Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 420 per
100.000 kelahiran hidup, rasio tersebut sangat tinggi bila dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN lainnya (Mauldin, 2009).Langkah utama yang paling
penting untuk menurunkan angka kematian ibu adalah mengetahui penyebab
utama kematian.
Penyakit asma terdapat 3,4 – 8,4 % pada wanita hamil dan gangguan nafas
sangat sering terjadi pada wanita hamil. Perjalanan asma selama kehamilan
sangatlah bervariasi bisa tidak ada perubahan, bertambah buruk atau malah
membaik dan akan kembali ke kondisi seperti sebelum hamil setelah tiga bulan
melahirkan. Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya serangan asma pada setiap
penderita tidaklah sama, bahkan pada seseorang penderita asma serangannya tidak
sama pada kehamilan pertama dan kehamilan berikutnya. Biasanya serangan
muncul pada usia kehamilan 24 – 36 minggu, dan akan berkurang pada akhir
kehamilan.
Pada asma yang tidak terkontrol selama kehamilan akan mempunyai efek
yang serius baik bagi ibu maupun bagi janin. Komplikasi untuk ibu pada asma
yang tidak terkontrol adalah kemungkinan pre-eklampsia, eklampsia, perdarahan
vagina dan persalinan premature, sedangkan komplikasi terhadap bayi adalah intra
uterine growth retardation, bayi premature dan meningkatkan kemungkinan resiko
kematian perinatal.Oleh karenanya pasien hamil dengan asma harus dianggap
sebagai pasien dengan kehamilan resiko tinggi. Tujuan penatalaksanaan pasien
asma dalam kehamilan harus meliputi : pencegahan eksaserbasi akut, mengontrol
symptoms, mengurangi inflamasi saluran nafas, memelihara fungsi paru rata –
rata mendekati normal.

1
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi asma
2. Mengetahui etiologi asma
3. Mengetahui patofisiologi asma
4. Mengetahui tanda dan gejala asma
5. Mengetahui klasifikasi asma
6. Mengetahui penatalaksanaan asma

BAB II
TINJAUAN PUSAKA

A. Konsep Dasar Teori


1. Definisi
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik pada jalan nafas. Inflamasi

menyebabkan episode mengi berulang, sesak dada, dan batuk, dan gejala lebih

sering terjadi pada malam hari dan dini hari. Penyebabnya tidak diketahui secara

lengkap, tetapi meliputi respon alergik terhadap antigen yang dihirup seperti debu

kutu rumah dan serbuk sari, polusi dari lingkungan, dan disposisi genetic.

Inflamasi membuat jalan nafas sensitive terhadap stimulasi seperti iritasi zat

kimia, asap rokok, udar dingin, atau olah raga. Stimulus yang memperberat gejala

asma sangat bervariasi di antara wanita. Ketika terpajan dengan stimulus asma,

2
jalan nafas membengkak, refersibel, baik secara spontan maupun secara

pengobatan (British Thoracic Society, 2008; Global Initiative for Asthma, 2006).
Prevalensi asma meningkat pesat dalam 20 tahun terakhir sehingga saat ini

hampir 12% wanita hamil menderita asma, membuat asma menjadi kondisi yang

paling sering diderita sebelum kehamilan yang ditemui selama kehamilan (Rey

dan Boulet, 2007).


Adapun dua mekanisme obstruksi jalan napas: respon berlebihan bronkus

dan inflamasi jalan napas. Asma melibatkan respon abnormal pada jalan napas,

menyebabkan jalan napas mudah menyempit sebagai respons terhadap berbagai

kemungkinan stimulus. Selain itu, mukosa bronkial jalan napas dipertebal oleh

sel-sel inflamasi secara kronis (Chung,2002)

2. Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi


timbulnya serangan asma bronkhial.

1. Faktor Predisposisi

Genetik.

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum


diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas penderita dengan
penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita alergi.
Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit
asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu
hipersentifisitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.

