Anda di halaman 1dari 6

RAHASIA

KOMANDO DAERAH MILITER IV


DIPENOGOR0 Copy No :
STAF INTELIJEN Dari : copies

STUDY INTELIJEN
Nomor : R/ 01 / STU IN / V / 2002

Tentang

UPAYA PENYELESAIAN MASALAH


ACEH LEWAT PERUNDINGAN

1. PENDAHULUAN

a. Dengan dibukanya kran Demokrasi yang seluas-luasnya di Era Reformasi


ini bukannya tidak membawa dampak yang luas terhadap resiko Disintegrasi
Bangsa bagi Negara Republik Indonesia yang telah diproklamirkan oleh
Proklamator kemerdekaan Indonesia yaitu Bung Karno dan Bung Hatta pada
tanggal 17 Agustus 1945. Ancaman Disintegrasi muncul sebagai dampak
Reformasi total yang menjadi tuntutan masyarakat pada saat dicetuskannya
pada awal tahun 1998 yang ditandai dengan runtuhnya rejim Orde Baru
Pimpinan Presiden Soeharto.

b. Kemenangan kelompok Reformis yang dimotori oleh kalangan Kampus


( Mahasiswa ) dengan tokoh sentral antara lain Amin Rais, menimbulkan
empiroria politik yang pada akhirnya Reformasi berlangsung cenderung
keblabasan dan tidak jelas arahnya. Sehingga menimbulkan konflik-konflik
di beberapa daerah tertentu yang menghendaki memisahkan diri dari NKRI,
seperti Timor-Timur yang sekarang sudah merdeka menjadi Negara baru, Riau,
Irian Jaya , Maluku dan Aceh.

c. Khusus Aceh tampaknya menjadi persoalan yang cukup serius karena


memang telah lama menhendaki untuk memisahkan diri dari Indonesia karena
terdapat persoalan-persoalan lama yang belum terselesaikan dengan baik,
bahkan akhir-akhir ini lebih meningkat dengan dicabutnya DOM ( Daerah
Operasi Militer ) pada masa Pemerintahan Abdulrahman Wahid, seolah
memberikan peluang bagi Aceh untuk mencapai tujuannya. Hal ini tampak
adanya kegiatan yang meningkat dari GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dalam
melakukan perlawanan terhadap Pemerintah pusat. Oleh karena itu guna
mencegah timbulnya Disintegrasi khususnya wilayah Aceh perlu dicarikan upaya
penyelesaiannya.

/ 2. PERMASALAHAN…..

RAHASIA
RAHASIA
2

2. PERMASALAHAN. Bagaimana menyelesaikan persoalan Aceh melalui jalan


perundingan.

3. PRA ANGGAPAN. Permasalahan Aceh dalam jangka waktu 5 tahun ke


depan masih belum bisa di selesaikan.

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

a. Kekeliruan ketata negaraan Indonesia pada masa awal kemerdekaan


tahung 1945 dan 27 Desember 1949.

b. Ketidak adilan Pemerintah pusat terutama dalam pemanfaatan Sumber


Daya Alam ( SDA ) yang dieksploitir di Aceh.

c. Kekejaman oknum Aparat Negara yang menimbulkan pelanggaran HAM


dan kejahatan manusia secara terus menerus.

d. Pandangan agama dan watak masyarakat Aceh tentang dengan siapa di


bolehkan berperang sesuai dengan Ijma para ulama.

e. Tabiat dan watak orang Aceh, dalam memperjuangkan sesuatu yang


merupakan haknya ditempuh melalui 3 cara dan tahapan antara lain :

1) Meminta secara langsung kepada yang berhak


2) Diam tetapi dalam hatinya timbul rasa benci
3) Melawan ketika sikap ini sudah dimainkan, sudah sulit untuk diajak
kompromi

5. ANALISA. Dari beberapa faktor yang berpengaruh tersebut di atas, dapat


dikelompokkan menjadi 2 faktor yaitu faktor Intern dan faktor ekstern dengan
penganalisaan sebagai berikut :

a. Faktor Intern

1) Adanya kekeliruan ketata negaraan Indonesia pada masa awal


kemerdekaan tahun 1945 dan 27 Desember 1949. Rakyat Aceh yang
dipelopori oleh para Ulama merasa kecawa terhadap Pemerintah pusat
karena memperlakukan Aceh secara tidak adil yaitu dimana Aceh hanya
merupakan sebagian wilayah dari Sumatera Utara sedangkan Rakyat
Aceh menghendaki perlaukan dan status yang sama dengan Propinsi-
propinsi lain (Otonomi).

/ 2) Ketidak…..

RAHASIA
RAHASIA
3

2) Ketidak adilan Pemerintah pusat terutama dalam hal pemanfaatan


Sumber Daya Alam ( SDA ) yang dieksploitir di Aceh, karena hasil
eksploitasi lebih banyak masuk ke Pemerintah pusat dari pada ke daerah
( Aceh ).

3) Adanya kekejaman oknum Aparat yang menimbulkan pelanggaran


HAM dan kejahatan manusia. Ditinjau dari aspek ini tampaknya
masyarakat Aceh telah menyimpan dendam, mereka merasa harkat dan
kehidupan mereka telah terinjak-injak sehingga mereka perlu menuntut
dan membuat perhitungan.

4) Dalam pandangan agama dan watak masyarakat Aceh secara se-


pihak mereka merasa telah di dzolimi oleh Pemerintah pusat dalam hal ini
TNI/POLRI terhadap hanya dan harta mereka, maka sesuai ijma para
Ulama mereka harus berperang dengan harapan mendapat imbalan “
JIHAD “.

5) Sesuai dengan watak orang Aceh ada 3 tahapan dan cara dalam
memperjuangkan hak mereka. Orang Aceh merasa telah melakukan
tahapan – tahapan tersebut dan saat ini mereka telah masuk pada tahap
ke tiga yaitu melawan baik dengan cara Diplomasi, Politik, Hukum bahkan
bersenjata.

6) Ditinjau dari aspek penyelesaian masuklah khilafiyah Pemerintah


pusat ( RI ) dalam hal TNI/POLRI melakukan perang ( Operasi ) terhadap
Aceh dengan sasaran GAM, dengan alasan mempertahankan keutuhan
wilayah dari rongrongan Gerakan Sparatis yang ingin memisahkan suatu
wilayah dari suatu Negara.

b. Faktor Ekstern

1) Adanya campur tangan pihak asing dalam penyelesaian kasus


Aceh, dimana pihak asing tersebut memiliki kepentingan terhadap Aceh.
Hal ini terlihat dari banyaknya dukungan senjata yang masuk ke
wilayah Aceh, sehingga akan membuat GAM semakin kuat dalam
melakukan perlawanannya.

/ 2) Adanya…..

RAHASIA
RAHASIA
4

2) Adanya LSM, HDC yang memfasilitasi perundingan antara


Pemerintah RI dengan GAM, merupakan faktor yang rpinsip, hal ini
Pemerintah atau LSM HDC telah mendudukkan GAM yang belum tentu
mewakili rakyat Aceh secara keseluruhan sejajar dengan RI, artinya
bahwa GAM memiliki status yang sama dengan RI, sehingga akan
membentuk opini dunia bahwa GAM merupakan negara sendiri seperti “
TIMOR-TIMUR “

6. KESIMPULAN

a. Adanya kekeliruan telah terjadi pada masa lalu, hal tersebut


menguntungkan bagi pihak GAM yang belum tentu merupakan aspirasi dari
rakyat Aceh, maka oleh GAM selalu dituntut dan diperjuangkan bagi
kepentingan mereka.

b. Ketidak adilan Pemerintah pusat merupakan kelemahan yang telah di


ekploitir oleh GAM dalam rangka membentuk opini dan mempengaruhi
masyarakat Aceh, agar mendukung GAM dalam melakukan perlawanan.

c. Kekejaman oknum Aparat Negara yang terjadi di Aceh merupakan ekses


sebagai akibat dinamika operasi di daerah Aceh, oleh karena itu harus di lihat
secara jernih dari segi politis dan hukum.

d. Pandangan agama, tabiat dan watak orang Aceh memiliki ke khasan


tersendiri yang cenderung mendahulukan hak, sehingga apabila telah terjadi
patah arang sulit untuk di ajak kompromi/berunding sampai kapanpun juga.

e. GAM bukan atau tidak identik dengan masyarakat Aceh oleh karena itu
suara atau keputusan oleh GAM bukan berarti merupakan keputusan rakyat
Aceh. Kebijakan Pemerintah hanya berunding dengan GAM dalam menentukan
Aceh dimasa depan, tidaklah tepat apabila menyelesaikan masalah masih ada
komponen lain yang perlu di ajak untuk berdialog dan berunding.

/ f. Keterlibatan…..

RAHASIA
RAHASIA
5

f. Keterlibatan pihak asing dalam menyelesaikan masalah Dalam Negeri


Indonesia ( Aceh ) justru akan memperkeruh suasana karena GAM merasa
mendapat dukungan dari luar negeri guna pengakuan kedaulatannya.

7. SARAN Dalam menyelesaikan kasus Aceh perlu disarankan hal-hal sebagai


berikut :

a. Adanya kekeliruan dalam ketata negaraan pada masa lalu, maka perlu
diadakan dialog dan perundingan (penjelasan kembali) kepada seluruh
masyarakat Aceh ( bukan hanya GAM ) dengan melihat Otonomi masyarakat
Aceh maka diharapkan semua aspirasi dapat terakomodasi dalam perundingan.

b. Pemberian jaminan pengamanan terhadap masyarakat Aceh yang Pro RI


harus maksimal sehingga dapat menghindarkan mereka dari terror GAM, karena
bila tidak dapat perlindungan dari TNI/POLRI mereka akan dibunuh GAM.

c. Pelucutan senjata dari GAM, kerana selama GAM masih bersenjata jalan
damai tidak akan pernah tercapai dengan baik.

d. Kerana jalan perundingan tidak pernah membuahkan hasil yang baik


demi keutuhan NKRI maka operasi Militer diberlakukan lagi dengan status Aceh
sebagai daerah operasi yang didukung dengan keputusan politik
( Hukum ).

Banda Aceh, 16 Mei 2002


DAN DEN INTEL

Kepada
Yth. PANGDAM ISKANDAR MUDA
Di
BANDA ACEH

RAHASIA
RAHASIA
6

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai