Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI EARNING PER

SHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG


TERCATAT DI BURSA EFEK JAKARTA
(Perbandingan Sebelum dan Selama Krisis)
Oleh : Juwarin Pancawati, Bambang Agus Pramuka, Jaryono

Abstract

The Monetary Crisis that hit Indonesia since Juli 1997 has caused
implication in all sectors. The research was conducted on manufactures
companies that were actively traded during the period of before the monetary
crisis and during the monetary crisis. Following the prescribed criteria, 124
pooled-data from 24 companies were resulted. Hypothesis testing was done
using Multiple Regression Model. The result of the research showed that the
seven variables simultaneously influenced EPS significantly, either in the
period of before or after the monetary crisis occurs. Chow Test showed that
there was no comprehensive difference influencein the influence of those
variables to EPS before and during the crisis.

Key Word : earning per share, monetary crisis, chow test.

Pendahuluan

Krisis moneter datang menyerang kawasan Asia sejak Juli 1997 di


Indonesia meluas menjadi krisis ekonomi, politik dan sosial menyebabkan
angka pertumbuhan ekonomi Indonesia secara makro minus 13,06% pada tahun
1998. Kegiatan ekonomi yang mengalami pertumbuhan negatif relatif paling
besar adalah jenis usaha yang sangat bergantung pada komponen impor.
Industri manufaktur merupakan salah satu dari kelompok ini, yaitu mencapai
minus 12% per semester pertama 1998. Hal ini disebabkan oleh melemahnya
nilai tukar Rupiah terhadap Dollar menyebabkan jumlah hutang dan bunga
yang ditanggung oleh perusahaan menjadi semakin tinggi.
Nilai mata uang rupiah merosot sangat tajam dibandingkan mata uang
beberapa negara asean lain, yaitu mengalami penurunan hingga 483,4%.
Gejolak nilai mata uang terus berlangsung hingga akhir tahun 2000, walaupun

Analisis Variabel Yang Mempengaruhi … (Juwarin Pancawati) 45


mulai April telah relatif stabil. Dengan dasar inilah periode pengamatan
penelitia ini dibagi menjadi 2, yaitu periode sebelum krisis (sebelum 1997) dan
periode selama krisis (tahun 1997 –2000).
Earning per share sebagai ukuran profitabilitas perusahaan yang
menjadi dasar penetapan tujuan perusahaan dan juga sebagai dasar
pertimbangan calon investor dalam mengambil keputusan, memiliki banyak
faktor yang mempengaruhi. Variabel-variabel yang mempengaruhi EPS
diperoleh dari penguraian EPS kedalam penentu-penentu dasarnya yang berasal
dari rasio profitabilitas dan rasio-rasio yang berkaitan dengan kemampuannya
dalam memenuhi kewajibannya.
Namun dengan adanya krisis, diduga faktor-faktor yang mempengaruhi
EPS berubah. Besarnya pengaruh variabel-variabel penentu dasarnya berbeda
dengan terjadinya krisis moneter.
Melanjutkan penelitian yang telah dilakukan oleh Harmadi. Pada
penelitian ini digunakan 7 variabel independen, yaitu; (1) Net Sales, (2) Debt to
Equity Ratio (3) Current Ratio, (4) Inventory Turn Over, (5) Total Asset Turn
Over, (6) Net Profit Margin, dan (7) Book Value Growth.
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah :
1. Variabel net sales, debt to equity ratio, current ratio, inventory turn over,
total asset turn over, net profit margin dan book value growth memiliki
pengaruh terhadap Earning Per Share perusahaan pada periode sebelum
krisis moneter.
2. Variabel net sales, debt to equity ratio, current ratio, inventory turn over,
total asset turn over, net profit margin dan book value growth memiliki
pengaruh terhadap Earning Per Share perusahaan pada periode selama krisis
moneter.
3. Pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap Earning Per Share secara
keseluruhan berbeda antara periode sebelum krisis moneter dan periode
selama krisis moneter

Metode Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di


BEJ sebelum tahun 2001. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode

46 SMART : Vol. 1 No. 1 Januari 2004 : (p.45-56)


purposive sampling dengan tipe judgement sampling. Kriteria yang ditentukan
untuk penarikan sampel adalah sebagai berikut; (1) Perusahaan manufaktur
yang terpilih harus sudah terdaftar di BEJ sejak tahun 1993 dan
mempublikasikan laporan keuangan tahunan per 31 Desember di BEJ dari
tahun 1993 hingga tahun 2000, (2) Perusahaan mempunyai laporan keuangan
lengkap, jelas dan teratur untuk periode januari 1994 sampai Desember 2000,
(3) Perusahaan yang dipilih adalah saham perusahaan yang aktif
diperdagangkan dengan frekuensi perdagangan minimal 300 kali per tahun
selama periode pengamatan.
Periode pengamatan dibagi menjadi dua periode, yaitu periode sebelum
krisis moneter (Januari 1994 hingga Desember 1996) dan periode selama krisis
moneter moneter (Januari 1998 hingga bulan Desember 2000). Tahun 1997
tidak dipergunakan, dengan pertimbangan pos-pos keuangan yang dilaporkan
per tanggal 31 Desember 1997 akan membiaskan hasil penelitian karena 6
bulan pertama belum terjadi krisis dan 6 bulan kedua telah terjadi krisis.
Model Analisis
Model analisis yang akan digunakan adalah model regresi linier
berganda (multiple linear regression method). Perumusan model tersebut
dilakukan pada tiap-tiap periode sbb:
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5+ β6X6 + β7X7 + e
Keterangan:
Y = Earning Per Share
a = Konstanta
βi = Koefisien regresi dari variabel independen ke i.
X1= NS X5 = TATO
X2= DER X6 = NPM
X3= CR X7 = Book Value Growth
X4= ITO e = Estimasi Error
Teknik Analisis
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan pengujian asumsi
klasik. Dalam penelitian ini diuji 3 asumsi klasik yang dianggap penting,
yaitu: multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

Analisis Variabel Yang Mempengaruhi … (Juwarin Pancawati) 47


a. Uji multikolinearitas
Uji ini ditujukan untuk mendeteksi adanya hubungan linier diantara
variabel-variabel independen dalam model regresi.
b. Uji heteroskedastisitas
Variabel pengganggu (ei) harus konstan atau memenuhi syarat
homoskedastisitas. Metode ini dilakukan dengan cara membuat regresi
sederhana antara nilai absolut ei dan tiap-tiap variabel independen.
2. Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis pertama dan kedua
Pengujian hipotesis pertama dan kedua, dilakukan secara simultan dan
secara parsial untuk masing-masing periode, dengan Uji F dan Uji t.
b. Pengujian Hipotesis Ketiga
Dalam pengujian hipotesis ketiga, digunakan uji Chow. Uji ini
bertujuan untuk menguji apakah pada dua periode yang berbeda terdapat
stabilitas struktural pada persamaan regresi yang dianalisis, yaitu apakah
EPS dan variabel yang mempengaruhinya berbeda atau tidak antara
periode sebelum krisis dan selama krisis.

Hasil dan Pembahasan

Model Regresi Linier Berganda


1. Periode Sebelum krisis
Dari hasil perhitungan regresi linier berganda diperoleh hasil persamaan
sebagai berikut :
Y = 173,083 + 2,779-05X1 – 28,413 X2 – 31,641 X3 + 1,284 X4 +
26,301X5 + 842,097X6 + 113,783X7
Dari persamaan regresi tersebut diperoleh koefisien determinasi (R²)
sebesar 0,413. Hal ini berarti variasi EPS 41,30 persen dapat dijelaskan
oleh net sales, debt to equity ratio, current ratio, inventory turn over, total
Asset turn over, net profit margin dan BV-Growth, sedangkan 58,70
persen dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti.

48 SMART : Vol. 1 No. 1 Januari 2004 : (p.45-56)


2. Periode Selama Krisis
Dari hasil perhitungan regresi linier berganda didapat persamaan sebagai
berikut :
Y = -217,407 + 2,360E-05X1 – 2,787X2 + 50,244 X3 + 6,264X4
+ 140,102X5 + 523,151 + 19,856X7
Dari persamaan regresi tersebut diperoleh koefisien determinasi (R²)
sebesar 0,318. Hal ini berarti variasi EPS (earning per share) dapat
dijelaskan oleh net sales, debt to equity ratio, current ratio, total assets turn
over, net profit margin dan BV-Growth sebesar 31,80 persen, sedangkan
68,20 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Pengujian Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan prosedur SPSS
yaitu dengan melihat nilai pada kolom VIF. Adapun nilai kolom VIF
tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Nilai Kolom VIF Untuk Pengujian Multikolinearitas Pada
Dua Periode Sebelum Dan Selama Krisis
VIF
Variabel
Sebelum Krisis Selama Krisis
Net sales 1,925 1,276
DER 2,289 1,823
CR 2,185 1,152
ITO 1,817 1,103
TATO 1,195 1,212
NPM 1,211 1,441
BV-Growth 1,062 1,773
Suatu variabel dikatakan terdapat multikolinearitas apabila
VIF lebih besar dari 5 (Santoso, 2001). Dari nilai VIF yang ada, baik
pada periode sebelum maupun sesudah krisis, disimpulkan tidak
terdapat multikolinearitas antar variabel bebasnya. Sehingga variabel
bebas yang digunakan sebagai prediktor dalam penelitian ini bersifat
independen.

Analisis Variabel Yang Mempengaruhi … (Juwarin Pancawati) 49


b. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan meregresikan antara
variabel bebas dengan nilai residu absolut. Hasil uji heteroskedastisitas
pada tabel 2 tersebut menunjukkan, pada periode sebelum dan selama
krisis, seluruh p-value > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model penelitian yang
digunakan, baik pada periode sebelum maupun selama krisis.

Tabel 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Periode Sebelum Dan Selama


Krisis
t hitung P-Value
Variabel t tabel Ket.
Sebelum selama sebelum selama
Net sales 0,503 1,008 1,997 0.617 0,317 Tdk sign
DER -0,259 0,867 1,997 0,797 0,389 Tdk sign
CR -1,716 0,104 1,997 0,091 0,918 Tdk sign
ITO 0,258 -0,265 1.997 0,797 0,792 Tdk sign
TATO 0,639 1,251 1,997 0,525 0,216 Tdk sign
NPM 0,361 -0,615 1,997 0,719 0,541 Tdk sign
TA/E 1,457 -1,119 1,997 0,150 0,268 Tdk sign
4. Hasil Uji Hipotesis Pertama
Dari hasil penghitungan pada tabel 3, diperoleh F hitung sebesar
6,435. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95 persen (α=0,05) dan
derajat kebebasan (n-k-1) diperoleh F tabel sebesar 2,166. Karena F hitung
(6,435) > F tabel (2,166), berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari net
sales, debt to equity ratio, current ratio, inventory turn over, total Asset
turn over, net profit margin dan BV-Growth terhadap EPS sebelum terjadi
krisis moneter. Dengan demikian hipotesis pertama dapat diterima.

50 SMART : Vol. 1 No. 1 Januari 2004 : (p.45-56)


Tabel 3. Hasil Penghitungan Regresi Linier Berganda Periode Sebelum
Krisis
Koefisien
Variabel t hitung t tabel Keterangan
regresi
Net sales 2,779E-05 2,933 1,997 Signifikan
DER -28,413 -1,024 1,997 Tidak Signifikan
CR -31,641 -1,497 1,997 Tidak signifikan
ITO 1,284 0,131 1.997 Tidak Signifikan
TATO 26,301 2,303 1,997 Signifikan
NPM 842,097 4,028 1,997 Sangat Signifikan
BV-Growth 113,783 2,480 1,997 Signifikan
Konstanta = 173,083
Koefisien determinasi = 0,413
F hitung = 6,435
F tabel = 2,2433

Terdapat empat variabel yang masing-masing berpengaruh secara


parsial terhadap EPS, yaitu net sales, total assets turn over, net profit
margin dan pertumbuhan nilai buku. Sedangkan debt to equity ratio,
current ratio, dan inventory turn over tidak berpengaruh signifikan.
Pada periode ini, kenaikan earning per share diperoleh dengan
memaksimalkan penggunaan aktiva yang dimiliki perusahaan untuk
meningkatkan penjualan dan mencetak laba. Margin laba yang cukup tinggi
pada periode ini, bila didukung dengan meningkatnya efektifitas perusahaan
dalam menggunakan seluruh akivanya akan menghasilkan tingkat
pengembalian yang tinggi. Laba tersedia bagi pemegang saham biasa juga
akan meningkat.
Dalam kondisi demikian perusahaan tidak akan kesulitan dalam
meningkatkan modal, baik dengan cara menarik investor dari luar atau
dengan meyakinkan pemegang saham untuk meningkatkan jumlah
kepemilikannya. Penambahan modal tersebut dapat dipastikan dapat
meningkatkan nilai earning per share yang diperoleh.