2. Faktor Prepisitas

Alergen

Dimana alergen dapat dibagai menjadi 3 jenis, yaitu :

a) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan

3
Ex : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan
polusi

b) Ingestan, yahg masuk melalui mulut


Ex : Makanan dan obat-obatan

c) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.


Ex : perhiasan, logam, dan jam tangan

3. Perubahan Cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering


mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor
pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan
dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau, musim bunga,.
Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga danb debu

4. Stress

Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,


selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma
yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk
menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi
maka gejala asmanya belum bisa diobati.

5. Lingkungan Kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan


asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang
bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polusi lalu
lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.

6. Olahraga / aktifitas jasmani yang berat

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika


melakukan aktifitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling

4
mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas
biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas.

3. Patofisiologi
a.Asma ialah penyakit inflamasi kronis saluran pernapasan dengan

komponen herediter mayor, terkait pada kromosom 5, 6, 11, 12, 14, 16,

dan reseptor Ig E dengan afinitas tinggi, sitokin, reseptor T-sel antigen.


b. Keadaan ini juga dihubungkan dengan mutasi gen ADAM-33 pada

rantai pendek kromosom 20 pada individu yang terpapar rokok atau

influenza (stimulasi alergi akibat lingkungan).


c.Peningkatan respon inflamasi menyebabkan obstruksi reversible akibat

kontraksi otot polos bronkus, hipersekresi mucus, dan edema mucus pada

saluran pernapasa.
d. Serangan sama dapat di cetuskan oleh allergen, infeksi saluran

pernapasan, polutan lingkungan, dan faktor psikogen.


4. Tanda dan gejala
a. Batuk
b. Peningkatan respirasi
c. Sesak napas
d. Takikardia
e. Pernapasan mengi
f. Penggunaan Otot pernapasan tambahan
g. Dada terasa sesak
h. Tidak dapat mengatakan satu kalimat penuh
i. Memburuk pada malam dan dini hari
Gejala asma terberat terjadi pada sekitar usia 24-36 minggu kehamilan.

sebab itu, pada asma sedang dan berat, pemindaian usia kehamilan secara

akurat, pemindaian pertumbuhan secara teratur dan pemeriksaan

kesejahteraan janin secara teratur mungkin perlu dilakukan

(Dombrowski,2006)

5. Klasifikasi

Asma dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

5
1. Asma interisik (berasal dari dalam)
Yang sebab serangannya tidak diketahui

2. Asma eksterisik (berasal dari luar)


Yang pemicu serangannya berasal dari luar tubuh (biasanya lewat
pernafasan). Serangan asma dapat berlangsung singkat atau berhari-hari.
Bisanya serangan dimulai hanya beberapa menit setelah timbulnya
pemicu. Frekuensi asma berbeda-beda pada tiap penderita. Serangan
asma yang hebat dapat menyebabkan kematian

6. Penatalaksanaan

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :


1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera.
2. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan
serangan asma.
3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya
mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang
perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan
pengobatannya yang diberikan dan bekerja sama dengan dokter
atauperawat yang merawatnya.
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2 , yaitu :
1. Pengobatan non Farmakologik.
a) Memberikan penyuluhan
b) Menghindari faktor pencetus
c) Pemberian cairan
d) Fisiotherapy
e) Beri O2 bila perlu
2. Pengobatan Farmakologi
a) Bronkodilator yang melebarkan saluran nafas
Seperti aminofilin atai kortikosteroid inhalasi atau oral pada
serangan asma ringan. Obat antiasma umumnya tidak
berpengaruh negatife terhadap janin kecuali adrenalin.
1) Adrenalin mempengaruhi pertumbuhan janin karena
penyempitan pembuluh darah kejanin yang dapat

