PENDAHULUAN
Latar Belakang
Isu lingkungan pertanian yang menjadi masalah dunia pada saat ini adalah
emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.
Isu lingkungan yang lain adalah pencemaran penggunaan pupuk anorganik dan
pestisida secara berlebih yang menghasilkan residu di dalam tanah dan perairan
akibat pengelolaan lahan intensif dalam pertanian saat ini. Selain itu pencemaran
limbah industri dan limbah bahan berbahaya beracun (B3) dari kegiatan industri
plot, hingga hamparan dan hasil dokumen ilmiah ini kemudian disosialisasikan di
petani.
pergeseran lama waktu musim hujan menjadi lebih pendek dan sebaliknya lama
waktu musim kemarau menjadi lebih panjang. Hasil pemantauan data hidrologi
menunjukkan bahwa jumlah curah hujan yang jatuh di suatu wilayah selama hampir
kekeringan. Pada musim hujan terjadi ekstrim basah, air hujan melimpah sehingga
menimbulkan banjir, longsor, dan erosi. Kedua fenomena ini akan berdampak pada
1
2
ketersediaan air di muka bumi secara kuantitas maupun kualitas. Dalam bidang
membagikan air berupa saluran pemberi dan untuk membuang air kelebihan berupa
kebutuhan air maksimum untuk menghindari kekurangan air pada areal irigasi.
Sedangkan pembuatan untuk saluran drainase didasarkan pada jumlah air yang
harus dibuang dalam jangka waktu tertentu untuk menghindari kelebihan air pada
areal irigasi.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui suatu kualitas air irigasi
dan dapat menghitung kualitas air irigasi melalui electrical conductivity pada air
yang di uji.
2
3
TINJAUAN PUSTAKA
Irigasi
kepentingan pertanian dengan memanfaatkan air yang berasal dari permukaan dan
air tanah (Kartasapoetra dan Sutedjo 1994). Sumber irigasi dapat berupa air
permukaan dan air tanah. Sumber irigasi permukaan meliputi sungai, waduk, dan
danau. Air irigasi yang digunakan untuk pertanian sebaiknya memenuhi baku mutu
air irigasi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 termasuk dalam kelas
Kualitas Air
Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau
komponen lain di dalam air (Sahabuddin dkk., 2014). Kualitas air secara umum
ditunjukkan oleh mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau
keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan
ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan
Menurut Sitti (2011), kualitas air yang meliputi karakteristik fisik air
diantaranya :
anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan
3
4
- Solid (Zat padat): Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat
- Bau dan rasa: Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam
air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam
Suatu tanaman akan selalu membutuhkan air pada kapasitas lapang dan
oleh jumlah air yang tersedia dalam tanah, sehingga air mempunnyai peranan
perubahan pada tanaman yang jika dibiarkan akan menyebabkan kematian pada
Menurut Jumin (2002) fungsi air pada tanaman adalah sebagai berikut:
- Bagian dari protoplasma, biasanya air memetik 85% sampai 90% dari berat
tumbuh.
4
5
- Reagen yang penting dalam proses fotosintesis dan dalam proses hidrolitik
- Pelarut garam, gas dan berbagai material yang bergerak kedalam tanaman,
Dalam pemanfaatan air tanah, perlu dipelajari potensi air tanah yaitu dari
imbuhan air tanah alamiah, kondisi hidrogeologi dan karakteristik hidraulik akuifer.
Jumlah imbuhan air tanah tahunan merupakan hasil perkalian dari curah hujan rata-
dijumpai di lapangan yaitu akuifer terkekang, akuifer semi terkekang dan akuifer
hidraulik, dan koefisien kandungan atau simpanan pada akuifer terkekang atau
lepasan jenis (specific yield) pada akuifer bebas. Penggunaan air tanah untuk
Absorption Ratio (SAR), daya hantar listrik (DHL), total padatan terlarut (TDS),
Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau diuji berdasarkan
Hidup Nomor : 115 Tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter
kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis.
Parameter fisik menyatakan kondisi fisik air atau keberadaan bahan yang dapat
diamati secara visual/kasat mata. Yang termasuk dalam parameter fisik ini adalah
5
6
kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan dengan BOD, COD, TOC), mineral
air sungai dapat dinyatakan dalam kondisi baik atau cemar. Sebagai acuan dalam
menyatakan kondisi tersebut adalah baku mutu air, sebagaimana diatur dalam
dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman akan optimal apabila suhu dan kelembaban
yang berbeda-beda terhadap suhu dan kelembaban. Namun secara umum dapat
tanaman, dimana semakin banyak energi matahari yang diserap akan berpengaruh
terhadap perkembangan akar tanaman. Daun pada tanaman yang tumbuh di daerah
penuh cahaya akan lebih tebal dan sempit dibandingkan tanaman yang tumbuh di
6
7
kesesuaian air untuk budidaya tanaman dan untuk memonitor konsentrasi larutan
target konsentrasi hara di zona perakaran yang merupakan alat untuk menentukan
Nilai EC (electrical conductivity) meter atau pengukur daya hantar listrik dapat
menunjukan kandungan garam yang terlarut dalam air. Kadar garam terlarut yang
terlalu tinggi dapat mengganggu tanaman. Cekaman yang terjadi direspon berbeda
oleh tanaman yang berbeda (Sipayung, 2003). Oleh sebab itu, penting untuk
mengetahui kadar garam terlarut dalam air irigasi. Selain itu pH sebagai salah satu
indikator kualitas air juga penting diketahui karena tingkat pH mempengaruhi unsur
Dalam menentukan kualitas air dikenal tiga parameter utama, yaitu oksigen
terlarut, kebutuhan oksigen biologis, dan kebutuhan oksigen kimia. Oksigen (O2)
merupakan parameter penting dalam air. Sebagian besar makhluk hidup dalam air
hewan yang hidup di air bergantung pada oksigen terlarut. Keseimbangan oksigen
Prinsip kerja EC meter adalah mengukur penghantaran listrik antara katoda dan
anoda. Nilai EC yang dijadikan standar untuk tanaman daun berada pada angka
1600 – 2400 µS/cm (Morgan 2000). Namun untuk masa pertumbuhan awal, nilai
7
8
EC yang digunakan adalah 1000 – 1200 µS/cm atau setengah dari kebutuhan sesuai
yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. PH memiliki skala nilai dari 0
sampai 14, dengan nilai pH normal adalah 7. Nilai pH yang umum digunakan untuk
pertumbuhan tanaman memerlukan larutan yang sedikit asam dengan pH antara 5.5
sampai 6.5. Namun tanaman dapat tumbuh dan bertahan pada pH 5 – 7.5
8
9
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Oktober 2019 pada
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air yang diambil
dari Kamar Mandi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara sebagai sampel
air yang akan diuji dan aquades digunakan untuk menetralkan alat pH meter dan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah botol aqua bekas
sebagai wadah untuk menampung air, alat ukur conductivity meter untuk mengukur
nilai EC, alat ukur pH meter untuk mengukur nilai pH pada air, pulpen dan kertas
Prosedur Praktikum
9
10
Hasil
10
11
Pembahasan
Kamar Mandi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara 7,475 dengan suhu
29ºC dan memiliki nilai Ec sebesar 265 µS/cm. Percobaan II dengan pH pada air
7,254 dengan suhu 29ºC dan memiliki nilai Ec sebesar 266 µS/cm. Percobaan III
pH 7,573 dengan suhu 29ºC dan memiliki nilai Ec sebesar 267 µS/cm. Dari hasil
praktikum yang dilakukan, di dapat nilai rata-rata Ec pada air kamar mandi Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara lebih kecil dari satandar mutu air untuk
tanaman 1600 – 2400 µS/cm. Hal ini sesuai dengan literatur Morgan (2000) yang
menyatakan bahwa nilai EC yang dijadikan standar untuk tanaman daun berada
pada angka 1600 – 2400 µS/cm (Morgan 2000). Namun untuk masa pertumbuhan
awal, nilai EC yang digunakan adalah 1000 – 1200 µS/cm atau setengah dari
kepentingan pertanian dengan memanfaatkan air yang berasal dari permukaan dan
air tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Kartasapoetra dan Sutedjo (1994) yang
menyatakan bahwa Irigasi adalah kegiatan penyediaan dan pengaturan air untuk
permukaan dan air tanah. Sumber irigasi dapat berupa air permukaan dan air tanah.
