Kata kunci : Kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.), Ekstrak etanol, Minyak
atsiri, Larvasida, Aedes aegypti
BAB IV
nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. Hingga saat ini
digunakan larvasida alami yang bersifat hit and run, yaitu apabila digunakan
akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah hamanya terbunuh akan
cepat terurai di alam. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai larvasida
adalah jeruk sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck), bagian yang digunakan
yaitu kulit buah jeruk sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck) yang mengandung
sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik.
(Lenny, 2006). Adapun pelarut yang digunakan yaitu etanol karena etanol
memiliki kepolaran yang lebih besar (konstanta dielektrik 24,6) dan senyawa-
dan semi polar ini seperti metabolit sekunder golongan flavonoid, alkaloid dan
golongan bahan alam yang terikat pada glikosida (Rochmat et al, 2016). Dan
10%.
uap air lebih tinggi dibandingkan dengan metode destilasi air maupun
destilasi uap. Dimana pada metode destilasi air rendamen yang diperoleh
fitokimia, diketahui bahwa kandungan kimia ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist
Tabel 2. Uji kandungan kimia minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis
(L.) Osbeck)
dan HCl pekat (Nafisah et al., 2014). Dan pada uji saponin diperoleh hasil
ditambah 10 mL air panas dan HCl lalu dikocok kuat-kuat (setyowati et al,
2014, h.3). Pada pengujian spesifik minyak atsiri dilakukan dengan cara profil
KLT dimana Fase gerak yang dipakai yaitu campuran n-heksan:etil asetat
(5:5) lalu disemprot dengan Vanilin-asam sulfat, dipanaskan dan jika positif
minyak atsiri ditunjukkan dengan warna biru atau merah ungu (Stahl Ego,
1969). Dan juga dengan pengujian pada kertas perkamen yaitu ekstrak
etanol dan minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck
diteteskan pada kertas perkamen, Jika tidak bersisa maka dikatakan minyak
etanol dan minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck)
dengan konsentrasi 250 ppm, 500 ppm dan 1000 ppm serta kontrol positif
(Abate®) dan kontrol negatif (DMSO 1%), dimana yang diuji dan diamati yaitu
Berdasarkan morfologi dari larva Aedes aegypti, setiap instar memiliki ciri
Larva instar I : ukuran paling kecil yang memiliki panjang 1-2 mm, sifon belum
berwarna hitam, dan badan masih terlihat tembus terhadap cahaya. Larva
instar II : ukuran bertambah besar, yang memiliki panjang 2,5-3,9 mm, sifon
masih belum terlihat dengan jelas. Larva instar III : ukuran lebih besar lagi
dibandingkan dengan warna badan, serta gigi sisir sudah terlihat di segmen
aegypti dengan menggunakan ekstrak etanol dan minyak atsiri kulit jeruk
Tabel 3. Persen kematian larva pada ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus
sinensis (L.) Osbeck
Total Kematian 1 6 11
Tabel 4. Persen kematian larva pada minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus
sinensis (L.) Osbeck
Total Kematian 0 1 4
konsentrasi dari ekstrak etanol dan minyak kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis
(L.) Osbeck) semakin tinggi jumlah larva yang mati. Dilihat dari konsentrasi
1000 ppm ekstrak etanol dan minyak kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.)
Bahan aktif yang terkandung didalam Abate® adalah temephos yang dimana
bahan ini memiliki efek yang dapat mengganggu sistem saraf dari larva
pemberian ekstrak etanol dan minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis
konsentrasi suatu zat, yang dinyatakan dalam milligram bahan kimia per
meter kubik media uji (part per million atau ppm), yang bisa menyebabkan
terjadinya 50% kematian pada hewan coba dari suatu kelompok spesies
Ningsih, & Adi 2013, h.93). Dimana diperoleh LC50 (Lethal Concentration)
ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck) adalah 552,34
µg/mL ± 0,37 dan untuk minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.)
terhadap pestisida apabila LC50 < 1000 ppm (Inayah, Ningsih, & Adi 2013,
h.93). Hal ini menunjukkan bahwa hanya ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist
(Citrus sinensis (L.) Osbeck) yang bersifat toksik terhadap larva nyamuk
Aedes aegypti.
kandungan senyawa dari ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis
(L.) Osbeck). Berdasarkan uji skrining ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist
masuk melalui kutikula yang melapisi tubuh larva sehingga dapat merusak
membran sel larva. Saponin yang merupakan senyawa bioaktif sebagai zat
toksin. Saponin termasuk dalam golongan racun kontak karena dapat masuk
melalui dinding tubuh larva dan racun perut melalui mulut. Saponin memiliki
toksin karena dapat melarutkan bahan lipofilik dalam air. Selain itu, saponin
juga memiliki rasa pahit sehingga menurunkan nafsu makan larva kemudian
jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck) jumlah kematian larva berbeda-
beda, kematian larva lebih banyak pada konsentrasi yang lebih tinggi.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh jumlah kandungan zat kimia minyak atsiri
Komponen minyak atsiri dari jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck)
terdapat dalam minyak atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck)
maka semakin baik mutu minyak atsiri tersebut. Menurut Novizan (2002)
serangga.
Lampiran 4. Perhitungan Pengenceran
Rumus pengenceran:
𝑁1 . 𝑉1 = 𝑁2 . 𝑉2
a. 0,1 % v/v
0,1
Ppm = 100 𝑥 1.000.000 = 1000 ppm
10.000𝑝𝑝𝑚.𝑚𝐿
X= 2.000 𝑝𝑝𝑚
b. 0,05 % v/v
0,5
Ppm = 100 𝑥 1.000.000 = 500 ppm
c. 0,025 % v/v
0,025
Ppm = 𝑥 1.000.000 = 250 ppm
100
Total Kematian 1 6 11
1
x 100% = 6,66%
15
6
x 100% = 40%
15
3. Konsentrasi 1000 ppm
11
x 100% = 73,33%
15
(x) log
y (probit) x2 y2 xy
konsentrasi
2,3 3,45 5,29 11,90 3,45
2,6 4,75 6,76 22,56 9,5
3 5,61 9 31,47 16,83
1. Persamaan garis y = a + bx
Untuk nilai a,
(21,05)(13,81) – (7,9)(37,11)
a =
3 (21,05) – (7,9)2
(290,70) – (293,16)
a =
(63,15) – (62,41)
- 2,46
a =
0,74
a = - 3,32
Untuk nilai b,
3(37,11) – (7,9)(13,81)
b =
3(21,05) – (7,9)2
111,33 – 109,09
b =
63,15 – 62,41
2,24
b =
0,74
b = 3,02
Persamaan garis y = a + bx
(5,00) + (3,32)
x =
3,02
8,32
x =
3,02
x = 2,75
Ketentuan :
x = log LC50
2,75 = log LC50
LC50 = antilog 2,75
= 562,34 µg/mL (toksik)
Keterangan :
Ket :
X = log konsentrasi ekstrak etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.)
Osbeck)
a = Panjang sumbu tegak antara titik asal dan titik potong garis regresi
Total Kematian 0 1 4
0
x 100% = 0%
15
1
x 100% = 6,66%
15
(x) log
y (probit) x2 y2 xy
konsentrasi
2,3 0 5,29 0 0
2,6 3,45 6,76 11,90 8,97
3 4,36 9 19,00 13,08
4. Persamaan garis y = a + bx
Untuk nilai a,
(21,05)(7,81) – (7,9)(22,05)
a =
3 (21,05) – (7,9)2
(164,40) – (174,19)
a =
(63,15) – (62,41)
-9,79
a =
0,74
a = -13,22
Untuk nilai b,
3(22,05) – (7,9)(7,81)
b =
3(21,05) – (7,9)2
6,15 – 61,96
b =
63,15 – 62,41
4,46
b =
0,74
b = 6,02
Persamaan garis y = a + bx
(5,00) + (13,22)
x =
6,02
18,22
x =
6,02
x = 3,02
Ketentuan :
x = log LC50
3,02 = log LC50
LC50 = antilog 3,02
= 1047,12 µg/mL (tidak toksik)
Keterangan :
Ket :
X = log konsentrasi minyak atsiri kulit jeruk sunkist (Citrus sinensis (L.)
Osbeck)
a = Panjang sumbu tegak antara titik asal dan titik potong garis regresi
Presentasenya Probit
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 3,72 3,77 3,82 3,87 3,93 3,95 4,01 4,05 4,08 4,12
20 4,17 4,19 4,23 4,26 4,29 4,33 4,36 4,39 4,42 4,45
30 4,48 4,50 4,53 4,56 4,59 4,61 4,64 4,67 4,69 4,72
40 4,75 4,77 4,80 4,82 4,85 4,87 4,90 4,92 4,95 4,97
50 5,00 5,03 5,05 5,08 5,10 5,132 5,15 5,18 5,20 5,23
60 5,25 5,28 5,31 5,33 5,36 5,39 5,41 5,44 5,74 5,50
70 5,52 5,55 5,58 5,61 5,64 5,67 5,71 5,74 5,77 5,81
80 5,84 5,88 5,92 5,95 5,99 6,04 6,08 6,13 6,18 6,23
90 6,28 6,34 6,41 6,48 6,55 6,64 6,75 6,88 7,05 7,33
99 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
7,33 7,37 7,41 7,46 7,51 7,58 7,66 7,75 7,88 8,09
Sumber : Mursyidi, A., (1984) “Statistik Farmasi dan Biologi”, Ghalia
Indonesia Cetakan 1, Jakarta, 157
Lampiran 10. Grafik Hubungan Log Konsentrasi Terhadap Harga Probit
Probit
7
6 y = 3.0351x - 3.3892
R² = 0.9608
5
PROBIT
4
3 Probit
2 Linear (Probit)
1
0
0 1 2 3 4
LOG KONSENTRASI
Gambar 1. Grafik Hubungan Log Konsentrasi Terhadap Harga Probit dari ekstrak
etanol kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck)
Probit
6
5 y = 6.0149x - 13.236
R² = 0.8435
4
PROBIT
3
Probit
2
Linear (Probit)
1
0
0 1 2 3 4
LOG KONSENTRASI
Gambar 2. Grafik Hubungan Log Konsentrasi Terhadap Harga Probit dari minyak
atsiri kulit jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck)