Anda di halaman 1dari 8

TANTANGAN PENDIDIKAN BAGI GURU YAYASAN PERGURUAN KRISTEN

TORAJA PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Adrianus Lupu’
Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia

Abstrak: Media informasi merupakan hal yang sangat fundamental di era revolusi
industri 4.0 karena sangat mempengaruhi cara belajar, pola pikir serta cara bertindak
peserta didik dalam mengembangkan ide yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
Tenaga pendidik di era revolusi industri 4.0 harus meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan dibidang teknologi informasi serta bagaimana mengekspresikannya
dalam diri melalui literasi media. Pemanfaatan teknologi informasi dalam proses
belajar mengajar tidak dapat dielakkan lagi bahkan dalam semua lini kehidupan tidak
terkecuali dunia pendidikan. Karena kehadiran teknologi informasi digital membuat
kita berpikir lebih kritis dalam menyelesaikan permasalah akademisi dan menuntun
kita untuk dapat meningkatkan kolaborasi serta memajukan pendidikan mendatang
yang berdampak terhadap peningkatan kualitas pendidikan dengan penguatan
pendidikan berbasis aplikasi.

Abstract : Media information is a very fundamental thing in the era of industrial


revolution 4.0 because it greatly affects the way of learning, mindset and how students
act in developing ideas that are owned by each student. Educators in the industrial
revolution era 4.0 must improve their capabilities and knowledge in the field of
information technology and how to express it in themselves through media literacy.
The use of information technology in the teaching and learning process is inevitable
even in all lines of life, including the world of education. Because the presence of
digital information technology makes us think more critically in solving academic
problems and requires us to be able to improve collaboration and advance future
education which has an impact on improving the quality of education by strengthening
application-based education.

Kata Kunci : revolusi industri, teknologi, digital, kolaborasi, aplikasi


Tantangan Revolusi Industri 4.0 Adrianus Lupu’

PENDAHULUAN
Yayasan Pendidikan Kristen Toraja adalah merupakan yayasan pendidikan swasta
terbesar di Toraja yang memiliki tingkatan sekolah mulai dari PAUD, TK, SMP sampai dengan
SMA/SMK. Sekolah dilingkungan Yayasan YPKT selama ini selalu diandalkan karena
dianggap memiliki kualitas yang dapat bersaing dengan sekolah – sekolah unggulan lainnya di
propinsi Sulawesi Selatan bahkan di Indonesia. Namun seiring perkembangan jaman sekolah
yayasan memiliki tantangan dan hambatan tersebdiri seiring dengan perkembangan dan
perubahan kurikulum pada pendidikan.
Perkembangan dan perubahan pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dielakkan
karena sesuai dengan tuntutan jaman. Jika sistem pembalajaran selama ini dapat dilakukan
dengan cara yang masih konfensional yaitu guru selalu menjadi sentral dan sumber utama
pengetahuan dalam kegiatan belajar dalam kelas, maka dengan keadaan sekarang sistem
tersebut tidak sesuai lagi karena sumber belajar bukan hanya dari guru tetapi sumber belajar
dapat didapatkan dari berbagai media terutama media internet. Jadi peran guru diera revolusi
industri 4.0 hanya sebagai fasilitator terhadap peserta didik didalam kelas. Dengan kata lain
pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered).
Kebutuhan pendidikan yang selalu memiliki perkembangan dan perubahan
merupakan tantangan tersendiri bagi guru. Guru selalu menjadi pioner dan tolak ukur
keberhasilan pendidikan karena kualitas pendidikan tergantung pada kualitas seorang guru.
Oleh sebab itu sebagai guru harus selalu siap mengahadapi setiap perubahan dan prekembangan
zaman. Pada era digital saat ini guru dituntut untuk dapat memanfaatkan ICT(Teknolgi Infmasi
dan Komunikasi) dalam penyajian materi pembelajaran dan sekaligus menjadi salah satu
sumber belajar dalam kelas.
Era revolusi industri 4.0 memberi dampak yang sangat luas karena lulusan dari suatu
sekolah memiliki pengetahuan umum namun tidak spesifik terhadap suatu bidang tertentu akan
membuat orang tersebut tidak dapat bersaing dengan orang lain. Diperlukan keahlian khusus
pada bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan industri untuk dapat bersaing.

Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana Pendidikan dilingkungan Yayasan


Pendidikan Kristen Toraja menghadapi revolusi ini?. Apakah Yayasan siap menghadapi
tantangan dan hambatan yang sangat kompleks ini?. Bahkan dapatkah Yayasan Perguruan
Kristen Toraja menajadikan momentum ini menjadi sebuah peluang untuk dapat berkpirah lebih

1
Tantangan Revolusi Industri 4.0 Adrianus Lupu’

jauh di bidang pendidikan. Tulisan ini akan membahas bagaimana Yayasan Perguruan Kristen
Toraja menghadapi tantangan pada revolusi industri 4.0 serta apa yang harus dimiliki oleh
setiap guru yang ada di lingkuangan Yayasan Perguruan Kristen Toraja agar dapat beratahan
bahkan dapat bersaing pada perkembangan dan perubahan dunia Pendidikan di era digital
sekarang.

PEMBAHASAN
A. Pendidikan di Lingkungan Yayasan Pendidikan Kristen Toraja
Pendidikan di lingkungan YPKT pada hakekatnya merujuk pada pendidikan pada
umumnya yang diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok dalam mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan; proses cara,
perbuatan mendidik. Pendidikan berkanaan dengan hal di atas merupakan salah satu
diantaranya yang khas serta usaha mendidik yang di landaskan pada iman kristiani.
Sisdiknas adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan pendidikan yang
mengusahakan pencapaian tujuan pendidikan nasional Indonesia. Pendidikan ini berakar
kebudayaan bangsa Indonesia dengan dasar filsafat negara Pancasila dan UUD 1945 serta
bertujuan dengan cita-cita nasional yang kurikulumnya ditentukan oleh pemerintah.
Cikal bakal dari pendirian Yayasan Pendidikan Kristen Toraja adalah merupakan
kepedulian Gereja di lingkungan Toraja terhadap pendidikan di daerah Toraja. Namun
tidak bisa dipungkiri hingga saat ini yayasan ini semakin hari semakin berkembang hingga
bisa membuka cabang didaerah lain di luar Toraja.
Kepedulian Gereja Toraja terhadap dunia pendidikan sangat menmbantu eksisnya
sekolah-sekolah yayasan YPKT hingga saat ini. Tanpa dukungan penuh dari jemaat dan
orang-orang disekitarnya, Yayasan Pendikan Kristen Toraja tidak akan mungkin dapat
bertahan apalagi bersaing haingga pada saat ini. Ini juga sangat dipengaruhi oleh budaya
dan kesadaran serta kepedulian orang Toraja terhadap pendidikan.

B. Permasalahan Pendidikan pada Yayasan Pendidikan Kristen Toraja


Peramsalahan utama pedidikan di lingkungan yayasan YPKT adalah hampir sama
dengan masalah pendidikan nasional yaitu rendahnya mutu pendidikan terutama didaerah
terpencil dan adanya ketimpangan terhadap mutu antara sekolah yang ada di perkotaan

2
Tantangan Revolusi Industri 4.0 Adrianus Lupu’

dan yang ada di pedesaan. Toraja memiliki letak georafis yang cukup sulit untuk dijangkau
karena sebagian besar kondisi wilayah Toraja adalah pegunungan yang masi belum dapat
dilalui oleh kendaraan roda empat dan belum terjangkau signal komunikasi terutama
internet. Hal ini membawah dampak tersendiri terhadap perkembangan pendidikan di
Toraja terutama di bagian pedesaan. Karena yang menjadi sumber belajar satu-satunya
adalah hanya buku pegangan dan guru.
Selain masaalah diatas yang menjadi permasalahan lain adalah ketimpangan antara
rasio guru dengan siswa yang tidak seimbang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan
ekonomi masyarakat yang ada. Sebagai contoh orang tua yang berada di daerah terpancil
memiliki kemampuan ekonomi menengah kebawah hal ini sangat berpengaruh terhadap
pembayaran uang sekolah siswa. Karena Yayasan Perguruan Kristen Toraja belum
menganut sistem sentralisasi keuangan maka setiap sekolah bertanggung jawab
menghidupi para guru dan karyawannya secara mandiri.
Permasalahan yang terjadi pada guru yang berada di daerah perkotaan adalah terutama
bagi guru yang sudah berusia 50 tahun keatas agak susah menyesuikan diri pada era digital
karena kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dalam menyajikan mata
pelajaran dikelas masih sangat terbatas. Sedangkan tuntutan bagi guru di era digital ini
adalah guru harus mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
media dan sumber pembelajaran baik di dalam kelas maupun diluar kelas.

C. Revolusi Industri 4.0


Revolusi Industri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanque
di pertengahan abad ke-19. Perkembangan revolusi industri terus berkembang dari masa
kemasa atau fase ke fase dan pada saat ini kita suda berada di fase keempat yaitu revolusi
industri 4.0. perkembangan revolusi industri ini memberi perbedaan artikulatif pada sisi
kegunaannya. Pada revolusi industri pertama (1.0) terjadi atas ditemukannya mesin yang
menitikberatkan (stressing) pada mekanisasi produksi. Pada revolusi industri kedua (2.0)
terjadi karena sudah beranjak pada etape produksi massal yang terintegrasi dengan quality
control dan standarisasi suatu produk. Revolusi industri ketiga (3.0) memasuki
keseragaman secara massal yang bertumpuh pada integrasi komputerisasi. Dan pada
revolusi industri keempat (4.0) adalah mengadirkan digitalisasi dan otomatisasi perpaduan
antara internet dengan manufaktur.

3
Tantangan Revolusi Industri 4.0 Adrianus Lupu’

Revolusi industri 4.0 ini memunculkan fenomena disuptif innovation. Dan yang
menjadi dampak fenomena ini telah merambah kesemua bidang kehidupan manusia. Mulai
dari industri, ekonomi, pendidikan, politik dan lain sebagainya. Dan tidak hanya itu
fenomena ini juga telah merubah pola pikir (mindset) dan gaya hidup (life style) terutama
kaum milenial. Disruptive innovation ini dapat diartikan sebagai fenomena terganggunya
para pelaku industri lama (incumbent) dengan para pelaku industri baru akibat kemudahan
teknologi informasi.

Sebagai contoh dari perubahan yang langsung dirasakan oleh masyarakat saat ini
adalah penggunaan aplikasi online seperti, toko online, Grab, Gojek, Uber dan masih
banyak lagi yang layanannya berbasis anroid atau online. Pelanggan atau customer hanya
menginstall aplikasi di smartphone-nya untuk menggunakn jasa tersebut.

Dengan adanya revolusi industro 4.0 mengakibatkan banyak profesi yang hilang
tetapai juga memunculkan profesi baru seperti jasa design online, website developer,
yutuber, blogger dan lain-lain.

Dari munculnya revolusi industri 4.0 memberikan banyak keuntungan antara lain:

Pertama, konsumen dipermudah untuk mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan.


Dengan bantuan teknologi yang ada maka konsumen dapat melakukan pemesanan
terhadap barang atau jasa kapan saja dan dimana saja dengan fariasi barang atau jasa yang
berbeda dengan harga yang variatif.

Kedua, hadirnya teknologi yang memudahkan. Dengan adanya teknologi yang serba
digital dengan pengoperasian yang sangat mudah memberi dampak yang sangat positif
bagi penggunanya.

Ketiga, memacu persaingan berbasis inovasi. Dengan munculnya teknologi canggih


ini membuat orang untuk selalu berinovasi agar dapat memberi layanan yang jauh lebih
baik dari sekarang dengan menekan biaya serendah-rendahnya.

Keempat, Membuka peluang kerja baru. Inovasi yang dilakukan akan membuka
peluag kerja yang baru dengan terciptanya lapangan kerja yang baru ini maka secara
otomatis akan membuat pengagguran di Indonesia akan berkurang. Dan hal ini akan
berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.

4
Tantangan Revolusi Industri 4.0 Adrianus Lupu’

Jadi jika pendapatan masyarakat meningkat maka peningkatan konsumsi juga pasti
meningkat. Hal ini akan membuat jumlah produk domestik bruto kita akan meningkat yang
dapat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

