Anda di halaman 1dari 25

Diklat Spesifkasi Umum

Pekerjaan Jalan dan Jembatan


Modul 5

Spesifikasi Pelebaran
Perkerasan dan Bahu Jalan
2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


BA DA N P E N G E M BA N GA N S U M B E R DAYA M A N U S I A
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN,
PERMUKIMAN, DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman dan


Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

DIKLAT SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN


JALAN DAN JEMBATAN

MATA DIKLAT :
SPESIFIKASI UMUM DIVISI 4 :
PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

1
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

KATA PENGANTAR

Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang Pekerjaan


Umum dan Perumahan Rakyat, maka diperlukan Pegawai Aparatur Negara
yang punya kemampuan Kompetensi, Integritas dan dapat melaksanakan
pekerjaan yang telah diberikan tanggung jawabnya secara mandiri dan
Profesional.

Untuk mencapai peningkatan kemampuan diatas, maka setiap Aparatur


Negri Sipil di lingkungan Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan
Rakyat khususnya pegawai Ditjen Bina Marga dituntut mengikuti Diklat
Teknis yang terkait bidang jalan dan jembatan. Agar pelaksanaan Diklat
tersebut dapat bermanfaat bagi peserta diklat, maka penyelenggara Diklat
dapat menyusun Materi Diklat yang berkualitas dan berdampak positif baik
bagi peserta Diklat maupun Instansi pengutusnya.

Sehubungan dengan itu, Pusat pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan


Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah telah menyusun
Modul Spesifikasi Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan (Divisi 4) yang
merupakan salah satu dari Modul Diklat Spsesifikasi Umum Pekerjaan Jalan
dan jembatan. Modul Spesifikasi Umum Divisi 4 : Pelebaran Perkerasan dan
Bahu Jalan berisi tentang pedoman tata cara melaksanakan pelebaran
perkerasan dan bahu jalan baik jalan arteri, jalan kolektor maupun jalan lokal.

Dengan telah disusunnya Modul ini, diharapkan setelah mengikuti


pembelajaran, peserta Diklat dapat memahami dan mengaplikasikan
Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan dalam pelaksanaan di lapangan.

Bandung, 2016

1
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................................................ 2
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................. 3
BAB I ......................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................4
B. Deskripsi Singkat ........................................................................................4
C. Standar Kompetensi ...................................................................................5
D. Kompetensi Dasar ......................................................................................6
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok .........................................................6
F. Estimasi Waktu...........................................................................................8
BAB II ........................................................................................................ 9
PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN.............................................. 9
A. Lingkup Pekerjaan ......................................................................................9
1. Pelebaran Perkerasan ........................................................................9
2. Bahu Jalan ........................................................................................15
B. Pengukuran Dan Pembayaran..................................................................18
1. Pelebaran Perkerasan ......................................................................18
2. Bahu Jalan ........................................................................................18
BAB III ..................................................................................................... 20
PENUTUP ................................................................................................ 20
A. Evaluasi Kegiatan Belajar .........................................................................20
B. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ...............................................................20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 21

2
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

PETUNJUK PENGGUNAAN
MODUL

Modul ini merupakan petunjuk dalam penyusunan dokumen pengadaan dan


dokumen kontrak yang bersifat umum, termasuk persiapan pelaksanaan
pekerjaan dan tata cara penyerahan pekerjaan. Untuk itu, dalam belajar modul
ini tetap dikaitkan dengan Divisi lain maupun ketentuan-ketentuan lain,
sehingga diharapkan peserta agar melakukan tahapan sebagai berikut :

1. Peserta membaca dengan saksama setiap bab dan bandingkan dengan


divisi terkait, pedoman, peraturan yang ada dan ketentuan lain yang
terkait, kemudian sesuaikan dengan pengalaman peserta yang telah
dialami di lapangan.
2. Jawablah pertanyaan dan latihan, apabila belum dapat menjawab
dengan sempurna, hendaknya peserta mengulang kembali materi yang
belum dikuasai.
3. Buatlah rangkuman, buatlah latihan dan diskusikan dengan sesama
peserta untuk memperdalam materi.

3
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jaringan Jalan menurut statusnya terdiri dari jalan nasional, jalan propinsi,
jalan kabupaten/kota, jalan desa dan jalan khusus dan jaringan jalan-jalan
tersebut saling tersambung dan terhubungkan satu sama lain. Fungsi masing-
masing ruas telah ditetapkan yaitu jalan arteri, kolektor dan lokal.

Dalam perkembangan sampai saat ini jumlah kendaraan yang melewati ruas
jalan-jalan tersebut semakin meningkat dengan pesat sehingga kapasitas
jalan yang ada perlu ditingkatkan.

Pelebaran perkerasan dan peningkatan bahu jalan merupakan salah satu


solusi dalam melayani pengguna jalan tersebut, namun dipihak lain dijumpai
kendala yaitu terbatasnya Ruang Milik Jalan (Rumija) dan permasalahan
pembebasan lahan.

Modul Spesifikasi Umum Divisi 4 : Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan berisi
tentang pedoman tata cara melaksanakan pelebaran perkerasan dan bahu
jalan baik jalan arteri, jalan kolektor maupun jalan lokal.

Dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan mata diklat


pelebaran perkerasan dan bahu jalan, maka dalam pembuatan materi bahan
tayang maupun bahan ajar harus mengacu pada ketentuan dalam modul ini.

B. Deskripsi Singkat
1. Pelebaran Perkerasan :
a. Pekerjaan ini mencakup penambahan lebar pekerjaan lama sampai lebar
jalur lalu-lintas yang diperlukan dalam rancangan yang ditunjukkan
dalam Gambar atau yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini
mencakup penggalian dan pembuangan bahan yang ada, penyiapan
tanah dasar dan penghamparan serta pemadatan bahan dengan garis

4
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

dan dimensi yang diberikan dalam Gambar atau yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Pekerjaan harus sudah selesai sebelum pelaksanaan
dari pelapisan lapis perata.

b. Pelebaran perkerasan dilaksanakan sebagaimana yang ditunjukkan


dalam Gambar. Penentuan pelebaran perkerasan apakah satu sisi atau
dua sisi perlu dilakukan dengan mempertimbangkan Ruang Milik Jalan
(Rumija) yang tersedia, bangunan tetap dan lingkungan yang ada
termasuk pembebasan tanah (jika ada) sehingga dapat menciptakan
suasana aman bagi pemakai jalan seperti kebebasan samping yang
cukup dengan disediakannya lebar bahu jalan memenuhi standar teknis.

c. Bilamana alinyemen jalan lama tidak memenuhi ketentuan minimum


dari fungsi jalan tersebut (arteri, kolektor dan lokal), maka pelebaran
perkerasan harus dilaksanakan dengan perbaikan alinyemen sedemikian
hingga sumbu jalan menjadi lebih lurus dan lengkung pada tikungan
maupun pada puncak tanjakan dapat dikurangi.

2. Bahu Jalan :
Pekerjaan ini terdiri dari pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan bahu jalan pada tanah dasar yang telah disiapkan atau
permukaan lainnya yang disetujui dan pelaburan (sealing) jika
diperlukan. Untuk pelaksanaan bahu jalan baru atau peningkatan bahu
jalan sesuai dengan garis, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

C. Standar Kompetensi
Peserta diklat diakhir pembelajaran diharapkan mampu memahami dan
mengaplikasikan Spesifikasi Umum Divisi 4 : Pelebaran Perkerasan dan Bahu
Jalan dalam pelaksanaan di lapangan, yang berisi tentang penambahan lebar
perkerasan lama sampai jalur lalu lintas yang diperlukan sesuai rancangan
dan pelaksanaan bahu jalan baru atau peningkatan bahu jalan sesuai dengan
garis, kelandaian dan dimensi.

5
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

D. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta diklat mampu:
1. Memahami tentang pekerjaan Spesifikasi Umum Divisi 4 : Pelebaran
Perkerasan dan Bahu Jalan yang berkaitan dengan pekerjaan divisi lain
pada spesifikasi umum
2. Memahami tentang bahan yang dipergunakan baik untuk pekerjaan
pelebaran perkerasan maupun bahu jalan
3. Memahami tentang persiapan untuk pekerjaan pelebaran jalan maupun
bahu jalan
4. Memahami tentang penghamparan dan pemadatan untuk pekerjaan
pelebaran perkerasan maupun bahu jalan
5. Memahami tentang pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan
pelebaran perkerasan maupun bahu jalan

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1. Materi Pokok :
a. Spesifikasi Umum Divisi 4 : Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan yang
berkaitan dengan pekerjaan divisi lain pada spesifikasi umum.
b. Bahan yang dipergunakan baik untuk pekerjaan pelebaran
perkerasan maupun bahu jalan.
c. Persiapan untuk pekerjaan pelebaran perkerasan maupun bahu jalan.
d. Penghamparan dan pemadatan untuk pekerjaan pelebaran
perkerasan maupun bahu jalan.
e. Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pelebaran perkerasan
maupun bahu jalan.

2. Sub Materi Pokok :


a. Spesifikasi Umum Divisi 4 : Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan yang
berkaitan dengan pekerjaan divisi lain pada spesifikasi umum.
1) Manajemen dan Keselamatan Lalu-lintas
2) Kajian Teknis Lapangan
3) Bahan dan Penyimpanan
4) Pengamanan Lingkungan Hihup
5) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
6) Galian

6
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

7) Penyiapan Badan Jalan


8) Lapis Pondasi Agregat
9) Lapis Pondasi Semen Tanah
10) Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat
11) Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU) dan Laburan Aspal Dua Lapis
(BURDA)
12) Campuran Aspal Panas
13) Lasbutag dan Latasbusir
14) Campuran Aspal Dingin
15) Lapis Perata Penetrasi Makadam
16) Pengembalian Kondisi Jalan Lama
17) Pengembalian Kondisi Bahu Jalan Lama pada Perkerasan
Berpenutup Aspal
18) Pengembalian Kondisi Selokan, Saluran Air, Perlengkapan Jalan
dan Penghijauan

b. Bahan Yang Dipergunakan Baik Untuk Pekerjaan Pelebaran Perkerasan


Maupun Bahu Jalan adalah sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bahan harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam divisi lain dari spesifikasi
umum.

c. Persiapan Untuk Pekerjaan Pelebaran Perkerasan Dan Bahu Jalan.


1) Lebar galian dan penggalian bahan yang ada
2) Pencampuran bahan berbutir yang baru dan lama
3) Pemangkasan tepi jalur lalu-lintas
4) Lebar pekerjaan pelebaran
5) Penyiapan bentuk permukaan
6) Penebangan pohon untuk pelebaran jalan

d. Penghamparan & Pemadatan Bahan Pelebaran Perkerasan Dan Bahu


Jalan
1) Penghamparan dan pemadatan lapis pondasi agregat
2) Memproduksi, menghampar, memadatkan dan pengujian bahan
pada pekerjaan pelebaran perkerasan dan bahu jalan

7
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

e. Pengukuran dan Pembayaran


1) Cara pengukuran
2) Pengukuran untuk pekerjaan yang diperbaiki
3) Dasar pembayaran

F. Estimasi Waktu
Estimasi waktu pembelajaran yang disediakan untuk bisa mewujudkan
standar kompetensi yang sudah ditentukan dibutuhkan waktu sekitar 6
(enam) jam pelajaran.

8
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

BAB II
PELEBARAN PERKERASAN DAN
BAHU JALAN
INDIKATOR

Indikator hasil belajar yang harus dicapai dalam pembelajaran ini


adalah:
1. Mampu menjelaskan tentang pekerjaan Spesifikasi Umum Divisi 4
: Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan yang berkaitan dengan
pekerjaan divisi lain pada spesifikasi umum
2. Mampu menjelaskan tentang bahan yang dipergunakan baik
untuk pekerjaan pelebaran perkerasan maupun bahu jalan
3. Mampu menjelaskan tentang persiapan untuk pekerjaan
pelebaran jalan maupun bahu jalan
4. Mampu menjelaskan tentang penghamparan dan pemadatan
untuk pekerjaan pelebaran perkerasan maupun bahu jalan
5. Mampu menjelaskan tentang pengukuran dan pembayaran untuk
pekerjaan pelebaran perkerasan maupun bahu jalan

A. LINGKUP PEKERJAAN

1. PELEBARAN PERKERASAN
1.1. UMUM

1) Uraian
a. Pekerjaan ini harus mencakup penambahan lebar perkerasan lama sampai
lebar jalur lalu lintas yang diperlukan dalam rancangan, yang ditunjukkan
pada Gambar atau yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Pekerjaan harus
mencakup penggalian dan pembuangan bahan yang ada, penyiapan tanah
dasar, dan penghamparan serta pemadatan bahan dengan garis dan dimensi

9
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

yang diberikan dalam Gambar atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan harus sudah selesai sebelum pelaksanaan dari pelapisan lapis
perata.

b. Pelebaran perkerasan harus dilaksanakan seperti yang ditunjukkan dalam


Gambar. Penentuan pelebaran perkerasan apakah satu sisi maupun dua sisi
harus dilakukan dengan mempertimbangkan Ruang Milik Jalan (Rumija) yang
tersedia, bangunan tetap dan lingkungan yang ada termasuk pembebasan
tanah (jika ada) sehingga dapat menciptakan suasana aman bagi pemakai
jalan seperti kebebasan samping yang cukup dengan disediakannya lebar
bahu jalan yang memenuhi standar teknis.

c. Bilamana alinyemen jalan lama tidak memenuhi ketentuan minimum dari


fungsi jalan tersebut (arteri, kolektor, dan lokal), maka pelebaran perkerasan
harus dilaksanakan dengan perbaikan alinyemen sedemikian hingga sumbu
jalan menjadi lebih lurus dan lengkung pada tikungan maupun pada puncak
tanjakan dapat dikurangi.

2) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Ini:

a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8


b) Kajian Teknis Lapangan : Seksi 1.9
c) Pengamanan Lingkungan Hidup : Seksi 1.17
d) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19
e) Galian : Seksi 3.1
f) Penyiapan Badan Jalan : Seksi 3.3
g) Bahu Jalan : Seksi 4.2
h) Lapis Pondasi Agregat : Seksi 5.1
i) Lapis Pondasi Semen Tanah : Seksi 5.4
j) Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1
k) Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU) dan Laburan Aspal : Seksi 6.2
Dua Lapis (BURDA)
l) Campuran Aspal Panas : Seksi 6.3
m) Lasbutag dan Latasbusir : Seksi 6.4
n) Campuran Aspal Dingin : Seksi 6.5
o) Lapis Perata Penetrasi Macadam : Seksi 6.6
p) Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama : Seksi 8.1
q) Pengembalian Kondisi Bahu Jalan pada Perkerasan : Seksi 8.2
Berpenutup Aspal
r) Pengembalian Kondisi, Saluran Air, Galian, Penghijauan : Seksi 8.3

10
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

3) Toleransi Dimensi:

a. Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 5.1 untuk Lapis Pondasi Agregat dan
Seksi 5.4 untuk Lapis Pondasi Semen Tanah, harus berlaku.

b. Rentang tebal lapisan yang diijinkan dihampar dalam satu kali operasi harus
seperti yang ditentukan di Seksi lain dalam Spesifikasi ini untuk bahan yang
bersangkutan.

4) Standar Rujukan, Pengajuan Kesiapan Kerja, Cuaca yang Diijinkan untuk


Bekerja, Perbaikan Terhadap Pekerjaan Pelebaran Perkerasan yang Tidak
Memenuhi Ketentuan dan Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah
Pengujian

Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 5.1 untuk Lapis Pondasi Agregat,
Seksi 5.4 untuk Lapis Pondasi Semen Tanah, dan Seksi 6.3 untuk Campuran
Aspal Panas harus berlaku, sesuai dengan bahan yang bersangkutan. Pada
pelebaran yang sempit sesuai Seksi 4.1.3.(4). dan rentang tebal lapis yang
diijinkan pada setiap penghamparan, harus memperhatikan kemampuan alat
pemadat (Roller) dan memenuhi kriteria bahan yang digunakan.

1.2. BAHAN
Pekerjaan pelebaran perkerasan akan dilaksanakan dengan menggunakan
timbunan (bila ditunjukkan dalam Gambar), Lapis Pondasi Agregat atau Lapis
Pondasi Semen Tanah, dan Lapisan Beraspal, bersama dengan Lapis Resap
Pengikat yang diperlukan, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bahan tersebut
harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 3.2, 5.1, 5.4, 6.1 dan
6.3 dari Spesifikasi Umum, yang berlaku sesuai dengan bahan yang
bersangkutan.

1.3. PERSIAPAN UNTUK PELEBARAN PERKERASAN


1) Lebar Galian dan Penggalian Bahan yang Ada
a) Galian untuk Pelebaran Perkerasan harus mampu menyediakan ruang
gerak yang cukup untuk alat penggilas (roller) normal untuk memadatkan
badan jalan (sub-grade). Lebar galian untuk pelebaran selebar 1,2 m
dipandang sebagai pelebaran praktis minimum. Detail pelebaran akan
ditunjukkan dalam Gambar.

11
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

b) Bahan yang ada harus digali hingga kedalaman yang ditunjukkan dalam
Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Kecuali jika
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan galian tidak boleh digunakan
kembali sebagai bahan untuk pekerjaan Pelebaran Perkerasan.

2) Pencampuran Bahan Berbutir yang Baru dan Lama


Pencampuran di tempat antara bahan berbutir yang baru dengan lama
umumnya tidak diperkenankan. Meskipun demikian, bilamana bahu jalan
lama tampak atau diketahui terbuat dari bahan agregat yang baik, maka
Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa menggali lubang uji
(test pit) untuk memastikan mutu bahu jalan lama dan selanjutnya dapat
menyetujui penggaruan bahan yang ada hingga kedalaman rancangan,
dicampur dengan bahan yang baru sebagaimana diperlukan dan dipadatkan
kembali. Bilamana telah dilaksanakan dengan cara ini, Pekerjaan Pelebaran
Perkerasan tetap harus memenuhi semua toleransi dimensi dan mutu yang
disyaratkan dalam Seksi ini.

3) Pemangkasan Tepi Jalur Lalu Lintas


Tepi perkerasan jalur lalu lintas yang terekspos harus dipangkas sampai
mencapai bahan yang keras (sound), yang tidak lepas atau retak atau
ketidakstabilan lainnya, untuk membentuk permukaan vertikal yang bersih,
memenuhi ketentuan dalam Pasal 813 dari Spesifikasi Umum.

4) Lebar Pekerjaan Pelebaran


Lebar pelebaran perkerasan harus cukup untuk pelebaran jalur lalu lintas
sesuai dengan lebar rancangan, sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan, serta pelebaran
tambahan yang cukup sehingga memungkinkan tepi setiap lapisan yang
dihampar bertangga terhadap lapisan di bawahnya atau terhadap
perkerasan lama. Susunan bertangga ini diperlukan untuk memungkinkan
penggilasan yang sedikit ke luar dari tepi hamparan dan untuk memperoleh
daya dukung samping yang memadai, dan harus dibuat berturut-turut
selebar 5 cm untuk setiap pelapisan (overlay) yang dihampar.
a) Pelebaran perkerasan yang diperlukan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar untuk setiap ruas jalan hanya merupakan nilai rata-rata saja dan
lebar pelebaran aktual yang diperlukan dari meter ke meter sepanjang
jalan bervariasi sebagai- mana yang diperlukan dan sebagaimana yang

12
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

diperintahkan Direksi Pekerjaan dengan tujuan untuk mencapai lebar


rancangan rata-rata pada setiap titik.

5) Penyiapan Bentuk Permukaan


a) Formasi galian pada lokasi Pelebaran Perkerasan harus disiapkan,
dipadatkan dan diuji sebagaimana disyaratkan untuk Penyiapan Badan
Jalan dalam Seksi 3.3 dari Spesifikasi Umum. Penyedia Jasa harus
memelihara permukaan tersebut dalam keadaan kadar air optimum dan
stabil sampai penghamparan bahan yang diperlukan untuk pelebaran
perkerasan, yang harus diisi dengan bahan tersebut sesegera mungkin
setelah pekerjaan penggalian.

b) Formasi yang disiapkan harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan sesaat


sebelum penghamparan bahan yang diperlukan untuk pelebaran
perkerasan dan bahan tersebut tidak boleh dihampar sebelum pekerjaan
penyiapan badan jalan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

6) Penebangan Pohon untuk Pelebaran Jalan


Penebangan pohon hanya akan dilaksanakan bilamana mutlak diperlukan
untuk pelaksanaan pelebaran jalan, baik pada jalur lalu lintas maupun pada
bahu jalan. Pohon-pohon yang sudah ditebang harus diganti dengan cara
penanaman pohon baru di daerah berm (di luar bahu jalan). Penebangan
pohon tidak boleh dilaksanakan bilamana kestabilan lereng lama menjadi
terganggu. Pengukuran dan pembayaran untuk penebangan dan
pembuangan pohon sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan dan
penanaman pohon baru diuraikan dalam Seksi 8.2 dan 8.3 dari Spesifikasi
Umum.

1.4. PENGHAMPARAN & PEMADATAN BAHAN PELEBARAN PERKERASAN


1) Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi Agregat
a) Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3 dalam Spesifikasi Umum
harus berlaku kecuali bahwa frekuensi pengujian pengendalian mutu
harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga tidak kurang dari lima
pengujian indeks plastisitas (plasticity index), lima pengujian gradasi
butiran, dan satu pengujian kepadatan kering maksimum harus dilakukan
untuk tiap 500 meter kubik bahan yang dibawa ke lapangan.

13
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

b) Bilamana Lapis Pondasi Agregat telah dicampur dengan bahan lama,


maka frekuensi minimum dari pengujian yang disyaratkan dalam (a) di
atas harus diterapkan pada tiap bahan baru yang dibawa ke lapangan,
dan sebagai tambahan harus diterapkan juga pada bahan yang telah
dicampur di lapangan. Untuk pengujian tambahan, Penyedia Jasa harus
mengambil contoh dari bahan yang telah dicampur sampai kedalaman
rancangan pada lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

c) Frekuensi pengujian pengendalian kepadatan dan kadar air paling sedikit


harus satu pengujian (SNI 03-2828-1992) untuk setiap 50 m pekerjaan
pelebaran pada masing-masing sisi dari jalan (jika diterapkan pelebaran
dua sisi), diukur sepanjang sumbu jalan.

2) Memproduksi, Menghampar, Memadatkan, dan Pengujian Bahan


Perkerasan pada Pekerjaan Pelebaran

Ketentuan yang disyaratkan pada Seksi lain dalam Spesifikasi ini yang
berhubungan dengan Produksi, Penghamparan, Pemadatan dan Pengujian
Bahan Perkerasan harus berlaku dengan perkecualian berikut ini:
a) Sebelum bahan dihampar, lapis resap pengikat yang sesuai harus
disemprotkan pada lapis pondasi yang sudah dipersiapkan dan lapis
perekat yang sesuai juga harus disemprot pada permukaan vertikal dari
tepi perkerasan lama.

b) Pada pelebaran yang agak sempit, penghamparan dapat dilakukan


dengan cara manual, tetapi dalam batas-batas temperatur seperti
penghamparan dengan mesin. Pemadatan harus dilakukan menggunakan
alat pemadat mekanis atau alat pemadat bergerak bolak balik yang
disetujui. Alat pemadat kecil yang bermesin sendiri dapat digunakan
bilamana lebar pekerjaan pelebaran cukup untuk menampung seluruh
lebar roda alat pemadat.

c) Pengujian kepadatan dari bahan lapisan beraspal terhampar yang


ditentukan dengan pengujian benda uji inti (core), harus dilaksanakan
dengan frekuensi tidak kurang dari satu pengujian setiap 50 m pekerjaan
pelebaran untuk masing-masing sisi jalan (jika diterapkan pelebaran dua
sisi), diukur sepanjang sumbu jalan.

14
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

2. BAHU JALAN
1.2. UMUM

1) Uraian
Pekerjaan ini harus terdiri dari pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan bahan bahu jalan pada tanah dasar yang telah disiapkan atau
permukaan lainnya yang disetujui dan pelaburan (sealing) jika diperlukan, untuk
pelaksanaan bahu jalan baru atau peningkatan bahu jalan sesuai dengan garis,
kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Ini


a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8
b) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9
c) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11
d) Pengamanan Lingkungan Hidup : Seksi 1.17
e) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19
f) Penyiapan Badan Jalan : Seksi 3.3
g) Lapis Pondasi Agregat : Seksi 5.1
h) Perkerasan Beton : Seksi 5.3
i) Lapis Pondasi Semen Tanah : Seksi 5.4
j) Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1
k) Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU) dan Laburan Aspal : Seksi 6.2
Dua Lapis (BURDA)
l) Campuran Beraspal Panas : Seksi 6.3
m) Pengembalian Kondisi Jalan Lama : Seksi 8.1
n) Pengembalian Kondisi Bahu Jalan Lama pada Jalan Ber- : Seksi 8.2
penutup Aspal
o) Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan, Drainase, : Seksi 10.1
p) Perlengkapan JalanSamping
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
dan Jembatan : Seksi 10.2

3) Toleransi Dimensi

a. Untuk bahu jalan dengan laburan aspal, toleransi elevasi dan kerataan yang
disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(3), harus berlaku.
b. Untuk bahu jalan dengan perkerasan semen, toleransi elevasi dan kerataan
yang disyaratkan dalam Pasal 5.3.1.(3), harus berlaku
c. Untuk bahu jalan semen tanah, toleransi elevasi dan kerataan yang
disyaratkan dalam Pasal 5.4.1.(3), harus berlaku.

15
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

d. Untuk bahu jalan dengan campuran beraspal panas, toleransi elevasi dan
kerataan yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.1.(4), harus berlaku
e. Untuk bahu jalan tanpa laburan aspal, permukaan akhir yang telah
dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 1,5 cm di bawah atau di atas
elevasi rancangan, pada setiap titik.
f. Permukaan akhir bahu jalan, termasuk setiap pelaburan atau perkerasan
lainnya yang dihampar diatasnya, tidak boleh lebih tinggi maupun lebih
rendah 1,0 cm terhadap tepi jalur lalu lintas yang bersebelahan.
g. Lereng melintang tidak boleh bervariasi lebih dari 1,0 % dari lereng
melintang rancangan.

4) Standar Rujukan
Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(4), 5.3.1.(4), 5.4.1.(4), 6.1.1.(3),
6.2.1.(3) dan 6.3.1.(5) masing-masing untuk Lapis Pondasi Agregat, Perkerasan
Beton, Lapis Pondasi Semen Tanah, Lapis Resap Pengikat, Burtu, dan Campuran
Beraspal Panas harus berlaku.

5) Pengajuan Kesiapan Kerja


Ketentuan yang diyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(5), 5.3.1.(5), 5.4.1.(5), 6.1.1.(6),
6.2.1.(7) dan 6.3.1.(6) masing-masing untuk Lapis Pondasi Agregat, Perkerasan
Beton, Lapis Pondasi Semen Tanah, Lapis Resap Pengikat, Burtu, dan Campuran
Beraspal Panas harus berlaku.

6) Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja


Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(6), 5.3.1.(6), 5.4.1.(6), 6.1.1.(4),
6.2.1.(4) dan 6.3.1.(7) masing-masing untuk Lapis Pondasi Agregat; Perkerasan
Beton, Lapis Resap Pengikat, Burtu, dan Campuran Beraspal Panas harus berlaku.

7) Perbaikan Bahu Jalan yang Tidak Memenuhi Ketentuan


Harus berlaku ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(7), 5.3.1.(7),
5.4.1.(7), 6.1.1.(5), 6.2.1.(5) dan 6.3.1.(8) masing-masing untuk Lapis Pondasi
Agregat, Perkerasan Beton, Lapis Pondasi Semen Tanah, Lapis Resap Pengikat,
Burtu, dan Campuran Beraspal Panas harus berlaku.

8) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima


Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan
terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana

16
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

disyaratkan dalam Pasal 4.2.1.(7) di atas, Penyedia Jasa juga harus


bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua bahu jalan yang sudah
selesai dikerjakan dan diterima selama Periode Pelaksanaan.

9) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian


Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(8), 5.3.1.(8), Pasal 5.4.1.(7) dan
6.3.1.(9) untuk Lapis Pondasi Agregat, Perkerasan Beton, Lapis Pondasi Semen
Tanah, dan Campuran Beraspal Panas harus berlaku.

10) Pengendalian Lalu Lintas


a. Pengendalian Lalu Lintas harus sesuai dengan ketentuan Seksi 1.8
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.
b. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas semua akibat yang
ditimbulkan oleh lalu lintas yang melewati bahu jalan yang baru selesai
dikerjakan dan bila perlu Penyedia Jasa dapat melarang lalu lintas yang
demikian ini dengan menyediakan jalan alih (detour) atau pelaksanaan
setengah badan jalan.

1.3. PERSIAPAN UNTUK PELEBARAN PERKERASAN


Ketentuan bahan yang disyaratkan dalam Divisi 5 dan Divisi 6 berlaku juga
untuk Seksi ini. Lapis Pondasi Agregat Kelas S hanya digunakan untuk bahu jalan
tanpa penutup.

1.4. PELAKSANAAN DAN PEMADATAN


1) Persiapan tempat untuk penghamparan bahan-bahan bahu jalan, termasuk
galian pada bahan yang ada, pencampuran bahan yang baru dan lama (bilamana
diijinkan oleh Direksi Pekerjaan), pemangkasan tepi perkerasan pada jalur lalu
lintas lama, dan penyiapan formasi sebelum bahan dipasang, harus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan Pasal 8.1.3 dan Seksi 8.2 dari
Spesifikasi ini.
2) Pelaksanaan bahan bahu jalan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan
pada Pasal 5.1.3, 5.3.5, 5.4.5, 6.1.4, 6.2.5 dan 6.3.6 dari Spesifikasi ini, masing-
masing untuk Lapis Pondasi Agregat, Perkerasan Beton, Lapis Pondasi Semen
Tanah, Lapis Resap Pengikat, Burtu dan Campuran Beraspal Panas.

17
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

B. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1. PELEBARAN PERKERASAN
Tidak ada mata pembayaran dalam Seksi 4.1 ini. Pengukuran terhadap penggalian
bahan yang ada, penyiapan badan jalan, pemasokan, penghamparan, pemadatan,
dan penyelesaian pekerjaan Pelebaran Perkerasan, haruslah dipandang seluruhnya
dibayar menurut berbagai Mata Pembayaran yang terdapat dalam Seksi-seksi lain
yang relevan.

2. BAHU JALAN

2.1. Cara Pengukuran


Ketentuan yang disyaratkan dalam Divisi 5 dan Divisi 6 berlaku pada Seksi ini

2.2. Pengukuran Untuk Pekerjaan Yang Diperbaiki


Ketentuan yang disyaratkan dalam Divisi 5 dan Divisi 6 berlaku pada Seksi ini

2.3. Dasar Pembayaran


Kuantitas yang ditentukan dengan cara di atas, harus dibayar menurut Harga
Kontrak per satuan pengukuran masing-masing untuk setiap mata pembayaran
yang terdaftar di bawah ini dan terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dimana harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk
perolehan, pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan
pengujian bahan, pemeliharaan permukaan akibat beban lalu lintas, dan semua
biaya lain yang diperlukan atau seharusnya untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya pada pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran
4.2.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A Meter Kubik
4.2.(2a) Lapis Pondasi Agregat Kelas B Meter Kubik
4.2.(2b) Lapis Pondasi Agregat Kelas S Meter Kubik
Semen Untuk Lapis Pondasi Semen
4.2.(3) Ton
Tanah

18
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

4.2.(4) Lapis Pondasi SemenTanah Meter Kubik


4.2.(5) Agregat Penutup BURTU Meter Persegi
Bahan Aspal Untuk Pekerjaan
4.2.(6) Liter
Pelaburan
4.2.(7) Lapis Resap Pengikat Liter
4.2.(8) Lapis Resap Perekat Liter
4.2.(9) Laston Lapis Antara (AC-BC) Ton
Laston Lapis Antara Modifikasi (AC-
4.2.(10) Ton
BC Mod)
4.2.(11) Laston Lapis Pondasi (AC-Base) Ton
Laston Lapis Pondasi Modifikasi (AC-
4.2.(12) Ton
Base Mod)
4.2.(13) Bahan Anti Pengelupasan Kg
4.2.(14) Perkerasan Beton Semen Meter Kubik
Perkerasan Beton Semen dengan
4.2.(15) Meter Kubik
Anyaman Tulangan Tunggal
4.2.(16) Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus Meter Kubik

19
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

BAB III
PENUTUP

A. EVALUASI KEGIATAN BELAJAR


Dalam pelaksanaan kegiatan belajar, perlu diakukan evaluasi kegiatan yaitu :
1. Evaluasi bagi peserta, dilakukan oleh pengajar/Widyaiswara dengan membuat
pertanyaan yang terkait dengan isi Materi pemebelajaran
2. Evaluasi pengajar/Widyaiswara dilakukan oleh para peserta untukmelakukan
penilaian terhadap penyajian, penyampaian materi ,kerapihan
pakaian,kedisiplinan,penguasaan materi,metoda pembelajaran,penjelasan
dan menjawab pertanyaan dan lain lain
3. Demikian juga untuk evaluasi penyelenggaraan diklat, peserta mengevaluasi
panitia/penyelenggara diklat, terkait dengan penyiapan diklat, sarana dan
Prasarana belajar, fasilitas penginapan, makanan dan lain lain

B. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Dari hasil pembelajaran dan evaluasi penyelenggaraan Diklat, maka diharapkan
penyelenggara melakukan evaluasi dan menyampaikan kepada pihak terkait,
satminkal terkait, widyaiswara, penyelenggara diklat maupun peserta, dan kemudian
dilakukan perbaikan atau tindak lanjut.

20
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen Bina Marga, 2011, Manual Survai Kondisi Jalan dan Pemeliharaan Rutin
(No.001-01/M/BM/2011

Ditjen Bina Marga, 2011, Manual Perbaikan Standar untuk Pemeliharaan Rutin
Jalan (No.001-02/M/BM/2011

Ditjen Bina Marga, 2014, Spesifikasi Umum 2010 ( Revisi 3 )

21
MODUL – 5 SPESIFIKASI PELEBARAN PERKERASAN DAN 2016
BAHU JALAN

TIM PENYUSUN

1. Ir. Tasripin Sartiyono, MT


2. Ir. Erwin Agus, MM
3. Ir. Setia Budi, ST.M.Si
4. Ir. Sulistiyono
5. Dr. Ir. Nyoman Suaryana, M.Eng.Sc
6. Ir. Nawawi Achwan, M.Sc.
7. Ir. Bambang Suryono, M.Eng.Sc
8. Ir. Jaja Pryadi, M.Eng.Sc
9. Ir. Gatot Soejatmodjo, MT
10. Ir. Ajang Zaenal, MT

22
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BA DA N P E N G E M BA N GA N S U M B E R DAYA M A N U S I A
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN,
PERMUKIMAN, DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

Anda mungkin juga menyukai