Analisis Variabel Yang Mempengaruhi … (Juwarin Pancawati) 51


5. Hasil Uji Hipotesis Kedua
Dari hasil penghitungan pada tabel 4, diperoleh F hitung sebesar
4,266. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95 persen (α=0,05) dan
derajat kebebasan (n-k-1) diperoleh F tabel sebesar 2,166. Jadi F hitung
(4,266) > F tabel (2,166), berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel net sales, debt to equity ratio, current ratio, inventory turn over,
total assets turn over, net profit margin dan pertumbuhan nilai buku
terhadap EPS, sehingga hipotesis kedua dapat diterima.

Tabel 4. Hasil Penghitungan Regresi Linier Berganda Masa Krisis


Koefisien
Variabel t hitung t tabel Keterangan
regresi
Net sales 2,360E-05 1,169 1,997 Tidak signifikan
DER -2,787 -2,794 1,997 Signifikan
CR 50,244 1,116 1,997 Tidak Signifikan
ITO 6,264 0,884 1,997 Tidak Signifikan
TATO 140,102 0,635 1,997 Tidak signifikan
NPM 523,151 2,496 1,997 Signifikan
BV-Growth 19,856 0,366 1,997 Signifikan
Konstanta = -217,407
Koefisien determinasi = 0,318
F hitung = 4,266
F tabel = 2,243

Terdapat tiga variabel yang masing-masing berpengaruh secara


parsial terhadap EPS, debt to equity ratio, net profit margin dan
pertumbuhan nilai buku. Sedangkan net sales, current ratio, total assets
turn over dan inventory turn over tidak berpengaruh signifikan.
Pada periode ini, debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan
dengan nilai koefisien negatif. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi hutang
yang tinggi pada perusahaan-perusahaan berdampak pada penurunan EPS.
Akibat anjloknya nilai tukar rupiah, pos-pos pengeluaran perusahaan dalam
bentuk dolar menjadi sangat besar. Hal ini berakibat langsung pada laba
yang diperoleh perusahaan. Jumlah hutang yang meningkat dan sebagian

52 SMART : Vol. 1 No. 1 Januari 2004 : (p.45-56)


jatuh tempo pada tahun 2000 mengakibatkan resiko keuangan semakin
meningkat. Secara tidak langsung perusahaan akan kesulitan dalam
mendapatkan pinjaman. Proyek dan investasi yang terlanjur berjalan
terpaksa dihentikan. Pembeli dari luar negeri menghentikan kerjasama
karena khawatir perusahaan jatuh pailit dan tidak dapat memenuhi pesanan.
Ini mengakibatkan kerugian perusahaan bertambah besar.
Dilihat dari data yang ada, nilai penjualan bersih rata-rata meningkat
pada periode selama krisis. Ini lebih disebabkan nilai tukar rupiah yang
melemah, sehingga nilai perdagangan ke luar negeri jika dirupiahkan
seolah-olah meningkat. Sehingga hal tersebut tidak menjamin akan
diperolehnya margin laba yang positif. Peningkatan nilai penjualan pada
periode ini cenderung diikuti oleh biaya-biaya yang tinggi pula. Sehingga
laba bersih (earning after tax) yang didapatkan juga akan sangat kecil, atau
bahkan negatif (rugi). Inilah yang menjelaskan mengapa variabel net profit
margin berpengaruh secara signifikan sedangkan variabel net sales tidak.
6. Hasil Uji Hipotesis Ketiga
Berdasarkan perhitungan pada uji Chow diperoleh nilai F hitung
sebesar 0,4373. Nilai F tabel pada α =0,05 dan df (n1 + n2 - 2k) = 130
sebesar 2,076. Jadi F hitung (0,4373) < F tabel (2,090667), artinya secara
bersama tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai variabel
dependen (EPS) dengan variabel independen (net sales, DER, CR, ITO,
TATO, NPM, dan BV-Growth) yang mempengaruhinya.
Kekuatan prediksi variabel net sales, current ratio, inventory turn
over, total assets turn over, net profit margin dan book value growth,
terhadap earning per share sebelum krisis moneter dan masa krisis tidak
berbeda. Hal ini menunjukkan EPS (earning per share) pada perusahaan
manufaktur dipengaruhi faktor-faktor dasar yang sama, yaitu kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dan memenuhi kewajibannya, baik
pada periode sebelum krisis maupun pada periode selama krisis. Dengan
demikian hipotesis ketiga yang menyatakan pengaruh variabel penelitian
terhadap EPS (earning per share) secara keseluruhan berbeda antara
periode sebelum dan masa krisis tidak diterima.