6
mengganggu oksigenasi pada janin tersebut.
2) Aminofilin dapat menyebabkan penurunan kontraksi uterus
b) Menangani serangan asma akut (sama dengan wanita tidak
hamil), yaitu :
1) Memberikan cairan intravena
2) Mengencerkan cairan sekresi di paru
3) Memberikan oksigen (setelah pengukuran PO2, PCO2)
sehingga tercapai PO2 lebih 60 mmHG dengan kejenuhan
95% oksigen atau normal.
4) Cek fungsi paru
5) Cek janin
6) Memberikan obat kortikosteroid
c) Menangani status asmatikus dengan gagal nafas
1) Secepatnya melakukan intubasi bila tidak terjadi perubahan
setelah pengobatan intensif selama 30 – 60 menit
2) Memberikan antibiotik saat menduga terjadi infeksi
d) Mengupayakan persalinan
1) Persalinan spontan dilakukan saat pasien tidak berada
dalam serangan
2) Melakukan ekstraksi vakum atau forseps saat pasien berada
dalam serangan
3) Seksio sesarea atas indikasi asma jarang atau tidak pernah
dilakukan.
4) Meneruskan pengobatan reguler asma selama proses
kelahiran.
5) Jangan memberikan analgesik yang mengandung histamin
tetapi pilihlah morfin atau analgesik epidural.
6) Hati-hati pada tindakan intubasi dan penggunaan
prostagladin E2 karena dapat menyebabkan bronkospasme.

e) Memilih obat yang tidak mempengaruhi air susu.


1) Aminofilin dapat terkandung dalam air susu sehingga bayi
akan mengalami gangguan pencernaan, gelisah dan

7
gangguan tidur.
2) Obat antiasma lainnya dan kortikosteroid umumnya tidak
berbahaya karena kadarnya dalam air susu sangat kecil

B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Asma


I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
Tempat Pengkajian :
Nama Pengkaji :

A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Ibu : Nama Suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku : Suku :
Pendidikan : : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
No. Register :

2. Alasan Datang Periksa/ Keluhan Utama


a. Alasan datang periksa :
b. Keluhan Utama :
Kemungkinan yang ditemui:klien lemas,cepat lelah, demam, sakit
perut berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual
sampai muntah, dan susah bernafas (dr.Ida Ayu Chandranita
Manuaba dkk, 2010 )
Dispne paroksismal merupakan gejala paling khas. Biasanya suatu
serangan asma dimulai sensasi kesesakan dada yang diikuti oleh
batuk dan bising mengi. Demam menggambarkan infeksi saluran
pernapasan. Biasanya pasien sadar akan diagnosisnya, karena telah
mengalami beberapa serangan sebelumnya. (Buku Kapita Salekta
Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi hal 94)

8
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan Sekarang :
b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
**
Riwayat penyakit yang dapat memperberat atau diperberat oleh
kehamilan
Penyakit Jantung :
Hipertensi :
Hepatitis :
TBC :
Asma Bronchial : Asma dapat mengakibatkan kematian
perinatal, hiperemesis gravidarum,premature, hipertensi kronik,
pre-eklampsi, BBLR, dan perdarahan. (Prawirohardjo,2010)
Ginjal :
Diabetes Mellitus :
Anemia :
Infeksi Saluran Kemih (ISK) :
IMS/HIV/AIDS :
Epilepsi :
Malaria :
Haemorroid :
Psikosis/Gangguan mental :
Penyakit Autoimun :
Riwayat Alergi :
Riwayat Pembedahan :
Lain-lain

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Hepatitis :
TBC :
HIV/AIDS :
Malaria :
Hipertensi :
Asma : Asma dapat mengakibatkan kematian
perinatal, hiperemesis gravidarum,premature, hipertensi kronik,
pre-eklampsi, BBLR, dan perdarahan. (Prawirohardjo,2010)
Diabetes Mellitus :
Hemofilia :
Gamelli :
Lain-lain :

5. Riwayat Menstruasi

9
No Kehamilan Persalinan Anak Nifa
suami ank UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abnrmlts Lkts
1
2
6. Riwayat Obstetrik

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


8. Riwayat Ginekologi
– Vaginitis :
– Endometritis :
– Mioma uteri :
– Kista ovarium :
– Endometriosis :
– PID :
– Lain-lain :

10. Data Fungsional Kesehatan


Pola Sebelum Hamil Saat Ini
Nutrisi

Eliminasi
Istirahat
Aktivitas
Personal
Hygiene

Seksualitas

Kebiasaan

11. Riwayat psikososiokultural spiritual


Psikologis :
Sosial :
Kultural :
Spiritual :

