Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN

Kelompok 1:

Amelia Lestari P07224218001

Anisatul Fatimah Setyorini P07224218005

Cyntia Bella Mardiana P07224218008

Eka Jumiyanti P07224218012

Fifit Rohma Anggara Putri P07224218015

Mega Putri Agustina P07224218020

Rezy Yessi Erika P07224218028

Risna M P07224218031
Sheila Dwi Ahkika P07224218034

Widya Rana P07224218040

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESI

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

PRODI D-III KEBIDANAN SAMARINDA

TAHUN AJARAN 2019/2020

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu
hak dasar rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu
hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan
kesehatan sangat besar peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia
yang berkualitas dalam rangka mengimbangi makin ketatnya persaingan
bebas di era globalisasi. Keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut
memerlukan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan produktif
dengan melibatkan semua sector terkait termasuk swasta dan masyarakat.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan
pendekatan pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu,
dan berkesinambungan. Dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat
serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka diperlukan strategi
promosi kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh masyarakat, dan khususnya
kepada masyarakat.

1.2. Tujuan
Makalah ini selain digunakan untuk menyelesaikan tugas Dasar
Promosi Kesehatan, juga memiliki tujuan yang ditujukan kepada pembaca
untuk mengetahui tentang bagaimana promosi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang
dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan sesuatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Azwar,1983 ; Machfoedz, et al., 2005).
Tujuan promosi kesehatan sendiri adalah mengubah perilaku
masyarakat ke arah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal, tentunya perubahan perilaku yang diharapakan setelah menerima
promositidak dapat terjadi sekaligus (Herijulianti, 2002). Menurut
(Machfoedz, et al., 2005), Promosi kesehatan merupakan proses
perubahan, yang bertujuan mengubah individu, kelompok dan masyarakat
menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses belajar.
Perubahan tersebut mencakup antara lain pengetahuan, sikap dan
keterampilan melalui proses promosikeseahatan. Adapun tujuan promosi
jangka panjang adalah terciptanya perilaku sehat dan tujuan jangka
menengah adalah terciptanya pengertian, sikap, norma, dan sebagainya.
Sedangkan tujuan jangka pendek ialah tentang jangkauan kelompok sasaran
atau bisa juga menyangkut terlaksananya kegiatan-kegiatan penyuluhan.

B. Tujuan Promosi Kesehatan


1) Tujuan Umum
Meningkatknya PHBS individu, keluarga dan masyarakat serta berperan
aktif dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi
kesehatan yang terintegrasi secara lintas program, lintas sektor, swasta
dan masyarakat.
2) Tujuan Khusus
a) Meningkatkan komitmen pembangunan berwawasan kesehatan dari
para pengambilan kebijakan dari berbagai pihak.
b) Meningkatkan kerjasama, antar masyarakat, antar kelompok, serta
antar lembaga dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan.
c) Meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta sebagai
subjek atau penyelenggaraan upaya pemberdayaan masyarakat dan
promosi kesehatan.
d) Meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang efektif dengan mempertimbangkan kearifan lokal.
e) Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan upaya promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat dengan seluruh program dan sektor
terkait, di pusat, provinsi dan kabupaten/kota dengan mengacu
kepada rencana strategis kementerian kesehatan.
C. Sasaran Promosi Kesehatan
Dalam pelaksanaan promosi kesehatan dikenal adanya 3 (tiga) jenis
sasaran, yaitu (1) sasaran primer, (2) sasaran sekunder dan (3) sasaran tersier.
1. Sasaran Primer
Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan sesungguhnya
adalah pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai
komponen dari masyarakat. Mereka ini diharapkan mengubah perilaku
hidup mereka yang tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Akan tetapi disadari bahwa mengubah perilaku
bukanlah sesuatu yang mudah. Perubahan perilaku pasien, individu sehat
dan keluarga (rumah tangga) akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh:
Sistem nilai dan norma-norma sosial serta norma-norma hukum yang
dapat diciptakan/dikembangkan oleh para pemuka masyarakat, baik
pemuka informal maupun pemuka formal.
Keteladanan dari para pemuka masyarakat, baik pemuka informal
maupun pemuka formal, dalam mempraktikkan PHBS. Suasana
lingkungan sosial yang kondusif (social pressure) dari kelompok-
kelompok masyarakat dan pendapat umum (public opinion).
Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan bagi terciptanya
PHBS, yang dapat diupayakan atau dibantu penyediaannya oleh mereka
yang bertanggung jawab dan berkepentingan (stakeholders), khususnya
perangkat pemerintahan dan dunia usaha.
2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka
informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun
pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan
lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media massa. Mereka
diharapkan dapat turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien,
individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara: Berperan
sebagai panutan dalam mempraktikkan PHBS. Turut menyebarluaskan
informasi tentang PHBS dan menciptakan suasana yang kondusif bagi
PHBS. Berperan sebagai kelompok penekan (pressure group) guna
mempercepat terbentuknya PHBS.
3. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang
lain yang berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau
menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan turut serta dalam upaya
meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga)
dengan cara:
a) Memberlakukan kebijakan/peraturan perundangundangan yang tidak
merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya
PHBS dan kesehatan masyarakat.
b) Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain)
yang dapat mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien,
individu sehat dan keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta
masyarakat luas pada umumnya.
D. Prinsip - prinsip promosi kesehatan
Dalam strategi global promosi kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO,1984) dirumuskan bahwa promosi kesehatan sekurang-kurangnya
mengandung prinsip , yaitu sebagai berikut :
1) Empowerment (pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan
seseorang untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan
tindakkan yang mempengaruhi kesehatan mereka.
2) Partisipative (partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif
dalam pengambilan keputusan.
3) Holistic (menyeluruh) yaitu memperhitungkan hal-hal yang
mempengaruhi kesehatan dan interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.
4) Equitable (kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil
yang di dapat oleh klien.
5) Intersectoral (antar sektor ) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi
terkait lainnya atau organisasi.
6) Sustainable ( berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan
promosi kesehatan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
7) Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti
program kebijakkan.
Sedangkan menurut Michael,dkk,2009 Prinsip-prinsip promosi
kesehatan antara lain sebagai berikut:
1) Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias
program intervensi dan turut terlibat dalam program tersebut.
2) Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat
dalam perencanaan dan implementasi intervensi.
3) Fokus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat
didefinisikan serta dimodifikasi dan merupakan prioritas bagi pekerja.
4) Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
pekerja.
5) Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan
mengimplementasikan intervensi.
6) Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi
maupun intervensi promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi
pada perorangan dan kelompok.
7) Intervensi harus bersifat kontinue serta didasarkan pada prinsip-
prinsippemberdayaan dan atau model yang berorientasi pada masyarakat
dengan menggunakan lebih dari satu metode.

E. Lingkup Promosi Kesehatan


Perilaku Menyikat Gigi Yang Baik dan Benar
Menyikat adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membersihkan gigi
dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung fluoride.
Menyikat gigi bertujuan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan, mencegah
dan membersihkan plak, membersihkan pewarnaan yang menempel pada
permukaan gigi, mengaplikasikan pasta gigi yang mengandung fluor pada gigi
serta memijat gusi.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menyikat gigi yaitu :


1. Bentuk sikat gigi yang baik.
Bentuk sikat gigi yang baik untuk digunakan adalah bulu sikat gigi lembut
dan datar serta kepala sikat gigi ramping, sehingga mudah mencapai daerah
paling belakang. Bulu sikat gigi yang keras dapat merusakkan gigi dan gusi,
sedangkan kepala sikat gigi yang lebar akan sulit menjangkau daerah paling
belakang.

2. Frekuensi menyikat gigi dalam sehari.


Menyikat gigi sebaiknya dilakukan secara teratur 2 kali sehari yaitu pagi
sesudah makan dan malam sebelum tidur menggunakan pasta gigi berfluoride
dengan tekanan yang ringan dan gerakan yang lembut. Pasta gigi berperan
penting dalam membersihkan dan melindungi gigi dari kerusakan karena
pasta gigi mengandung fluoride. Penggunaan pasta gigi tidak perlu
berlebihan karena yang terpenting dalam membersihkan gigi adalah cara
menyikat gigi.

3. Cara menyikat gigi yang benar.


Menyikat gigi yang benar harus dapat membersihkan semua permukaan gigi
agar bebas dari plak. Menyikat gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif
membersihkan plak. Menyikat gigi dengan tekanan yang ringan dan gerakan
yang lembut sudah dapat membersihkan plak karena plak hanya lapisan
lunak. Menyikat gigi dengan tekan terlalu kuat dan gerakan yang cepat akan
merusakkan gigi dan gusi. Menyikat gigi yang tepat dibutuhkan waktu
minimal 2 menit. Semua permukaan gigi harus disikat sebanyak 5-10 kali
gerakan dengan cara sebagai berikut :
a. Permukaan gigi yang menghadap ke bibir dan pipi untuk rahang atas
disikat dengan gerakan searah ke bawah dan rahang bawah dengan
gerakan searah ke atas.

b. Permukaan gigi belakang rahang atas yang menghadap ke langit-langit


disikat dengan gerakan searah ke bawah.
c. Permukaan gigi depan rahang atas yang menghadap ke langit-langit
disikat dengan gerakan menarik ke bawah.

d. Permukaan gigi belakang rahang bawah yang menghadap ke lidah disikat


dengan gerakan searah ke atas.

e. Permukaan gigi depan rahang bawah yang menghadap ke lidah disikat


dengan gerakan menarik ke atas.

f. Semua dataran pengunyah pada gigi rahang atas dan rahang bawah
disikat dengan gerakan maju mundur.

4. Cara memelihara sikat gigi setelah digunakan.


Kebersihan sikat gigi harus diperhatikan karena sikat gigi adalah salah satu
sumber menempelnya bakteri. Cara pemeliharaan sikat gigi yang baik setelah
digunakan adalah dicuci bersih dan disimpan di tempat yang kering dengan
kepala sikat gigi menghadap ke atas agar bulu sikat gigi cepat kering karena
bakteri sangat menyukai tempat yang lembab. Gantikan sikat gigi 3-4 bulan
sekali atau jika bulu sikat gigi sudah rusak. Sikat gigi yang terlalu lama tidak
diganti dapat menjadi tempat berkembangbiaknya bakteri. Apabila kerusakan
sikat gigi terjadi sebelum berusia 3 bulan merupakan tanda bahwa kita
menyikat gigi dengan tekanan terlalu kuat.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI., 2004, Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan
Media Promosi Kesehatan, Jakarta
Departemen Kesehatan RI., 2008, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan
Komunikasi Perubahan Perilaku, Untuk KIBBLA, Jakarta
Departemen Kesehatan RI., 2008, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman
Pengelolaan Promosi Kesehatan, Dalam Pencapaian PHBS, Jakarta
Depkes RI., 2004, Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah,
Dirjen Yan Medik, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Depkes RI., 2008, Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Machfoedz, I.; Suryani, E ; Sutrisno ; Santoso, S., 2005, Pendidikan Kesehatan
Bagian dari Promosi Kesehatan, Fitramaya, Yogyakarta.
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta,
Jakarta.
Notoatmodjo, S.; Hassan, A.; Hadi, E. N.; Krianto, T., 2012, Promosi Kesehatan
Di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.
WHO., 1992, Pendidikan Kesehatan; Pedoman Pelayanan Kesehatan Dasar
(terj.), ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai