I. GAMBARAN UMUM
Kegiatan pengenalan kampus merupakan kegiatan awal mahasiswa baru yang memasuki dunia perkuliahan. Goal point dari Kegiatan
Pengenalan Kampus ini adalah, mahasiswa baru dapat berpikir secara kritis, dapat memberikan solusi konkrit terkait problematika masyarakat
Indonesia, memiliki jiwa berbangsa dan bernegara, berpikir secara ilmiah atau keilmuan, dan dapat menjaga serta melestarikan lingkungan (biotik dan
abiotik) sekitar.
tentang Persiapan Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Atas kerja keras dan kesungguhan dari pimpinan Untirta dan
pengurus Yayasan maka pada tahun 2001 berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor: 32 tanggal 19 maret 2001 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
secara resmi ditetapkan menjadi PerguruanTinggi Negeri definitif.
digunakan untuk pengairan guna kemakmuran daerah, melambangkan suatu harapan agar para mahasiswa Untirta dapat
mengembangkan tenaga dan pikirannya untuk kemakmuran daerah.
Arti dari warna yang ada di lambang Untirta adalah sebagai berikut:
1. Putih melambangkan kesucian dan kebersihan hati yang murni.
2. Kuning keemasan melambangkan keagungan dan kejayaan.
3. Merah melambangkan keberanian.
4. Biru melambangkan kejernihan suasana dengan keaslian watak serta kesetiaan.
5. Hijau melambangkan kesegaran, kesehatan, dan kesuburan.
6. Hitam melambangkan kekuatan jiwa.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”
STRUKTUR ORGANISASI
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”
Pembuat Komitmen (PPK) serta Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa dalam pelaksanaan pengadaan langsung. Pada prinsipnya ULP adalah unit
yang membantu dan mengkordinir seluruh pengadaan di Untirta.
L. Klinik Untirta
Klinik Untirta adalah unit layanan kesehatan yang melayani civitas akademika untirta. Klinik Untirta ini dibentuk dalam upaya Untirta untuk
memberikan pelayanan yang memadai dan murah bagi civitas akademika Untirta. Anda yang merupakan civitas akademika Untirta jangan
sungkan dan segan berobat disini karena obat-obatannya justru lebih baik loh dibandingkan beberapa klinik di sekitar Untirta Pakupatan dan jauh
lebih murah. Klinik Untirta berlokasi di area depan kampus disebelah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Bank BNI Kantor
Kas Untirta. Segera kunjungi Klinik Untirta untuk mendapatkan pengobatan terbaik.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”
nya mahasiswa harus mampu berfikir objektif agar dapat mencari kebenaran dan keadilan yang sesungguh nya berdasarkan fakta yang ada, sehingga
dalam berbicara, seorang mahasiswa harus mampu mempertanggungjawabkan segala perkataan nya. Jadi perkataan seorang mahasiswa tidak
berdasarkan perasaan subjektif tetapi berdasarkan materil objektif di lapangan (fakta).
2. Control Sosial.
Mahasiswa sebagai penengah antara Pemerintah dan Masyarakat, disinilah peranan mahasiswa sebagai Pengontrol. Mahasiswa
menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap pemerintah dan juga mahasiswa menunjukkan sikap yang baik terhadap masyarakat sebagai kontrol
sosial. Sebagai pengontrol sosial mahasiswa juga memiliki tugas mengontrol peraturan–peraturan dan kebijakan–kebijakan yang dibuat untuk
kepentingan pribadi ataupun kelompok.
3. Iron Stock.
Yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia – manusia tangguh yang memilik kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat
menggantikan generasi – generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa merupakan aset cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tidak dapat
dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir,yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan
muda, oleh karena itu harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat
sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan. Intinya peran dan fungsi mahasiswa adalah sebagai Garda/agen
terdepan, yang memiliki tugas untuk membuat perubahan yang lebih baik untuk bangsa dan negara. Mulai dari membawa perubahan,
mengontrol, penengah pemerintah dengan rakyat. Dan, Sebagai aset bangsa. Sehingga kita sebagai Mahasiswa mesti bersifat kritis terhadap
permasalahan yang ada sehingga kita dapat berjalan sesuai dengan peranan kita sebagai Mahasiswa.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”
realisasikan dengan menyelenggarakan sebuah kongres paling bersejarah dalam dunia kepemudaan mahasiswa di tanah air. Yaitu Kongres Pemuda
II yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928 yang kemudian menghasilkan sumpah pemuda yang sangat bersejarah untuk bangsa ini.
d). Tahun 1945 (Kemerdekaan)
Kondisi pendidikan maupun kehidupan politik pada zaman pemerintahan Jepang jauh lebih represif dibandingkan dengan kolonial Belanda,
antara lain dengan melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau politik, dan hal ini ditindak lanjuti dengan membubarkan segala
organisasi pelajar dan mahasiswa, termasuk partai politik. Dalam perkembangan berikutnya, dari dinamika pergerakan nasional yang ditandai
dengan kehadiran kelompok-kelompok studi, dan akibat pengaruh sikap penguasa Belanda yang menjadi Liberal, muncul kebutuhan baru untuk
menjadi partai politik, terutama dengan tujuan memperoleh basis massa yang luas. Kelompok Studi Indonesia berubah menjadi Partai Bangsa
Indonesia (PBI), sedangkan Kelompok Studi Umum menjadi Perserikatan Nasional Indonesia (PNI).
Secara umum kondisi pendidikan maupun kehidupan politik pada zaman pemerintahan Jepang jauh lebih represif dibandingkan dengan kolonial
Belanda, antara lain dengan melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau politik; dan hal ini ditindak lanjuti dengan membubarkan
segala organisasi pelajar dan mahasiswa, termasuk partai politik, serta insiden kecil di Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta yang mengakibatkan
mahasiswa dipecat dan dipenjarakan. Praktis, akibat kondisi yang vacuum tersebut, maka mahasiswa kebanyakan akhirnya memilih untuk lebih
mengarahkan kegiatan dengan berkumpul dan berdiskusi, bersama para pemuda lainnya terutama di asrama-asrama.
Salah satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok bawah tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul
Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan, peristiwa
ini dikenal kemudian dengan peristiwa Rengasdengklok.
organisasi mahasiswa yang sudah ada sejak zaman penjajahan kemudian terlahir kembali dengan terlebih dahulu mengalami penyatuan dengan
organisasi-organisasi yang di pandang memiliki kesamaan terutama dalam landasan berfikir dan bergeraknya.
Era ini sangat disayangkan dimana Gerakan Mahasiswa menguat namun terjadi konflik horizontal dalam tubuh mahasiswa dimana hal ini akibat
dari politik asing yang melakukan divide at impera. Adu domba yang dilakukan asing akhirnya berhasil dan pecah pada saat organisasi mahasiswa
dan Ormas bersaru untuk menumpas yang dainggap simpatisan PKI tanpa proses peradilan. Peristiwa ini memakan belasan ribu korban baik yang
bersalah maupun dianggap bersalah. Gerakan Mahasiswa pun saat itu diperalat dengan aksi- aksi yang ditujukan pada penggulingan Presiden
Soekarno dengan tuduhan Soekarno mendukung PKI, namun hal ini dilakukan untuk melanggengkan naiknya rezim orde baru yang merupakan
antek-antek Amerika saat itu.
Alhasil melalui surat “misteri” Perintah Sebelas Maret (SUPERSEAMAR) Pemerintahan Soekarno perlahan mulai dilucuti dan pada akhirnya 1
Juli 1966, Soeharto ditunjuk sebagai pejabat presiden berdasarkan Tap MPRS No XXXIII/1967 pada 22 Februari 1967. Selaku pemegang
Ketetapan MPRS No XXX/1967, Soeharto kemudian menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Presiden Soekarno. Melalui Sidang
Istimewa MPRS, pada 7 Maret 1967, dan akhirnya terbukti pula dimana rezim Orde Baru merupakan antek-antek imprealisme dimana di
terbitkannya UU No 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Dengan adanya UU ini akhirnya pada saat itu pula Investasi Gunung emas
Temabag diserahkan kepada Amerika melalui kontrak karya dan Saham yang dimiliki diperbolehkan 70% untuk pihak asing.
f). Tahun 1974 (Perlawanan terhadap Rezim)
Keberpihakan rezim orde baru terhadap asing membuat mahasiswa bergejolak dan bangkit untuk melawan rezim, namun Ditahun-tahun ini, ada
perbedaan dalam karakter berjuang Gerakan Mahasiswa dengan pendahulu-pendahulu mereka. jika angkatan 66 disokong oleh kekuatan militer, angkatan
74 justru berhadapan dengan militer. Sebelum gerakan mahasiswa 1974 meledak, bahkan sebelum menginjak awal 1970-an, sebenarnya para mahasiswa
telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktek kekuasaan rezim Orde Baru, seperti: Golput yang menentang pelaksanaan pemilu pertama
pada masa Orde Baru pada 1972 karena Golkar dinilai curang, Gerakan menentang pembangunan Taman Mini Indonesia Indah pada 1972 yang
menggusur banyak rakyat kecil yang tinggal di lokasi tersebut. Diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), aksi protes
lainnya yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa adalah tuntutan pemberantasan korupsi.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”
Lahirlah, selanjutnya apa yang disebut gerakan “Mahasiswa Menggugat” yang dimotori Arif Budiman. Bobrok pembangunan dan demoralisasi
perilaku kekuasaan rezim Orde Baru terus mencuat. Menjelang Pemilu 1971, pemerintah Orde Baru telah melakukan berbagai cara dalam bentuk rekayasa
politik, untuk mempertahankan dan memapankan status quo dengan mengkooptasi kekuatan-kekuatan politik masyarakat antara lain melalui bentuk
perundang- undangan. Misalnya, melalui undang-undang yang mengatur tentang pemilu, partai politik, dan MPR/DPR/DPRD. Muncul berbagai
pernyataan sikap ketidakpercayaan dari kalangan masyarakat maupun mahasiswa terhadap beberapa partai politik. Protes terus berlanjut. Tahun 1972,
dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu diwarnai dengan isu korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM Jepang
Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari 1974. Peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) adalah peristiwa
demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974. Peristiwa itu terjadi saat Perdana Menteri (PM) Jepang Tanaka Kakuei
sedang berkunjung ke Jakarta (14-17 Januari 1974). Mahasiswa merencanakan menyambut kedatangannya dengan berdemonstrasi di Pangkalan Udara
Halim Perdanakusuma. Karena dijaga ketat, rombongan mahasiswa tidak berhasil menerobos masuk pangkalan udara. Tanggal 17 Januari 1974 pukul
08.00, PM Jepang itu berangkat dari Istana tidak dengan mobil, tetapi diantar Presiden Soeharto dengan helikopter dari Bina Graha ke pangkalan udara.
Kedatangan Ketuaa Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI), Jan P. Pronk dijadikan momentum untuk demonstrasi antimodal asing. Klimaksnya,
kedatangan PM Jepang, Januari 1974, disertai demonstrasi dan kerusuhan.
g). Tahun 1977 – 1978 (Era NKK / BKK)
Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975 dan 1976, berita tentang aksi protes mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai
kegiatan kampus. Menjelang dan terutama saat-saat antara sebelum dan setelah Pemilu 1977, barulah muncul kembali pergolakan mahasiswa yang
berskala massif. Pada sekitra Juli 1977, Pemerintah mencoba untuk mendekati mahasiswa, Tim Dialog Pemerintah yang akan berkampanye di berbagai
perguruan tinggi pun dibentuk. Namun, upaya tim ini ditolak oleh mahasiswa. Hal itu kemudian berimbas pada pendudukan militer atas kampus-kampus
karena mahasiswa dianggap telah melakukan pembangkangan politik, penyebab lain adalah karena gerakan mahasiswa 1978 lebih banyak berkonsentrasi
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”
dalam melakukan aksi diwilayah kampus. Karena gerakan mahasiswa tidak terpancing keluar kampus untuk menghindari peristiwa tahun 1974, maka
akhirnya mereka diserbu militer dengan cara yang brutal.
Hal ini terjadi akibat dihapuskannya Dewan Mahasiswa dan diterapkannya kebijakan NKK/BKK di seluruh Indonesia. Setelah gerakan mahasiswa
1978, praktis tidak ada gerakan besar yang dilakukan mahasiswa selama beberapa tahun akibat diberlakukannya konsep Normalisasi Kehidupan
Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) oleh pemerintah secara paksa. Kebijakan NKK dilaksanakan berdasarkan SK No.0156/U/1978.
Konsep ini mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik. Organisasi Kemahasiswaan di Lingkungan Perguruan Tinggi,
dan dimantapkan dengan penjelasan teknis melalui Instruksi Dirjen Pendidikan Tinggi tahun 1978 tentang pokok-pokok pelaksanaan penataan kembali
lembaga kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. Kebijakan BKK itu secara implisif sebenarnya melarang dihidupkannya kembali Dewan Mahasiswa, dan
hanya mengijinkan pembentukan organisasi mahasiswa tingkat fakultas (Senat Mahasiswa Fakultas-SMF) dan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas
(BPMF). Hal yang terpenting dari SK ini terutama pemberian wewenang kekuasaan kepada rektor dan pembantu rektor untuk menentukan kegiatan
mahasiswa, yang menurutnya sebagai wujud tanggung jawab pembentukan, pengarahan, dan pengembangan lembaga kemahasiswaan. Dengan konsep
NKK/BKK inilah kemudian muncul “stempel” organisasi intra ( internal ) dan ekstra ( eksternal ) kampus yang tentu saja gunanya memecah konsentrasi
gerakan mahasiswa dengan mencoba menyibukkan mahasiswa dengan aktivitas yang tidak bersentuhan dengan rakyat.
h). Tahun 1998 (Runtuhnya Rezim Orde Baru)
Pada awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan (PUOK). Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa Perguruan
Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Namun tetap saja PUOK ini
bertujuan mengekang aktivitas Gerakan Mahasiswa, bahkan cenderung lebih tersistematis hingga mahasiswa benar-benar nyaris tidak memiliki waktu
untuk melebur bersama rakyat karena disibukkan dengan kegiatan kampus mereka.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”
Krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 pun menjadi momen bagi Gerakan Mahasiswa untuk kembali muncul. Ditahun-tahun itulah kemudian
harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang. Tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan
mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat simpati dan dukungan dari rakyat. menjelang pelaksanaan
Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1998 terjadilah penculikan kepada para aktivis
aktivis pro-demokrasi yang terjadi Peristiwa penculikan ini dipastikan berlangsung dalam tiga tahap: Menjelang pemilu Mei 1997, dalam waktu dua bulan
menjelang sidang MPR bulan Maret, sembilan di antara mereka yang diculik selama periode kedua dilepas dari kurungan dan muncul kembali. Beberapa
di antara mereka berbicara secara terbuka mengenai pengalaman mereka.
Penculikan mahasiswa memicu gerakan yang lebih besar Hari demi hari demonstrasi bertambah gencar dilaksanakan oleh para mahasiswa, terutama
setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para
mahasiswa mencakup beberapa tuntutan, seperti: • Adili Soeharto dan kroni-kroninya, • Laksanakan amandemen UUD 1945, • Hapuskan Dwi Fungsi
ABRI, • Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya, • Tegakkan supremasi hukum, • Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN Gedung
parlemen, yaitu Gedung Nusantara dan gedung-gedung DPRD di daerah, menjadi tujuan utama mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Seluruh
elemen mahasiswa yang berbeda paham dan aliran dapat bersatu dengan satu tujuan untuk menurunkan Soeharto.
Dalam gerakan mahasiswa pada tahun 1998, Forum Kota bersama FKSMJ tercatat oleh sejarah sebagai organ gerakan mahasiswa pertama yang
memasuki Gedung DPR/MPR pada tanggal 18 Mei 1998. pada awalnya Forkot beranggotakan 16 kampus yang memilki akar sejarah pergerakan
mahasiswa seperti UKI (Universitas Kristen Indonesia), IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta), IAIN Syarif Hidayatullah, Unas (Universitas
Nasional), ISTN (Institut Sains dan Teknologi Nasional), Atmajaya, Institut Teknologi Indonesia, Universitas Jayabaya dan lain sebagainya. Kemudian
jumlah itu sempat membengkak menjadi 70-an lebih kampus. Forum Kota sendiri dibentuk untuk menyatukan Gerakan yang ada dikampus-kampus
seputar Jakarta. Selanjutnya didalam Gerakan 1998 yang menuntut reformasi dan dihapuskannya “KKN” (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998,
lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”
yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di antaranya: Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi
Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II , Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999. Dalam peristiwa-perisitiwa inilah beberapa nama
mahasiswa pun tercatat menjadi korban hingga kehilangan nyawa.
i). Pasca Era Reformasi
Ditahun-tahun pasca reformasi, Gerakan mahasiswa bisa dikatakan kehilangan daya juang mereka. hingga saaat ini 16 tahun pasca Gerakan 1998
bergulir, tidak ada gerakan mahasiswa yang bisa dikatakan massif terjadi. Selain dari gagalnya agenda reformasi yang banyak diakui oleh para aktivis
reformasi, agenda reformasi pun digagalkan oleh kemunculan reformis-reformis gadungan. Selain itu tak sedikit pula Aktivis era 74, 76/77 hingga 98
justru seakan kehilangan idealismenya ketika bersepakat untuk ikut dalam politik transaksional yang menyengsarakan rakyat dan tak tangggung-tanggung
stempel “ mantan aktivis “ pun seolah menjadikan mereka komoditas unggul dalam pasar partai politik.
Era kebebasan yang didapatkan setelah Selama 32 tahun terkungkung dalam baying kekejaman rezim Soeharto pun seakan terlewati begitu saja.
Gerakan-gerakan mahasiswa justru tidak memaknai kebebasan tersebut sebagai alat untuk memperjuangkan cita-cita kemerdekaan, sebaliknya organisasi-
organisasi mahasiswa justru seakan dinina bobokan dengan kebebasan tersebut.
Bisa dikatakan hingga kini dari sekian banyaknya organisasi mahasiswa yang ada, tak banyak yang masih berada di jalur yang semestinya, dimana
tetap berada dalam barisan rakyat. belum terhapusnya pola berfikir peninggalan Rezim Soeharto ( organisasi internal dan eksternal kampus ) dan
diperparah dengan tida adanya upaya untuk duduk bersama dan bergerak bersama ditengah lingkaran rakyat semakin menambah kemunduran gerakan.
Setelah itu belum ada Lagi Gerakan Mahasiswa yang massif dalam skala Nasional untuk melakukan sebuah perjuangan bersama rakyat. Namun tetap ada
terdengar gerakan-gerakan mahasiswa baik di Kampus-kampus, Daerah dan Nasional namun belum ada se massif yang sebelumnya, hal ini diakibatkan
oleh tantangan Mahasiswa yang sangat besar dan abu vulkanik sisa-sisa peninggalan kekuasaan Orde Baru masih berkecamuk diberbagai kalangan,
bahkan dikalangan orang tua yang merupakan generasi didikan Orde Baru. Jangan sampai Gerakan Mahasiswa hanya tinggal Sejarah namun jadikanlah ia
masa depan.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
yang di eksploitasi moril dan materiilnya oleh kolonialisme Belanda dan Jepang, dan menurutnya Ideologi lain kurang cocok
diterapkan di Indonesia karna perbedaan fundamental yang cukup signifikan. Pancasila yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan di
Indonesia yang notabenenya sangat beragam. Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam penerapanya, Pancasila dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Dasar Negara : Dasar Negara adalah sikap hidup, pandangan hidup, atau sesuatu yang tidak dapat dibuktikan kebenaran dan
kesalahannya. Pengertian dasar negara merupakan landasan kehidupan dalam bernegara dimana setiap negara mesti memiliki
landasan untuk menjalankan kehidupan bernegaranya. Dasar Negara dibagi menjadi 2 poin yaitu:
- Etimologi Etis : Berasal dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
- Etimologi Yuridis : Dijadikan sebagai landasan untuk semua produk Hukum di Indonesia.