A. Data obyektif
1. Pemeriksaan Umum
b. Keadaan Umum
Kesadaran :
Ekspresi wajah :
Keadaan emosional :

10
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah :
Suhu :
Nadi :
Pernafasan : 16-20x/menit, frekuensi respirasi
meningkat dapat menimbulkan sedikit hiperventilasi (Helen Farrer,
2001)
d. Antropometri
Tinggi badan :
Berat badan sebelum hamil :
Berat badan sekarang :
LILA :

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala
Wajah
Mata :
Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung
(srihandayani,2008)
Mulut
Telinga
Leher
Dada
Retraksi : Terdapat retraksi dinding dada pada
penderita asma (whiller,2007)
Payudara
Abdomen
Genetalia
Ekstremitas
Palpasi
Kepala :
Wajah :
Mata :
Telinga :
Hidung :

11
Leher :
Mamae :
Abdomen :
Genetalia :
Ekstermitas :
Auskultasi
Dada :Mengalami derajat kesulitan bernafas .
Inspirasi dan ekspirasi yang terdengar semakin
jelas mencerminkan peningkatan beban
kardiovaskuler (Varney, 2006) Terdapat suara
nafas tambahan seperti wheezing.
Perkusi
Dada :
Abdomen : Timpani
Ekstremitas :
1. Pemeriksaan Khusus
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium :Pemeriksaan Sputum, Pemeriksaan
darah
Pemeriksaan USG :Pengkajian usia kandungan dan
identifikasi kelainan janin (Varney,
2006).
Pemeriksaan Penunjang Diagnostik lainnya :
Pemeriksaan Radiologi, Pemeriksaan tes kulit, Elektrokardiografi,
Scanning Paru, Spirometri, Electronic Fetal Heart rate Monitoring.

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : G…Papah usia kehamilan……..minggu
Janin tunggal/ganda,hidup/mati,intrauterine/ekstrauterin dengan
asma
Masalah : Mual dan muntah, nafsu makan berkurang ( Varney,
2007)
Kebutuhan : KIE pola istrahat yang cukup
KIE tentang gizi pada bumil ( dr.Ida Ayu Chandranita
Manuaba, 2010 )

12
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Asma dapat mengakibatkan kematian perinatal, hiperemesis
gravidarum,premature, hipertensi kronik, pre-eklampsi, BBLR, dan
perdarahan. (Prawirohardjo,2010)

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter tentang pemberiaan obat
V. INTERVENSI
1. Anjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi nutrisi dengan gizi
seimbang
R/ :kebutuhan akan zat gizi pada kehamilan akan sangat meningkat
terutama protein , dengan gizi seimbang kebutuhan zat gizi akan
terpenuhi. Protein dalam kehamilan dibutuhkan penambahan
sebanyak 10-12 gr/hari untuk pertumbuhan janin, plasenta dan
cadangan maternal untuk persalinan dan laktasi.
2. Anjurkan kepada ibu untuk menkonsumsi tablet FE minimal 90
tablet selama masa kehamilannya
R/ :pada kehamilan kebutuhan total zat besi antara 580-1340 dan
440-1050 mg diantaranya akan hilang dalam tubuh ibu pada saat
melahirkan untuk mengatasinya ibu memerlukan 3,5-4 mg zat
besi/hari, atau 90 tablet FE salama kehamilan.
3. anjurkan kepada ibu untuk istirahat dan tidur yang cukup
R/ : kehamilan juga dapat dikatakan merupakan masa yang
meletihkan, terutama pada trimester II dan III, dan seringkali
selama Sembilan bulan penuh bagi wanita yang jam kerjannya
panjang atau harus mengurus anak-anaknya. Dengan cukup
istirahat dapat mengurangi terjadi keletihan dan
ketidaknyamanan yang terjadi selama hamil. Ibu haamil
memerlukan tidur yang cukup pada siang hari sedikitnya 1-2
jam, dan malam hari 7-8.
4. Berikan penkes tentang tanda bahaya pada kehamilan terutama pada
asma
R/ : mengetahui tanda bahaya pada kehamilan memudahkan ibu

13
untuk segera mengambil keputusan dan segera memeriksakan
dirinya ke petugas kesehatan. Gejala asma kesulitan bernafas,
kenaikan denyut nadi, batuk kering, kejang otot di sekitar dada
dan nafas berbunyi.
5. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat-obatan
R/ : untuk menentukan keaamanan dalam pemberian obat untuk
bumil, dan mengetahui dosis dan cara pemakaiannya.

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisiensi dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksaaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang kebersihan dan kefektifan asuhan

14
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ASMA

Tanggal Pengkajian : 27 April 2015

Waktu : 11.00 WITA

Tempat : Poli Kandungan RSUD AWS

Oleh :

S:

1. Identitas
Nama Ibu : Ny. G Nama Suami : Tn. R
Umur : 26 thn Umur : 39 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Kutai Suku : Kutai
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Gatot Subroto

2. Alasan kunjungan/keluhan utama


Ibu datang dengan keluhan nafasnya sesak sewaktu bangun pagi dan

semakin meningkat ketika beraktivitas, klien juga batu berdahak

3. Riwayat Kesehatan sekarang


Ibu mengatakan demam dan menggigil sejak 2 hari yang lalu. Ibu

melahirkan 4 hari yang lalu di bidan kampung. Ibu mengatakan merasa

15
sangat nyeri diperut bagian bawahnya dan keluar cairan yang berbau tidak

sedap pada kemaluanya

4. Riwayat Kesehatan klien


Ibu mengatakan mempunyai riwayat asma sejak kelas 6 SD

5. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan bahwa ada salah satu anggota keluarganya yang memiliki

riwayat asma, yaitu ibunya


6. Riwayat menstruasi
HPHT : 14 Juli 2014
TP : 21 April 2015
Riwayat menstruasi teratur, siklus 28 hari, lama 6-7 hari, setiap harinya 2-

3 kali ganti pembalut, warna darah merah, encer. Tidak ada flour albus.

7. Riwayat obstetrik

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


N
Abn Pen
o Suami Ank UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Laktsi
y
Hamil
1
ini

8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya

9. Pola fungsional Kesehatan

Pola Hamil ini


2-3x sehari
1 porsi terdiri dari sayur,
Nutrisi
ikan, nasi, buah
Eliminasi BAK :6-7x sehari, warna

kuning jernih, konsistensi

cair.
BAB : 1x sehari, warna

16
kuning kecoklatan,

konsistensi lunak.
Tidur siang 1 jam/hari
Istirahat Tidur malam 7-8 jam/hari

Tidak banyak aktivitas yang


Aktivitas
dilakukan ibu
Ganti baju 2-3x sehari
Ganti celana dalam 2-3x
Personal Hygiene
Mandi 2-3x sehari
Sikat gigi 2-3 x sehari
Seksualitas belumada

10. Riwayat Psikososiokultural spiritual


- Ini merupakan pernikahan pertama, lama menikah ± 14 tahun, status

pernikahan sah.
- Di dalam keluarga, tidak ada kebiasaan, mitos, ataupun tradisi budaya

yang dapat merugikan ataupun berbahaya bagi kesehatan bagi kesehatan

ibu dan bayi.

O:

1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 130/70 mmHg
b. Suhu : 37 oC
c. Nadi : 76 x/menit
d. Pernafasan : 36 x/menit
Antropometri
a. Tinggi badan : 158 x/menit
b. Berat badan sebelum hamil : 50 kg
c. Berat badan sekarang : 56 kg
d. LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Tampak tidak ada lesi, tampak kontruksi rambut kuat,
distribusi merata, tekstur lembut, dan tampak bersih tidak

ada ketombe. Tidak teraba massa.


Wajah : Tidak tampak pucat
Mata : Bentuk mata tampak simetris. Tidak tampak oedem pada
kelopak mata, tidak pucat pada konjungtiva, tampak putih

17
pada sklera.
Telinga: Bentuk telinga simetris. Tampak bersih dan tidak ada
Sekret.
Hidung : Tampak bersih, tidak ada polip, ada peradangan
tampak pernafasan cuping hidung.
Mulut ` : Bibir tampak simetris, mukosa mulut tampak lembab,
tidak ada caries dentis pada gigi, tidak tampak stomatitis,
gigi geraham lengkap dan lidah tremor. Tidak tampak

stomatitis.
Leher : Tidak tampak hyperpigmentasi, tidak tampak peradangan
tonsil dan faring, tidak tampak pembesaran vena jugularis,
kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening.
Dada : Rongga dada simetris, retraksi dinding dada (+), taktil

fremitus simetris antara kiri dan kanan, suara nafas klien

terdengar wheezing, resonan pada perkusi dinding dada,

resonan pada perkusi dinding dada, sputum berwarna

putih kental
Payudara : Kedua payudara tampak simetris. Tampak bersih, tampak
sedikit pengeluaran ASI, tampak hyperpigmentasi pada
areolla, puting susu menonjol.
Abdomen : Perut membesar dengan arah memanjang, tinggi fundus

uteri 26 cm
Leopold I : Teraba bagian lunak, kurang bulat,

kurang melenting yaitu bokong


Leopold II : Kanan, teraba tahanan besar, keras,

memanjang, seperti papan yaitu

punggung, kiri, teraba bagian

terkecil janin yaitu ekstremitas janin


Leopold III : Teraba bagian keras, bulat,

melenting yaitu kepala


Leopold IV : Posisi tangan pemeriksa konvergen

(kepala belum masuk pintu atas

panggul) dengan taksiran berat janin

(26-13) x 155 = 2015 gr

18
Genetalia : vulva tidak oedem, tidak tampak fistula, terdapat lochea

yang berbau busuk.


Anus : tidak tampak hemoroid
Ekstremitas : Ekstremitas atas dan bawah tampak simetris dan sama
panjang. Tidak teraba oedema. Refleks patella normal,

refleks bisep dan trisep normal. Refleks babinski normal.

Cavilari refil kembali < 2 detik. Tidak terdapat homan

sign.
3. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan laboratorium
Hb : 15,5 gr %
Leukosit : 17.000 /mm ³
Trombosit : 260.000 / mm³
Ht : 47 vol %
Pemeriksaan penunjang : X-ray dada / thorax terdapat penyempitan

saluran pernapasan
A:

Diagnosa : G1P0A0 usia kehamilan 29 minggu dengan asma


Masalah :
Diagnosa potensial : Hipoksi pada janin
Masalah potensial :
Tindaka segera : membantu memperlancar pernapasan ibu dengan
tindakan mengatur posisi, bersihkan jalan napas,
berikan oksigen

P:

Waktu Pelaksanaan Evaluasi Paraf

11.00 Memberitahu ibu hasil Ibu telah mengetahui keadaan yang

pemeriksaan bahwa ibu dialaminya

mengalami asma dalam

kehamilannya dan memjelaskan

ibu tentang asma dalam

kehamilan

19
11.05 Menganjurkan ibu untuk tidur Ibu mau melakukan yang

dengan posisi fowler agar dianjurkan petugas kesehatan

membantu melancarkan jalan

napas ibu
11.10 Kolaborasi dengan dokter dan

tenaga kesehatan lain untuk

menemukan terapi yang tepat

untuk penatalaksanaan pasien


11.15 Menganjurkan ibu untuk Ibu mengerti dan mau melakukan

menghindari kemungkinan infeksi anjuran petugas kesehatan

pernapasan dan tekanan

emosional seperti terkejut, marah,

sedih, dan lain-lain, akan memicu

serangan asma yang jika terjadi

secara berulang-ulang akan

menyebabkan terjadinya infeksi

pernapasan

11.20 Mengajarkan olahraga atau senam Keluarga dan ibu telah menyetujui

asma, agar daya tahan tubuh

makin kuat sehingga tahan

terhadap faktor pencetus

terjadinya asma

Memberikan terapi inhalasi Ibu mau melakukan dan minum

kortikosteroid, bronkodilator obat yang diberi dokter

untuk merelaksasi otak halus dan

menurunkan spasme jalan napas,

20
mengi dan produksi mukosa dan

aminofilin sesuai instruksi dokter

dan ingatkan agar ibu hanya

minum obat-obatan yang

dianjurkan oleh dokter

Menjelaskan pada ibu bahwa Ibu telah mengerti penjelasan

kemungkinan ibu akan mengalami tersebut

sesak nafas kembali pada usia

kehamilan mencapai 9 bulan,

karena semakin membesarnya

kehamilan maka rongga paru

menjadi lebih besar

Menganjurkan ibu untuk tetap Ibu mengerti dan berjanji mau

memantau kondisi penyakit dan melakukannya

kehamilannya pada tenaga

kesehatan

Menganjurkan ibu untuk Ibu mengerti dan berjanji akan

melakukan kunjungan ulang yaitu datang kembali untuk kunjungan

2 minggu setelah pemeriksaan ulang

hari ini

Mendokumentasikan semua hasil Semua asuhan telah

pemeriksaan dan asuhan yang didokumentasikan

telah di berikan

21
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asma dalam kehamilan adalah gangguan inflamasi kronik jalan nafas
terutama sel mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa
mengi, sesak nafas, dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita
hamil.
Perempuan dengan asma berat atau asma yang terkontrol buruk memiliki
risiko tinggi untuk terjadinya komplikasi kehamilan (seperti pre-eklampsia,
perdarahan rahim, dan komplikasi saat melahirkan) dan pengaruh buruk pada
janin (seperti kematian perinatal, pertumbuhan janin terhambat, kelainan
kongenital, lahir prematur, berat lahir rendah, dan kekurangan oksigen).Pada saat
ibu mengalami serangan asma, janin mungkin tidak cukup mendapatkan oksigen
sehingga dapat menyebabkan bahaya pada janin.Semakin berat asma, semakin
besar risiko untuk janin.
Adapun faktor-faktor pencetus yang dapat menyebabkan terjadinya asma
yaitu seperti Alergen, infeksi saluran nafas, stress, olah raga / kegiatan jasmani
yang berat, obat-obatan, polusi udara, dan lingkungan kerja.
Untuk mengidentifikasi penyakit asam dilakukan beberapa pemeriksaan
antara lain riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan fungsi paru,
pemeriksaan laboratorium ( spirometri, Gas-gas Darah Arteri, dan Foto Thorax ).
Dengan penanggulangan yang baik khususnya pada kasus plasenta previa dapat
mengurang angka mortilitas.

B. SARAN
Diharapkan pada seluruh tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan
kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan penyakit asma yang lebih
komprehensif.

22
DAFTAR PUSTAKA

Buku Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal/ Anik Maryunani, Eka

Puspita Sari ; Jakarta,2013

Guyton C Arthur . 1997 .fisiologi Kedokteran . Jakarta : EGC


Brownes . 1980 . Antenatal Care London . The English and Language Book
Society and J& A Churcill
Taber Ben-Zion M D . 1994 . Kedaruratan Obstetri dan Gynekologi . Jakarta :
EGC
Liewellyn Derek – Jonbes . 2001 . Dasar-dasar Obstetri dan Gynekologi . Jakarta :
Hipokrates
Prawirohardjo Sarwono . 2005 . Ilmu Kebidanan . Jakarta : YBP – SP
Mochtar Rustam . 1998 . Sinopsis Obstetri Jilid I . Jakarta : EGC
Manuaba Ida Bagus Gde . 1998 . Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan . Jakarta : EGC
Saifudin, Abdul Bari . 2002 . Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan neonatal . Jakarta : JNPKKR – POGI
Price A Syvia . 2005 . Patofisiologi Konsep Penyakit Klinis Proses 2 Penyakit .
Jakarta : EGC
Mansjoer Arief . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga Jilid I . Jakarta :
Media Aesculapius.

23

Anda mungkin juga menyukai