Anda di halaman 1dari 21

ABSTRAK

ERIKA CAESAR HIDAYAH, Studi aktivitas larvasida ekstrak etanol


dan minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck) (Dibimbing
oleh Hj. Faradiba dan Wisdawati)

Kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck) mengandung flavonoid


dan saponin yang berpotensi sebagai larvasida. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perbandingan aktivitas larvasida terhadap larva nyamuk Aedes
aegypti ekstrak etanol dan minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis
(L.) Osbeck) yang dilihat dari nilai LC50. Pada penelitian ini kulit jeruk Sunkist
diekstraksi secara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol sedangkan
minyak atsiri diperoleh dengan metode destilasi air yang dilakukan pada suhu
70oC. Pengujian larvasida dilakukan pada beberapa kelompok yaitu Kontrol
negatif (DMSO 1%) dan kontrol positif (Abate ®) serta menggunakan larutan
uji dengan beberapa konsentrasi (1000 ppm, 500 ppm dan 250 ppm). Larva
nyamuk Aedes aegypti ditambahkan masing-masing sebanyak 5 ekor
kedalam vial yang berisi larutan uji, kontrol negatif dan kontrol positif,
disimpan selama 24 jam lalu diamati jumlah larva yang mati dan dilakukan 3
kali replikasi pada masing-masing kelompok. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck)
memiliki aktivitas larvasida paling tinggi dengan nilai LC50 562,34µg/mL
dibandingkan dengan minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.)
Osbeck) dengan nilai LC50 1047,12 µg/mL.

Kata kunci : Kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.), Ekstrak etanol, Minyak
atsiri, Larvasida, Aedes aegypti
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. Hingga saat ini

penanganan demam berdarah dengue dilakukan dengan memberantas

vektor yang ditujukan terhadap larva Aedes aegypti.

Penggunaan insektisida kimia sebagai larvasida merupakan cara yang

paling umum digunakan untuk membunuh larva. Namun, hal tersebut

memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan organisme. Untuk itu

digunakan larvasida alami yang bersifat hit and run, yaitu apabila digunakan

akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah hamanya terbunuh akan

cepat terurai di alam. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai larvasida

adalah jeruk sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck), bagian yang digunakan

yaitu kulit buah jeruk sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck) yang mengandung

beberapa metabolit sekunder diantaranya Flavonoid, Saponin dan Minyak

atsiri yang berupa limonene. Limonen dan Saponin berperan sebagai

penghambat makan pada serangga (antifeedant) (Asikin S, 2013).

Dalam pembuatan ekstrak etanol kulit jeruk sunkist (Citrus sinensis

(L.) Osbeck) metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi.

Maserasi merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut

organik pada temperatur ruangan. Pada proses perendaman, sampel

tumbuhan akan mengalami pemecahan dinding dan membran sel akibat


perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga metabolit

sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik.

(Lenny, 2006). Adapun pelarut yang digunakan yaitu etanol karena etanol

memiliki kepolaran yang lebih besar (konstanta dielektrik 24,6) dan senyawa-

senyawa yang terekstrak oleh etanol merupakan senyawa-senyawa polar

dan semi polar ini seperti metabolit sekunder golongan flavonoid, alkaloid dan

golongan bahan alam yang terikat pada glikosida (Rochmat et al, 2016). Dan

menurut penelitian yang dilakukan Astuti (2008) etanol dapat mempengaruhi

kematian larva 24 jam setelah perlakuan adalah pada konsentrasi diatas

10%.

Pengambilan minyak atsiri dilakukan dengan metode destilasi uap air.

Menurut Nainggolan (2002) rendamen minyak atsiri dengan metode destilasi

uap air lebih tinggi dibandingkan dengan metode destilasi air maupun

destilasi uap. Dimana pada metode destilasi air rendamen yang diperoleh

0,35-0,37%, destilasi uap rendamen yang diperoleh 0,6% sedangkan pada

metode destilasi uap air rendamen yang diperoleh sebesar 2,38%.

Uji skrining dilakukan untuk membuktikan kandungan kimia yang ada

pada ekstrak. Dimana menurut Robinson (1991) pada kulit jeruk

mengandung senyawa antara lain Limonoid, Flavonoid dan Saponin.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui uji skrining

fitokimia, diketahui bahwa kandungan kimia ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist

(Citrus sinensis (L.) Osbeck) sebagai berikut:


Tabel 1. Uji kandungan kimia ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus
sinensis (L.) Osbeck)

No Kandungan Pereaksi Hasil Ket


1 Flavanoid Serbuk Mg, + Warna kuning,
HCl pekat + Orange atau
Merah

2 Alkaloid Bauchardat Lp - (+) terbentuk


Endapan coklat
Sampai hitam
3 Saponin HCl 2 N + Terbentuk buih
Selama 10 menit
4 Tanin FeCl3 - (+) terbentuk
Warna biru
Kehitaman atau
Hijau kehitaman

Tabel 2. Uji kandungan kimia minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis
(L.) Osbeck)

No Kandungan Pereaksi Hasil Ket


1 Minyak Atsiri Vanilin asam + Warna biru atau
sulfat Merah ungu

2 Minyak Atsiri Uji kertas + Tidak bersisa


perkamen pada kertas
kertas perkamen

Diperoleh hasil postif pada uji flavonoid ditunjukkan dengan

menghasilkan warna kuning ketika ekstrak ditambahkan dengan serbuk Mg

dan HCl pekat (Nafisah et al., 2014). Dan pada uji saponin diperoleh hasil

postif ditunjukkan dengan terbentuk biuh selama 10 menit ketika ekstrak

ditambah 10 mL air panas dan HCl lalu dikocok kuat-kuat (setyowati et al,

2014, h.3). Pada pengujian spesifik minyak atsiri dilakukan dengan cara profil

KLT dimana Fase gerak yang dipakai yaitu campuran n-heksan:etil asetat
(5:5) lalu disemprot dengan Vanilin-asam sulfat, dipanaskan dan jika positif

minyak atsiri ditunjukkan dengan warna biru atau merah ungu (Stahl Ego,

1969). Dan juga dengan pengujian pada kertas perkamen yaitu ekstrak

etanol dan minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck

diteteskan pada kertas perkamen, Jika tidak bersisa maka dikatakan minyak

atsiri masih ada pada sampel tersebut (Ahmad, 2014).

Pada penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak

etanol dan minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck)

terhadap larva Aedes aegypti, masing-masing dibagi dalam 5 kelompok uji

dengan konsentrasi 250 ppm, 500 ppm dan 1000 ppm serta kontrol positif

(Abate®) dan kontrol negatif (DMSO 1%), dimana yang diuji dan diamati yaitu

kematian larva setelah 24 jam.

Larva yang digunakan yaitu larva Aedes aegypti instar III/IV.

Berdasarkan morfologi dari larva Aedes aegypti, setiap instar memiliki ciri

masing-masing, yaitu : (Gandahusada 2006 dikutip dari Prayuda 2014, h.13)

Larva instar I : ukuran paling kecil yang memiliki panjang 1-2 mm, sifon belum

berwarna hitam, dan badan masih terlihat tembus terhadap cahaya. Larva

instar II : ukuran bertambah besar, yang memiliki panjang 2,5-3,9 mm, sifon

masih belum terlihat dengan jelas. Larva instar III : ukuran lebih besar lagi

dengan panjang 5 mm dan sifon sudah terlihat lebih berwarna gelap

dibandingkan dengan warna badan, serta gigi sisir sudah terlihat di segmen

abdomen ke-8. Dan larva instar IV : memiliki panjang 7-8 mm.


Berikut adalah data pengamatan kematian dari larva nyamuk Aedes

aegypti dengan menggunakan ekstrak etanol dan minyak atsiri kulit jeruk

Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck :

Tabel 3. Persen kematian larva pada ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus
sinensis (L.) Osbeck

Jumlah larva nyamuk yang mati tiap


Sampel uji Replikasi konsentrasi µg/mL (5 ekor)
250 500 1000
1 1 3 5
Ekstrak etanol kulit
jeruk Sunkist (Citrus 2 0 1 2
sinensis (L.) Osbeck)
3 0 2 4

Total Kematian 1 6 11

Persen Kematian (%) 6,66% 40% 73,33%

Tabel 4. Persen kematian larva pada minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus
sinensis (L.) Osbeck

Jumlah larva nyamuk yang mati tiap


Sampel uji Replikasi konsentrasi µg/mL (5 ekor)
250 500 1000
1 0 0 2
Minyak atsiri kulit
jeruk Sunkist (Citrus 2 0 0 2
sinensis (L.) Osbeck)
3 0 1 0

Total Kematian 0 1 4

Persen Kematian (%) 0 6,66% 26,66%

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa semakin besar

konsentrasi dari ekstrak etanol dan minyak kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis
(L.) Osbeck) semakin tinggi jumlah larva yang mati. Dilihat dari konsentrasi

1000 ppm ekstrak etanol dan minyak kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.)

Osbeck) persen kematin larva masing-masing 73,33% dan 26,66%.

Sedangkan pada kelompok kontrol, untuk kontrol negatif (DMSO 1%)

terdapat 0% kematian dan kontrol positif (Abate®) terdapat 100% kematian.

Bahan aktif yang terkandung didalam Abate® adalah temephos yang dimana

bahan ini memiliki efek yang dapat mengganggu sistem saraf dari larva

nyamuk sehingga dapat menyebabkan kematian pada larva dan binatang

lainnya (Fahmi 2006). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

pemberian ekstrak etanol dan minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis

(L.) Osbeck) terhadap kematian larva Aedes aegypti.

Dari data yang diperoleh, dilanjutkan ke perhitungan untuk

menentukan nilai LC50. LC50 (Lethal Concentration-50) adalah kadar atau

konsentrasi suatu zat, yang dinyatakan dalam milligram bahan kimia per

meter kubik media uji (part per million atau ppm), yang bisa menyebabkan

terjadinya 50% kematian pada hewan coba dari suatu kelompok spesies

setelah hewan coba tersebut dipaparkan dalam waktu tertentu (Inayah,

Ningsih, & Adi 2013, h.93). Dimana diperoleh LC50 (Lethal Concentration)

ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck) adalah 552,34

µg/mL ± 0,37 dan untuk minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.)

Osbeck) adalah 1047,12 µg/mL ± 0,28. Suatu senyawa dikatakan toksik

terhadap pestisida apabila LC50 < 1000 ppm (Inayah, Ningsih, & Adi 2013,

h.93). Hal ini menunjukkan bahwa hanya ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist
(Citrus sinensis (L.) Osbeck) yang bersifat toksik terhadap larva nyamuk

Aedes aegypti.

Ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck)

mempunyai pengaruh terhadap kematian larva. Hal itu disebabkan karena

kandungan senyawa dari ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis

(L.) Osbeck). Berdasarkan uji skrining ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist

(Citrus sinensis (L.) Osbeck) mengandung metabolit sekunder berupa

Flavonoid dan Saponin.

Berdasarkan penelitian dari Wahyulianto (2005), flavonoid dapat

masuk melalui kutikula yang melapisi tubuh larva sehingga dapat merusak

membran sel larva. Saponin yang merupakan senyawa bioaktif sebagai zat

toksin. Saponin termasuk dalam golongan racun kontak karena dapat masuk

melalui dinding tubuh larva dan racun perut melalui mulut. Saponin memiliki

sifat seperti detergen sehingga dinilai mampu meningkatkan penetrasi zat

toksin karena dapat melarutkan bahan lipofilik dalam air. Selain itu, saponin

juga memiliki rasa pahit sehingga menurunkan nafsu makan larva kemudian

larva akan mati karena kelaparan (Novizan, 2002).

Pada pengujian larvasida dengan menggunakan minyak atsiri kulit

jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck) jumlah kematian larva berbeda-

beda, kematian larva lebih banyak pada konsentrasi yang lebih tinggi.

Perbedaan ini dipengaruhi oleh jumlah kandungan zat kimia minyak atsiri

tersebut. Senyawa kimia yang terkandung dalam minyak atsiri merupakan

hasil dari metabolit sekunder tanaman.


Berdasarkan hasil penelitian dari Megawati dan Rosa (2015),

Komponen minyak atsiri dari jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck)

terbesar yaitu limonene (96,69%). Semakin banyak kandungan limonen yang

terdapat dalam minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck)

maka semakin baik mutu minyak atsiri tersebut. Menurut Novizan (2002)

Cara kerja limonoen untuk menyebabkan hilangnya koordinasi organ.

Limonen merupakan racun kontak yang dapat dipakai untuk mengendalikan

serangga.
Lampiran 4. Perhitungan Pengenceran

Diketahui : Volume Minyak Atsiri = 0,02 % v/v

Dicukupkan hingga 10 mL (2.000 ppm)

1. Pengenceran seri konsentrasi

Rumus pengenceran:

𝑁1 . 𝑉1 = 𝑁2 . 𝑉2

a. 0,1 % v/v
0,1
Ppm = 100 𝑥 1.000.000 = 1000 ppm

2.000 ppm . X = 1000 ppm . 10 mL

10.000𝑝𝑝𝑚.𝑚𝐿
X= 2.000 𝑝𝑝𝑚

X = 5mL  dicukupkan hingga 10 mL

b. 0,05 % v/v
0,5
Ppm = 100 𝑥 1.000.000 = 500 ppm

2.000 ppm . X = 500 ppm . 10 mL


5.000 𝑝𝑝𝑚.𝑚𝐿
X= 2.000 𝑝𝑝𝑚

X = 2,5mL  dicukupkan hingga 10 mL

c. 0,025 % v/v
0,025
Ppm = 𝑥 1.000.000 = 250 ppm
100

2000 ppm . X = 250 ppm . 10 mL


2.5000𝑝𝑝𝑚.𝑚𝐿
X= 2.000 𝑝𝑝𝑚
X = 1,25 mL  dicukupkan hingga 10 mL

Lampiran 5. Perhitungan persen (%) kematian larva nyamuk (Aedes


aegypti) setelah pemberian ekstrak etanol kulit jeruk
Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck)

Tabel 1. Perhitungan persen (%) kematian larva nyamuk (Aedes aegypti)


setelah pemberian ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus
sinensis (L.) Osbeck)

Jumlah larva nyamuk yang mati tiap


Sampel uji Replikasi konsentrasi µg/mL (5 ekor)
250 500 1000
1 1 3 5
Ekstrak etanol kulit
jeruk Sunkist (Citrus 2 0 1 2
sinensis (L.) Osbeck)
3 0 2 4

Total Kematian 1 6 11

Persen Kematian (%) 6,66% 40% 73,33%

Perhitungan persen kematian :

Jumlah total kematian pada 3 replikasi


x 100%
Jumlah larva yang digunakan pada 3 replikasi

1. Konsentrasi 250 ppm

1
x 100% = 6,66%
15

2. Konsentrasi 500 ppm

6
x 100% = 40%
15
3. Konsentrasi 1000 ppm

11
x 100% = 73,33%
15

Lampiran 6. Perhitungan LC50 ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus


sinensis (L.) Osbeck)

Tabel 2. Perhitungan LC50 ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus


sinensis (L.) Osbeck)

(x) log
y (probit) x2 y2 xy
konsentrasi
2,3 3,45 5,29 11,90 3,45
2,6 4,75 6,76 22,56 9,5
3 5,61 9 31,47 16,83

Ʃ = 7,9 Ʃ = 13,81 Ʃ = 21,05 Ʃ = 65,93 Ʃ = 29,78

1. Persamaan garis y = a + bx

Untuk nilai a,

(Ʃx2)(Ʃy) – (Ʃx)( Ʃxy)


a =
n (Ʃx2) – (Ʃx)2

(21,05)(13,81) – (7,9)(37,11)
a =
3 (21,05) – (7,9)2

(290,70) – (293,16)
a =
(63,15) – (62,41)

- 2,46
a =
0,74

a = - 3,32
Untuk nilai b,

n(Ʃxy) – (Ʃx)( Ʃy)


b =
n (Ʃx2) – (Ʃx)2

3(37,11) – (7,9)(13,81)
b =
3(21,05) – (7,9)2

111,33 – 109,09
b =
63,15 – 62,41

2,24
b =
0,74

b = 3,02

2. LC50 (Lethal Concentration)

Persamaan garis y = a + bx

y = - 3,32 + 3,02x y = probit 50


= 5,00

5,00 = - 3,32 + 3,02x

(5,00) + (3,32)
x =
3,02

8,32
x =
3,02

x = 2,75

Ketentuan :

x = log LC50
2,75 = log LC50
LC50 = antilog 2,75
= 562,34 µg/mL (toksik)

Keterangan :

LC50 < 1000 µg/mL maka sampel bersifat toksik

LC50 > 1000 µg/mL maka sampel tidak toksik

Ket :

X = log konsentrasi ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.)

Osbeck)

Y = presentase respon kematian dalam satuan probit

a = Panjang sumbu tegak antara titik asal dan titik potong garis regresi

dengan sumbu tegak

b = “slope” atau gradient (kemiringan)


Lampiran 7. Perhitungan persen (%) kematian larva nyamuk (Aedes
aegypti) setelah pemberian minyak atsiri kulit jeruk Sunkist
(Citrus sinensis (L.) Osbeck)

Tabel 3. Perhitungan persen (%) kematian larva nyamuk (Aedes aegypti)


setelah pemberian minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus
sinensis (L.) Osbeck)

Jumlah larva nyamuk yang mati tiap


Sampel uji Replikasi konsentrasi µg/mL (5 ekor)
250 500 1000
1 0 0 2
Minyak atsiri kulit
jeruk Sunkist (Citrus 2 0 0 2
sinensis (L.) Osbeck)
3 0 1 0

Total Kematian 0 1 4

Persen Kematian (%) 0 6,66% 26,66%

Perhitungan persen kematian :

Jumlah total kematian pada 3 replikasi


x 100%
Jumlah larva yang digunakan pada 3 replikasi

1. Konsentrasi 250 ppm

0
x 100% = 0%
15

2. Konsentrasi 500 ppm

1
x 100% = 6,66%
15

3. Konsentrasi 1000 ppm


4
15 x 100% = 26,66%

Lampiran 8. Perhitungan LC50 minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus


sinensis (L.) Osbeck)

Tabel 4. Perhitungan LC50 minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus


sinensis (L.) Osbeck)

(x) log
y (probit) x2 y2 xy
konsentrasi
2,3 0 5,29 0 0
2,6 3,45 6,76 11,90 8,97
3 4,36 9 19,00 13,08

Ʃ = 7,9 Ʃ = 7,81 Ʃ = 21,05 Ʃ = 30,9 Ʃ = 22,05

4. Persamaan garis y = a + bx

Untuk nilai a,

(Ʃx2)(Ʃy) – (Ʃx)( Ʃxy)


a =
n (Ʃx2) – (Ʃx)2

(21,05)(7,81) – (7,9)(22,05)
a =
3 (21,05) – (7,9)2

(164,40) – (174,19)
a =
(63,15) – (62,41)

-9,79
a =
0,74

a = -13,22
Untuk nilai b,

n(Ʃxy) – (Ʃx)( Ʃy)


b =
n (Ʃx2) – (Ʃx)2

3(22,05) – (7,9)(7,81)
b =
3(21,05) – (7,9)2

6,15 – 61,96
b =
63,15 – 62,41

4,46
b =
0,74

b = 6,02

5. LC50 (Lethal Concentration)

Persamaan garis y = a + bx

y = -13,22 + 6,02x y = probit 50


= 5,00

5,00 = -13,22 + 6,02x

(5,00) + (13,22)
x =
6,02

18,22
x =
6,02

x = 3,02

Ketentuan :

x = log LC50
3,02 = log LC50
LC50 = antilog 3,02
= 1047,12 µg/mL (tidak toksik)
Keterangan :

LC50 < 1000 µg/mL maka sampel bersifat toksik

LC50 > 1000 µg/mL maka sampel tidak toksik

Ket :

X = log konsentrasi minyak atsiri kulit jeruk sunkist (Citrus sinensis (L.)

Osbeck)

Y = presentase respon kematian dalam satuan probit

a = Panjang sumbu tegak antara titik asal dan titik potong garis regresi

dengan sumbu tegak

b = “slope” atau gradient (kemiringan)


Lampiran 9. Harga probit sesuai presentasenya

Tabel 5. Harga probit sesuai presentasenya

Presentasenya Probit
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0 - 2,67 2,95 3,12 3,25 3,36 3,45 3,52 3,59 3,66

10 3,72 3,77 3,82 3,87 3,93 3,95 4,01 4,05 4,08 4,12

20 4,17 4,19 4,23 4,26 4,29 4,33 4,36 4,39 4,42 4,45

30 4,48 4,50 4,53 4,56 4,59 4,61 4,64 4,67 4,69 4,72

40 4,75 4,77 4,80 4,82 4,85 4,87 4,90 4,92 4,95 4,97

50 5,00 5,03 5,05 5,08 5,10 5,132 5,15 5,18 5,20 5,23

60 5,25 5,28 5,31 5,33 5,36 5,39 5,41 5,44 5,74 5,50

70 5,52 5,55 5,58 5,61 5,64 5,67 5,71 5,74 5,77 5,81

80 5,84 5,88 5,92 5,95 5,99 6,04 6,08 6,13 6,18 6,23

90 6,28 6,34 6,41 6,48 6,55 6,64 6,75 6,88 7,05 7,33

99 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9

7,33 7,37 7,41 7,46 7,51 7,58 7,66 7,75 7,88 8,09
Sumber : Mursyidi, A., (1984) “Statistik Farmasi dan Biologi”, Ghalia
Indonesia Cetakan 1, Jakarta, 157
Lampiran 10. Grafik Hubungan Log Konsentrasi Terhadap Harga Probit

Probit
7
6 y = 3.0351x - 3.3892
R² = 0.9608
5
PROBIT

4
3 Probit
2 Linear (Probit)
1
0
0 1 2 3 4
LOG KONSENTRASI

Gambar 1. Grafik Hubungan Log Konsentrasi Terhadap Harga Probit dari ekstrak
etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck)

Probit
6

5 y = 6.0149x - 13.236
R² = 0.8435
4
PROBIT

3
Probit
2
Linear (Probit)
1

0
0 1 2 3 4
LOG KONSENTRASI

Gambar 2. Grafik Hubungan Log Konsentrasi Terhadap Harga Probit dari minyak
atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck)

Anda mungkin juga menyukai