Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/materi : LIPOSARKOMA
Sasaran : Keluarga pasien ruang 20 IRNA II
Waktu : 10.00 s/d selesai WIB
Hari/ Tanggal : Ju’mat, 10 Januari 2020
Tempat : Ruang 20 IRNA II Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan mengenai pendidikan kesehatan mengenai
Liposarkoma, keluarga pasien mampu meningkatkan pengetahuan
pengertian Liposarkoma, penyebab Liposarkoma, tanda dan gejala dari
Liposarkoma, dan penatalaksanaan Liposarkoma

2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai hernia selama 1 x 30
menit sasaran akan mampu:
1. Mengerti tentang pengertian Liposarkoma.
2. Mengetahui penyebab Liposarkoma .
3. Mengetahui tanda dan gejala Liposarkoma.
4. Mengetahui pentalaksanaan Liposarkoma.

3. Pokok Bahasan
Liposarkoma.

4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian Liposarkoma.
b. Penyebab Liposarkoma.
c. Tanda dan gejala Liposarkoma.
d. Penatalaksanaan Liposarkoma.

5. Waktu
1 x 30 menit

6. Bahan/ Alat yang digunakan


a. Materi
b. Leaflet
c. PPT
7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : Ceramah
b. Landasan Teori : Diskusi/Tanya Jawab
c. Landasan Pokok :
1) Menciptakan suasana pertemuan yang baik
2) Menjelaskan tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan mengenai
penyembuhan luka dan perawatan luka.
3) Menjelaskan materi mengenai penyembuhan luka dan perawatan
luka.
4) Diskusi antara mahasiswa dengan keluarga pasien.
5) Evaluasi.

: Pemateri

: Sasaran

8. Persiapan
Pemateri menyiapkan materi tentang Liposarkoma

9. Metode Pemberlajaran
a. Jenis model pembelajaran : Diskusi dan Tanya Jawab
b. Landasan teori : kontruktivisme
c. Landasan pokok :
1) Menciptakan suasana orientasi yang baik.
2) Mengajukan pertanyaan.
3) Mengidentifikasi pilihan tindakan.
4) Memberikan kesimpulan akhir.
10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Tindakan
Proses Kegiatan Waktu
KegiatanPenyuluhan
peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka. Memperhatikan 3 Menit
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan tujuan umum
dan tujuan khusus.
Penyajian 1. Menjelaskan tentang Memperhatikan, 24 menit
pengertian Liposarkoma. menganggapi
2. Menjelaskan penyebab dari dengan
pertanyaan
Liposarkoma.
3. Menjelaskan tanda dan
gejala dari Liposarkoma
4. Menjelaskan
penatalaksanaan dari
Liposarkoma.
Penutup 1. Menyimpulkan materi yang Memperhatikan 3 menit
telah diberikan. dan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan.
3. Memberikan reinforcement.
4. Salam penutup.

11. Lampiran
1) Berita acara
2) Materi
3) Leaflet
4) PPT
Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS (PSP2N)
T.A 2018/2019

BERITA ACARA

Pada hari ini, Jumat tanggal 10 Januari 2020 jam 10.00 s/d 10.30 WIB bertempat
di Ruang 19 IRNA II RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Hernia oleh Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti
oleh 55 orang (daftar hadir terlampir).

NO. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
Lampiran 2. Materi

LIPOSARKOMA

1. Definisi Liposarkoma
A.PENGERTIAN LIPOSARKOMA
Sarcoma adalah pertumbuhan maligna jaringan mesodermal (misal jaringan ikat,
otot,tulang) (Hinscliff, 1999 : 192). Liposarkoma adalah tumor ganas atau kanker
pada jaringan lemak, yang biasanya dicirikan oleh adanya diferensiasi abortif sel –
sel menjadi liposit (Behrman, 1992: 30). Liposarkoma dapat ditemukan dimana -
mana, umpamanya diretroperitonium. Tumor ini memang sudah ganas dari
awalnya dan hampir tidak pernah berasal dari perubahan keganasan suatu lipoma
(Sjamsuhidajat, 1997: 1262).