2. Ideologi Negara : Ideologi Negara adalah pedoman hidup dalam berfikir baik dalam segi kehidupan pribadi ataupun umum.
Dalam arti sempit ideologi adalah pedoman hidup baik dalam berfikir ataupun bertindak dalam bidang tertentu. Hakikat ideologi
Negara adalah nilai-nilai dasar yang disepakati oleh mayoritas warga Negara dan yang ingin diwujudnyatakan dalam kehidupan
bernegara. Pada saat perumusannya, Pancasila mencakup 3 pandangan yang berkembang di Indonesia, antara lain :
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
- Nasionalisme : Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara
(dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang
mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin
mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
- Agamis : Paham yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan dilandasi dengan keimanan
- Sosialisme :Sosialisme adalah sistem sosial dan ekonomi yang ditandai dengan kepemilikan sosial dari alat-alat produksi
dan manajemen mandiri pekerja, serta teori politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan sistem tersebut.
Tujuan dari Pancasila adalah sebagai Alat Perjuangan Bangsa Indonesia untuk mensejahterakan rakyatnya dan menciptakan
keadilan sosial untuk rakyat. Maka dari itu, Soekarno membuat Pancasila menjadi lebih spesifik yaitu Tri Sila. Konsep inilah yang
memperkuat basis materiil Pancasila menjadi alat perjuangan bangsa. Konsep Tri Sila terdiri dari :
- Sosio Nasionalisme : Sosio-Nasionalisme adalah prinsip kebangsaan dan perikemanusiaan yang menegaskan pentingnya
keadilan dan kesejahteraan rakyat.
- Sosio Demokratis : Sistem Demokrasi yang dijadikan jalan untuk menciptakan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia.
- Berketuhanan : Dalam menjalankan Sosio Nasionalisme dan Sosio Demokratis, harus dilandasi dengan nilai-nilai
ketuhanan untuk menghilangkan penindasan manusia diatas manusia.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
Pancasila dan Tri Sila diambil dari nilai kebudayaan Indonesia yang sudah diterapkan sejak zaman dahulu. Adapun paradigma oleh Ir.
Soekarno mengungkapkan pada tanggal 17 Agustus 1964 yang berjudul “Tahun Vivere Pericoloso” atau sering dikenal dengan akronim “Tavip”
Bung Karno selaku Presiden Republik Indonesia antara lain mengungkapkan tiga paradigma yang akan mampu membangkitkan Indonesia
menjadi bangsa yang besar, baik secara politik maupun ekonomi. Konsep tiga paradigma tersebut dinamakan dengan “Trisakti” atau tiga
kekuatan yang berfungsi sebagai kesaktian bangsa yaitu Berdaulat dalam politik, Berdikari dalam ekonomi, dan Berkepribadian dalam
kebudayaan. Trisakti yang dimaksudkan Bung Karno adalah:
1. “Berdaulat dalam Politik”. Seperti kita ketahui bersama, bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa asing berabad-abad
lamanya. Tiga ratus lima puluh tahun dalam kolonialisme Belanda bukanlah waktu yang singkat. Pada kondisi bangsa berada
dalam cengkeraman kolonialisme, maka kemerdekaan tidak dimiliki oleh bangsa kita dan pada saat yang sama tidak ada lagi
kedaulatan politik karena semua sektor telah diintervensi oleh bangsa lain. Padahal sebuah bangsa memiliki hak untuk
mengatur dirinya sendiri. Sehingga Bung Karno menegaskan bahwa kedaulatan politik bangsa Indonesia sudah mutlak untuk
diwujudkan dengan menolak segala bentuk intervensi bangsa lain. Bung Karno menyatakan, “nation building” dan “character
building” harus diteruskan sehebat-hebatnya demi menunjang kedaulatan politik kita
2. “Berdikari dalam Ekonomi”. Bung Karno mengingatkan kita betapa bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang kaya dengan
sumber daya alam (SDA) baik di daratan maupun di laut. Akan tetapi kekayaan SDA ini belum mampu membangkitkan
ekonomi nasional dikarenakan tingkat ketergantungan terhadap pranata ekonomi asing masih sangat tinggi. Dengan melihat
fakta ini maka Bung Karno mengemukakan bahwa penting sekali bangsa Indonesia untuk “berdiri di atas kaki sendiri”
(berdikari) dalam mengatur perekonomian demi kesejahteraan rakyat. Ketergantungan yang tinggi terhadap ekonomi bangsa
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
lain menurut Bung Karno tidak akan menjamin kesejahteraan rakyat, bahkan justru sebaliknya berpotensi menimbulkan resesi
ekonomi nasional yang berkepanjangan. Apa yang menjadi kekhawatiran Bung Karno ini ternyata terbukti, terutama ketika
bangsa Indonesia pada era Orde Baru mulai berafiliasi dengan lembaga keuangan internasional seperti IMF dan lain-lainnya,
sehingga bangsa Indonesia tidak bisa menghindarkan diri dari krisis ekonomi yang dampaknya terasa hingga hari ini.
3. “Berkepribadian dalam Kebudayaan”. Aspek budaya bagi Bung Karno sama pentingnya dengan aspek lainnya. Bangsa
Indonesia harus menghormati budaya warisan nenek moyang dan menghargai nilai-nilai luhur kebudayaan di masyarakat.
Karakter dan kepribadiaan budaya positif Nusantara haruslah dijaga dan dilestarikan. Misalnya budaya gotong-royong yang
melambangkan kolektifitas sebuah komunitas yang guyub, maupun berbagai karya budaya adiluhung yang mewarnai dunia
seni Indonesia. Apabila Tri Sila diperas akan menghasilkan Eka Sila yaitu Gotong Royong yang sesuai dengan nilai
kebudayaan massa rakyat Indonesia.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
UKM FESTIVAL
Dresscode Individu Kelompok
1. Laki-laki 3. Konsumsi 3. Konsumsi
Baju bebas hitam dominan (kemeja, kaos dll) Air secukupnya Tolak angin 1 box
Celana bebas sopan Makanan secukupnya Minyak kayu putih 30 ml
Sepatu dominan hitam
Pita 2 jari di lengan kiri sesuai warna fakultas 4. Perlengkapan 4. Perlengkapan
Sepatu bebas Alat tulis (buku tulis, pulpen, dll) Papan nama kelompok
Alat ibadah (kitab suci, sajadah, (sterefoam)
2. Perempuan mukena dll) Pegangan papan nama kelompok
Kerudung hitam segiempat bebas (kayu, bambu, dll)
Yang tidak berkerudung kuncir ikat 1
Baju bebas hitam dominan (kemeja, kaos, bergo
dll)
Pita 2 jari di lengan kiri sesuai warna fakultas
Sepatu bebas
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
HARI PERTAMA
Dresscode Individu Kelompok
5. Laki-laki 7. Konsumsi 5. Konsumsi
Rambut pinggir 1 cm belakang, kanan kiri 2 cm, Botol air minum 1 – 1,5 L (simbol Permen 1 pak (bukan permen
dan atas 3 cm. 5PP) karet
Peci hitam Susu kotak 1 Tolak angin 1 box
Nametag kalung (tali hitam) Roti 1 Minyak kayu putih 30 ml
Kemeja putih lengan panjang dan lomar baduy Pangan lokal rebus/goreng (ubi,
Celana hitam bahan singkong, pisanh, kentang, talas, 6. Perlengkapan
Ikat pinggang hitam sukun minimal 2) memilih dua jenis Papan nama kelompok
Kaos kaki hitam panjang pangan tsb. (sterefoam)
Sepatu kets hitam (dominan) Makan siang nasi dengan tempat bekal Trashbag 2 pcs
Pita dua jari dilengan kiri sesuai warna fakultas makan (lauk bebas)
6. Perempuan Buah-buahan 1
Kerudung hitam segiempat dikeluarkan Obat-obatan pribadi
(muslim)
Tidak berkerudung kuncir satu tali warna hitam 8. Perlengkapan
Nametag kalung (tali hitam) Alat tulis (buku tulis, pulpen, dll)
Kemeja putih lengan panjang dan lomar baduy Alat ibadah (kitab suci, sajadah,
Rok hitam bahan tidak ketat mukena dll)
Ikat pinggang hitam Tas ransel dominan hitam
Kaos kaki hitam panjang Sendal jepit
Sepatu kets hitam (dominan)
Pita dua jari dilengan kiri sesuai warna fakultas
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
TUGAS KELOMPOK
1. Membuat Yel-yel kelompok (akan diperlombakan dan diupload minimal 1 menit di Instagram kelompok), video diupload dengan hashtag
#BEMKBMUNTIRTA #KPKUNTIRTA2019 #JiwaMudaTirtayasa #JawaraBaruUntirta.
2. Membuat jingle KPK 2019, Ost. Sayur Kol (akan diperlombakan dan diupload Instagran kelompok), video diupload dengan hashtag
#BEMKBMUNTIRTA #KPKUNTIRTA2019 #JiwaMudaTirtayasa #JawaraBaruUntirta.
3. Format nama pembuatan Instagram @KelompokNomerKelompokNamaKelompokKPKUntirta2019
Contoh : @Kelompok14JagungKPKUntirta2019, @Kelompok15IkanLeleKPKUntirta2019, @Kelompok16SapiKPKUntirta2019
4. Nama kelompok yang dipilih berasal dari nama latin tanaman konsumsi (pertanian), nama latin perikanan konsumsi (perikanan), dan
nama latin hewani konsumsi (peternakan) menganalisis menjadi olahan pangan yang menyehatkan, deskripsi nama kelompok, manfaat
nama kelompok, dan morfologi nama kelompok. Diketik dan diberikan ke masing-masing mentor.
5. Pemilihan nama kelompok berdasarkan kampus Untirta yang menjadi Kampus “Ketahanan Pangan” yang akan mewujudkan Untirta
menjadi pusat Ketahanan Pangan yang didukung oleh Islamic Development Bank (IDB).
6. Membuat Papan nama kelompok terbuat dari sterefoam dan tiang penyangga tinggi 50 cm desain sekreatif mungkin.
Format :
JAGUNG
(Zea mays)
KELOMPOK 14
NAMA MENTOR
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
TUGAS INDIVIDU
1. Membuat resume tiap mentoring, ditulis tangan dan dikumpulkan ke masing-masing mentor
2. Dikumpulkan setelah selesai mentoring
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
SUMPAH MAHASISWA
Kami mahasiswa Indonesia bersumpah. Bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan
Kami mahasiswa Indonesia bersumpah. Berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan
Kami mahasiswa Indonesia bersumpah. Berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan
SUMPAH SOLIDARITAS
Kita adalah satu
Tidak ada perbedaan diantara kita
Kita tidak mengenal kata lelah
Bangkit melawan atau tunduk tertindas
Karena mundur adalah sebuah pengkhianatan
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
HYMNE UNTIRTA
Mentari yang disini menjanjikan fajar
Buka matahariku memandang sinar terang
Cahayamu bawa cita penerus bangsa
Untirta jiwa ragaku almamater tercinta
Reff :
Harapanku serahkan pahamu almamater
Universitas tirtayasa tempat ilmu yang abadi
Yang membawa kemajuan pembebas pikiran bangsa
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
MARS UNTIRTA
Bangkitlah semua mahasiswa Untirta, perguruan tinggi kita
Dengan semboyan maju terus dalam menuntut ilmu
Senantiasa selalu laksanakan tridarma perguruan tinggi
Pengemban pengamal Pancasila dan UUD 1945
Siap membantu dalam pembangunan disegala bidang
Demi nusa bangsa tercinta Indonesia merdeka
Reff :
Untirta, Untirta, Universitas Tirtayasa
Dengan satu cita mulya Untirta tetap jaya
Untirta, Untirta, Universitas Tirtayasa
Dengan satu cita mulya Untirta tetap jaya
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
INDONESIA RAYA
Indonesia Tanah Airku, tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri, jadi pandu Ibuku
Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru, Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku, hiduplah negriku
Bangsaku rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Reff :
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
DARAH JUANG
Di sini negeri kami
Tempat padi terhampar
Samuderanya kaya raya
Tanah kami subur Tuan
Di negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Untuk membebaskan rakyat
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berjanji
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
BURUH TANI
Buruh tani mahasiswa rakyat miskin kota
Bersatu padu rebut demokrasi
Gegap gempita dalam satu suara
Demi tugas suci yang mulia
Hari-hari esok adalah milik kita
Terciptanya masyarakat sejahtera
Terbentuknya tatanan masyarakat
Indonesia baru tanpa orba
Marilah kawan mari kita kabarkan
Di tangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu tentang pembebasan
Di bawah kuasa tirani ku susuri garis jalan ini
Berjuta kali turun aksi bagiku satu langkah pasti
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
TOTALITAS PERJUANGAN
Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia
Reff :
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”