Sumber irigasi permukaan meliputi sungai, waduk, dan danau. Air irigasi yang
digunakan untuk pertanian sebaiknya memenuhi baku mutu air irigasi sesuai
11
12
Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau
komponen lain di dalam air. Hal ini sesuai dengan literatur Sahabuddin dkk., (2014)
yang menyatakan bahwa kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup,
zat, energi atau komponen lain di dalam air. Kualitas air secara umum ditunjukkan
oleh mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan
tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan
lain, sebagai contoh kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air
temperatur, warna, solid, bau dan rasa. Hal ini sesuai dengan literatur Sitti (2011)
yang menyatakan bahwa kualitas air yang meliputi karakteristik fisik air
diantaranya :
anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan
12
13
- Solid (Zat padat): Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat
- Bau dan rasa: Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam
air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam
literatur Linsley (1991) yang menyatakan bahwa suatu tanaman akan selalu
membutuhkan air pada kapasitas lapang dan utuk memenuhinya dapat melalui
irigasi. Pertumuhan tanaman sangat dibatasi oleh jumlah air yang tersedia dalam
tanah, sehingga air mempunnyai peranan penting dalam proses kehidupan tanaman.
akan dapat menyebabkan perubahan pada tanaman yang jika dibiarkan akan
Air memiliki beberapa fungsi yang baik untuk tanaman. Menurut Jumin (2002)
- Bagian dari protoplasma, biasanya air memetuk 85% sampai 90% dari berat
tumbuh.
- Reagen yang penting dalam proses fotosintesis dan dalam proses hidrolitik
13
14
- Pelarut garam, gas dan berbagai material yang bergerak kedalam tanaman,
beberapa parameter seperti Sodium Absorption Ratio (SAR), daya hantar listrik
(DHL), total padatan terlarut (TDS), kadar Sodium dan Chlorida. Hal ini sesuai
dengan literatur Encona (1988) yang menyatakan bahwa pemanfaatan air tanah,
perlu dipelajari potensi air tanah yaitu dari imbuhan air tanah alamiah, kondisi
hidrogeologi dan karakteristik hidraulik akuifer. Jumlah imbuhan air tanah tahunan
merupakan hasil perkalian dari curah hujan rata-rata tahunan dengan koefisien
terkekang, akuifer semi terkekang dan akuifer bebas. Karakteristik hidrolik yang
simpanan pada akuifer terkekang atau lepasan jenis ( specific yield) pada akuifer
bebas.Selain potensi air tanah dari aspek kuantitas juga perlu dipertimbangkan
menurut aspek kualitas. Penggunaan air tanah untuk keperluan irigasi haruslah
daya hantar listrik (DHL), total padatan terlarut (TDS), kadar Sodium dan Chlorida
kualitatif air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu
(Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003).
Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi
parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Parameter fisik menyatakan kondisi fisik
14
15
air atau keberadaan bahan yang dapat diamati secara visual/kasat mata. Yang
warna, rasa, bau, suhu, dan sebagainya. Parameter kimia menyatakan kandungan
(dinyatakan dengan BOD, COD, TOC), mineral atau logam, derajat keasaman,
kandungan mikroorganisme dalam air, seperti bakteri, virus, dan mikroba pathogen
dalam kondisi baik atau cemar. Sebagai acuan dalam menyatakan kondisi tersebut
adalah baku mutu air, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82
tahun 2001.
pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat dilihat dari setiap tanaman memiliki
kelembaban dipengaruhi oleh lama penyinaran dan radiasi matahari. Energi panas
matahari merupakan faktor yang sangat penting dan memiliki pengaruh besar
Daun pada tanaman yang tumbuh di daerah penuh cahaya akan lebih tebal dan
15
16
kesesuaian air untuk budidaya tanaman dan untuk memonitor konsentrasi larutan
hara. Hal ini sesuai dengan literatur Mahjoor dkk., (2016) yang menyatakan bahwa
garam yang dapat digunakan untuk menentukan secara umum kesesuaian air untuk
hara di zona perakaran yang merupakan alat untuk menentukan pemberian larutan
merupakan tiga parameter utama untuk menentukan kualitas air. Hal ini sesuai
dengan literatur Isidoro dan Ramon (200) yang menyatakan bahwa dalam
menentukan kualitas air dikenal tiga parameter utama, yaitu oksigen terlarut,
merupakan parameter penting dalam air. Sebagian besar makhluk hidup dalam air
hewan yang hidup di air bergantung pada oksigen terlarut. Keseimbangan oksigen
pengukur daya hantar listrik dapat menunjukan kandungan garam yang terlarut
dalam air. Kadar garam terlarut yang terlalu tinggi dapat mengganggu tanaman.
16
17
Cekaman yang terjadi direspon berbeda oleh tanaman yang berbeda. Oleh sebab
itu, penting untuk mengetahui kadar garam terlarut dalam air irigasi. Selain itu pH
sebagai salah satu indikator kualitas air juga penting diketahui karena tingkat pH
penghantaran listrik antara katoda dan anoda. Nilai EC yang dijadikan standar
untuk tanaman daun berada pada angka 1600 – 2400 µS/cm Namun untuk masa
pertumbuhan awal, nilai EC yang digunakan adalah 1000 – 1200 µS/cm atau
oleh suatu zat, larutan atau benda. Hal ini sesuai dengan literatur Morgan (2000)
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. PH
memiliki skala nilai dari 0 sampai 14, dengan nilai pH normal adalah 7. Nilai pH
sedikit asam dengan pH antara 5.5 sampai 6.5. Namun tanaman dapat tumbuh dan
(KOH).
17
18
KESIMPULAN
kesesuaian air untuk budidaya tanaman dan untuk memonitor konsentrasi larutan
hara. Tiga parameter utama untuk menentukan kualitas air adalah oksigen terlarut,
kebutuhan oksigen biologis dan kebutuhan oksigen kimia. Pada praktikum yang
Universitas Sumatera Utara 7,475 dengan suhu 29ºC dan memiliki nilai Ec sebesar
265 µS/cm. Percobaan II dengan pH pada air 7,254 dengan suhu 29ºC dan memiliki
nilai Ec sebesar 266 µS/cm. Percobaan III pH 7,573 dengan suhu 29ºC dan
memiliki nilai Ec sebesar 267 µS/cm. Dari hasil praktikum yang dilakukan, di dapat
nilai rata-rata Ec pada air kamar mandi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara lebih kecil dari satandar mutu air untuk tanaman 1600 – 2400 µS/cm.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Encona dan Donald M. 1988. East Java Provincial Water Resources Master Plan
Study for Water Supply. Ministry of Public Works. Jakarta
Isidoro, D. dan Ramon A. 2007. River water quality and irrigated agriculture in the
Ebrobasin: an interview. International Journal of Water Resources
Development 23: 91 – 106.
Linsley, R.K. 1991. Teknik Sumber Daya Air Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
Mahjoor, F., Ghaemi A.A., dan Golabi M.H. 2016. Interaction effects of water
salinity and hydroponic growth medium on eggplant yield, water-use 26
efficiency, and evapotranspiration. International Soil and Water
Conservation Research. 4: 99-107.
Morgan L. 2000. The Best of the Growing Edge 2, the Basic Elements of
Hydroponic. Corvallis (USA). New Moon Publishing Inc.
Sahabuddin., Harisuseno, D., Yuliani, E. 2014. Analisa Status Mutu Air dan Daya
Tampung Beban Pencemaran Sungai Wanggu Kota Kendari. Jurnal
Pengairan. Universitas Brawijaya. Malang.
Satria, O. 2017. Simulasi Suhu Air dalam Bak Penanaman dari Sistem Hidroponik
Rakit Apung [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sipayung, R. 2003. Stres Garam dan Mekanisme Toleransi Tanaman. USU Digital
Library. Medan.
Sitti, M. 2011. Daerah Aliran Sungai (Das) sebagai Satuan Unit Perencanaan
Pembangunan Pertanian Lahan Kering Berkelanjutan. Program Pasca
Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
19