DAN PENGGUNAANNYA
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Komunikasi Optik
Disusun oleh:
Kelompok 10
Anggota kelompok:
Karisma Vinda 5215153112
Susana Aprilia B. 5215153170
Teresa Marani 5215153547
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt karena telah memberikan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu. Sebelumnya, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Arum Setyowati, S.Pd selaku dosen pengampu matakuliah Sistem Telekomunikasi.
2. Keluarga yang telah memberikan semangat dan dukungan baik moril maupun materi.
3. Teman-teman jurusan Teknik Elektro tahun 2015 yang telah memberikan bantuan serta
semangat.
Kekurangan pada makalah ini diharapkan dimaklumi adanya. Berbagai bentuk
masukan serta saran penulis terima dengan lapang dada guna menghasilkan ilmu yang
bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
Kelompok 10
KELOMPOK 1O i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 2
BAB XII
XII. 1. PENDAHULUAN …………………………………………………………. 2
XII. 2. INTERFEROMETER ……………………………………...………………. 2
XII. 2.1. SISTEM INTERFEROMETER………………………………………….. 3
XII. 3. DASAR LASER…………………………………………………………….. 5
XII. 4. LASER ZAT CAIR (DYE)………………………………………………..... 6
XII. 4.1. PRINSIP KERJA LASER DYE…………………………………………. 6
XII. 4.2. BEBERAPA CONTOH LASER DYE ………………………………….. 7
XII.4.2.1. LASER DYE DENGAN PEMOMPAAN FLASH-LAMP ...................... 7
XII. 4.2.2. LASER DYE DENGAN PEMOMPAAN DARI LASER N2 …………...8
XII. 4.2.3.LASER DYE DENGAN PEMOMPAAN DARI LASER Ar…………….9
SOAL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………………... 9
BAB XIII
XIII. 1. LASER DAN PENGGUNAAN .......……………………………………....... 12
XIII. 2. SIFAT SINAR LASER………………………………………………….……15
XIII. 3. PERENCANAAN SKSO……………………………………………………..18
XIII.3.1.PERHITUNGAN DAYA …………………………………….………….18
XIII.3.2.ANALISIS PERHITUNGAN KENAIKAN WAKTU…………………...18
XIII.3.3.DIAGRAM ALUR PEMILIHAN SERAT OPTIK…………...………….21
XIII.3.4.LANGKAH-LANGKAH MERANCANG KSO…...…………………….22
SOAL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………………...25
BAB III
PENUTUP …………………………………………………………………………...........29
KELOMPOK 1O ii
BAB I
PENDAHULUAN
KELOMPOK 1O 1
BAB II
PEMBAHASAN
XII.2. INTERFEROMETER
Instrumentasi merupakan alat yang dapat digunakan untuk memantau dan
mengendalikan variabel proses tersebut. Salah satu peralatan instrumentasi yang banyak
digunakan adalah interferometer di mana perangkat ukur tersebut memanfaatkan gejala
interferensi. Interferensi adalah suatu kejadian di mana dua gelombang atau lebih berjalan
melalui bagian yang sama dari suatu ruangan pada waktu bersamaan. Hal ini mengakibatkan
superposisi dari gelombang yang menghasilkan pola intensitas baru.
KELOMPOK 1O 2
Interferometer digunakan untuk mengukur getaran permukaan, simpangan, kecepatan
partikel, temperature, dan sebagainya. Pengukuran berlangsung tanpa kontak mekanik obyek
yang diukur. Kepekaannya sangat tinggi : Simpangan dengan orde kurang dari panjang
gelombang cahaya dapat dideteksi dengan mudah.
Untuk mengatasi kesulitan analisa kuantitatif dari pola interferensi, maka digunakan
komputer. Komputer mampu mengolah data dan menyimpannya dalam kecepatan yang
sangat tinggi. Sehingga, informasi mengenai informasi yang diukur dapat segera diperoleh
dari sebuah foto detektor, yang mengubah fluks intensitas cahaya menjadi arus listrik. Arus
yang diterima oleh sebuah penguat dan sekaligus bekerja untuk mengubah arus tersebut
menjadi tegangan. Sinyal tersebut lalu dilewatkan ke sebuah filter untuk menghilangkan
komponen DC dan menghilangkan noise, dan dilewatkan ke limiter agar tegangan sinyal
tidak melampaui ADC pada komputer. Data yang didapat dimasukkan ke komputer melalui
interface input. Di dalam komputer, data itu diolah dan disimpan.
KELOMPOK 1O 3
Gambar 2. Prinsip Dasar Sebuah Interferometer
Supaya dapat mengadakan interferensi, maka sinar laser tersebut dipisahkan oleh
pemisah berkas menjadi dua bagian, yaitu berkas uji dan berkas referensi. Berkas uji adalah
berkas cahaya yang dikenakan atau dipantulkan dengan obyek yang akan diukur. Berkas
referensi adalah berkas cahaya yang pola fasanya dipertahankan tetap. Setelah dilakukan
pengujian, maka berkas uji dan berkas referensi dipertemukan. Interferensi antar keduanya
memberikan informasi mengenai obyek yang memantulkan berkas uji tersebut.
Pola interfensi ini diterima oleh detektor yang dilengkapi dengan sistem akuisisi data.
Sistem akuisisi data terdiri dari dua bagian, yaitu sistem pengkondisi sinyal dan interface.
Detektor adalah alat untuk mengubah besaran fisik – dalam hal ini fluks intensitas cahaya –
menjadi besaran listrik. Pemilihan detektor didasarkan pada akurasi, presisi, linieritas, dan
kestabilan temperature. Detektor yang sering digunakan dalam interferometer adalah foto
detektor. Jika detektor ini ditembus oleh sinar laser maka akan terjadi ionisasi. Hal ini
menyebabkan timbulnya arus listrik. Karena arus listrik yang ditimbulkan oleh detektor
sangat kecil, maka perlu diperkuat dan diubah menjadi tegangan oleh sistem pengkondisi
sinyal. Selain memperkuat, sistem pengkondisi sinyal juga melakukan filtering yaitu
mereduksi noise dan sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki. Sinyal tersebut lalu diubah
menjadi sinyal digital oleh ADC dan dimasukkan ke komputer melalui interface input.
KELOMPOK 1O 4
XII.3. DASAR LASER
Dalam laser, dikenal tiga hal yang harus diperhatikan :
a.) ABSORSI
Jika mula-mula atom dalam keadaan i, dengan tingkat energi Ei, menyerap energi
sebesar hf, maka terjadi transisi ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu j dengan tingkat energi
Ej.
b.) EMISI SPONTAN
Atom dalam keadaan j, dengan tingkat energi Ej, terjadi transisi kedalam i yang
mempunyai tingkat energi Ei (lebih rendah dari Ej), sehingga terjadi pancaran energi
sebesar hf.
c.) EMISI STIMULASIS
Foton yang berenergi datang hf menyebabkan terjadinya transisi dari keadaan yang
lebih tinggi, ke keadaan yang lebih rendah (Ei). Pada transisi ini terpancarkan energi sebesar
2hf.
Pada umumnya, terjadinya laser berdasarkan tiga peralatan utama :
1. Media Aktif, di mana bahan yang tersusun atas atom-atom yang memancarkan cahaya
oleh emisi stimulasi.
2. Inversi Populasi, di mana cara membawa atom-atom dari suatu tingkat energi terendah
ke tingkat energi yang lebih tinggi atau suatu tingkat energi yang tereksitasi. Energi yang
diberikan kepada mediumnya disebut energi pemompaan.
3. Kavitas Resonan, digunakan untuk membuat penguatan foton suatu osilator dari bahan
medium aktif tersebut. Kavasitas resonan ini biasanya terdiri dari susunan cermin-cermin
pemantul yang akan menguatkan berkas-berkas sinar yang dihasilkan medium aktif.
KELOMPOK 1O 5
XII.4. LASER ZAT CAIR (DYE)
Keuntungan besar menggunakan ini adalah dapat diatur. Perolehan ini diperoleh
dengan mengganti dye pada course turning atau dengan merubah difraksi menjadi sampai
50nm. Laser zat cair yang umum digunakan adalah candela. Sekitar 585 nm cahaya
melintasi struktur dermal dan penyerapan yang kuat dari HbO2 yang menghasilkan
thermocoagulasi dari vessels ecstatic pada kulit terluar.
Tingkat laser Dye dapat dilihat pada (gambar 4), di mana tingkat energi elektrik terdiri
dari tingkatan energi vibrasi dan rotasi. Beda tingkat energi vibrasi kira-kira 1400 cm-1
1700 cm-1, sedangkan energi rotasi kira-kira 100 kali lebih kecil. Terdapat tingkatan energi
elektrik singlet, di mana spin total S = 0 dan triplet dengan S = 1. Transisi antara tingkat
energi elektrik hanya dapat terjadi bila ∆S = 0, berarti singlet-singlet diperbolehkan tetapi
singlet triplet tidak mungkin.
KELOMPOK 1O 6
Bila suatu cairan dye mendapat radiasi cahaya yang panjang gelombangnya jatuh pada
daerah absorpsi. Molekul akan terektiasi ke s0 kesuatu tingkat vibrasi ke tingkat terendah di
s1 dalam waktu ~ 10-11 – 10-12S.
Dari tingkat ini, molekul akan turun melalui vibrasi rotasi di S0. Hal ini menimbulkan
emisi spontan dalam waktu 𝜏 ~ 10-9 ke salah satu tingkat energi vibrasi rotasi di S0. Hal ini
menimbulkan emisi cahaya dengan panjang gelombang lebih besar dibandingkan dengan
yang menimbulkan absorbsi. Akhirnya, suatu massa yang non-radiasi menurunkan tingkat
energi vibrasi – rotasi ke tingkat dasar S0.
Bila intensitas radiasi yang menimbulkan cukup tinggi, pada orde 160 kw/cm2, inversi
populasi antar S1 dan S2akan dapat terjadi. Transisi laser dapat terjadi pada fluoresensi
kecuali pada daerah di mana terjadi overlap dengan pita absorbsi.
Laser dye umumnya dapat diubah panjang gelombangnya dengan selang 10 – 50 A,
pada daerah berdekatan dengan puncak fluoresensi. Gambar pita absorbsi dan fluorisensi
untuk campuran rhodemine 6G pada ethanol terlihat pada gambar 2.
Dengan mempergunakan beberapa macam dye panjang gelombang laser dye dapat
diubah mulai dari daerah UV ke visible ~ (3000 A – 9000 A).
KELOMPOK 1O 7
Gambar 5. Laser dye dengan Eksitas Flash-Lamp
KELOMPOK 1O 8
XII.4.2.3. Laser dye dengan Pemompaan dari Laser Ar
Desain ini pertama kali diajukan oleh KOLGEMIK et, al. Pada laser dye ini, radiasi
dari laser Ar+ difokuskan pada radius ~ 10 um jatuh tepat pada pita aliran dye. Bandwidth
laser dye ini ~ 0,25 A. Untuk mempersempit, digunakan resonator yang stabil dan suatu
etalon yang tipis.
Jawaban :
1.) LASER adalah sumber gelombang elektromagnetik kohern yang memancarkan
gelombang pada frekuensi inframerah dan cahaya tampak.
KELOMPOK 1O 9
3.) Teori atom bohr :
Elektron hanya beredar pada orbit-orbit tertentu. Atom-atom yang mengandung elektron
tersebut memiliki tingkat energi tertentu. Atom hanya dapat berpindah dari satu tingkat
energi ke tingkat yang lain dengan menyerap atau memancarkan sejumlah energi.
KELOMPOK 1O 10
Pada sistem dengan 3 tingkat energi: inversi populasi dapat berlangsung kontinyu.
KELOMPOK 1O 11
BAB XIII
KOMUNIKASI FOTONIK, LASER, DAN PENGGUNAAN
Atom cendrung berada pada tingkat energi yang rendah. Kenaikan tingkat energi dari E1 ke
E2 dapat terjadi karena:
- mekanik (tumbukan oleh partikel lain)
- termal
- loncatan listrik
- optik → absorpsi
Absorpsi:
KELOMPOK 1O 12
Jika enaikan tingkat energi dari E1 ke E2 terjadi secara optik maka energi dari cahaya yang
datang diambil untuk menaikkan energi.
hv = E2 – E1 ----------- (14.1)
Emisi spontan: Turunnya atom dari E2 ke E1 kembali (karena atom cendrung berada pada
tingkat energi lebih rendah) dapat dengan melepaskan energi melalui tumbukan, panas, atau
cahaya. Penurunan atom yang terjadi dengan sendirinya melalui pemancaran cahaya.
Emisi terangsang: Sejumlah besar atom berada pada tingkat energi yang tinggi atau
sejumlah kecil cahaya (hv) data sebagai pemicu, menimbulkan cahaya dengan frekuensi
sama dalam jumlah yang lebih besar sehingga terjadi pengutan cahaya. Gejala ini mirip
prinsip pembangkitan sinar laser.
KELOMPOK 1O 13
dN
terangsang = - W21 N2 ---------------------- (14.3)
dt
W21 = besar koefisien pada fluks
N2 = jumlah atom pada E2
Supaya terjadi sinar laser maka N2 > N1
Pemompaan:
Usaha untuk menaikkan tingkat energi supaya terjadi inverse populasi.
Pada sistem dengan 2 tingkat energi: Inversi populasi tidak dapat dihasilkan secara kontinyu.
Pada sistem dengan 3 tingkat energi: inversi populasi dapat berlangsung kontinyu.
N3 > N1
Dengan tumbukan atau dengan panas E3 E2 N2 > N1
(inverse populasi → cahaya laser dibangkitkan)
Pada sistem dengan 4 tingkat energi: lebih menguntungkan.
KELOMPOK 1O 14
Dengan pemompaan N2 > N1 mudah didapat awal : E0 penuh E1, E2 dan E3 kosong.
Lebih menguntungkan lagi apabila:
- E3 terdiri atas garis-garis yang berdekatan sehingga membentuk pita yang lebar.
- E3 bukan mirip satu tingkat energi yang tajam atau sempit.
KELOMPOK 1O 15
Penguatan cahaya dengan radiasi pancaran langsung
Monokromatik mudah dipisahkan dari radiasi sekeliling lebar pita frekuensi sinar laser
sangat sempit. Sifat ini disebabkan oleh:
1. Perpindahan tingkat energi berkaitan dengan frekuensi yang terdefinisi tajam.
2. Resonator hanya memberikan penguatan pada frekuensi tertentu.
KELOMPOK 1O 16
Spektroskopi: Meneliti sifat bahansebagai fungsi dari frekuensi atau λ
Transmisi data melalui serat optik:
Serat optik mempunyai disperse (perbedaan kecepatanpada frekuensi yang berbeda) →
menimbulkan kerugian pada transmisi data.
Kecerahan yang tinggi: sesuai untuk hal ini disebabkan oleh jarak yang jauh.
1) Divergensi (penyebaran) yang sangat sempit.
2) Pemusatan daya yang tinggi sehingga menimbulkan bekas yang kecil.
Sinar laser mempunyai koherensi yang tinggi, karena fasa cahaya terangsang sama dengan
fasa cahaya pemicu.
KELOMPOK 1O 17
a. Interferometer (percobaan) young
b. Interferometer michelcon
c. Interferometer Twyman – green
d. Interferometer Mach – Zender
e. Laser Doppler velocitimeter (LDV)
3) Holografi
Interferometer perangkat untuk pengukuran yang memanfaatkan gejala interferensi
Keterangan:
ac = redaman konektor dalam dB
as = redaman serat dalam dB/Km
L = jarak transmisi dalam Km
n = jumlah sambungan
as = redaman space dalam dB/Km
ma = margin sistem untuk memberikan toleransi terhadap penurunan kemampuan komponen
atau efek tempat kerja .
Tsis = ( ∑ 𝑡 ) = 𝑡 𝑡x + t s + t x ---------------(14.5)
𝑖=
Keterangan:
Tsis = total kenaikan waktu sistem
Ttx = kenaikan waktu komponen pengirim
KELOMPOK 1O 18
Ts = kenaikan waktu serat (dispersi serat optik)
Trx= kenaikan waktu komponen penerima (dari respon detector cahaya dan lebar pita dari
rangkaian)
Pulsa Gaussian
Kriteria utama dalam perencanaan Sistem Komunikasi Serat Optik Analog / Digital:
1) Jarak transmisi
2) Kecepatan pengiriman informasi dari sistem
Contoh:
Tentukan (λ) kerja → 10 Km → λ = 800 – 900 nm
10 Km → λ > → karena redaman dan disperse lebih <
Tentukan kinerja dari penerima pengirim dan serat optik
Detektor cahaya: menentukan daya minimum yang harus diterima detector untuk
mencapai S/N atau BER yang diisyaratkan: PIN atau APD.
PIN: jarak yang dekat, tegangan bias < 50 v, lebih murah
APD: jarak yang jauh, tegangan bias < 100 v, mahal
Perbedaan:
LED LD
Daya kekuatan sempit Daya kekuatan yang lebih sempit
Kecepatan data 150 MHz Km Kecepatan data 2500 MHz Km
(pada λ = 800 – 900 nm) (pada λ = 800 -900 nm)
Kecepatan data 300 MHz Km Kecepatan data 3 GHz Km
(pada λ = 1300 nm) (pada λ = 1300 nm)
Tidak peka terhadap temperatur Peka terhadap temperatur
Rangkaian tidak rumit Rangkaian lebih rumit
Umur kerja lebih panjang Umur kerja lebih pendek
KELOMPOK 1O 20
XIII.3.3. Diagram Alur Pemilihan Serat Optik
KELOMPOK 1O 21
XIII.3.4. Langkah-langkah Merancang Bangun Sistem Komunikasi Serat Optik
KELOMPOK 1O 22
Jawab :
Asumsi : system yang mempergunakan LD , LPD dan serat. Ragam tungal , Panjang
gelombang makin tinggi sehingga membutuhkan biaya lebih tinggi dari sistem
mempergunakan LED , PIN dan serat optic ragam banyak (g + Sty ).
Jika dipilih system dengan mmpergunakan PIN fitodioda dan serat step indeks dan bekerja
pada − .
Perhitungan daya :
Dengan Persyaratan diatas maka tentukan sensitifitas detector cahaya , jika menggunakan
PIN fotodioda dan asumsi maksimal modulasi m = 100 %, maka untuk system DIM
diperoleh:
𝐹𝑛
[ ] = (0,5 Ip2) / [ 4 KTB [ ]] …………………. (14.8)
𝐿
, 𝑃
= 𝐾 𝐵 𝐹𝑛
RL = − …………….. (14.9)
𝜋 . , 𝑝𝐹 . 𝑧 𝜋 . , 𝑝𝐹 . 𝑧
= 22104 Ω
Bila temperature kerja 270 C = 3000 (temperature kamar ) dan gangguan figure dari penguat
awal dianggap 3 dB, maka sensitive detector :
𝐾 𝐵 𝐹𝑛 −
P =√ [ ]= , 𝑊𝑎𝑡𝑡
, . .
𝑥 , . − 𝑥 𝑥 . 6𝑥
=√ , 𝑥 , 𝑥
−
= 10 Log 7,06 x
= -31,5 dBm
Serat yang dipilah adalah step indeks ragam banyak dengan diameter inti 100 , jenis EG -
4010/2030 produksi Sumitomo Ltd, memiliki redaman pada 850 nm sebesar 4dB/Km.
KELOMPOK 1O 23
Rencanakan system digita yang akan mentransmisikan informasi sebesar 565 Mbit/det
dengan pulsa NRZ, sejauh 80 Km. Sistem mempunyai BER = 10-9 dan penggunaan
pengulang harus dihindarkan.
Penyelesaian :
Karakteristik system yang digunakan :
1) Kecepatan pengirim
2) Jarak komunikasi yang jauh
Dibutuhkan serat yang :
1) Redaman kecil
2) Sumbu dengan kopling daya yang besar
3) Sensitivitas detector cahaya yang baik
Pilihan yang tepat :
1) Pasangan system LD,APD
2) Serat ragam tunggal
3) Panjang gelombang 1300 nm (kerja)
𝑃
= = 0,56 ndet
𝑒𝐵𝐹
KESIMPULAN
1. Transmisi optikal pada junction atau interoffice Link terdiri dari 2 bagian. Bagian 1
dari sentral ke stasion switch. Bagian 1 dari sentral ke stasion switch. Bagian 2 dari
sentral switch ke pelanggan.
2. Serat optic yang dipakai pada junction tersebut adalah type graded index.
KELOMPOK 1O 24
3. Agar didapat hasil yang baik maka kita harus mendesain sesuai spesifikasi yang
diberiakan.
4. Sistem serat optic terutama diterapkan pada sistem yang memerlukan kapasitas yang
besar.
5. Target spesifikasi pada disain : teknologi , biaya, kehandalan , latar belakang
pengalaman.
Jawab :
Asumsi : system yang mempergunakan LD, LPD dan serat. Ragam tungal, Panjang
gelombang makin tinggi sehingga membutuhkan biaya lebih tinggi dari sistem
mempergunakan LED, PIN dan serta optic ragam banyak (g + Sty)
Jika dipilih system dengan mempergunakan PIN fotodioda dan serat step indeks dan
bekerja pada − .
Perhitungan Daya :
Dengan persyaratan diatas maka tentukan sensitifitas detector cahaya, jika
menggunakan PIN fotodioda dan asumsi maksimalmodulasi m = 100 % , maka untuk
system DIM diperoleh :
𝐹𝑛
[ ] = (0,5 Ip2) / [ 4 KTB [ ]]
𝐿
, 𝑃
= 𝐾 𝐵 𝐹𝑛
Bilat emperature kerja 270 C = 3000 K (temperature kamar ) dan gangguan figure dari
penguat awal diangap 3 dB, maka sensitivitas detector :
KELOMPOK 1O 25
𝐾 𝐵 𝐹𝑛 −
P =√
, . .
[ ]= , 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑥 , . − 𝑥 𝑥 . 6𝑥
=√ = -31, 5 dBm
, 𝑥 , 𝑥
Serat yang dipilih adalah step indeks ragam banyak dengan diameter inti 100 m,
jenis EG -4010 / 2030 produksi Sumitomo Ltd , memilki redaman pada 850 nm
sebesar 4 dB/Km.
3. Jika indeks bias media antar sumber optic dan ujung serat berbeda dengan
intiseratnya, bagian dari optic energi optic dengan ujung muka serat mengalami rugi-
rugi menurut pemaantulan Fresnel. Berapakah rugi-rugi dalam persen dan dalam
KELOMPOK 1O 26
decibel bila medianya adalah udara (n=1,0) dan berapa inti serat mempunyai indeks
bias n1 =1,44 .
Jawab :
n1 = 1,44
n=1
Loss dalam dB :
L = 10 log (1-R)
= -0,144 dB
4. Suatu serat optic yang dipasang didalam air mempunyai indeks bias inti 1,44 dan
indeks bias pembungkusnya 1,42. Berapakah besarnya sudut maksimum ke cahaya
yang masuk ke serat agar transmisi dapat berlangsung ?
Jawab :
n sin 𝜙 max = √ −
6. Detector optic dibuat dengan bahan-bahan yang menghasilkan celah jalur energi
(bangdap energy) sebagai 1,8 eV. Hitunglah Panjang gelombang minimum yang dapat
dideteksi oleh detector optic tersebut !
Jawab :
Eq = 1,8 eV
= 1,8 x 1,602 . 10
= 2.884 . 10 joule
KELOMPOK 1O 27
h = 6,626 . 10
c = 3.10 m/s
𝑐 = ℎ𝑐/𝐸
= 6,9 . 10 m
= 0,69 m
7. Bila diketahui suatu serat optic dengan diameter 50 m , indeks bias inti = 1,46 dan
indeks bias pembungkus = 1,44 serta NA = 0,2. Berapakah Panjang gelombang yang
digunakan bila frekuensi normalisasinya aadalah 45 ?
Jawab :
Frek Normalisasi = 2𝜋 /
Jadi :
= 𝜋 , /
= 0,698 m
KELOMPOK 1O 28
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
KELOMPOK 1O 29