PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 420 per
100.000 kelahiran hidup, rasio tersebut sangat tinggi bila dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN lainnya (Mauldin, 2009).Langkah utama yang paling
penting untuk menurunkan angka kematian ibu adalah mengetahui penyebab
utama kematian.
Penyakit asma terdapat 3,4 – 8,4 % pada wanita hamil dan gangguan nafas
sangat sering terjadi pada wanita hamil. Perjalanan asma selama kehamilan
sangatlah bervariasi bisa tidak ada perubahan, bertambah buruk atau malah
membaik dan akan kembali ke kondisi seperti sebelum hamil setelah tiga bulan
melahirkan. Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya serangan asma pada setiap
penderita tidaklah sama, bahkan pada seseorang penderita asma serangannya tidak
sama pada kehamilan pertama dan kehamilan berikutnya. Biasanya serangan
muncul pada usia kehamilan 24 – 36 minggu, dan akan berkurang pada akhir
kehamilan.
Pada asma yang tidak terkontrol selama kehamilan akan mempunyai efek
yang serius baik bagi ibu maupun bagi janin. Komplikasi untuk ibu pada asma
yang tidak terkontrol adalah kemungkinan pre-eklampsia, eklampsia, perdarahan
vagina dan persalinan premature, sedangkan komplikasi terhadap bayi adalah intra
uterine growth retardation, bayi premature dan meningkatkan kemungkinan resiko
kematian perinatal.Oleh karenanya pasien hamil dengan asma harus dianggap
sebagai pasien dengan kehamilan resiko tinggi. Tujuan penatalaksanaan pasien
asma dalam kehamilan harus meliputi : pencegahan eksaserbasi akut, mengontrol
symptoms, mengurangi inflamasi saluran nafas, memelihara fungsi paru rata –
rata mendekati normal.
1
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi asma
2. Mengetahui etiologi asma
3. Mengetahui patofisiologi asma
4. Mengetahui tanda dan gejala asma
5. Mengetahui klasifikasi asma
6. Mengetahui penatalaksanaan asma
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
menyebabkan episode mengi berulang, sesak dada, dan batuk, dan gejala lebih
sering terjadi pada malam hari dan dini hari. Penyebabnya tidak diketahui secara
lengkap, tetapi meliputi respon alergik terhadap antigen yang dihirup seperti debu
kutu rumah dan serbuk sari, polusi dari lingkungan, dan disposisi genetic.
Inflamasi membuat jalan nafas sensitive terhadap stimulasi seperti iritasi zat
kimia, asap rokok, udar dingin, atau olah raga. Stimulus yang memperberat gejala
asma sangat bervariasi di antara wanita. Ketika terpajan dengan stimulus asma,
2
jalan nafas membengkak, refersibel, baik secara spontan maupun secara
pengobatan (British Thoracic Society, 2008; Global Initiative for Asthma, 2006).
Prevalensi asma meningkat pesat dalam 20 tahun terakhir sehingga saat ini
hampir 12% wanita hamil menderita asma, membuat asma menjadi kondisi yang
paling sering diderita sebelum kehamilan yang ditemui selama kehamilan (Rey
dan inflamasi jalan napas. Asma melibatkan respon abnormal pada jalan napas,
kemungkinan stimulus. Selain itu, mukosa bronkial jalan napas dipertebal oleh
2. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Genetik.
2. Faktor Prepisitas
Alergen
3
Ex : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan
polusi
3. Perubahan Cuaca
4. Stress
5. Lingkungan Kerja
4
mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas
biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas.
3. Patofisiologi
a.Asma ialah penyakit inflamasi kronis saluran pernapasan dengan
komponen herediter mayor, terkait pada kromosom 5, 6, 11, 12, 14, 16,
kontraksi otot polos bronkus, hipersekresi mucus, dan edema mucus pada
saluran pernapasa.
d. Serangan sama dapat di cetuskan oleh allergen, infeksi saluran
sebab itu, pada asma sedang dan berat, pemindaian usia kehamilan secara
(Dombrowski,2006)
5. Klasifikasi
5
1. Asma interisik (berasal dari dalam)
Yang sebab serangannya tidak diketahui
6. Penatalaksanaan
6
mengganggu oksigenasi pada janin tersebut.
2) Aminofilin dapat menyebabkan penurunan kontraksi uterus
b) Menangani serangan asma akut (sama dengan wanita tidak
hamil), yaitu :
1) Memberikan cairan intravena
2) Mengencerkan cairan sekresi di paru
3) Memberikan oksigen (setelah pengukuran PO2, PCO2)
sehingga tercapai PO2 lebih 60 mmHG dengan kejenuhan
95% oksigen atau normal.
4) Cek fungsi paru
5) Cek janin
6) Memberikan obat kortikosteroid
c) Menangani status asmatikus dengan gagal nafas
1) Secepatnya melakukan intubasi bila tidak terjadi perubahan
setelah pengobatan intensif selama 30 – 60 menit
2) Memberikan antibiotik saat menduga terjadi infeksi
d) Mengupayakan persalinan
1) Persalinan spontan dilakukan saat pasien tidak berada
dalam serangan
2) Melakukan ekstraksi vakum atau forseps saat pasien berada
dalam serangan
3) Seksio sesarea atas indikasi asma jarang atau tidak pernah
dilakukan.
4) Meneruskan pengobatan reguler asma selama proses
kelahiran.
5) Jangan memberikan analgesik yang mengandung histamin
tetapi pilihlah morfin atau analgesik epidural.
6) Hati-hati pada tindakan intubasi dan penggunaan
prostagladin E2 karena dapat menyebabkan bronkospasme.
7
gangguan tidur.
2) Obat antiasma lainnya dan kortikosteroid umumnya tidak
berbahaya karena kadarnya dalam air susu sangat kecil
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Ibu : Nama Suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku : Suku :
Pendidikan : : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
No. Register :
8
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan Sekarang :
b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
**
Riwayat penyakit yang dapat memperberat atau diperberat oleh
kehamilan
Penyakit Jantung :
Hipertensi :
Hepatitis :
TBC :
Asma Bronchial : Asma dapat mengakibatkan kematian
perinatal, hiperemesis gravidarum,premature, hipertensi kronik,
pre-eklampsi, BBLR, dan perdarahan. (Prawirohardjo,2010)
Ginjal :
Diabetes Mellitus :
Anemia :
Infeksi Saluran Kemih (ISK) :
IMS/HIV/AIDS :
Epilepsi :
Malaria :
Haemorroid :
Psikosis/Gangguan mental :
Penyakit Autoimun :
Riwayat Alergi :
Riwayat Pembedahan :
Lain-lain
5. Riwayat Menstruasi
9
No Kehamilan Persalinan Anak Nifa
suami ank UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abnrmlts Lkts
1
2
6. Riwayat Obstetrik
Eliminasi
Istirahat
Aktivitas
Personal
Hygiene
Seksualitas
Kebiasaan
A. Data obyektif
1. Pemeriksaan Umum
b. Keadaan Umum
Kesadaran :
Ekspresi wajah :
Keadaan emosional :
10
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah :
Suhu :
Nadi :
Pernafasan : 16-20x/menit, frekuensi respirasi
meningkat dapat menimbulkan sedikit hiperventilasi (Helen Farrer,
2001)
d. Antropometri
Tinggi badan :
Berat badan sebelum hamil :
Berat badan sekarang :
LILA :
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala
Wajah
Mata :
Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung
(srihandayani,2008)
Mulut
Telinga
Leher
Dada
Retraksi : Terdapat retraksi dinding dada pada
penderita asma (whiller,2007)
Payudara
Abdomen
Genetalia
Ekstremitas
Palpasi
Kepala :
Wajah :
Mata :
Telinga :
Hidung :
11
Leher :
Mamae :
Abdomen :
Genetalia :
Ekstermitas :
Auskultasi
Dada :Mengalami derajat kesulitan bernafas .
Inspirasi dan ekspirasi yang terdengar semakin
jelas mencerminkan peningkatan beban
kardiovaskuler (Varney, 2006) Terdapat suara
nafas tambahan seperti wheezing.
Perkusi
Dada :
Abdomen : Timpani
Ekstremitas :
1. Pemeriksaan Khusus
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium :Pemeriksaan Sputum, Pemeriksaan
darah
Pemeriksaan USG :Pengkajian usia kandungan dan
identifikasi kelainan janin (Varney,
2006).
Pemeriksaan Penunjang Diagnostik lainnya :
Pemeriksaan Radiologi, Pemeriksaan tes kulit, Elektrokardiografi,
Scanning Paru, Spirometri, Electronic Fetal Heart rate Monitoring.
12
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Asma dapat mengakibatkan kematian perinatal, hiperemesis
gravidarum,premature, hipertensi kronik, pre-eklampsi, BBLR, dan
perdarahan. (Prawirohardjo,2010)
13
untuk segera mengambil keputusan dan segera memeriksakan
dirinya ke petugas kesehatan. Gejala asma kesulitan bernafas,
kenaikan denyut nadi, batuk kering, kejang otot di sekitar dada
dan nafas berbunyi.
5. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat-obatan
R/ : untuk menentukan keaamanan dalam pemberian obat untuk
bumil, dan mengetahui dosis dan cara pemakaiannya.
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisiensi dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksaaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang kebersihan dan kefektifan asuhan
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
Oleh :
S:
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. G Nama Suami : Tn. R
Umur : 26 thn Umur : 39 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Kutai Suku : Kutai
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Gatot Subroto
15
sangat nyeri diperut bagian bawahnya dan keluar cairan yang berbau tidak
3 kali ganti pembalut, warna darah merah, encer. Tidak ada flour albus.
7. Riwayat obstetrik
8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya
cair.
BAB : 1x sehari, warna
16
kuning kecoklatan,
konsistensi lunak.
Tidur siang 1 jam/hari
Istirahat Tidur malam 7-8 jam/hari
pernikahan sah.
- Di dalam keluarga, tidak ada kebiasaan, mitos, ataupun tradisi budaya
O:
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 130/70 mmHg
b. Suhu : 37 oC
c. Nadi : 76 x/menit
d. Pernafasan : 36 x/menit
Antropometri
a. Tinggi badan : 158 x/menit
b. Berat badan sebelum hamil : 50 kg
c. Berat badan sekarang : 56 kg
d. LILA : 24 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Tampak tidak ada lesi, tampak kontruksi rambut kuat,
distribusi merata, tekstur lembut, dan tampak bersih tidak
17
pada sklera.
Telinga: Bentuk telinga simetris. Tampak bersih dan tidak ada
Sekret.
Hidung : Tampak bersih, tidak ada polip, ada peradangan
tampak pernafasan cuping hidung.
Mulut ` : Bibir tampak simetris, mukosa mulut tampak lembab,
tidak ada caries dentis pada gigi, tidak tampak stomatitis,
gigi geraham lengkap dan lidah tremor. Tidak tampak
stomatitis.
Leher : Tidak tampak hyperpigmentasi, tidak tampak peradangan
tonsil dan faring, tidak tampak pembesaran vena jugularis,
kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening.
Dada : Rongga dada simetris, retraksi dinding dada (+), taktil
putih kental
Payudara : Kedua payudara tampak simetris. Tampak bersih, tampak
sedikit pengeluaran ASI, tampak hyperpigmentasi pada
areolla, puting susu menonjol.
Abdomen : Perut membesar dengan arah memanjang, tinggi fundus
uteri 26 cm
Leopold I : Teraba bagian lunak, kurang bulat,
18
Genetalia : vulva tidak oedem, tidak tampak fistula, terdapat lochea
sign.
3. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan laboratorium
Hb : 15,5 gr %
Leukosit : 17.000 /mm ³
Trombosit : 260.000 / mm³
Ht : 47 vol %
Pemeriksaan penunjang : X-ray dada / thorax terdapat penyempitan
saluran pernapasan
A:
P:
kehamilan
19
11.05 Menganjurkan ibu untuk tidur Ibu mau melakukan yang
napas ibu
11.10 Kolaborasi dengan dokter dan
pernapasan
11.20 Mengajarkan olahraga atau senam Keluarga dan ibu telah menyetujui
terjadinya asma
20
mengi dan produksi mukosa dan
kesehatan
hari ini
telah di berikan
21
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asma dalam kehamilan adalah gangguan inflamasi kronik jalan nafas
terutama sel mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa
mengi, sesak nafas, dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita
hamil.
Perempuan dengan asma berat atau asma yang terkontrol buruk memiliki
risiko tinggi untuk terjadinya komplikasi kehamilan (seperti pre-eklampsia,
perdarahan rahim, dan komplikasi saat melahirkan) dan pengaruh buruk pada
janin (seperti kematian perinatal, pertumbuhan janin terhambat, kelainan
kongenital, lahir prematur, berat lahir rendah, dan kekurangan oksigen).Pada saat
ibu mengalami serangan asma, janin mungkin tidak cukup mendapatkan oksigen
sehingga dapat menyebabkan bahaya pada janin.Semakin berat asma, semakin
besar risiko untuk janin.
Adapun faktor-faktor pencetus yang dapat menyebabkan terjadinya asma
yaitu seperti Alergen, infeksi saluran nafas, stress, olah raga / kegiatan jasmani
yang berat, obat-obatan, polusi udara, dan lingkungan kerja.
Untuk mengidentifikasi penyakit asam dilakukan beberapa pemeriksaan
antara lain riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan fungsi paru,
pemeriksaan laboratorium ( spirometri, Gas-gas Darah Arteri, dan Foto Thorax ).
Dengan penanggulangan yang baik khususnya pada kasus plasenta previa dapat
mengurang angka mortilitas.
B. SARAN
Diharapkan pada seluruh tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan
kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan penyakit asma yang lebih
komprehensif.
22
DAFTAR PUSTAKA
23