DOSEN PENGAMPU:
Dr.MUKHZARUDFA,S.E.,M.S.I
DISUSUN OLEH:
Semester V
Kelas R-009
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS JAMBI
KASUS MENGENAI MANAJEMEN KEUANGAN PT. KIMIA FARMA TBK
Kimia Farma adalah perusahaan industry farmasi pertama diindonesia yang didirikan
oleh pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV
Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia
meakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi)
Bhineka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 agustus 1971, bentuk badan hokum PNF
diubah menjadi perseroan Terbatas. Sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT. Kimia
Farma (Persero).
Kasus tersebut terjadi pada tanggal 31 desember 2001 pada awalnya audit. manajemen
kimia farma melaoorkan adanya laba bersih sebesar Rp. 132 milyar, dan laporan tersebut diaudit
oleh Hans Tuanakotta dan Mustofa (HTM). Akan tetapi kementrian BUMN dan Bapepam
menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa.Dalam rangka
restrukturisasi PT. Kimia Farma Tbk, Ludovicus Sensi W. selaku partner dari KAP HTM yang
diberikan tugas mengaudit laporan keuangan untuk masa bulan yang berakhir pada tanggal 31
mei 2002 menemukan dan melaporkan adanya kesalahan.Kesalahan yang ditemukan yaitu
adanya kesalahan dalam persediaan barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan. setelah
dilakukan audit ulang ditemukan adanya kesalahan yang cukup medasar pada laporan keuangan
yang dimana laba bersihnya hanya sebesar Rp. 99,56 milyar dari awalnya sebesar Rp. 132
milyar.
kesalahan penyajian tersebut dilakukan oleh direksi periode 1998-juni 2002, dengan cara
menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master price ) pada tanggal 1 dan 3 februari 2002
dan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dilakukannya pencatatan ganda atas
penjualan yang dimana pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak
disampling oleh auditor, sehingga tidak berhasil dideteksi. oleh karena itu bapepam menyelidiki
bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT. Kimia Farma telah mengikuti standar audit
yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. selain itu, KAP juga tidak terbukti
membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut.karena hal itu, kementrian BUMN
memutuskan penghentian proses disvestasi saham pada PT. Kimia Farma tersebut.
Jawaban terhadap kasus diatas adalah bahwa Manajemen PT. Kimia Farma tidak adanya
nilai integritas dan objektivitas yaitu melakukan ketidakjujuran dalam hal informasi laporan
keuangan perusahaan dengan cara memanipulasi terhadap laporan keuangan pada master
price(harga persediaan) danpencatatan ganda penjualan agar laba perusahaan tinggi .sebagai
seorang auditor , seharusnya HTM selaku auditor yang mengaudit, harus mempunyai sikap
profesional,jujur dan lebih teliti terhadap laporan keuangan. agar tidak merugikan para investor
dengan kesalahan saji materil dalam laporan keuangan. dan seharusnya juga, auditor harus
mengetahui apakah laporan keuangan tersebut itu fiktif atau tidak. dan akibat dari para
manajemen yang terlibat dalam penyusunan laporan kauangan PT. Kimia Farma yang telah
terbukti melakukan manipulasi dana atau penggelembungan dana , menimbulkan reputasi buruk
terhadap perusahaan.
Dalam hal ini, sebaiknya, laporan keuangan harus dikontrol dan dilakukan pemeriksaan
dan evaluasi setiap bulannya beserta pihak-pihak yang terlibat didalamnya. dan dengan adanya
kasus seperti ini pihak PT. Kimia Farma membuat struktur organisasi yang jelas dan terarah agar
dalam membuat tugas-tugas dapat dikerjakan dengan baik dan benar.Dengan terjadinya kasus
seperti ini, pihak perusahaan membuat hukuman dan sanksi yang tegas pada para karyawan yang
melanggar agar tidak terjadi lagi kasus seperti ini. Dan bagi KAP harus lebih teliti dalam
memeriksa laporan keuangan pada sebuah perusahaan dan memberikan sanksi yang tegas kepada
auditor yang terlibat.
RANGKUMAN MATERI MANAJEMEN KEUANGAN