2. Penyebab LIPOSARKOMA
Secara umum dari kanker yaitu : virus, agens fisik, agens kimia, faktor factor
genetik, faktor makanan dan hormonal.
1.Virus : Virus sebagai penyebab kanker pada tubuh manusia sulit untuk
dipastikan karena virus sulit untuk diisolasi Virus dianggap dapat menyatukan diri
dalam struktur genetik sel, sehingga mengganggu generasi mendatang dari
populasi sel tersebut dan ini barang kali mengarah pada kanker (Smeltzer, 2001:
321).
2.Agens Fisik : Faktor - faktor fisik yang mengarah pada karsinogenesis
mencakup pemanjanan terhadap sinar matahari atau pada radiasi. Pemajanan
berlebih terhadap sinar ultraviolet terutama pada orang yang berkulit putih atau
terang, bermata hijau atau biru dapat meningkatkan resiko terkena kanker.
Pemajanan terhadap radiasi pengionisasi dapat terjadi saat prosedur radiografi
berulang atau ketika terapi radiasi diberikan saat mengobati penyakit. Pemajanan
terhadap medan elektromagnetik dari kabel listrik, mikrowave, dan telepon seluler
dapat meningkatkan resiko kanker (Smeltzer, 2001:321).
3.Agens Kimia : Sekitar 85 % dari semua kanker diperkirakan berhubungan
dengan lingkungan. Karsinogen kimia mencakup zat warna amino aromatik dan
anilin, arsenik, jelaga dan tar, asbeston, pinang dan kapus sirih, debu kayu,
senyawaan berilium, dan polivinil klorida (Smeltzer, 2001 : 322)
4.Faktor Genetik dan Keturunan : Faktor genetik juga memainkan peranan dalam
pembentukan sel kanker. Jika kerusakan DNA terjadi pada sel dimana pola
kromosomnya abnormal, dapat terbentuk sel - sel mutan. Pola kromosom yang
abnormal dari kanker berhubungan dengan kromosom ekstra, terlalu sedikit
kromosom, atau translokasi kromosom. Beberapa kanker pada masa dewasa dan
anak – anak menunjukkan predisposisi keturunan. Pada kanker dengan
predisposisi herediter, umumnya saudara dekat dan sedarah dan tipe kankernya
sama (Smeltzer, 2001 : 322).
5.Faktor – Faktor Makanan : Faktor - faktor makanan diduga berkaitan dengan
40% sampai 60% dari semua kanker lingkungan. Substansi makanan dapat
proakif, karsinogenik atau ko – karsinogenik. Resiko kanker meningkat sejalan
dengan ingesti jangka panjang karsinogenik atau ko-karsinogenik atau tidak
adanya substansi proaktif dalam diet. Substansi diet berkaitan dengan peningkatan
resiko kanker mencakup lemak, alkohol, daging diasinkan atau diasap, makanan
yang mengandung nitrat atau nitrit, dan masukan diet dengan kalori tinggi
(Smeltzer, 2001 : 322).
6.Agens Hormonal : Pertumbuhan tumor mungkin dipercepat dengan adanya
gangguan dalam keseimbangan hormon baik oleh pembentukan hormon tubuh
sendiri atau pemberian hormon eksogenus (Smeltzer, 2001: 321).

3. Tanda dan Gejala LIPOSARKOMA


Terdapat beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada penderita
Liposarkoma ,antara lain :
a. benjolan tanpa nyeri atau tanda radang dan biasanya mempunyai simpai atau
batas yang cukup jelas dengan jaringan sekitarnya, sehingga kebanyakan
tidak dianggap sebagai tumor ganas.
b. Benjolan tanpa gejala dan keluhan apapun karena tumbuh dalam jaringan
lunak yang mudah didesak dan sering kali jauh dari organ vital. Keluhan baru
timbul setelah ukuran sudah besar atau terjadi tarikan atau tekanan pada otot
atau saraf (Sjamsuhidajat, 1997:1261).
Gejala dan tanda kanker jaringan lemak tidak spesifik, tergantung pada lokasi
dimana tumor berada, umumnya gejala berupa adanya suatu benjolan dibawah
kulit yang tidak terasa sakit, hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit. Rasa
sakit muncul akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor dan bisa juga karena
penekanan pada saraf- saraf tepi. Kanker yang sudah begitu besar, dapat
menyebabkan borok dan perdarahan kulit (http : // www. Pontianak Post. Com.
2005).

4. Penatalaksanaan LIPOSARKOM
Terapi utama, ini merupakan penatalaksanaan yang ditujukan kepada penyakit
kanker itu sendiri, yang meliputi
1. pembedahan,
2. radioterapi,
3. khemoterapi,
4. hormonterapi dan bioterapi.
Pada umumnya terapi yang diberikan kepada penderita kanker ialah cara
sequential yaitu setelah selesai dengan cara terapi yang satu, kalau perlu diikuti
cara terapi yang lain. Pada kasus kanker loko regional yang operabel, urutan
terapi umumnya ialah dimulai dengan operasi, kemudian radioterapi dan
terakhir khemoterapi (Sukardja, 2000 : 214). Pada sarkoma jaringan lunak
seperti liposarkoma penatalaksanaan bukan hanya tumornya saja yang
diangkat, namun juga dengan jaringan sekitarnya sampai bebas tumor menurut
kaidah yang telah ditentukan, tergantung dimana letak kanker ini. Tindakannya
berupa operasi eksisi luas. Penggunaan radioterapi dan khemoterapi hanyalah
sebagai pelengkap. Untuk kanker yang ukurannya besar, setelah operasi
ditambah dengan radioterapi. Setelah penderita operasi harus sering kontrol
untuk memonitor ada tidaknya kekambuhan pada daerah operasi ataupun
kekambuhanditempat jauh hasil metastase.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai