Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lepra, juga dikenal sebagai penyakit Hansen, adalah penyakit menular dan kronis yang
disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Modus penularan M. leprae belum terbukti secara
jelas meskipun terdapat hipotesis penularan lepra dapat terjadi .Manusia adalah reservoir
utama M. leprae. Diperkirakan bahwa sekitar 2 juta orang di seluruh dunia menderita beberapa
kecacatan akibat lepra. Lepra di Colombia dianggap sudah dalam tahap pasca-eliminasi
dengan prevalensi penyakit ini kurang dari 1/10000 sejak tahun 1997. Namun, penularan lepra
masih stabil dengan 400 sampai 500 kasus baru dilaporkan setiap tahun dengan 70%
merupakan multibacillary (MB) dan 10% dengan disabilitas grade 2 yang menandakan adanya
keterlambatan diagnosis. Orang yang mengalami kontak rumah tangga dengan penderita lepra
adalah populasi berisiko terinfeksi oleh M. leprae. Namun, masa inkubasi yang panjang dari
M. leprae dan langkah-langkah untuk menindaklanjuti dengan populasi ini termasuk sulit
sehingga tidak termasuk dalam program pengendalian kusta di Kolombia. Survei ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengevaluasi penularan lepra dalam kelompok keluarga penderita kusta
dari empat daerah di Colombia yaitu Antioquia, Bolı´var, Co´rdoba and Sucre.
1.2 Masalah Penelitian
1.2.1 Bagaimana penularan Mycrobacterium leprae dari pasien dengan penyakit Hansen ke
lingkungan rumah tangga di Colombia ?
1.2.2 Apa saja faktor yang memengaruhi penularan penyakit Hensen ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengevaluasi penularan Mycrobacterium leprae dari pasien dengan penyakit Hansen ke
lingkungan rumah tangga di Colombia
1.3.2 Mengetahui faktor yang memengaruhi penularan penyakit Hensen
1.4 Hipotesis Penelitian
1.4.1 Kontak rumah tangga pasien lepra adalah populasi yang beresiko tinggi tertular dan
menderita efek dari penyakit

1
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Desain penelitian


Desain penelitian pada jurnal tersebut adalah cross sectional. Cross
sectional adalah studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi,
maupun hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status paparan,
penyakit atau outcome lain secara serentak pada individu- individu dari
suatu populasi pada suatu saat.
Pada jurnal tersebut menunjukkan bahwa peneliti melakukan monitoring
pada pasien lepra dan HHCs (keluarga pasien lepra atau orang yang tinggal satu
atap dengan pasien lepra) untuk mengetahui trasnmisi penularan atau penyebaran
Mycobacerium leprae dalam kontak rumah tangga atau kontak pasien dengan
anggota keluarga . Pemantauan atau monitoring dilakukan pertama pada tahun
2003, yang kedua pada tahun 2012. Pemantauannya dilakukan dengan memeriksa
epidemiologi mereka, keadaan klinis, faktor risiko (usi, jenis kelamin, hubungan
dengan pasien lepra), dan perubahan titer antibodi IgM PGL-I pada HHC. Hal ini
menunjukkan bahwa desain penelitian berupa cross sectional dimana penliti pada
jurnal tersebut mempelajari distribusi atau transmisi penyakit lepra pada suatu
populasi dengan melakukan evaluasi dan monitoring pada HHC.

2.2 Populasi dan Besar Sampel


Populasi pada penelitian ini adalah kelompok keluarga termasuk HHC
(anggota keluarga atau orang yang hidup dibawah atap yang sama bersama pasien
kusta lebih dari enam bulan) di Kolombia. Data klinis yang termasuk adalah usia,
jenis kelamin, dan deteksi vaksinasi BCG bekas luka.

2.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampel


Kriteria Inklusi dari penelitian ini adalah Keluarga dari departemen
kolombia yaitu Antioquia, bolivar, cordoba dan sucre. Sedangkan kriteria eksklusi
tidak dijelaskan di dalam jurnal ini.

2.4 Teknik Mengambil Sampel

2
Pada jurnal ini pengambilan sampel dilakukan acak, yaitu pada sukarelawan
penderita Lepra sebanyak 713 orang, 170 pasien penderita lepra, dan 543 HHC atau
keluarga pasien penderita lepra dalam 159 kelompok keluarga. Dari sukarelawan
tersebut, 225 pasien dimonitor dua kali, 45 diantaranya merupakan pasien lepra dan
180lainnya adalah keluarga pasien. Kemudian sukarelawan tersebut akan diberi
beberapa pemeriksaan klinis terkait juga perhitungan terkait data epidemiologi.
Berdasarkan data tersebut, dapat dikategorikan pada jurnal ini teknik yang
digunakan adalah pengambilan sampel acak. Dimana peneliti tidak menentukan
informan yang akan diuji namun dari sukarelawan tersebut kemudian diambil
beberapa yang sesuai dengan kriteria penelitian. Dari hasil tersebut, dapat
dikategorikan bahwa jurnal ini mengambil metode Simple Random Sampling.

2.5 Besar Sampel


Penelitian ini menggunakan teknik sampling cross sectional, dan
melibatkan sebanyak 159 kelompok keluarga dari 713 individu dimana terdeteksi
170 penderita ksta dan 543 HHCs.

2.6 Parameter Penelitian

Rumusan Dimensi Indikator Sumber Teknik Parameter


Masalah Informasi Pengumpul
an Data

1. Bagaimana a. Pasien I. Ekstrasi Pasien lepra Pengambila - Jumlah


penularan DNA dari yang n data pada rumah
Mycrobacte biopsi dimonitor di tahun 2003 tangga
rium leprae II. ELISA dalam satu
Colombian dan 2012
dari pasien untuk populasi
dengan mendetek departemen dengan - Lama
penyakit si IgM pengecekan penderita
Hansen ke anti-PGL- IgM PGL-I tinggal satu
lingkungan 1 antibodi antibodi atap dengan
rumah III. Menyunti pada non
tangga di kkan PCR partisipan penderita(>
Colombia untuk 6bln)
mendetek - Kadar IgM
si DNA anti PGL-1
lepra Pada
pemeriksaa
n

3
serologis(>
605U/ml)
- Faktor
resiko pada
stadium
subklinis(u
mur, jenis
kelamin,
personal
hygiene,
status gizi,
genetik dan
status
imunitas)
b. Tujuan Mengetahui
karakterist
ik
penyakit
lepra
dengan
pengambil
an data
dari
pasien
dengan
penyakit
lepra(24%
) dan
rumah
tangga/H
HCs(76%
)

c. Metode Melakukan
survey
pada
tahun
2003 dan
2012 pada
anggota
keluarga
yang
tiggal satu
atap
dengan
penderita

4
lepra

2. Apa saja a. Pasien - Status HHCs Pengambila


faktor yang Imunitas dengan n data pada
memengaru - Keeratan pengambila tahun 2003
hi Hubungan
n data umur, dan 2012
penularan - Genetik
pe penyakit - Lamanya jenis dengan
Hensen kontak kelamin, pengecekan
- Sanitasi Hubungan IgM PGL-I
lingkunga dengan antibodi
n indeks pada
casus/pende partisipan
rita dan
deteksi
rekaman
luka
Vaksinasi
BCG

b. Tujuan Mengetahui
faktor
penularan
Mycrobac
terium
leprae

c. Metode Melakukan
survey
pada
tahun
2003 dan
2012 pada
anggota
keluarga
yang
tiggal satu
atap
dengan
penderita
lepra lebih
dari 6
bulan

2.7 Analisis Statistik yang Digunakan

5
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
deskriptif dan bivariat dilakukan dengan menggunakan Paket Statistik untuk
program Sosial dan Sains (SPSS Inc, Chicago, IL) PASW Statistics 18. rasio odds
(95% CI) telah dihitung dan nilai P < 0,05 dianggap signifikan.

6
BAB III
HASIL PENELITIAN

3.1 Hasil Penelitian


3.1.1 Hasil
Dari 159 KT terdapat 713 individu yang terlibat dalam penelitian
dimana 170 orang adalah penderita kusta dan 543 sisanya adalah HHCs.
Sebanyak 225 individu yang sesuai dengan populasi penelitian, dilakauan
pemantauan sebanyak dua kali dengan hasil 46 individu adalah penderita
kusta dan 180 adalah HHCs.
Dari 170 penderita kusta tadi, 135 individu adalah penderita kusta
MB dan 35 individu adalah penderita kusta PB. Kusta lebih sering
ditemukan pada pria disbanding wanita. Perbandingan wanita dan pria
dengan kusta adalah 1:3.
Usia rata rata penderita kusta adalah 53 tahun. Dengan usia termuda
adalah 5 tahun dan usia tertua adalah 90 tahun. Terdapat 4 pasien yang
sedang menjalani perawatan kusta dengan usia kurang dari 18 tahun.
Seorang anak perempuan berusia 5 tahun dengan kusta MB memiliki
seorang paman sebagai kontak keluarga dengan penyakit yang sama. Dan
seorang anak 9 tahun dengan kusta MB memiliki ibu yang sedang menjalani
terapi penyakit yang sama.
3.1.2 Kontak Keluarga
Pada 60% kasus HHCs ditemukan riwayat suntikan BCG. Dalam
penelitian ini ditemukan efek protektif potensi bekas luka BCG dan titer
negative IgM anti-PGL-!. Namun, hasil masih belum jelas.
Sebanyak 22 dari 543 HHCs memiliki titer antibody IgM anti-PGL-1
yang positif. 7 dari mereka negatif pada monitoring pertama yaitu tahun
2003 tetapi positif pada monitoring kedua di tahun 2012.
Dalam satu keluarga, ditemukan 3 HHCs menunjukkan titer positif
IgM anti-PGL-. Pada nasal swab (NS) RLEP PCR, 18 dari 113 HHCs dari
122 KT dinyatakan positif M. Leprae DNA.Konfirmasi kasus kusta baru di
HHCs. Dua kasus kusta terdeteksi dimana kakek mengalami kusta memiliki

7
seorang anak pria berusia 30 tahun dengan kasus kusta MB. Serta cucu dari
kakek tersebut yang berusia 5 tahun menderita kusta PB
3.1.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 159 KT yang terlibat tetapi hanya 45
KT yang dilakukan monitoring 2 kali. Hal ini terjadi karena adanya migrasi,
hilangnya kontak dengan pusat kesehatan, dan kurangnya kesepakatan dari
beberapa KT untuk dilakukan pemantauan.

3.2 Kesimpulan Penelitian


Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Adanya antibodi anti-PGL-I dan M. leprae DNA di HHCs dapat
menunjukkan infeksi dan sumber infeksi dan penularan kusta.
2. Tindak lanjut dari HHCs (anggota keluarga atau orang yang hidup satu atap
yang sama dengan kasus indeks/ kusta selama lebih dari enam bulan)
menggunakan uji klinis untuk mendeteksi infeksi menggunakan antibodi
anti-PGL-I dan M. Leprae DNA setelah pasien terdiagnosis dari kusta
memungkinkan terbangunnya metode yang lebih baik untuk mengendalikan
transmisi infeksi.

Anda mungkin juga menyukai