksi (10 w/v %) mengandung Tranexamic Untuk fibrinolisis lokal seperti epista
acid100 mg prostatektomi, konisasi serviks, Edem
angioneurotik hereditas, Pendarahan
sesudah operasi secara umum,Pendar
sesudah operasi gigi pada penderita h
5. Pathway Kasus
Hipertensi
Infiltrasi limfosit
(trombus) Penyempitan pembuluh darah
Pembuluh darah
pecah Peningkatan volume
interstisial
Stroke
hemoragic Udema
Kelebihan Volume Cairan
Peningkatan TIK
Gerak
Kerusakan
Mobilitas Fisik
Defisit
Perawatan Diri
K. Analisa Data
L. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral b/dgangguan aliran arteri atau vena
2. Kelebihan Volume cairan b.d Gangguan mekanisme regulasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penyakit kronis (Stroke)
4. Defisit perawatan diri total b/d kelemahan
5. Hambatan mobilitas fisik b/d kaku sendi atau kontraktur
4 Defisit perawatn diri Self care : Activity of Daily Living Self Care assistane : ADLs
total berhubungan (ADLs) Monitor kemampuan klien untuk
dengan intoleransi Setelah dilakukan tindakan perawatan diri yang mandiri.
aktivitas keperawatan selama 3 x 24 jam Monitor kebutuhan klien untuk alat-
diharapkan defisit perawatan diri alat bantu untuk kebersihan diri,
teratas dengan kriteria hasil: berpakaian, berhias, toileting dan
Klien terbebas dari bau badan makan.
Dapat melakukan ADLS dengan Sediakan bantuan sampai klien
bantuan mampu secara utuh untuk
melakukan self-care.
A=
Masalah belum teratasi
P=
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, ke
reaksi.
3. Monitor status cairan
4. Pantau perubahan tingkat kesadaran pa
P= Lanjutkan intervensi
A=
Masalah belum teratasi
P=
Lanjutkan intervensi :
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, ke
reaksi.
3. Monitor status cairan
4. Pantau perubahan tingkat kesadaran pa
P= Lanjutkan intervensi
6 Defisit perawatn diri total Memonitor kemampuan klien untuk perawatan S=-
berhubungan dengan diri yang mandiri. ( Jam 14.50)
intoleransi aktivitas Memonitor dan membantu kebutuhan klien untuk O=
alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
Pasien mengalami penurunan kesadara
berpakaian, berhias, toileting dan makan.
(15.00) Pasien tampak bersih dan wangi se
personal hygiene. ( jam 15.30)
Membantu sampai klien mampu secara utuh
untuk melakukan self-care.(15.00) Pasien tampak belum bisa melakukan
mandiri ( jam 16.00)
A=
Masalah teratasi sebagian
P=
Lanjutkan Intervensi.
1. Bantu pasien dalam melakukan self car
A=
Masalah teratasi sebagian
P=
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, ke
reaksi.
3. Monitor status cairan.
4. Pantau perubahan tingkat kesadaran pa
8 Hambatan Mobilitas
a. Memonitor respon kardiovaskuler terhadap S= -
Fisikberhubungan dengan aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas,
kontraktur. diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik).
O=
(05.00)
Vital sign perjam terlampir
b. Memantau respon oksigen pasien terhadap
aktivitas keperawatan (05.00) perkembangan RM12
c. Mempertahankan pemberian oksigen. (perjam Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas
21.0 – 07.00) O2 nassa kanul 3 liter/menit.
d. Memantau kemampuasn pasien mobilisasi di Pasien tampak bedrest ditempat tid
tempat tidur. (05.00 – 07.00). menggerakkan anggota tubuh s
jam 07.30)
A=
Masalah teratasi sebagian
P=
Lanjutkan Intervensi.
1. Pantau respon kardiovaskuler.
2. Pantau respon oksigen tehadap aktifitas
3. Pantau kemampuan mobilisasi pasien
9 Defisit perawatan diri total
a. Memonitor kemampuan klien untuk perawatan S=-
berhubungan dengan diri yang mandiri.
intoleransi aktivitas b. Memonitor dan membantu kebutuhan klien O=
untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
Pasien mengalami penurunan kesa
berpakaian, berhias, toileting dan makan. (
tingkat kesadaran somnolent ( jam 04.0
jam 04.30)
Pasien tampak bersih dan wangi se
c. Membantu sampai klien mampu secara utuh
personal hygiene ( jam 04.45)
untuk melakukan self-care. ( jam04.50)
Pasien tampak belum bisa melakukan
mandiri ( jam 05.0)
A=
Masalah teratasi sebagian
P=
Lanjutkan Intervensi
A=
Masalah belum teratasi
P=
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, ke
reaksi.
3. Monitor status cairan.
4. Pantau perubahan tingkat kesadaran pa
P= Lanjutkan intervensi
A=
Masalah teratasi sebagian
P=
Lanjutkan Intervensi.
1. Bantu pasien dalam pemenuhan ADL d
A=
Masalah teratasi sebagian
P=
Lanjutkan intervensi.
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, ke
reaksi.
3. Monitor status cairan.
4. Pantau perubahan tingkat kesadaran pa
c. Mempertahankan pemberian oksigen (setiap Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas
jam) O2 nassa kanul 3 liter/menit ( jam 15.5
A=
Masalah teratasi sebagian
P=
Lanjutkan Intervensi
1. Pantau respon kardiovaskuler.
2. Pantau respon oksigen tehadap aktifitas
3. Pantau kemampuan mobilisasi pasien
7. Defisit perawatan diri totala. Memonitor kemampuan klien untuk perawatan S=-
berhubungan dengan diri yang mandiri.(jam 14.40)
intoleransi aktivitas b. Memonitor dan membantu kebutuhan klien O=
untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
Pasien mengalami penurunan kes
berpakaian, berhias, toileting dan makan. (
tampak bersih dan wangi setelah dila
15.00)
hygiene ( jam 15.50)
c. Membantu sampai klien mampu secara utuh
Pasien tampak belum bisa melakukan
untuk melakukan self-care.( 15.00)
mandiri ( jam 15.50)
A=
Masalah teratasi sebagian
P=
Lanjutkan Intervensi.
1. Bantu pasien dalam pemenuhan ADL d
A=
Masalah belum teratasi
P=
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, ke
reaksi.
3. Kaji kekuatan otot
4. Monitor status cairan.
5. Pantau perubahan tingkat kesadaran pa
A=
Masalah teratasi sebagian
P=
Lanjutkan Intervensi
1. Pantau respon kardiovaskuler.
2. Pantau respon oksigen tehadap aktifita
3. Pantau kemampuan mobilisasi pasien.
4. Ajarkan latihan ROM pasif.
10. Defisit perawatn diri totala. Memonitor kemampuan klien untuk perawatan S=-
berhubungan dengan diri yang mandiri. (05.00)
intoleransi aktivitas b. Memonitor dan membantu kebutuhan klien O =
untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
Pasien tampak bersih dan wangi se
berpakaian, berhias, toileting dan makan.(05.05)
personal hygiene. ( jam 06.00)
c. Membantu sampai klien mampu secara utuh
Pasien tampak belum bisa melakukan
untuk melakukan self-care.(05.00)
mandiri. ( jam 06.510)
A=
Masalah teratasi sebagian
P=
Lanjutkan Intervensi
1. Bantu pasien dalam ADL dan self care
A=
Masalah Teratasi
P=
Intervensi dilanjutkan
1. Memonitor intake nutrisi
2. Mengatur posisi semi fowler atau
selama makan
3. Mempertahankan terapi IV line
Implementasi Hari Ke Tiga Tanggal 1 Juni 2013
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi a. Memonitor TTV(perjam 08.00 – S = Klien mengatakan badannya terasa lemas.
jaringan cerebral 14.00)
berhubungan denganb. Memonitor SPO2, ukuran pupil, , O=
gangguan aliran arteri atau kesimetrisan dan reaksi (13.45)
vena TD 168/88 mmHg dan MAP 113
c. Memonitor tonus otot pergerakan.
HR 94 x/menit
(10.20)
RR 27 x/menit
d. Catat perubahan pasien dalam
merespon stimulus(13.45). SPO2 98%
f. Mengkaji adanya perubahan tingkat Kekuatan otot eks. Atas ki/ ka = 1/1
kesadaran(13.45). Kekuatan otot eks. Bawah ki/ka = 1/1
Input IVFD Futrolit 450 ml, (13.30)
Output Urine = 250 ml (13.30)
Balance + 200 ml (13.40)
O2 3 liter/menit
Kesadaran spoor GCS E3, V2, M2(15.30)
A=
Masalah teratasi sebagian
P=
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, kesimetrisan,
dan reaksi.
3. Kaji kekuatan otot
4. Monitor status cairan.
5. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
A=
Masalah teratasi sebagian
P=
Lanjutkan Intervensi
1. Bantu Pasien dalam ADL dan self care.
P=
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, kesimetrisan,
dan reaksi.
3. Kaji kekuatan otot
4. Monitor status cairan.
5. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
P=
Lanjutkan Intervensi
1. Latihan ROM Pasif
2. Mobilisasi/ 4 jam
3. Pertahankan pemberian Oksigen
P=
Lanjutkan Intervensi
1. Bantu pasien dalam pemenuhan ADL dan Self
Care
A=
Masalah teratasi sebagian.
P=
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, kesimetrisan,
dan reaksi.
3. Kaji kekuatan otot
4. Monitor status cairan.
5. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
e. Mempertahankan pemberian
oksigen (06.30) P=
Lanjutkan Intervensi
1. Latihan ROM Pasif
2. Mobilisasi ditempat tidur
3. Kolaborasi dalam penurunan suplay oksigen 2
liter/menit.
P=
Lanjutkan Intervensi
1. Bantu pasien dalam ADL dan Self care