Analisis Variabel Yang Mempengaruhi … (Juwarin Pancawati) 53


Kesimpulan

1. Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan variabel net sales, debt
to equity ratio, current ratio, inventory turn over, total assets turn over, net
profit margin dan book value growth terhadap EPS sebelum krisis moneter.
Secara parsial variabel yang berpengaruh secara signifikan pada periode
sebelum krisis adalah net sales, total assets turn over, net profit margin dan
book value growth. Dengan demikian hipotesis pertama dapat diterima.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan variabel net sales, debt
to equity ratio, current ratio, inventory turn over, total assets turn over, net
profit margin dan book value growth terhadap EPS pada masa krisis
moneter. Secara parsial variabel yang berpengaruh secara signifikan pada
periode selama krisis adalah debt to equity ratio, net profit margin dan book
value growth. Dengan demikian hipotesis kedua dapat diterima.
3. Berdasarkan uji perbedaan nilai EPS (earning per share) dan variabel yang
mempengaruhinya secara simultan pada dua periode yang berbeda,
menunjukkan tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan Kekuatan
prediksi variabel net sales, current ratio, inventory turn over, total assets
turn over, net profit margin dan book value growth, terhadap EPS (earning
per share) sebelum krisis moneter dan masa krisis tidak berbeda. Hal ini
menunjukkan EPS (earning per share) suatu perusahaan dipengaruhi oleh
variabel-variabel dasar yang sama, yaitu; kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dan kemampuan memenuhi kewajibannya baik pada
periode sebelum krisis maupun pada periode selama krisis. Dengan
demikian hipotesis ketiga tidak diterima.

54 SMART : Vol. 1 No. 1 Januari 2004 : (p.45-56)


Daftar Pustaka

Cooper, D.R., and C.E. Emory. 1995. Business Reaserch Methode. Fifth
Edition. Richard D. Irwin Inc.

Fabozzi, F.J. 1999. Manajemen Investasi. Buku Satu. Salemba Empat, Jakarta.

Firdausy, Carunia Mulya. 1998. Krisis Ekonomi dan Dampaknya Terhadap


Pereknomian Nasional. Jurnal Ekonomi, No.02 Th. III, p2-4.

Gujarati, Damodar. 1995. Basic Econometrics. Third Edition. Mc-Graw Hill


Inc, NY.

Harmadi. 1998. Analisis Variabel yang Mempengaruhi Earning Per Share


(Earning Per Share) pada Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil yang
Go Publik Di Pasar Modal Indonesia. Tesis. Pascasarjana Unibraw,
Malang.

Helfert, Erich A. 1996. Teknik Analisis Keuangan. Edisi Kedelapan. Erlangga,


Jakarta.

Irawan, Ridwan A.C. 1996. IPO Sebagai Alternatif Sumber Pendanaan bagi
Perusahaan. Majalah Usahawan No. 04 Th. XXV, Jakarta.

Machfoedz, Mas’ud. 1999. Pengaruh Krisis Moneter pada Efisiensi Perusahaan


Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,
Vol. 14, no.1, p.37–49.

Analisis Variabel Yang Mempengaruhi … (Juwarin Pancawati) 55


Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10.0 : Mengolah Data Statistik Secara
Profesional. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Weston, J. Fred & E.F. Brigham. 1990. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.


Jilid 1. Edisi Kesembilan. Erlangga, Jakarta.

------------. Jurnal Pasar Modal Indonesia, Juni 1999. Jakarta.

56 SMART : Vol. 1 No. 1 Januari 2004 : (p.45-56)

Anda mungkin juga menyukai