D. Kesiapan Yayasan Pendidikan Kristen Toraja Menghadapi Revolusi Industri 4.0


Menjadi pertanyaan mendasar bagi yayasan sekarang adalah apakah Yayasan
Pendidikan Kristen Toraja benar-benar sudah siap menghadapi revolusi 4.0 ?. jika tidak
maka kita harus berbena agar tidak semakin jauh tertinggal oleh perubahan.
Menjadi hasil penelitian dari McKinsey pada tahun 2016 menyatkan bahwa dampak
dari digital tecnolgi menuju revolusi industri 4.0 dalam 5 tahun kedepan akan ada 52,6
juta jenis pekerjaan akan mengalami pergeseran atau hilang dari muka bumi. Hasil
eksistensi diri dalam kompitisi global harus mempersiapkan mental dan skill yang
mempunyai keunggulan persaingan(competitive advantage) dari yang lainnya. Cara untuk
mendapatkan kemampuan yang mudah ditempuh adalah mempunyai perilaku yang baik
(behavioral attitude), menaikkan komptensi diri dan semangat literasi. Bekal persiapan
diri tersebut dapat dilalui dengan jalur pendidikan (long life education) dan konsep diri
melalui pengalaman bekerja sama lintas generasi/lintas disiplin ilmu (experience in the
best teacher).
Melalui pernyataan diatas, maka perlu adanya perombakan atau reformasi dalam
pendidikan YPKT. Pendidikan dilingkungan YPKT perlu mendisrupsi diri jikan ingin
tetap eksis. Mendisrupsi diri artinya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan terhadap
kebutuhan masyarakat serta berorientasi pada masa depan.
Upaya peninkatan mutu dan efektivitas sekolah dapat dilakukan melalui pengawasan.
Atas dasar itu, kegiatan pengawasan harus difokuskan pada perilaku dan perkembangan
siswa sebagai bagian penting dari kurikulum/mata pelajaran, organisasi sekolah, kualitas
belajar mengajar, penilaian / evaluasi, sistem pencatatan, kebutuhan khusus, administrasi
dan manajemen, bimbingan dan konseling, peran dan tanggung jawab orangtua dan
masyarakat (Law dan Glover, 2000).
Pengawasan mutu pendidikan merupakan kegiatan atau tindakan yang mutlak
dilakukan oleh pengurus yayasan pendidikan Kristen Toaraja agar sekolah yang ada
dibawah naungan YPKT kualitasnya tetap dipertahankan dan ditingkatkan berdasarkan
perkembangan dan kemajuan teknologi.

5
Tantangan Revolusi Industri 4.0 Adrianus Lupu’

Perencanaan pemdidikan adalah melihat kemasa depan untuk menentukan


kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan
kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan
potensi sistem pendidikan nasional memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang
dilayani oleh sistem pendidikan.

PENUTUP
Yayasan Pendidikan Kristen Toraja harus siap menghadapi setiap perkembangan dan
perubahan didalam revolusi industri 4.0 agar dapat bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain
di Toraja bahkan diluar Toraja. Dengan dukungan yang penuh dari yayasan maka setiap guru
yang ada di lingkungan yayasan YPKT dapat mengembangkan diri untuk kemajuan sekolah
dimana guru tersebut mengabdi.
Peran guru dalam yayasan merupakan ujung tombak dari sebuah keberhasilan atau
kesuksesan suatu sekolah. Oleh karena itu pengembangan kompetensi guru harus mendapat
perhatian penuh dari yayasan. Dan selaku guru di yayasan harus selalu siap menghadapi setiap
perkembangan dan perubahan zaman.
Yayasan harus mempunyai strategi khusus untuk mengembangkan sekolah-sekolah
yang ada dibawanya. Keterbatasan dana dan sarana bukan menjadi penghalang untuk
memajukan sekolah-sekolah yang ada dilingkungan yayasan untuk menghadapi setiap
perubahan yang ada. Namun yayasan harus mampu mencari solusi yang dihadapi oleh setiap
sekolah. Dengan memiliki guru yang kompetitf dilingkungan yayasan maka yayasan dapat
memantapkan diri menghadapi revolusi industri 4.0.

6
Tantangan Revolusi Industri 4.0 Adrianus Lupu’

DAFTAR PUSTAKA

Basri,Hasan dan A. Rusdiana. 2015. Manajemen Pendidikan & Pelatihan.


Bandung: CV Pustaka Setia.

Tampubolon, Manahan. 2015. Perencanaan & Keuangan Pendidikan (Education


and Finance Plan). Jakarta: Mitra Wacana Media.
Tampubolon, Manahan. 2015. Perilaku Organisasi (Orgasnization Behavior).
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
https://www.google.com/amp/aceh.tribunnews.com/amp/2018/11/27/menjadi-guru-era-
pendidikan-40. Diakses Jumat,29 Maret 2019

https://www.karebatoraja.com/opini-meraih-kembali-kehebatan-hasil-
pendidikan-toraja/. Diakses Sabtu,30 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai