Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KASUS YANG TERKAIT PELANGGARAN HAM

DISUSUN OLEH:

NAMA = MUHAMMAD MASYURI ROHMATTULLOH


KELAS = 19A2
NIM = 201940313

PRODI D3 REKAM MEDIK DAN INFORMATIKA KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DUTA BANGSA

1
SURAKARTA
AKADEMIK 2019/2020

1. Peristiwa Tanjung Priok

 Deskripsi = Pada tanggal 10 September 1984, Sersan Hermanu, seorang anggota


Bintara Pembina Desa tiba di Masjid As Saadah di Tanjung Priok, Jakarta Utara, dan
mengatakan kepada pengurusnya, Amir Biki, untuk menghapus brosur dan spanduk
yang mengkritik pemerintah. Biki menolak permintaan ini, lantas Hermanu
memindahkannya sendiri; Saat melakukannya, dia dilaporkan memasuki area sholat
masjid tanpa melepas sepatunya (sebuah pelanggaran serius terhadap etiket masjid).

Sebagai tanggapan, warga setempat, yang dipimpin oleh pengurus masjid Syarifuddin
Rambe dan Sofwan Sulaeman, membakar motornya dan menyerang Hermanu saat dia
sedang berbicara dengan petugas lain. Keduanya kemudian menangkap Rambe dan
Sulaeman, serta pengurus lain, Achmad Sahi, dan seorang pria pengangguran
bernama Muhamad Noor.

Dua hari pasca penangkapan, ulama Islam Abdul Qodir Jaelani memberikan sebuah
khotbah menentang asas tunggal Pancasila di masjid As Saadah. Setelah itu, Biki
memimpin sebuah demonstrasi ke kantor Kodim Jakarta Utara, di mana keempat
tahanan tersebut ditahan. Seiring waktu, massa kelompok tersebut meningkat, dengan

2
perkiraan berkisar antara 1.500 sampai beberapa ribu orang. Selama kerusuhan
tersebut, sembilan anggota keluarga Muslim Tionghoa Indonesia yang dipimpin oleh
Tan Kioe Liem dibunuh oleh para pemrotes dan ruko-ruko hangus dibakar.

 Sebab-Akibat = Protes dan kerusuhan tidak berhasil menuntut pembebasan tahanan


tersebut. Sekitar pukul 11 malam waktu setempat, para pemrotes mengepung
komando militer. Personel militer dari Batalyon Artileri Pertahanan Udara ke-6
menembaki para pemrotes. Sekitar tengah malam, saksi mata melihat komandan
militer Jakarta Try Sutrisno dan Kepala Angkatan Bersenjata L. B. Moerdani yang
mengawasi pemindahan korban; mayat-mayat itu dimasukkan ke dalam truk militer
dan dikuburkan di kuburan yang tidak bertanda, sementara yang terluka dikirim ke
Rumah Sakit Militer Gatot Soebroto

Setelah kerusuhan tersebut, militer melaporkan bahwa mereka dipicu oleh


seorang pria berpakaian militer palsu yang membagikan selebaran anti-
pemerintah bersama dengan 12 komplotannya; dilaporkan dari orang yang
ditahan Jenderal Hartono Rekso Dharsono ditangkap karena diduga menghasut
kerusuhan tersebut. Setelah menjalani persidangan empat bulan, dia divonis
bersalah; dia akhirnya dibebaskan pada bulan September 1990, setelah
menjalani hukuman penjara lima tahun.

Setelah kerusuhan tersebut, laporan awal menyebutkan 20 orang tewas Catatan


resmi saat ini memberikan total 24 korban tewas dan 54 terluka (termasuk
militer), sementara korban selamat melaporkan lebih dari seratus orang
tewas Masyarakat Tanjung Priok memperkirakan total 400 orang terbunuh
atau hilang, sementara laporan lainnya menyarankan hingga 700 korban.

 Pertanyaan
1.) Siapa yang ditangkap karena diduga menghasut kerusuhan tersebut ?
Jawab : Jenderal Hartono Rekso Dharsono.
2.) Dimana orang orang yang terluka akan dikirim untuk diobati ?
Jawab : orang yang terluka dikirim ke Rumah Rumah Sakit Militer Gatot
Soebroto.
3.) BerapaBerapa jumlah korban pada peristiwa tersebut ?
Jawab : 24 korban tewas dan 54 korban terluka.

3
 Kesimpulan dan Saran
 Kesimpulan
 Peristiwa Tanjung Priok adalah peristiwa kerusuhan yang
terjadi pada 12 September 1984 diTanjung Priok, Jakarta,
Indonesia yang mengakibatkan sejumlah korban tewas dan
luka-luka serta sejumlah gedung rusak terbakar. Sekelompok
massa melakukan defile sambil merusak sejumlah gedung dan
akhirnya bentrok dengan aparat yang kemudian menembaki
mereka. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh munculnya
ketetapan MPR No II/1983 tentang garis-garis besar haluan
Negara bab IV D Pasal 3. Kemudian terjadi peristiwa
perampasan brosur dan pamflet yang mengkritik pemerintah di
salah satu mesjid di kawasanTanjung Priok dan penyerangan
oleh massa kepada aparat
 Saran
 Kita harus saling menghargai apapun karya orang lain.

 Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Tanjung_Priok

2. Tragedi Trisakti

4
 Deskripsi = Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12
Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto
turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas
Trisakti di Jakarta,Indonesia serta puluhan lainnya luka.

Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri


Hertanto (1977 - 1998), Hafidin Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan
Sie (1975 - 1998). Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru
tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada. Peristiwa
penembakan empat mahasiswa Universitas Trisakti ini juga digambarkan
dengan detail dan akurat oleh seorang penulis sastra dan jurnalis, Anggie D.
Widowati dalam karyanya berjudul Langit Merah Jakarta

 Sebab-Akibat = Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang


terpengaruh oleh krisis finansial Asia sepanjang 1997-1999. Mahasiswa pun
melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke Gedung Nusantara, termasuk
mahasiswa Universitas Trisakti.

Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung


Nusantara pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade
dari Polri dan militer datang kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba
bernegosiasi dengan pihak Polri.

Akhirnya, pada pukul 17.15, para mahasiswa bergerak mundur, diikuti


bergerak majunya aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai
menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para mahasiswa panik dan bercerai
berai, sebagian besar berlindung di Universitas Trisakti. Namun aparat
keamanan terus melakukan penembakan. Korban pun berjatuhan, dan
dilarikan ke Rumah Sakit Sumber Waras.

Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu


adalah Brimob, Batalyon Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri
Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Infanteri 202, Pasukan Anti Huru

5
Hara Kodam serta Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng, gas
air mata, Steyr, dan SS-1.

Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu
orang dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah
telah menggunakan peluru tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian
disebabkan peluru tajam..

 Pertanyaan
1.) Tanggal berapa peristiwa tragedi Trisakti ?
Jawab : 12 Mei 1998
2.) Berapa orang mahasiswa yang tewas pada kejadian tersebut ?
Jawab : 4 orang mahasiswa dari Universitas Trisakti
3.) Pada pukul berapa empat orang mahasiswa dinyatakan tewas ?
Jawab :pada pukul 20.00

 Kesimpulan dan Saran


 Kesimpulan
 Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal
12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi
menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini
menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di
Jakarta,Indonesia serta puluhan lainnya luka.

Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978-


1998), HeriHertanto (1977-1998), HafidinRoyan (1976-1998),
dan Hendriawan Sie (1975-1998). Mereka tewas tertembak di
dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital
seperti kepala, tenggorokan, dan dada.
 Saran
 kita jangan sampai mudah terprovokasi oleh orang lain.

 Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Trisakti

6
3. Tragedi Semanggi

 Deskripsi = Pada bulan November 1998 pemerintahan transisi Indonesia


mengadakan Sidang Istimewa untuk menentukan Pemilu berikutnya dan
membahas agenda-agenda pemerintahan yang akan dilakukan. Mahasiswa
bergolak kembali karena mereka tidak mengakui pemerintahan Bacharuddin
Jusuf Habibie dan tidak percaya dengan para anggota DPR/MPR Orde Baru.
Mereka juga mendesak untuk menyingkirkan militer dari politik serta
pembersihan pemerintahan dari orang - orang Orde Baru.

Masyarakat dan mahasiswa menolak Sidang Istimewa MPR 1998 dan juga
menentang dwifungsi ABRI/TNI. Sepanjang diadakannya Sidang Istimewa itu
masyarakat bergabung dengan mahasiswa setiap hari melakukan demonstrasi
ke jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Peristiwa ini
mendapat perhatian sangat besar dari seluruh Indonesia dan dunia
internasional Hampir seluruh sekolah dan universitas di Jakarta, tempat
diadakannya Sidang Istimewa tersebut, diliburkan untuk mencegah mahasiswa
berkumpul. Apapun yang dilakukan oleh mahasiswa mendapat perhatian
ekstra ketat dari pimpinan universitas masing-masing karena mereka di bawah
tekanan aparat yang tidak menghendaki aksi mahasiswa.

7
 Sebab – Akibat = Pada tanggal 11 November 1998, mahasiswa dan
masyarakat yang bergerak dari Jalan Salemba, bentrok
dengan Pamswakarsa di kompleks Tugu Proklamasi.

Pada tanggal 12 November 1998, ratusan ribu mahasiswa dan masyrakat


bergerak menuju ke gedung DPR/MPR dari segala arah, Semanggi-Slipi-
Kuningan, tetapi tidak ada yang berhasil menembus ke sana karena dikawal
dengan sangat ketat oleh tentara, Brimob dan juga Pamswakarsa (pengamanan
sipil yang bersenjata bambu runcing untuk diadu dengan mahasiswa). Pada
malam harinya terjadi bentrok di daerah Slipi dan Jl. Sudirman, puluhan
mahasiswa masuk rumah sakit. Ribuan mahasiswa dievekuasi ke Atma Jaya.
Satu orang pelajar, yaitu Lukman Firdaus, terluka berat dan masuk rumah
sakit. Beberapa hari kemudian ia meninggal dunia.

Esok harinya, Jumat-13 November 1998, mahasiswa dan masyarakat sudah


bergabung dan mencapai daerah Semanggi dan sekitarnya, bergabung dengan
mahasiswa yang sudah ada di kampus Universitas Atma Jaya Jakarta. Jalan
Sudirman sudah dihadang oleh aparat sejak malam hari dan pagi hingga siang
harinya jumlah aparat semakin banyak guna menghadang laju mahasiswa dan
masyarakat. Kali ini mahasiswa bersama masyarakat dikepung dari dua arah
sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dengan menggunakan kendaraan lapis
baja. Kendaraan lapis baja bergerak untuk membubarkan massa membuat masyarakat
melarikan diri, sementara mahasiswa mencoba bertahan namun saat itu juga terjadilah
penembakan membabibuta oleh aparat ketika ribuan mahasiswa sedang duduk di
jalan. Saat itu ada 17 mahasiswa tertembak dan meninggal seketika di jalan.

 Pertanyaan
1.) Kapan peristiwa tragedi semanggi terjadi ?
Jawab = 11 – 13 November 1998.
2.) Apa kepanjangan dari Pamswakarsa ?
Jawab = pengamanan sipil yang bersenjata bambu runcing untuk
diadu dengan mahasiswa.
3.) Berapa jumlah korban tewas pada peristiwa tersebut ?
Jawab = 17 mahasiswa tewas

8
 Kesimpulan dan saran
 Kesimpulan
 kejadian protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan
agenda Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan tewasnya
warga sipil. Kejadian pertama dikenal dengan Tragedi
Semanggi Iterjadi pada tanggal 11-13 November1998, masa
pemerintah transisiIndonesia, yang menyebabkan tewasnya 17
warga sipil.
 Saran
 kita jangan sampai mudah terprovokasi oleh orang lain.

 Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Semanggi

Anda mungkin juga menyukai