c. Interaksi Fluida
Epithermal Low Sulphidation terbentuk dalam suatu sistem geotermal yang didominasi oleh
air klorit dengan pH netral dan terdapat kontribusi dominan dari sirkulasi air meteorik yang
dalam dan mengandung CO2, NaCl, and H2S
b. Interaksi Fluida
Epithermal High Sulphidation terbentuk dalam suatu sistem magmatic-hydrothermal
yang didominasi oleh fluida hidrothermal yang asam, dimana terdapat fluks larutan magmatik
dan vapor yang mengandung H2O, CO2, HCl, H2S, and SO2, dengan variabel input dari air
meteorik lokal.
1.4 Perak
Dijumpai sebagai unsur (perak murni) atau sebagai senyawa. Sebagai perak murni (Ag)
mempunyai sifat; Kristal-kristal berkelompok tersusun sejajar, menjarum, atau menjaring,
kadang berupa sisik, kilap logam. Dalam bentuk mineral didapatkan sebagai argentite,
cerrargirit, miagirit, dan proustit (Sukandarrumidi, 2007). Perak biasanya berasosiasi dengan
pirit, tembaga, emas, kalsit, dan nikel. Perak terbentuk dari reduksi sulfide pada bagian bawah
endapan Ag, Zn, dan Pb. Terkadang juga terbentuk sebagai endapan primer urat epitermal
berasosiasi dengan kalsit (temperature rendah) (Sutarto, 2004). Kandungan perak pada
beberapa mineral dapat mencapai perak murni (100%), argentite (87%), prousite (65%),
miagrite (36%), dan dalam kandungan emas (28%). Endapan perak yang dihasilkan dari
endapan emas kurang lebih 75% didapatkan sebagai hasil samping dari pengolahan bijih emas,
nikel dan tembaga. Endapan perak dapat berupa endapan pengisian dan endapan penggantian,
serta pengayaan sulfide. Kebanyakan endapan perak didunia dihasilkan dari dari hidrotermal
tipe fissure filling (Sukandarrumidi, 2007).