Anda di halaman 1dari 43

MODUL KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BEM KBM UNTIRTA


KABINET LOKOMOTIF PERJUANGAN
2019
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

TEMA KEGIATAN KPK UNTIRTA 2019 :


“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

I. GAMBARAN UMUM
Kegiatan pengenalan kampus merupakan kegiatan awal mahasiswa baru yang memasuki dunia perkuliahan. Goal point dari Kegiatan
Pengenalan Kampus ini adalah, mahasiswa baru dapat berpikir secara kritis, dapat memberikan solusi konkrit terkait problematika masyarakat
Indonesia, memiliki jiwa berbangsa dan bernegara, berpikir secara ilmiah atau keilmuan, dan dapat menjaga serta melestarikan lingkungan (biotik dan
abiotik) sekitar.

II. MENTORING KPK UNTIRTA 2019


a. Ke-Untirtaan
(Mentoring 1)
b. Peran dan Fungsi Mahasiswa dalam Menghadapi Problematika Rakyat
(Mentoring 2)
c. Sejarah Gerakan Mahasiswa
(Mentoring 3)
d. Implementasi Pancasila dalam Lingkungan Kampus
(Mentoring 4)
NOTE : UNTUK ESTIMASI WAKTU TEKNIS MENTORING MAKSIMAL 2 JAM
(Jika waktu melebihi estimasi, silahkan koordinasikan dengan Koor dan Koorlap Mentor KPK Untirta 2019)
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

Berikut ini adalah uraian dari materi-materi untuk kegiatan Mentoring :


a. KE-UNTIRTAAN
Indikator capaiannya :
(a) Sejarah Untirta;
(b) Keuntirtaan, struktur, fungsi di Lembaga Untirta dan Ormawa;
(c) Sistem Akademik.
a). Sejarah Untirta
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dimulai dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Tirtayasa pada tanggal 1 oktober 1980 berdasarkan Akte
Notaris No: 1 Tahun 1980, kemudian dilakukan penyempurnaan dan dikukuhkan kembali dengan akte Notaris Ny. R.Arie Soetardjo, Nomor 1,
Tanggal 3 Maret 1986. Kata Tirtayasa (Bahasa Sansekerta yang berarti Air Mengalir) diambil dari nama Pahlawan Nasional yang berasal dari
Banten, yaitu Sultan Ageng Tirtayasa (Kepres RI Nomor: 045/TK/1070). Nama Asli Sultan Ageng Tirtayasa adalah Abul Fatih Abdul Fatah,
pewaris ke-IV tahta Kesultanan Banten. Sultan Ageng Tirtayasa dianugerahi tanda jasa Pahlawan Nasional karena dengan gigih menentang
penjajahan Belanda dan berhasil membawa kejayaan dan keemasan Kesultanan Banten. Langkah awal Yayasan Pendidikan Tirtayasa mendirikan
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) pada tahun 1981 disusul dengan pendirian Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) pada tahun
1982. Berbarengan dengan pendiran STKIP, Yayasan Krakatau Steel Cilegon mendirikan SekolahTinggi Teknik (STT) yang selanjutnya STT
bergabung dengan Yayasan Pendidikan Tirtayasa untuk persiapan berdirinya Universitas Tirtayasa Serang-Banten. Universitas Tirtayasa Serang
Banten merupakan merupakan penggabungan dari STIH, STT dan STKIP berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor; 0596/0/1984,
tanggal 28 November 1984, maka berubahlah status masing-masing sekolah tinggi menjadi Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Seiring dengan harapan masyarakat Banten, dari tahun ke tahun Universitas Tirtayasa mengembangkan
pendirian fakultas dan program studi baru ditandai dengan berdirinya Fakultas Pertanian. Pimpinan Fakultas di lingkungan Universitas Tirtayasa
serta Pengurus Yayasan Pendidikan Tirtayasa dan dukungan para tokoh Banten mengusulkan penegerian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kepada
pemerintah pusat melalui Departemen Pendidikan Nasional. Selanjutnya pada tanggal 13 oktober 1999 keluarlah Keppres RI Nomor; 130/1999
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

tentang Persiapan Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Atas kerja keras dan kesungguhan dari pimpinan Untirta dan
pengurus Yayasan maka pada tahun 2001 berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor: 32 tanggal 19 maret 2001 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
secara resmi ditetapkan menjadi PerguruanTinggi Negeri definitif.

Arti dari lambang Untirta adalah sebagai berkut:

1. Segi lima yaitu bentuk dasar yang melambangkan Pancasila.


2. Menara Masjid Banten yang berdiri kokoh dan kuat melambangkan keteguhan iman, pendirian yang kokoh dan tujuan yang
tinggi, mulia, dan dinamis.
3. Beringin yang rindang berdiri tepat di tengah-tengah sebagai pengayom, melambangkan keadilan yang didambakan setiap insan.
4. Empat akar pohon beringin yang terjuntai ke bawah melambangkan Undang-Undang Dasar 1945.
5. Tiga cabang akar beringin melambangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada
masyarakat).
6. Dua bulu angsa yang sebagai alat tulis pada zaman dahulu yang melambangkan simbol pendidikan.
7. Dua garis biru di bawah adalah dua aliran sungai Ciujung dan Cidurian yang sejak zaman pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

digunakan untuk pengairan guna kemakmuran daerah, melambangkan suatu harapan agar para mahasiswa Untirta dapat
mengembangkan tenaga dan pikirannya untuk kemakmuran daerah.
Arti dari warna yang ada di lambang Untirta adalah sebagai berikut:
1. Putih melambangkan kesucian dan kebersihan hati yang murni.
2. Kuning keemasan melambangkan keagungan dan kejayaan.
3. Merah melambangkan keberanian.
4. Biru melambangkan kejernihan suasana dengan keaslian watak serta kesetiaan.
5. Hijau melambangkan kesegaran, kesehatan, dan kesuburan.
6. Hitam melambangkan kekuatan jiwa.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

b). Keuntirtaan, struktur, fungsi di Lembaga Untirta dan Ormawa

STRUKTUR ORGANISASI
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

BIRO DAN LEMBAGA


A. BAKP
Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Perencanaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah Biro yang mengurusi permasalahan:
1. Akademik yang terdiri dari : registrasi mahasiswa (baru/lama), pendaftaran wisuda, pengelolaan nilai transkrip, pengelolaan pendaftaran
wisuda, dan administrasi akademik.
2. Kemahasiswaan yang terdiri dari : pengelolaan beasiswa, peningkatan prestasi kemahasiswaan, pengelolaan dan pengembangan Ormawa,
dan segala sesuatu yang terkait kemahasiswaan.
3. Perencanaan yang terdiri dari : perencanaan kegiatan universitas termasuk di dalamnya perencanaan pengadaan barang dan jasa.
B. BAKP
Dipimpin oleh seorang Kepala Biro yang membawahi 2 orang Kepala Bagian (Kabag. Akademik dan Kemahasiswaan, serta Kabag.
Perencanaan). Kabag Akademik dan Kemahasiswaan membawahi Kepala Sub. Bagian Akademik dan Kepala Sub Bagian Registrasi dan
Statistik. Kabag Perencanaan membawahi Kepala Sub Bagian Perencanaan.
C. BUKK
Biro Umum, Kepegawaian, dan Keuangan (BUKK) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah Biro yang mengurusi permasalahan umum
(tatalaksana, dokumen SK, perlengkapan dan rumah tangga), Kepegawaian, dan Keuangan. BUKK ini memiliki 3 Bagian, yaitu:
1. Bagian Umum
2. Bagian Kepegawaian
3. Bagian Keuangan
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

D. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)


Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) merupakan unsur pelaksana akademik pada tingkat universitas yang
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dibidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Rektor.
E. LP3M
Lembaga Pengembangan, Pendidikan, dan Penjaminan Mutu (LP3M) mempunyai tugas melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau, dan
mengevaluasi kegiatan pengembangan pendidikan dan penjaminan mutu.
F. UNIT PELAKSANA TEKNIS
G. UPT. PUSDAINFO
UPT. Pusat Data dan Informasi Untirta yang didirikan berdasarkan KEPMENDIKNAS RI Nomor: 124/0/2004 tanggal 7 Oktober 2004
tentang SOTK adalah lembaga menjadi pusat informasi yang unggul dalam pengembangan, pengolahan data dan pendidikan berbasis teknologi
informasi di Indonesia. UPT. Pusat Komputer atau disingkat PUSKOM (nama awalnya) adalah sebagai ujung tombak dalam mengaplikasikan
SIM akademik berbasis teknologi cyber university untuk akses publik dan internet, menyelenggarakan kegiatan pembelajaran berbasis teknologi
education
H. Perpustakaan
Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ialah Perpustakaan yang terdapat pada Universitas dan merupakan UPT Perguruan Tinggi
bersama-sama dengan unit lain turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada
Masyarakat. Yaitu dengan cara menyeleksi, menghimpun, mengelola, memelihara serta mendistribusikan sumber informasi kepada lembaga
induknya khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

I. Satuan Pengawas Internal


Satuan Pengawas Intern (SPI) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah unit organisasi yang membantu Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa dalam melaksanakan fungsi pengawasan, pembinaan, dan monitoring kegiatan. Satuan Pengawas Intern Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan intern dilingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa berdasarkan penugasan
Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Satuan Pengawas Intern Universitas Sultan Ageng Tirtayasa memastikan bahwa sistem pengendalian
manajemen telah memadai, bekerja secara efisien dan ekonomis, serta berfungsi secara efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
diinginkan. Satuan Pengawas Intern Universitas Sultan Ageng Tirtayasa melaksanakan pengawasan dalam rangka memberikan keyakinan yang
memadai atas ketaatan, ekonomi, efisiensi, dan efektifitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi unit kerja di lingkungan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
J. Pusat Layanan Internasional
Pusat Layanan Internasional bertujuan untuk mendukung agenda universitas internasionalisasi dan penanganan mobilitas internasional baik
dosen dan staf universitas dan mahasiswa internasional atau dosen yang belajar di Untirta. Peran utama kantor internasional adalah memberikan
bantuan untuk program internasional universitas dan menjembatani kerjasama antara Untirta dengan universitas lain di luar negeri. Kantor
internasional juga menyediakan dukungan profesional dan layanan konsultasi kepada mahasiswa dan dosen internasional di Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa. Selain itu, kantor internasional Untirta telah ditetapkan sebagai layanan pusat yang ditujukan untuk melayani berbagai aspek
program internasional universitas dan menyediakan berbagai layanan dukungan untuk aspek-aspek kunci dari program internasional universitas.
Kantor internasional juga menyediakan informasi dan layanan untuk siswa internasional atau mahasiswa yang ditukar yang tertarik datang ke
Untirta untuk belajar. Kami sangat senang dapat menyambut Anda semua di Kantor Internasional, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
K. Unit Layanan Pengadaan
Uni Layanan Pengadaan (ULP) Untirta adalah unit pelaksana yang berada di bawah Rektor yang bertugas untuk melaksanakan pengadaan
barang dan jasa. Dalam pekerjaannya ULP membentuk Kelompok Kerja (Pokja) dalam pelaksanaan lelang, dan berkordinasi dengan Pejabat
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

Pembuat Komitmen (PPK) serta Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa dalam pelaksanaan pengadaan langsung. Pada prinsipnya ULP adalah unit
yang membantu dan mengkordinir seluruh pengadaan di Untirta.
L. Klinik Untirta
Klinik Untirta adalah unit layanan kesehatan yang melayani civitas akademika untirta. Klinik Untirta ini dibentuk dalam upaya Untirta untuk
memberikan pelayanan yang memadai dan murah bagi civitas akademika Untirta. Anda yang merupakan civitas akademika Untirta jangan
sungkan dan segan berobat disini karena obat-obatannya justru lebih baik loh dibandingkan beberapa klinik di sekitar Untirta Pakupatan dan jauh
lebih murah. Klinik Untirta berlokasi di area depan kampus disebelah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Bank BNI Kantor
Kas Untirta. Segera kunjungi Klinik Untirta untuk mendapatkan pengobatan terbaik.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

STRUKTUR ORGANISASI MAHASISWA


1. Tingkatan Universitas
a. Lembaga Legistlatif
 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa KBM UNTIRTA
 Dewan Perwakilan Mahasiswa KBM UNTIRTA.
b. Lembaga Eksekutif
 Badan Eksekutif Mahasiswa KBM UNTIRTA
c. UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)
2. TINGKATAN FAKULTAS
a. Lembaga Legislatif
 Dewan Perwakilan Mahasiswa KBM FAKULTAS
b. Lembaga Eksekutif
 Badan Eksekutif Mahasiswa KBM FAKULTAS
c. UKM Fakultas
3. TINGKATAN JURUSAN
 HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan)
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

c). SISTEM AKADEMIK


Sistem Akademik adalah Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkuliahan di kelas dan berkaitan dengan program studi. Adapun yang berkaitan dengan
sistem akademik adalah :
1. Mata Kuliah yaitu satuan pelajaran yang diajarkan di tingkat perguruan tingg iatau Mata Pelajaran yang diambil selama perkuliahan pada 1
semester. Setiap mata kuliah harus diselesaikan selama 1 semester.
2. SKS adalah singkatan dari satuan kredit semester. Sistem SKS ini digunakan di perguruan tinggi. Dengan sistem ini, mahasiswa dimungkinkan
untuk memilih sendiri mata kuliah yang akan ia ambil dalam satu semester Jumlah mata kuliah yang diambil setiap semester adalah maksimal 24
SKS.
3. KRS (Kartu Rencana Studi) adalah Kartu yang memungkinkan mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan diambil pada 1 semester. Untuk
mahasiswa semester 1 biasanya telah disediakan paket mata kuliah yang akan diambil.
4. KHS (Kartu Hasil Studi) adalah Output Nilai yang diterima mahasiswa setelah menyelasaikan 1 semeter perkuliahan.
5. Transkip Nilai adalah Output nilai yang diterima mahasiswa setelah menyelasaikan beberapa semester perkuliahan.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

b. PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA DALAM MENGHADAPI PROBLEMATIKA RAKYAT


Indikator capaiannya :
(a) Kritis dan Objektif
(b) Progresif dan Konsisten
(c) Peran dan fungsi Mahasiswa
Mahasiswa adalah kaum intelektual yang memiliki derajat di atas siswa biasa bukan hanya sekedar dari nama nya saja yg berbeda. Namun,
MAHASISWA harus berbeda juga dari mulai cara berfikir nya hingga tindakan nya. Cara berfikir yang seperti apa yang seharus nya dimiliki oleh
seorang mahasiswa? Dan mengapa mahasiswa harus memiliki cara berfikir seperti itu? Syarat pokok cara berfikir seorang MAHASISWA yang
seharusnya dan wajib dimiliki oleh seorang mahasiwa. Karena, seorang Mahasiswa bukan lagi kaum yang terikat oleh peraturan sekolah SD, SMP
dan SMA. Tetapi, Mahasiwa adalah kaum yang hari ini memiliki kebebasan untuk mengexsplorasi kemampuannya dan harus menjadi kaum yang
memiliki beban moral kepada Massa Rakyat. Karena, Mahasiwa adalah kaum yang mendapat kesempatan lebih di bandingkan yang lainnya. Karena,
juga Mahasiswa adalah kaum perubahan sekaligus Kontrol Sosial terhadap REZIM artinya sebagai Wakil Rakyat yang hari ini tertindas oleh
kekuasaan karena Dewan Perwakilan Rakyat sudah tidak berfungsi sebagaimana semestinya sebagai lembaga yang menampung aspirasi rakyat,
sebagai lembaga yang representatif dari rakyat. Bukan, lembaga yang mewakili partai politik nya. Untuk itu lah mahasiswa hadir guna
memperjuangkan hak rakyat dan menjadi jembatan untuk rakyat dapat menyampaikan aspirasinya dan untuk itu pula Mahasiswa wajib memiliki
Logika Berfikir seorang Mahasiwa.

a). Kritis dan Objektif


Cara berfikir Kritis adalah aktifitas berfikir secara mendalam guna menemukan kekeliruan-kekeliruan yang terjadi dari suatu perbuatan tertentu.
Jadi hal yang pertama harus dimiliki oleh seorang mahasiswa adalah cara berfikir kritis, karena mahasiswa adalah kaum intelektual yang memikul
beban berat dari rakyat untuk membantu mereka menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi. Berfikir Objektif yaitu berfikir sesuai dengan
keadaan materil yang ada, tidak berfikir mengawang-ngawang atau tidak sesuai fakta yang ada. Setelah mahasiswa mampu berfikir Kritis selanjut
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

nya mahasiswa harus mampu berfikir objektif agar dapat mencari kebenaran dan keadilan yang sesungguh nya berdasarkan fakta yang ada, sehingga
dalam berbicara, seorang mahasiswa harus mampu mempertanggungjawabkan segala perkataan nya. Jadi perkataan seorang mahasiswa tidak
berdasarkan perasaan subjektif tetapi berdasarkan materil objektif di lapangan (fakta).

b). Progresif dan Konsisten


Cara berfikir progresif yaitu cara berfikir yang senantiasa maju kedepan. Seorang mahasiswa harus lah memiliki cara berfikir seperti ini agar
mahasiswa terus memiliki pemikiran untuk terus maju menambah wawasan, keilmuan dan pengalaman.
Ciri mahasiswa yang memiliki cara berfikir progresif dapat dilihat dari apakah mahasiswa tersebut suka membaca buku, berita maupun tulisan-
tulisan yang Revolusioner. Cara berfikir konsisten yaitu cara berfikir dimana kita dapat terus mempertahankan cara berfikir Kritis, objektif dan
progresif karena cara berfikir konsisten ini adalah cara berfikir yang penting ketika kita sudah dapat berfikir secara kritis, objektif dan progresif agar
kita tidak merubah cara berfikir kita sebagai mahasiswa dalam kondisi seperti apapun, dalam menghadapi permasalahan, dalam menganalisis
permasalahan negara dan pasti nya dalam menentukan langkah-langkah untuk melakukan suatu perubahan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia.

c). Peran Dan Fungsi Mahasiswa


1. Agent Of Change.
Mahasiswa sebagai agen perubahan dituntut bersifat kritis dan diperlukan implementasi yang nyata. Mahasiswa adalah garda terdepan
dalam memperjuangkan hak-hak rakyat, mengembalikan nilai-nilai kebenaran yang dilakukan oleh kelompok-kelompok elit yang hanya
memetingkan dirinya dan nasib kelompoknya. Dan jangan sampai garda terdepan ini terikat oleh politik dan kepentingan kelompok, dan
melupakan peranannya sebagai agen of changes. Dan Harapan bangsa terhadap mahasiswa adalah menjadi generasi penerus yang memiliki
loyalitas tinggi terhadap kemajuan bangsa.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

2. Control Sosial.
Mahasiswa sebagai penengah antara Pemerintah dan Masyarakat, disinilah peranan mahasiswa sebagai Pengontrol. Mahasiswa
menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap pemerintah dan juga mahasiswa menunjukkan sikap yang baik terhadap masyarakat sebagai kontrol
sosial. Sebagai pengontrol sosial mahasiswa juga memiliki tugas mengontrol peraturan–peraturan dan kebijakan–kebijakan yang dibuat untuk
kepentingan pribadi ataupun kelompok.
3. Iron Stock.
Yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia – manusia tangguh yang memilik kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat
menggantikan generasi – generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa merupakan aset cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tidak dapat
dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir,yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan
muda, oleh karena itu harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat
sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan. Intinya peran dan fungsi mahasiswa adalah sebagai Garda/agen
terdepan, yang memiliki tugas untuk membuat perubahan yang lebih baik untuk bangsa dan negara. Mulai dari membawa perubahan,
mengontrol, penengah pemerintah dengan rakyat. Dan, Sebagai aset bangsa. Sehingga kita sebagai Mahasiswa mesti bersifat kritis terhadap
permasalahan yang ada sehingga kita dapat berjalan sesuai dengan peranan kita sebagai Mahasiswa.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

c. SEJARAH GERAKAN MAHASISWA


Indikator capaiannya :
(a) Serikat Dagang Islam
(b) Tahun 1908 (Era Kolonial / Orde Lama)
(c) Tahun 1928 (Sumpah Pemuda)
(d) Tahun 1945 (Kemerdekaan)
(e) Tahun 1966 (Gestok)
(f) Tahun 1974 (Perlawanan terhadap Rezim)
(g) Tahun 1977 – 1978 (Era NKK / BKK)
(h) Tahun 1998 (Runtuhnya Rezim Orde Baru)
(i) Pasca Era Reformasi
JAS MERAH !!! “JANGAN SEKALI-KALI MELUPAKAN SEJARAH”, ungkapan yang disampaikan Bung Karno ini menjadi genta yang
terngiang untuk mengingat panjangnya perjalanan panjang Bangsa Indonesia sampai pada hari ini. Berbicara soal sejarah adalah yang yang sangat
penting untuk dipahami secara mendalam dimana seperti pepatah mengatakan bahwa “ Pengalaman adalah Guru Terbaik”. Sejarah Perjalanan
Bangsa Indonesia mulai dari terbentuk menjadi sebuah Negara tidak terlepas dari faktor pendorong utama yaitu elemen pelopor perubahan yaitu
Pemuda Khususnya mahasiswa. Organisasi Kepemudaan yang mengimpun masssa membentuk sebuah alur untuk mencapai perubahan melalui
Gerakan Mahasiswa dan Pemuda. Negara-negara di duniapun tidak terlepas dari peran mahasiswanya yang dapat mengubah tatanan social maupun
politik sebuah Negara.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

a). Serikat Dagang Islam


Berdiri pada tanggal 16 Oktober 1905 sebagai Gerakan Pemuda melalui perdagangan yang focus untuk membangun kemandirian ekonomi
dalam melawan kolonialisme(Penjajahan) di didrikan oleh H. Samanhudi dan Tokohnya H.O.S Cokroaminoto dan Tirto.
b). Tahun 1908 (Era Kolonial / Orde Lama)
20 Mei 1908 berdiri organisasi Budi Utomo. Organisasi ini didirikan di Jakarta oleh mahasiswa-mahasiswa STOVIA. Budi Utomo lahir dengan
watak yang mulai berani melawan kekuasaan Kolonialisme pada waktu itu. Hari kelahiran Budi Utomo dikemudian hari diperingati sebagai hari
Kebangkitan Nasional. Tak Cuma mahasiswa Indonesia yang berkuliah didalam negeri saja, bahkan Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang ada
diluar negeri pun mulai terbuka fikirannya. Di Belanda, Mohammad Hatta dkk mendirikan organisasi Indische Vereeninging yang kemudian
berubah nama menjadi Indonesische Vereeninging pada tahun 1922. Organisasi ini awalnya merupakan suatu wadah kelompok diskusi mahasiswa
yang kemudian orientasi pergerakannya lebih jelas dalam hal politik. Indische Vereniging berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia untuk
mengakomodasi semua orang Hindia (Indonesia) tanpa diskriminasi.
c). Tahun 1928 (Sumpah Pemuda)
Soetomo pada tanggal 19 oktober 1924 mendirikan Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studie-club). Tujuan utamanya adalah
menyebarluaskan prinsip-prinsip persatuan dan solidaritas Indonesia. Indonesische Studiedub mempunyai misi untuk mendorong kaum terpelajar di
kalangan orang-orang pribumi supaya memupuk kesadaran hidup bermasyarakat, pengetahuan politik, mendiskusikan masalah-masalah nasional
dan sosial, serta bekerja sama untuk membangun Indonesia.
Terbentuknya Indonesische Studied club ini merangsang dibentuknya kelompok-kelompok studi di tempat lain, seperti di Bandung, Yogyakarta,
Jakarta, Semarang, dan Solo. Selain ISC, kelompok studi yang paling aktif adalah Algemene Studiclub di Bandung, oleh Soekarno dan kawan –
kawannya dari Sekolah Tinggi Teknik (ITB) yang di bentuk pada tanggal 11 Juli 1925. Pembentukan kelompok-kelompok diskusi ini merupakan
bentuk kekecewaan mereka terhadap perkembangan pergerakan politik mahasiswa yang semakin tumpul pada masa itu. Kemudian pada tahun
1926, terbentuklah organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang merupakan organisasi yang berusaha untuk menghimpun seluruh
mahasiswa di Indonesia dan lebih menyuarakan yang namanya wawasan kebangsaan dalam diri mahasiswa. Hal tersebut lah yang kemudian mereka
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

realisasikan dengan menyelenggarakan sebuah kongres paling bersejarah dalam dunia kepemudaan mahasiswa di tanah air. Yaitu Kongres Pemuda
II yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928 yang kemudian menghasilkan sumpah pemuda yang sangat bersejarah untuk bangsa ini.
d). Tahun 1945 (Kemerdekaan)
Kondisi pendidikan maupun kehidupan politik pada zaman pemerintahan Jepang jauh lebih represif dibandingkan dengan kolonial Belanda,
antara lain dengan melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau politik, dan hal ini ditindak lanjuti dengan membubarkan segala
organisasi pelajar dan mahasiswa, termasuk partai politik. Dalam perkembangan berikutnya, dari dinamika pergerakan nasional yang ditandai
dengan kehadiran kelompok-kelompok studi, dan akibat pengaruh sikap penguasa Belanda yang menjadi Liberal, muncul kebutuhan baru untuk
menjadi partai politik, terutama dengan tujuan memperoleh basis massa yang luas. Kelompok Studi Indonesia berubah menjadi Partai Bangsa
Indonesia (PBI), sedangkan Kelompok Studi Umum menjadi Perserikatan Nasional Indonesia (PNI).
Secara umum kondisi pendidikan maupun kehidupan politik pada zaman pemerintahan Jepang jauh lebih represif dibandingkan dengan kolonial
Belanda, antara lain dengan melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau politik; dan hal ini ditindak lanjuti dengan membubarkan
segala organisasi pelajar dan mahasiswa, termasuk partai politik, serta insiden kecil di Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta yang mengakibatkan
mahasiswa dipecat dan dipenjarakan. Praktis, akibat kondisi yang vacuum tersebut, maka mahasiswa kebanyakan akhirnya memilih untuk lebih
mengarahkan kegiatan dengan berkumpul dan berdiskusi, bersama para pemuda lainnya terutama di asrama-asrama.
Salah satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok bawah tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul
Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan, peristiwa
ini dikenal kemudian dengan peristiwa Rengasdengklok.

e). Tahun 1966 (Gestok)


Pasca Kemerdekaan Indonesia ditahun 1945, gerakan-gerakan mahasiswa/ kaum muda tak pernah berhenti bahkan justru semakin menguat.
Terbukti dari munculnya organisasi-organisasi mahasiswa di masing-masing kampus yang ada. Di era awal Kemerdekaan ini, banyak organisasi-
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

organisasi mahasiswa yang sudah ada sejak zaman penjajahan kemudian terlahir kembali dengan terlebih dahulu mengalami penyatuan dengan
organisasi-organisasi yang di pandang memiliki kesamaan terutama dalam landasan berfikir dan bergeraknya.
Era ini sangat disayangkan dimana Gerakan Mahasiswa menguat namun terjadi konflik horizontal dalam tubuh mahasiswa dimana hal ini akibat
dari politik asing yang melakukan divide at impera. Adu domba yang dilakukan asing akhirnya berhasil dan pecah pada saat organisasi mahasiswa
dan Ormas bersaru untuk menumpas yang dainggap simpatisan PKI tanpa proses peradilan. Peristiwa ini memakan belasan ribu korban baik yang
bersalah maupun dianggap bersalah. Gerakan Mahasiswa pun saat itu diperalat dengan aksi- aksi yang ditujukan pada penggulingan Presiden
Soekarno dengan tuduhan Soekarno mendukung PKI, namun hal ini dilakukan untuk melanggengkan naiknya rezim orde baru yang merupakan
antek-antek Amerika saat itu.
Alhasil melalui surat “misteri” Perintah Sebelas Maret (SUPERSEAMAR) Pemerintahan Soekarno perlahan mulai dilucuti dan pada akhirnya 1
Juli 1966, Soeharto ditunjuk sebagai pejabat presiden berdasarkan Tap MPRS No XXXIII/1967 pada 22 Februari 1967. Selaku pemegang
Ketetapan MPRS No XXX/1967, Soeharto kemudian menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Presiden Soekarno. Melalui Sidang
Istimewa MPRS, pada 7 Maret 1967, dan akhirnya terbukti pula dimana rezim Orde Baru merupakan antek-antek imprealisme dimana di
terbitkannya UU No 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Dengan adanya UU ini akhirnya pada saat itu pula Investasi Gunung emas
Temabag diserahkan kepada Amerika melalui kontrak karya dan Saham yang dimiliki diperbolehkan 70% untuk pihak asing.
f). Tahun 1974 (Perlawanan terhadap Rezim)
Keberpihakan rezim orde baru terhadap asing membuat mahasiswa bergejolak dan bangkit untuk melawan rezim, namun Ditahun-tahun ini, ada
perbedaan dalam karakter berjuang Gerakan Mahasiswa dengan pendahulu-pendahulu mereka. jika angkatan 66 disokong oleh kekuatan militer, angkatan
74 justru berhadapan dengan militer. Sebelum gerakan mahasiswa 1974 meledak, bahkan sebelum menginjak awal 1970-an, sebenarnya para mahasiswa
telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktek kekuasaan rezim Orde Baru, seperti: Golput yang menentang pelaksanaan pemilu pertama
pada masa Orde Baru pada 1972 karena Golkar dinilai curang, Gerakan menentang pembangunan Taman Mini Indonesia Indah pada 1972 yang
menggusur banyak rakyat kecil yang tinggal di lokasi tersebut. Diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), aksi protes
lainnya yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa adalah tuntutan pemberantasan korupsi.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

Lahirlah, selanjutnya apa yang disebut gerakan “Mahasiswa Menggugat” yang dimotori Arif Budiman. Bobrok pembangunan dan demoralisasi
perilaku kekuasaan rezim Orde Baru terus mencuat. Menjelang Pemilu 1971, pemerintah Orde Baru telah melakukan berbagai cara dalam bentuk rekayasa
politik, untuk mempertahankan dan memapankan status quo dengan mengkooptasi kekuatan-kekuatan politik masyarakat antara lain melalui bentuk
perundang- undangan. Misalnya, melalui undang-undang yang mengatur tentang pemilu, partai politik, dan MPR/DPR/DPRD. Muncul berbagai
pernyataan sikap ketidakpercayaan dari kalangan masyarakat maupun mahasiswa terhadap beberapa partai politik. Protes terus berlanjut. Tahun 1972,
dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu diwarnai dengan isu korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM Jepang
Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari 1974. Peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) adalah peristiwa
demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974. Peristiwa itu terjadi saat Perdana Menteri (PM) Jepang Tanaka Kakuei
sedang berkunjung ke Jakarta (14-17 Januari 1974). Mahasiswa merencanakan menyambut kedatangannya dengan berdemonstrasi di Pangkalan Udara
Halim Perdanakusuma. Karena dijaga ketat, rombongan mahasiswa tidak berhasil menerobos masuk pangkalan udara. Tanggal 17 Januari 1974 pukul
08.00, PM Jepang itu berangkat dari Istana tidak dengan mobil, tetapi diantar Presiden Soeharto dengan helikopter dari Bina Graha ke pangkalan udara.
Kedatangan Ketuaa Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI), Jan P. Pronk dijadikan momentum untuk demonstrasi antimodal asing. Klimaksnya,
kedatangan PM Jepang, Januari 1974, disertai demonstrasi dan kerusuhan.
g). Tahun 1977 – 1978 (Era NKK / BKK)
Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975 dan 1976, berita tentang aksi protes mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai
kegiatan kampus. Menjelang dan terutama saat-saat antara sebelum dan setelah Pemilu 1977, barulah muncul kembali pergolakan mahasiswa yang
berskala massif. Pada sekitra Juli 1977, Pemerintah mencoba untuk mendekati mahasiswa, Tim Dialog Pemerintah yang akan berkampanye di berbagai
perguruan tinggi pun dibentuk. Namun, upaya tim ini ditolak oleh mahasiswa. Hal itu kemudian berimbas pada pendudukan militer atas kampus-kampus
karena mahasiswa dianggap telah melakukan pembangkangan politik, penyebab lain adalah karena gerakan mahasiswa 1978 lebih banyak berkonsentrasi
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

dalam melakukan aksi diwilayah kampus. Karena gerakan mahasiswa tidak terpancing keluar kampus untuk menghindari peristiwa tahun 1974, maka
akhirnya mereka diserbu militer dengan cara yang brutal.
Hal ini terjadi akibat dihapuskannya Dewan Mahasiswa dan diterapkannya kebijakan NKK/BKK di seluruh Indonesia. Setelah gerakan mahasiswa
1978, praktis tidak ada gerakan besar yang dilakukan mahasiswa selama beberapa tahun akibat diberlakukannya konsep Normalisasi Kehidupan
Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) oleh pemerintah secara paksa. Kebijakan NKK dilaksanakan berdasarkan SK No.0156/U/1978.
Konsep ini mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik. Organisasi Kemahasiswaan di Lingkungan Perguruan Tinggi,
dan dimantapkan dengan penjelasan teknis melalui Instruksi Dirjen Pendidikan Tinggi tahun 1978 tentang pokok-pokok pelaksanaan penataan kembali
lembaga kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. Kebijakan BKK itu secara implisif sebenarnya melarang dihidupkannya kembali Dewan Mahasiswa, dan
hanya mengijinkan pembentukan organisasi mahasiswa tingkat fakultas (Senat Mahasiswa Fakultas-SMF) dan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas
(BPMF). Hal yang terpenting dari SK ini terutama pemberian wewenang kekuasaan kepada rektor dan pembantu rektor untuk menentukan kegiatan
mahasiswa, yang menurutnya sebagai wujud tanggung jawab pembentukan, pengarahan, dan pengembangan lembaga kemahasiswaan. Dengan konsep
NKK/BKK inilah kemudian muncul “stempel” organisasi intra ( internal ) dan ekstra ( eksternal ) kampus yang tentu saja gunanya memecah konsentrasi
gerakan mahasiswa dengan mencoba menyibukkan mahasiswa dengan aktivitas yang tidak bersentuhan dengan rakyat.
h). Tahun 1998 (Runtuhnya Rezim Orde Baru)
Pada awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan (PUOK). Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa Perguruan
Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Namun tetap saja PUOK ini
bertujuan mengekang aktivitas Gerakan Mahasiswa, bahkan cenderung lebih tersistematis hingga mahasiswa benar-benar nyaris tidak memiliki waktu
untuk melebur bersama rakyat karena disibukkan dengan kegiatan kampus mereka.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

Krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 pun menjadi momen bagi Gerakan Mahasiswa untuk kembali muncul. Ditahun-tahun itulah kemudian
harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang. Tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan
mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat simpati dan dukungan dari rakyat. menjelang pelaksanaan
Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1998 terjadilah penculikan kepada para aktivis
aktivis pro-demokrasi yang terjadi Peristiwa penculikan ini dipastikan berlangsung dalam tiga tahap: Menjelang pemilu Mei 1997, dalam waktu dua bulan
menjelang sidang MPR bulan Maret, sembilan di antara mereka yang diculik selama periode kedua dilepas dari kurungan dan muncul kembali. Beberapa
di antara mereka berbicara secara terbuka mengenai pengalaman mereka.
Penculikan mahasiswa memicu gerakan yang lebih besar Hari demi hari demonstrasi bertambah gencar dilaksanakan oleh para mahasiswa, terutama
setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para
mahasiswa mencakup beberapa tuntutan, seperti: • Adili Soeharto dan kroni-kroninya, • Laksanakan amandemen UUD 1945, • Hapuskan Dwi Fungsi
ABRI, • Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya, • Tegakkan supremasi hukum, • Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN Gedung
parlemen, yaitu Gedung Nusantara dan gedung-gedung DPRD di daerah, menjadi tujuan utama mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Seluruh
elemen mahasiswa yang berbeda paham dan aliran dapat bersatu dengan satu tujuan untuk menurunkan Soeharto.
Dalam gerakan mahasiswa pada tahun 1998, Forum Kota bersama FKSMJ tercatat oleh sejarah sebagai organ gerakan mahasiswa pertama yang
memasuki Gedung DPR/MPR pada tanggal 18 Mei 1998. pada awalnya Forkot beranggotakan 16 kampus yang memilki akar sejarah pergerakan
mahasiswa seperti UKI (Universitas Kristen Indonesia), IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta), IAIN Syarif Hidayatullah, Unas (Universitas
Nasional), ISTN (Institut Sains dan Teknologi Nasional), Atmajaya, Institut Teknologi Indonesia, Universitas Jayabaya dan lain sebagainya. Kemudian
jumlah itu sempat membengkak menjadi 70-an lebih kampus. Forum Kota sendiri dibentuk untuk menyatukan Gerakan yang ada dikampus-kampus
seputar Jakarta. Selanjutnya didalam Gerakan 1998 yang menuntut reformasi dan dihapuskannya “KKN” (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998,
lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan Progresif dalam
Pergerakkan”

yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di antaranya: Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi
Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II , Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999. Dalam peristiwa-perisitiwa inilah beberapa nama
mahasiswa pun tercatat menjadi korban hingga kehilangan nyawa.
i). Pasca Era Reformasi
Ditahun-tahun pasca reformasi, Gerakan mahasiswa bisa dikatakan kehilangan daya juang mereka. hingga saaat ini 16 tahun pasca Gerakan 1998
bergulir, tidak ada gerakan mahasiswa yang bisa dikatakan massif terjadi. Selain dari gagalnya agenda reformasi yang banyak diakui oleh para aktivis
reformasi, agenda reformasi pun digagalkan oleh kemunculan reformis-reformis gadungan. Selain itu tak sedikit pula Aktivis era 74, 76/77 hingga 98
justru seakan kehilangan idealismenya ketika bersepakat untuk ikut dalam politik transaksional yang menyengsarakan rakyat dan tak tangggung-tanggung
stempel “ mantan aktivis “ pun seolah menjadikan mereka komoditas unggul dalam pasar partai politik.
Era kebebasan yang didapatkan setelah Selama 32 tahun terkungkung dalam baying kekejaman rezim Soeharto pun seakan terlewati begitu saja.
Gerakan-gerakan mahasiswa justru tidak memaknai kebebasan tersebut sebagai alat untuk memperjuangkan cita-cita kemerdekaan, sebaliknya organisasi-
organisasi mahasiswa justru seakan dinina bobokan dengan kebebasan tersebut.
Bisa dikatakan hingga kini dari sekian banyaknya organisasi mahasiswa yang ada, tak banyak yang masih berada di jalur yang semestinya, dimana
tetap berada dalam barisan rakyat. belum terhapusnya pola berfikir peninggalan Rezim Soeharto ( organisasi internal dan eksternal kampus ) dan
diperparah dengan tida adanya upaya untuk duduk bersama dan bergerak bersama ditengah lingkaran rakyat semakin menambah kemunduran gerakan.
Setelah itu belum ada Lagi Gerakan Mahasiswa yang massif dalam skala Nasional untuk melakukan sebuah perjuangan bersama rakyat. Namun tetap ada
terdengar gerakan-gerakan mahasiswa baik di Kampus-kampus, Daerah dan Nasional namun belum ada se massif yang sebelumnya, hal ini diakibatkan
oleh tantangan Mahasiswa yang sangat besar dan abu vulkanik sisa-sisa peninggalan kekuasaan Orde Baru masih berkecamuk diberbagai kalangan,
bahkan dikalangan orang tua yang merupakan generasi didikan Orde Baru. Jangan sampai Gerakan Mahasiswa hanya tinggal Sejarah namun jadikanlah ia
masa depan.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

d. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM LINGKUNGAN KAMPUS


Dalam sejarahnya, Pancasila pertama kali ada didalam kitab Sutasoma dan Nagara Kartagama yang dikarang oleh Mpu Tantular
dalam bahasa Sansekerta. Pancasila yang berarti Lima Dasar ini merupakan rumusan untuk tatanan kehidupan masyarakat saa titu.
Lima dasar ini meliputi:
 dilarang melakukan kekerasan.
 dilarang mencuri.
 dilarang mendengki,
 dilarang berbohong, dan
 dilarang meminum minuman keras.
Pada 1 Juni 1945, Soekarno mencetuskan kembali Pancasila yang dimodifikasi secara filosofis berdasarkan nilai-nilai kebudayaan
Indonesia, nilai-nilai perjuangan dari rakyat Indonesia yang diharapkan dapat menjadi alat perjuangan bagi bangsa dalam
mewujudkan keadilan bagi rakyat Indonesia dan menghapuskan penindasan manusia diatas manusia. Dalam sidang BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mencetuskan Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia. Dasar falsafah Negara ini diartikan
sebagai “fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya untuk diatasnya ditegakkan diatas bangsa Indonesia yang merdeka.
Pancasila mengalami proses perumusan di tanggal 22 Juni 1945 melalui musyawarah Piagam Jakarta oleh Panitia 9, dan disahkan
lewat Sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 sebagai ideologi dan dasar Negara Indonesia. Meskipun pada saat itu ada dua
kutub ideologi yang berkembang di dunia, Soekarno memilih untuk merumuskan Pancasila karna dia sangat menentang penindasan
manusia diatas manusia yang dilandaskan dengan Ideologi. Kesadaran materiil tersebut ia dapatkan dari sejarah bangsa Indonesia
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

yang di eksploitasi moril dan materiilnya oleh kolonialisme Belanda dan Jepang, dan menurutnya Ideologi lain kurang cocok
diterapkan di Indonesia karna perbedaan fundamental yang cukup signifikan. Pancasila yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan di
Indonesia yang notabenenya sangat beragam. Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam penerapanya, Pancasila dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Dasar Negara : Dasar Negara adalah sikap hidup, pandangan hidup, atau sesuatu yang tidak dapat dibuktikan kebenaran dan
kesalahannya. Pengertian dasar negara merupakan landasan kehidupan dalam bernegara dimana setiap negara mesti memiliki
landasan untuk menjalankan kehidupan bernegaranya. Dasar Negara dibagi menjadi 2 poin yaitu:
- Etimologi Etis : Berasal dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
- Etimologi Yuridis : Dijadikan sebagai landasan untuk semua produk Hukum di Indonesia.

2. Ideologi Negara : Ideologi Negara adalah pedoman hidup dalam berfikir baik dalam segi kehidupan pribadi ataupun umum.
Dalam arti sempit ideologi adalah pedoman hidup baik dalam berfikir ataupun bertindak dalam bidang tertentu. Hakikat ideologi
Negara adalah nilai-nilai dasar yang disepakati oleh mayoritas warga Negara dan yang ingin diwujudnyatakan dalam kehidupan
bernegara. Pada saat perumusannya, Pancasila mencakup 3 pandangan yang berkembang di Indonesia, antara lain :
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

- Nasionalisme : Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara
(dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang
mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin
mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
- Agamis : Paham yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan dilandasi dengan keimanan
- Sosialisme :Sosialisme adalah sistem sosial dan ekonomi yang ditandai dengan kepemilikan sosial dari alat-alat produksi
dan manajemen mandiri pekerja, serta teori politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan sistem tersebut.
Tujuan dari Pancasila adalah sebagai Alat Perjuangan Bangsa Indonesia untuk mensejahterakan rakyatnya dan menciptakan
keadilan sosial untuk rakyat. Maka dari itu, Soekarno membuat Pancasila menjadi lebih spesifik yaitu Tri Sila. Konsep inilah yang
memperkuat basis materiil Pancasila menjadi alat perjuangan bangsa. Konsep Tri Sila terdiri dari :
- Sosio Nasionalisme : Sosio-Nasionalisme adalah prinsip kebangsaan dan perikemanusiaan yang menegaskan pentingnya
keadilan dan kesejahteraan rakyat.
- Sosio Demokratis : Sistem Demokrasi yang dijadikan jalan untuk menciptakan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia.
- Berketuhanan : Dalam menjalankan Sosio Nasionalisme dan Sosio Demokratis, harus dilandasi dengan nilai-nilai
ketuhanan untuk menghilangkan penindasan manusia diatas manusia.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

Pancasila dan Tri Sila diambil dari nilai kebudayaan Indonesia yang sudah diterapkan sejak zaman dahulu. Adapun paradigma oleh Ir.
Soekarno mengungkapkan pada tanggal 17 Agustus 1964 yang berjudul “Tahun Vivere Pericoloso” atau sering dikenal dengan akronim “Tavip”
Bung Karno selaku Presiden Republik Indonesia antara lain mengungkapkan tiga paradigma yang akan mampu membangkitkan Indonesia
menjadi bangsa yang besar, baik secara politik maupun ekonomi. Konsep tiga paradigma tersebut dinamakan dengan “Trisakti” atau tiga
kekuatan yang berfungsi sebagai kesaktian bangsa yaitu Berdaulat dalam politik, Berdikari dalam ekonomi, dan Berkepribadian dalam
kebudayaan. Trisakti yang dimaksudkan Bung Karno adalah:
1. “Berdaulat dalam Politik”. Seperti kita ketahui bersama, bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa asing berabad-abad
lamanya. Tiga ratus lima puluh tahun dalam kolonialisme Belanda bukanlah waktu yang singkat. Pada kondisi bangsa berada
dalam cengkeraman kolonialisme, maka kemerdekaan tidak dimiliki oleh bangsa kita dan pada saat yang sama tidak ada lagi
kedaulatan politik karena semua sektor telah diintervensi oleh bangsa lain. Padahal sebuah bangsa memiliki hak untuk
mengatur dirinya sendiri. Sehingga Bung Karno menegaskan bahwa kedaulatan politik bangsa Indonesia sudah mutlak untuk
diwujudkan dengan menolak segala bentuk intervensi bangsa lain. Bung Karno menyatakan, “nation building” dan “character
building” harus diteruskan sehebat-hebatnya demi menunjang kedaulatan politik kita
2. “Berdikari dalam Ekonomi”. Bung Karno mengingatkan kita betapa bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang kaya dengan
sumber daya alam (SDA) baik di daratan maupun di laut. Akan tetapi kekayaan SDA ini belum mampu membangkitkan
ekonomi nasional dikarenakan tingkat ketergantungan terhadap pranata ekonomi asing masih sangat tinggi. Dengan melihat
fakta ini maka Bung Karno mengemukakan bahwa penting sekali bangsa Indonesia untuk “berdiri di atas kaki sendiri”
(berdikari) dalam mengatur perekonomian demi kesejahteraan rakyat. Ketergantungan yang tinggi terhadap ekonomi bangsa
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

lain menurut Bung Karno tidak akan menjamin kesejahteraan rakyat, bahkan justru sebaliknya berpotensi menimbulkan resesi
ekonomi nasional yang berkepanjangan. Apa yang menjadi kekhawatiran Bung Karno ini ternyata terbukti, terutama ketika
bangsa Indonesia pada era Orde Baru mulai berafiliasi dengan lembaga keuangan internasional seperti IMF dan lain-lainnya,
sehingga bangsa Indonesia tidak bisa menghindarkan diri dari krisis ekonomi yang dampaknya terasa hingga hari ini.
3. “Berkepribadian dalam Kebudayaan”. Aspek budaya bagi Bung Karno sama pentingnya dengan aspek lainnya. Bangsa
Indonesia harus menghormati budaya warisan nenek moyang dan menghargai nilai-nilai luhur kebudayaan di masyarakat.
Karakter dan kepribadiaan budaya positif Nusantara haruslah dijaga dan dilestarikan. Misalnya budaya gotong-royong yang
melambangkan kolektifitas sebuah komunitas yang guyub, maupun berbagai karya budaya adiluhung yang mewarnai dunia
seni Indonesia. Apabila Tri Sila diperas akan menghasilkan Eka Sila yaitu Gotong Royong yang sesuai dengan nilai
kebudayaan massa rakyat Indonesia.
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

A. Barang Bawaan Technical Meeting 1


TM 1
Dresscode Individu
1. Laki-laki 1. Konsumsi
 Bebas sopan  Air secukupnya
 Makanan secukupnya
2. Perempuan
 Bebas sopan 2. Perlengkapan
 Alat tulis (buku tulis, pulpen, dll)
 Alat ibadah (kitab suci, sajadah,
mukena dll)
 Tas ransel

B. Barang Bawaan Technical Meeting 2


TM 2
Dresscode Individu Kelompok
1. Laki-laki 1. Konsumsi 1. Konsumsi
 Bebas sopan  Air secukupnya  Tolak angin 1 box
 Makanan secukupnya  Minyak kayu putih 30 ml
2. Perempuan
 Bebas sopan 2. Perlengkapan 2. Perlengkapan
 Alat tulis (buku tulis, pulpen, dll)  Papan nama kelompok
 Alat ibadah (kitab suci, sajadah, (sterefoam)
mukena dll)
 Tas ransel
 Kertas asturo berwarna merah 1 buah
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

C. Barang Bawaan UKM Festival

UKM FESTIVAL
Dresscode Individu Kelompok
1. Laki-laki 3. Konsumsi 3. Konsumsi
 Baju bebas hitam dominan (kemeja, kaos dll)  Air secukupnya  Tolak angin 1 box
 Celana bebas sopan  Makanan secukupnya  Minyak kayu putih 30 ml
 Sepatu dominan hitam
 Pita 2 jari di lengan kiri sesuai warna fakultas 4. Perlengkapan 4. Perlengkapan
 Sepatu bebas  Alat tulis (buku tulis, pulpen, dll)  Papan nama kelompok
 Alat ibadah (kitab suci, sajadah, (sterefoam)
2. Perempuan mukena dll)  Pegangan papan nama kelompok
 Kerudung hitam segiempat bebas (kayu, bambu, dll)
 Yang tidak berkerudung kuncir ikat 1
 Baju bebas hitam dominan (kemeja, kaos, bergo
dll)
 Pita 2 jari di lengan kiri sesuai warna fakultas
 Sepatu bebas
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

D. Barang Bawaan Hari Pertama KPK 2019

HARI PERTAMA
Dresscode Individu Kelompok
5. Laki-laki 7. Konsumsi 5. Konsumsi
 Rambut pinggir 1 cm belakang, kanan kiri 2 cm,  Botol air minum 1 – 1,5 L (simbol  Permen 1 pak (bukan permen
dan atas 3 cm. 5PP) karet
 Peci hitam  Susu kotak 1  Tolak angin 1 box
 Nametag kalung (tali hitam)  Roti 1  Minyak kayu putih 30 ml
 Kemeja putih lengan panjang dan lomar baduy  Pangan lokal rebus/goreng (ubi,
 Celana hitam bahan singkong, pisanh, kentang, talas, 6. Perlengkapan
 Ikat pinggang hitam sukun minimal 2) memilih dua jenis  Papan nama kelompok
 Kaos kaki hitam panjang pangan tsb. (sterefoam)
 Sepatu kets hitam (dominan)  Makan siang nasi dengan tempat bekal  Trashbag 2 pcs
 Pita dua jari dilengan kiri sesuai warna fakultas makan (lauk bebas)
6. Perempuan  Buah-buahan 1
 Kerudung hitam segiempat dikeluarkan  Obat-obatan pribadi
(muslim)
 Tidak berkerudung kuncir satu tali warna hitam 8. Perlengkapan
 Nametag kalung (tali hitam)  Alat tulis (buku tulis, pulpen, dll)
 Kemeja putih lengan panjang dan lomar baduy  Alat ibadah (kitab suci, sajadah,
 Rok hitam bahan tidak ketat mukena dll)
 Ikat pinggang hitam  Tas ransel dominan hitam
 Kaos kaki hitam panjang  Sendal jepit
 Sepatu kets hitam (dominan)
 Pita dua jari dilengan kiri sesuai warna fakultas
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

E. Barang Bawaan Hari Kedua KPK 2019


HARI KEDUA
Dresscode Individu Kelompok
1. Laki-laki 1. Konsumsi 1. Konsumsi
 Rambut pinggir kanan kiri 2 cm, dan atas 4 cm.  Botol air mineral 1 – 1,5 L (simbol  Permen 1 pak (bukan permen
 Peci hitam 5PP) karet
 Nametag kalung (tali hitam)  Susu kotak 1  Tolak angin 1 box
 Batik lengan pendek dan lomar baduy  Roti 1  Minyak kayu putih 30 ml
 Celana hitam bahan  Pangan lokal rebus/goreng (ubi,
 Ikat pinggang hitam singkong, pisanh, kentang, talas, 2. Perlengkapan
 Kaos kaki hitam panjang sukun minimal 2) memilih dua jenis  Papan nama kelompok
 Sepatu kets hitam (dominan) pangan tsb. (sterefoam)
 Pita dilengan kiri  Makan siang nasi dengan tempat bekal  Trashbag 2 pcs
makan (lauk bebas)
 Buah-buahan 1
2. Perempuan  Obat-obatan pribadi
 Kerudung hitam langsung dikeluarkan (muslim)
 Tidak berkerudung kuncir satu tali warna hitam 2. Perlengkapan
 Nametag kalung (tali hitam)  Alat tulis (buku tulis, pulpen, dll)
 Batik lengan panjang dan lomar baduy  Alat ibadah (kitab suci, sajadah,
 Rok hitam bahan tidak ketat (rempel) mukena dll)
 Ikat pinggang hitam  Tas ransel dominan hitam
 Kaos kaki hitam panjang  Sendal jepit
 Sepatu kets hitam (dominan)
 Pita dua jari dilengan kiri sesuai warna fakultas
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

TUGAS KELOMPOK

1. Membuat Yel-yel kelompok (akan diperlombakan dan diupload minimal 1 menit di Instagram kelompok), video diupload dengan hashtag
#BEMKBMUNTIRTA #KPKUNTIRTA2019 #JiwaMudaTirtayasa #JawaraBaruUntirta.
2. Membuat jingle KPK 2019, Ost. Sayur Kol (akan diperlombakan dan diupload Instagran kelompok), video diupload dengan hashtag
#BEMKBMUNTIRTA #KPKUNTIRTA2019 #JiwaMudaTirtayasa #JawaraBaruUntirta.
3. Format nama pembuatan Instagram @KelompokNomerKelompokNamaKelompokKPKUntirta2019
Contoh : @Kelompok14JagungKPKUntirta2019, @Kelompok15IkanLeleKPKUntirta2019, @Kelompok16SapiKPKUntirta2019
4. Nama kelompok yang dipilih berasal dari nama latin tanaman konsumsi (pertanian), nama latin perikanan konsumsi (perikanan), dan
nama latin hewani konsumsi (peternakan) menganalisis menjadi olahan pangan yang menyehatkan, deskripsi nama kelompok, manfaat
nama kelompok, dan morfologi nama kelompok. Diketik dan diberikan ke masing-masing mentor.
5. Pemilihan nama kelompok berdasarkan kampus Untirta yang menjadi Kampus “Ketahanan Pangan” yang akan mewujudkan Untirta
menjadi pusat Ketahanan Pangan yang didukung oleh Islamic Development Bank (IDB).
6. Membuat Papan nama kelompok terbuat dari sterefoam dan tiang penyangga tinggi 50 cm desain sekreatif mungkin.
Format :

JAGUNG
(Zea mays)

KELOMPOK 14

NAMA MENTOR
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

TUGAS INDIVIDU

1. Membuat resume tiap mentoring, ditulis tangan dan dikumpulkan ke masing-masing mentor
2. Dikumpulkan setelah selesai mentoring
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

SUMPAH MAHASISWA
Kami mahasiswa Indonesia bersumpah. Bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan
Kami mahasiswa Indonesia bersumpah. Berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan
Kami mahasiswa Indonesia bersumpah. Berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan

SUMPAH SOLIDARITAS
Kita adalah satu
Tidak ada perbedaan diantara kita
Kita tidak mengenal kata lelah
Bangkit melawan atau tunduk tertindas
Karena mundur adalah sebuah pengkhianatan
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

JINGLE KPK UNTIRTA 2019 (Ost. Sayur Kol)


#1
Ayo kita ikut KPK Untirta
Untuk belajar dan mencari ilmu
#2
Menjadi mahasiswa Untirta
Yang jujur, adil, berwibawa
Amanah, religius, akuntabel
Bermutu dan berdaya saing
#3
Tirtayasa muda itulah dia
Maju pikiran dan pergerakannya
#4
Untirta jawaraa
Maju bersama untuk Banten jaya
Untirta jawara
Maju bersama untuk Indonesia
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

HYMNE UNTIRTA
Mentari yang disini menjanjikan fajar
Buka matahariku memandang sinar terang
Cahayamu bawa cita penerus bangsa
Untirta jiwa ragaku almamater tercinta
Reff :
Harapanku serahkan pahamu almamater
Universitas tirtayasa tempat ilmu yang abadi
Yang membawa kemajuan pembebas pikiran bangsa
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

MARS UNTIRTA
Bangkitlah semua mahasiswa Untirta, perguruan tinggi kita
Dengan semboyan maju terus dalam menuntut ilmu
Senantiasa selalu laksanakan tridarma perguruan tinggi
Pengemban pengamal Pancasila dan UUD 1945
Siap membantu dalam pembangunan disegala bidang
Demi nusa bangsa tercinta Indonesia merdeka
Reff :
Untirta, Untirta, Universitas Tirtayasa
Dengan satu cita mulya Untirta tetap jaya
Untirta, Untirta, Universitas Tirtayasa
Dengan satu cita mulya Untirta tetap jaya
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

INDONESIA RAYA
Indonesia Tanah Airku, tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri, jadi pandu Ibuku
Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru, Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku, hiduplah negriku
Bangsaku rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Reff :
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

DARAH JUANG
Di sini negeri kami
Tempat padi terhampar
Samuderanya kaya raya
Tanah kami subur Tuan
Di negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak kurus tak sekolah
Pemuda desa tak kerja
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Untuk membebaskan rakyat
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berjanji
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

BURUH TANI
Buruh tani mahasiswa rakyat miskin kota
Bersatu padu rebut demokrasi
Gegap gempita dalam satu suara
Demi tugas suci yang mulia
Hari-hari esok adalah milik kita
Terciptanya masyarakat sejahtera
Terbentuknya tatanan masyarakat
Indonesia baru tanpa orba
Marilah kawan mari kita kabarkan
Di tangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu tentang pembebasan
Di bawah kuasa tirani ku susuri garis jalan ini
Berjuta kali turun aksi bagiku satu langkah pasti
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

TOTALITAS PERJUANGAN
Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia
Reff :
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”

BERDERAP DAN MELAJU


Berderap dan melaju, menuju Indonesia baru
Singsingkan lengan baju, singkirkan semua musuh-musuh
Rakyat pasti menang melawan penindasan
Rakyat kita pasti akan menang
Rakyat pasti menang rebut kedaulatan
Rakyat kita pasti akan menang

Anda mungkin juga menyukai