Anda di halaman 1dari 13

RESUME MENGENAI KONSEP PEMBELAJARAN

1. Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas manusia untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya. Belajar
dapat dilakukan dengan berlatih atau mencari pengalaman baru. Dengan demikian, belajar
dapat membawa perubahan bagi seseorang, baik berupa pengetahuan, sikap, maupun
ketrampilan.
Menurut W.S. Winkel (Riyanto, 2009) pengertian belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis,
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.
Menurut Oemar Hamalik (2005) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu,
yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan
kelakuan.
Belajar menurut Wina Sanjaya (2010) merupakan proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi
karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya yang disadari.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas menta/psikis,
suatu proses dan kegiatan guna memperoleh pengetahuan dan pengalaman, melalui interaksi
individu terhadap lingkungan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku dalam dirinya
menjadi lebih baik.
b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Hamalik (2005), pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi (siswa-guru), material (buku, papan tulis, kapur, dan alat belajar),
fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi mencapi tujuan
pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa
berubah kearah yang lebih baik.
Menurut Enceng Mulyana (2008), pembelajaran adalah inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Pembelajaran merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar
pada diri peserta didik.
Sedangkan Arief, dkk (2003) berpendapat bahwa proses pembelajaran harus dirancang secara
sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa. Pembelajaran direncanakan berdasarkan
kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik
siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan
tercapai.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebagai upaya sistematis yang
terdapat interaksi didalamnya baik itu antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa
dengan sumber belajar, sehingga mengarah kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai.
2. Komponen-komponen Pembelajaran
Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran harus memperhrikan komponen-komponen yang
mempengaruhi proses pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dalam pembelajaran merupakan komponen yang paling penting yang harus ditetapkan
dalam proses pembelajaran yang mempunyao fungsi sebagai tolak ukuran pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah perumusan tentang tingkah laku atau kemampuan-kemampuan
yang kita harapkan dapat dimiliki oleh peserta didik setelah mereka mengikuti pelajaran-
pelajaran yang telah diberikan.
b. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah inti yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses
belajar mengajar, sehingga materi harus dibuat secara sistematis agar mudah diterima oleh
siswa (Nana Sudjana, 2006). Maka dapat dijelaskan bahwa materi pelajaran adalah semua
bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa pada proses belajar mengajar dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran. Bahwa pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
anak didik akan memotivasi anak didik dalam proses belajar mengajar.
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah
diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar
mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajat akan menentukan
sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
d. Pendekatan Pembelajaran
- Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan teoritis
teoritis tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih
kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus
menggunakan pendekatan tertentu, tetapi sifatnya lugas dan terencana. Artinya
memilih pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan
dalam perencanaan pembelajaran (Sanjaya, 2008: 127). Pembelajaran terdapat dua
jenis pendekatan, yaitu: (1) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa
(student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru (teacher centered approach)
- Macam-macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar
mengajar, antara lain :
1. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual latar belakang siswa belajar lebih bermakna dengan
melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah.
2. Pendekatan Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontektual, yaitu
bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba.
3. Pendekatan Deduktif-Induktif
a. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktig ditandai dengan pemaparan konsep, definisi, dan
istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif
dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan
berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya
dan konsep dasarnya.
b. Pendekatan Induktif
Ciri utama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah
menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh
pengertian. Data yang digunakan merupakan data primer atau dapat pula
berupa kasus-kasus nyata yang terjadi di lingkungan.
e. Strategi Pembelajaran
- Pengertian Strategi Pembelajaran
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran menurut Kemp (Wina Sanjaya, 2008) adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya mengutip pemikiran J.
R David, Wina Sanjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasanya masih bersifat
konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran.
- Macam-macam strategi pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
strategi proses penyampaian materi secara verbal dari guru terhadap siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran yang optimal.
Kelebihan :
1. Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, guru dapat
mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2. Strategi pembelajaran eksipotori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran
yang harus dikuasai cukup luas dan waktu terbatas.
3. Melalui strategi ini siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang materi
pelajaran sekaligus mengobservasi melalui demonstrasi.
4. Strategi ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dengan kelas besar.
Kelemahan :
1. Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dilakukan terhadap siswa dengan
kemampuan mendengar dan menyimak yang baik.
2. Strategi ini tidak mungkin melayani perbedaan kemampuan belajar pengetahuan,
minat, bakat, dan gaya belajar individu.
3. Karena lebih banyak dengan ceramah, strategi ini sulit mengembangkan
kemampuan sosialisasi siswa.
4. Keberhasilan strategi ini tergantung pada kemampuan yang dimiliki guru.
5. Gaya komunikasi pada strategi ini satu arah, jadi kesempatan mengontrol
kemampuan belajar siswa terbatas.

b. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah


Strategi pembelajaran berbasis masalah mengutaman proses belajar, dimana tugas guru
harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan
diri. Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih
tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah termasuk bagaimana belajar.
Kelebihan :
1. Terjadi interaksi yang dinamis diantara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan
siswa dengan siswa.
2. Siswa memiliki keterampilan mengatasi masalah
3. Siswa memiliki kemampuan mempelajari peran orang dewasa
4. Siswa dapat menjadi pembelajar yang mandiri dan independent
5. Siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi
Kelemahan :
1. Memungkinkan siswa menjadi jenuh karena harus berhadapan langsung dengan
masalah
2. Memungkinkan siswa kesulitan dalam memproses sejumlah data dan informasi
dalam waktu singkat, sehingga pembelajaran berbasis masalah ini membutuhkan
waktu yang relatif lama.
c. Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Strategi pembelajaran CTL adalah sutau strategi pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga
peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam
kehidupan sehari-hari.
Kelebihan :
1. Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa melakukan sendiri kegiatan yang
berhubungan dengan materi yang ada sehinggga siswa dapat memahaminya
sendiri.
2. Pembelajatan lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
kepada siswa karena pembelajaran CTL menuntut siswa menemukan sendiri
bukan menghafalkan.
3. Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat tentang materi
yang dipelajari
4. Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari dengan bertanya
kepada guru
5. Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama dengan teman yang lain untuk
memcahkan masalah yang ada.
6. Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dan kegiatan pembelajaran.
Kelemahan :
1. Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran, tidak mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya, karena soswa
tidak mengalami sendiri.
2. Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik siswa
karena harus menyesuaikan dengan kelompoknya.
3. Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerjasama dengan yang
lainnya. Karena siswa yang tekun merasa harus bekerja lebih daripada siswa yang
lain dalam kelompoknya.
d. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strategi inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran
tidak diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan
menemukan sendiri materi pelajaran sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing siswa untuk bekerja.
Kelebihan :
1. SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2. SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
3. SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang dianggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
4. Strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar
bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kelemahan :
1. Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Strategi ini sulit merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Terkadang dalam implementasinya, memerlukan waktu yang panjang sehingga
guru sering kesulitan dalam menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran, maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.e.
e. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif adalah strategi yang bukan hanya bertujuan untuk
mencapai dimensi yang lainnya, yaitu sikap dan ketrampilan afektif berhubungan
dengan volume yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang
tumbuh dari dalam. Kemampuan sikap afektif berhubungan dengan minat dan sikap
yang dapat berupa tanggungjawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur,
menghargai pendapat orang lain dan kemampuan mengendalikan diri,
Kelebihan :
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran afektif akan dapat membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.
2. Mengembangkan potensi peserta didik dalam hal nilai dan sikap.
3. Menjadi sarana pembentukan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
4. Peserta didik yang lebih mengetahui hal yang berguna atau berharga (sikap positif)
dan tidak berguna (sikap negatif)
5. Dengan pelaksanaannya strategi pembelajaran afektif akan memperkuat karakter
bangsa Indonesia, apalagii apabila diterapkan ada anak sejak dini.
6. Pelaksanaan pembelajaran afektif siswa dapat berperilaku sesuai dengan
pandangan yang dianggap baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku.
Kelemahan :
1. Kurikulum yang berlaku selama ini cenderung diarahkan untuk pembentukan
intelektual (kemampuan kognitif) dimana anak diarahkan kepada menguasai
materi tanpa memperhatikan pembentukan sikap dan moral.
2. Sulitnya melakukan control karena banyaknya factor yang dapat mempengaruhi
perkembangan sikap seseorang.
3. Keberhasilan pembentukan sikap tidak bisa dievaluasi dengan segera, karena
perubahan sikap dilihat dalam rentang waktu yang cukup lama.
4. Pengaruh kemampuan teknologi, khususnya teknologi informasi yang
menyuguhkan aneka pilihan program acara yang berdampak pada pembentukan
karakter anak.

f. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)


Strategi pembelajaran kooperatif merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi
pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerjasama kelompok dan interaksi
antarsiswa. Tujuan pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan
pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan
pengembangan ketrampilan sosial.
Kelebihan :
1. Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari
berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.
2. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan
dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan
segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggungjawab
dalam belajar.
5. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh dalam meningkatkan prestasi
akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,
hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan
ketrampilan mengatur waktu dan sikap positif terhadap masalah.
6. Melalui SPK dapat mengembangkan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya
sendiri, menerima umpan balik.
7. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meingkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berpikir.
Kelemahan :
1. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu.
2. Ciri utama SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan.
3. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kelompok
4. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan periode waktu yang cukup Panjang dan hal ini tidak mungkin tercapai
hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini.
5. Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat penting
untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan
kepada kemampuan individual. Maka dari itu idealnya melalui SPK selain siswa
belajar bekerjasama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan
diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang bukan pekerjaan yang
mudah.
g. Strategi Peningkatkan Kemampuan Berpikir
Strategi peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu
pada perkembangan berpikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman anak
sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Kelebihan :
1. Melatih daya pikir siswa dalam menyelesaikan masalah yang ditemukan dalam
kehidupannya.
2. Siswa lebih siap menghadapi setiap persolan yang disajikan oleh guru.
3. Siswa diprioritaskan lebih aktif dalam proses pembelajaran.
4. Memberikan kebebasan untuk mengekspor kemampuan siswa dengan berbagai
media yang ada.
Kelemahan :
1. Membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga jika waktu pelajaran singkat
maka tidak akan berjalan dengan lancar.
2. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah akan kesulitan untuk mengikuti
pelajaran, karena siswa selalu akan dirahkan untuk memecahkan masalah-masalah
yang diajukan.
3. Guru atau siswa tidak memiliki kesiapan akan membuat proses pembelajaran tidak
dapat dilaksanakan sebagai mana seharusnya, sehingg tujuan yang ingin dicapai
tidak dapat terpenuhi.
4. Strategi ini hanya dapat diterapkan dengan baik pada sekolah yang sesuai dengan
karakteristik strategi itu sendiri.
f. Model Pembelajaran
- Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Soekamto, dkk (dalam Trianto, 2009) mengemukakan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisaikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2009) menyatakan model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta
didik dan memberi petunjuk kepada guru atau pengajar di kelas dalam setting pengajaran
atau setting yang lainnya.
Menurut Rusman (2010), model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (sebagai rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian model pembelajaran dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran adalah rencana/pola yang sistematis dalam mengorganisaikan
pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
- Macam-macam model pembelajaran :
1. Model Pembelajaran Discovery/Inquiry
Menurut Hanafiah dan Suhana (2009), model discovery learning merupakan suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan
logis sehingga dapat menemukan sendiri pengetahua, sikap dan ketrampilan sebagai
wujud adanya perubahan tingkah laku.
Menurut Budiningsih (2005), model discovery learning adalah cara belajar memahami
konsep, arti, dan hubungan melalui proses intiutif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Discovery learning merupakan model
pembeljaaran yang mengarahkan siswa untuk menemukan secara mandiri pemahaman
yang harus dicapai dengan bimbingan dan pengawasan guru.
Model discovery/inquiry dibagi menjadi 3 macam, antara lain : Discovery/inquiry
terpimpin, discovery/inquiry bebas, dan discovery/inquiry yang dimodifikasi.
Ciri-ciri discovery learning :
1. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan,
dan menggeneralisasi pengetahuan
2. Berpusat pada peserta didik
3. Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah
ada
Langkah-langkah dalam menerapkan model discovery learning :
Menurut Syah (2004), dalam mengaplikasikan metode discovery learning di kelas, ada
beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara
umum sebagai berikut :
1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
2. Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
3. Collection (Pengumpulan Data)
4. Processing (Pengumpulan Data)
5. Verification (Pembuktian)
6. Generalization (Menarik kesimpulan/generalisasi)

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)


- Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Komalasari (2013), pembelajatan berbasis masalah adalah model
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran.
Wardani (2007) mengatakan, “model pembelajaran berbasis masalah dapat
menyajikan masalah autentik dan bermakna sehingga siswa dapat melakukan
penyelidikan dan menemukan sendiri”.
Adapun pendapat Riyanto (2010) mengatakan, pembelajaran berbasis masalah
adalah suatu model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis
masalah adalah salah satu strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan masalah sebagai langkah untuk
mengumpulkan pengetahuan, sehingga dapat merangsang siswa untuk berpikir
kritis dan belajar secara individu maupun kelompok kecil sampai menemukan
solusi dari masalah tersebut.
- Langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah yaitu :
1. Orientasi Siswa pada masalah
2. Mengorganisasi siswa
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah

3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)


- Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Sani (2013) menjelaskan bahwa model pembelajaran berbasis proyek merupakan
model pembelajaran yang dilakukan untuk memperdalam pengetahuan dan
ketrampilan peserta didik dengan cara membuat karya atau proyek terkait degan
materi ajar dan kompetensi.
Project Based Learning melibatkan siswa dalam kegiatan penyelidirikan dan
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas
dengan melibatkan kerja proyek.
- Langkah-langkah model project based learning :
1. Planning
2. Creating
3. Processing

4. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning


- Pengertian Model Kontekstual
Pembelajaran merupakan konsep belajar dengan cara mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan
antarpengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai
anggota masyarakat (Nurhadi, dalam Trianto 2017).
Komalasari (2010) mendefinisikan pembelajaran kontekstual adalah pembelajatan
yang mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata sehari-hari, baik
dalam lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara dengan
tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupan.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa CTL adalah suatu
pembelajaran yang mengaitkan antara materi dengan situasi dunia nyata yang
saling terhubung dan terjadi di sekitar siswa sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami materi yang dipelajari dan mengambil manfaatnya serta dapat
menerapkannya dalam kehidupan.
- Langkah-langkah model pembelajaran CTL :
1. Modeling
2. Questening
3. Learning community
4. Contructiviism
5. Reflection
6. Authentic

5. Model Pembelajaran Kooperatif


- Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri atas 4-6 orang yang bersifat heterogen
- Model pembelajaran kooperatif terdapat beberaoa tipe, antara lain : Student
Teams Achievement (STAD), Jigsaw, Group Investigation, Make a Match,
Teams Games Tournaments (TGT), Think Pair Share (TPS), dll.
- Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif, antara lain :
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
2. Menyajikan informasi
3. Mengelompokkan siswa
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5. Evaluasi
6. Memberikan penghargaan

g. Metode Pembelajaran
- Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Komalasari (2010) menyatakan bahwa metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan
metode secara spesifik.
Metode pembelajaran adalah suatu cara dan upaya yang dilakukan seseorang
dalam melaksanakan sebuah pembelajaran yang ditampilkan secara praktis.
Tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal dengan metode
pembelajaran yang tepat dan menarik yang dapat membangkitkan minat siswa
dalam belajar.
- Macam-macam metode pembelajaran, antara lain :
1. Metode Ceramah
2. Metode Diskusi
3. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
4. Metode Tugas dan Resitasi
5. Metode Kerja Kelompok
6. Metode Tanya Jawab
7. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
8. Metode Simulasi
9. Metode Karyawisata
10. Metode Latihan Inkuiri
11. Metode Brainstorming
12. Metode Role Playing

h. Media Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002) mengemukakan bahwa media
pengajaran sebagai alat bantu mengajar.
Menurut Arief S. Sadiman (2006) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingg
dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kompetensi serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantuk yang digunakan sebagai
sumber belajar oleh guru dalam menyampaikan materi kepada siswa atau peserta
didik.
Media pembelajaran dibagi menjadi 2 kategori :
1. Pilihan Media Tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan
b. Visual yang tak diproyeksikan
c. Audio
d. Penyajian multimedia
e. Visual dinamis
f. Cetak
g. Permainan
h. Realia
2. Pilihan media teknologi mutakhir
a. Media berbasis telekomunikasi
b. Media berbasis mikroprocesor

i. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran merupakan cara guru dalam menyampaikan bahan ajar yang
telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik
pembelajaran adalah siasat yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran
ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan
pendekatan yang dianut.
j. Taktik Pembelajaran
Taktik pembelajaran menurut Nurmawati (2014) adalah gaya atau pembawaan
seseorang guru dalam menyampaikan pembelajaran. Taktik tiap guru akan berbeda
walaupuun metode yang digunakan sama.
k. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh siswa untuk
mempelajari suatu hal. Pengertian dari sumber belajar sangat luas. Sumber belajar
tidak terbayas hanya buku saja tetapi dapat berupa orang, alat, bahan, dan
lingkungan yang dapat mendukung proses pembelajaran.
Sumber-sumber belajar dapat berbentuk seperti :
Tabel Klasifikasi Sumber Belajar
No Jenis Contoh
1. Pesan Informasi, bahan ajar, cerita rakyat,
dongeng, hikayat, dsb.
2. Orang Guru, instruktur, siswa, ahli, naras umber,
tokoh masyarakat, pimpinan lembaga,
tokoh karier, dsb.
3. Bahan Buku, transparansi, film, slides, gambar,
grafik yang dirancang untuk pembelajaran,
relief, candi, arca, komik, dsb.
4. Alat/Perlengkapan Perangkat keras, computer, radio, televisi,
VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator,
mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng,
dsb.
5. Pendekatan/Metode/Teknik Diskusi, seminar, pemecahan masalah,
simulasi, permainan, sarasehan,
percakapan biasa, diskusi, debat, talk show,
dsb.
7. Lingkungan Ruang kelas, studio, perpustakaan, aula,
teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor,
dsb.

DAFTAR PUSTAKA
Asep Jihad dan Abdul Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Press.
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaram yang Efektif dan Berkualitas). Jakarta: Kencana Prenada media Group.
Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Wina, Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Prenada Media Group.
Mulyana, Enceng. 2008. Model Tukar Belajar (Learning Exchange) dalam Perspektif Pendidikan Luar
Sekolah (PLS).
Arief, S. Sadiman, dkk. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengambangan dan Pemanfaatannya.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdikarya.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasi Pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai